Anda di halaman 1dari 31

Laporan Praktikum Dosen Pembimbing

Operasi Teknik Kimia Zulfansyah, ST., MT




POMPA SENTRIFUGAL








Disusun oleh :

Kelompok : VIII (Delapan)
Nama Kelompok : 1. Boy Presley Panjaitan (1107035582)
2. Elvira Idha Cahyati (1107035649)
3. Frima Pandapotan S (1107036237)





LABORATORIUM INSTRUKSIONAL DASAR PROSES DAN
OPERASI PABRIK PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS RIAU
2012


Abstrak
Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari
suatu tempat ke tempat yang lain melaui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara
terus-menerus. Salah satu jenis pompa yang banyak digunakan dalam industri
kimia adalah pompa sentrifugal. Prinsip pengoperasian pompa sentrifugal adalah
mengubah kecepatan fluida menjadi tekanan. Percobaan ini bertujuan agar dapat
menjelaskan pengoperasian pompa sentrifugal dan karakteristiknya. Parameter
utama yang dipelajari yaitu dengan mengkaji laju aliran (flowrate), tinggi tekan
(pressure head), power dan efisiensi pompa tunggal dan pompa ganda, baik yang
disusun secara berurutan maupun serempak, dengan memvariasikan bukaan
kerangan, yakni : 90, 80, 70, 70, 80, dan 90. Kurva karakteristik pompa
sentrifugal, baik yang disusun tunggal, secara berurutan maupun serempak,
menunjukkan adanya hubungan antara head pompa, power, dan efisiensi
terhadap debit aliran air. Seiring dengan bertambahnya debit aliran air, head
pompa akan cenderung menurun, sedangkan power dan efisiensi pompa akan
semakin meningkat. Head pompa, power dan efisiensi yang dihasilkan pada
pompa tunggal berturut-turut adalah: 10,28 meter; 42,71 watt; dan 1,61%; pada
pompa ganda berurutan: 10,91 meter; 39,55 watt; dan 1,52%; serta pada pompa
ganda serempak: 10,38 meter; 48,82 watt; dan 1,69%. Berdasarkan hasil
percobaan, pemasangan pompa secara berurutan akan meningkatkan head
pompa, sedangkan pemasangan pompa secara serempak akan meningkatkan
debit aliran air.

Kata kunci : pompa, pompa sentrifugal, head pompa, power, efisiensi, debit
aliran.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan
tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan
kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga
(penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk
mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
1.1.1 Pengertian Pompa Sentrifugal
Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan
sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar). Pompa
sentrifugal merupakan satu alat transportasi fluida yang banyak digunakan di
industri kimia, mulai dari pengumpan reaktor sampai ke pendistribusian air dari
unit pengolah ke tempat lainnya. Beberapa keunggulan pompa sentrifugal
dibanding jenis lainnya adalah biaya pengoperasian dan perawatannya yang relatif
lebih murah, memerlukan tempat peletakan yang lebih kecil dan tidak
menghasilkan aliran yang berdenyut/bergetar (nonpulsating flow).
Praktikum pompa sentrifugal ini akan menjelaskan dasar pengoperasian
pompa sentrifugal dan karekteristiknya. Percobaan-percobaan yang dilakukan
akan mengkaji laju aliran (flow rate), tinggi tekan (pressure head), dan efisiensi
pompa tunggal dan pompa ganda, baik yang dipasang berurutan (series) maupun
serempak (parallel).
Prinsip pengoperasian pompa sentrifugal adalah mengubah kecepatan fluida
menjadi energi tekanan. Secara umum, pompa sentrifugal terdiri dari tiga bagian,
saluran masuk (inlet duct), baling-baling (impeller), dan saluran keluar (volute).
Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan
sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar). Prinsip-prinsip
dasar pompa sentrifugal ialah sebagai berikut:
1. Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar
sehingga kecepatan fluida meningkat
2. Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau
diffuser) menjadi tekanan atau head.
Luasan aliran pada mata impeller pompa biasanya lebih kecil dari daripada
luasan aliran pipa hisap pompa atau luas aliran yang melalui baling baling
impeller. Ketika cairan dipompakan memasuki mata pompa sentrifugal,
pengurangan luas area aliran terjadi seiring penambahan kecepatan aliran seiring
dengan pengurangan tekanan. Jumlah aliran pompa yang lebih besar, penurunan
tekanan yang lebih besar antara lubang hisap pompa dengan mata impeller.
Prinsip pengoperasian pompa sentrifugal adalah mengubah kecepatan fluida
menjadi energi tekanan. Secara umum, pompa sentrifugal terdiri dari tiga bagian,
saluran masuk (inlet duct), baling-baling (impeller), dan saluran keluar (volute).
Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan yang paling sederhana dalam
berbagai proses pabrik.
Pompa sentrifugal dalam pengoperasiannya dapat dipelajari dari
karakteristiknya yang berupa variabel-variabel dasar seperti head pompa (H), daya
yang dipasok (P
in
), daya yang keluar (P
out
), debit aliran (Q), dan efisiensi pompa
(q). Dari kurva karakteristik ini dapat ditentukan kondisi operasi terbaiknya.
Pemasangan pompa secara berurutan berguna untuk meningkatkan head pompa
sedangkan pemasangan serempak berguna untuk meningkatkan debit aliran.
Hubungan antar bentuk energi dalam pengoperasian pompa diperoleh dari
Hukum I Termodinamika, dengan mengamsumsikan suatu unit massa fluida yang
mengalir melalui suatu control volume. Hubungan tersebut dituliskan seperti
persamaaan (1) berikut,
F vdP z g
V
P
P
s W
+ + A + A =
}
2
1
2
2
.......................................................................(1)
yang mana,
-W
s
adalah kerja mekanik poros pompa terhadap fluida

2
2
V
A adalah perubahn energi kinetik fluida
z gA adalah perubahan energi potensial fluida
vdP
P
P
}
2
1
adalah perubahan energi tekanan,
Untuk fluida yang tak mampu mampat (incompressible), sepanjang aliran
densiti ( ), fluida akan tetap sama (constant). Sehingga bentuk suku vdP } akan
sama dengan / dP } atau (P
2
-P
1
) / , yang mana P
2
merujuk pada buangan
(discharge/outlet) pompa dan P
1
pada isapan (inlet) pompa. Sedangkan F,
merupakan energi yang hilang akibat gesekan, sebagai panas yang keluar
kelingkungan ataupun pemanasan fluida dari suatu sumber panas di luar aliaran
1.1.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Prinsip pengoperasian pompa sentrifugal adalah mengubah kecepatan fluida
menjadi energi tekanan. Secara umum, pompa sentrifugal terdiri dari tiga bagian,
saluran masuk (inlet duct), baling-baling (impeller), dan saluran keluar (volute).
Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan yang paling sederhana
dalam berbagai proses pabrik.
Gambar 1.1 dan 1.2 memperlihatkan bagaimana pompa jenis ini beroperasi:
- Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau
dalam hal jet pump oleh tekanan buatan.
- Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga
menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada
kecepatan tinggi.
- Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin
digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser
stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
Untuk lebih jelasnya mengenai bagian-bagian pompa sentrifugal dapat
dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 berikut:

Gambar 1.1 Bagian-bagian pompa sentrifugal (Geankoplis, CJ. 1997.
Transport Processes and Unit Operations. 3rd edition).

Gambar 1.2 Bagian-bagian pompa Sentrifugal (Geankoplis, CJ. 1997.
Transport Processes and Unit Operations. 3rd edition).

Pompa sentrifugal mempunyai sebuah impeller (baling-baling) untuk
mengangkat fluida dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi.
Daya dari luar menuju ke poros pompa secara tegak lurus. Karena timbul gaya
sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller ke luar melalui saluran
diantara sudu-sudu. Disini head tekanan zat cair menjadi lebih tinggi. Demikian
pula head kecepatannya menjadi lebih tinggi karena mengalami percepatan. Zat
cair yang keluar melalui impeller ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral)
yang mengelilingi impeller dan disalurkan keluar pompa melalui nosel. Di dalam
nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan. Jadi
impeller pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair sehingga energi yang
dikandungnya menjadi lebih besar. Dari uraian diatas jelas bahwa pompa
sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi
energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan perubahan head tekanan.

1.1.3. Head dan Daya Pompa

( )
|
|
.
|

\
|
+ +
|
|
.
|

\
|
=

1 2
1 2
2
1
2
2
2
P P
z z g
V V
WO
..(2)
Bentuk kerja W
o
, menggambarkan kerja actual yang dilakukan pada tahap-
tahap perubhan energi dari unit massa fluida. Bentuk kerja actual ini juga bisa
sinyatakan sebagai Total Head Dinamik (Total Dynamic Head) pompa, dengan
mengkonversi unit kerja per massa menjadi Head yang dinyatakan dengan
satuan panjang, dengan membagi persamaan (2) dengan percepatan gravitasi g.
( )
|
|
.
|

\
|
+ +
|
|
.
|

\
|

=
g
P P
z z
g
H
V V

1 2
1 2
2
1
2
2
2
(3)
Jika diameter pipa isap (Dp
1
) tidak sama, maka kecepatan fluida melintas
masuk pada titik 1 V
1
, juga tidak sama dengan kecepatan fluida yang melewati
titik 2 V
2
. Nilai V
1
dan V
2
dapat dengan mudah dicari melalui hubungan
kontinuitas fluida dengan syarat debit aliran Q diketahui.

2
2
2
1
2
1
4 4
V
Dp
V
Dp
Q
t t
= =
..................(4)

Peningkatan tekanan fluida yang melalui pompa ( )
1 2
P P P = A , dapat
dinyatakan dengan perbedaan pengukuran tekanan pada titik 1 dan 2. Untuk
pengukuran peningkatan tekanan P A dengan manometer nilai dapat dengan
mudah diselesaikan melalui persamaan berikut :

( )g h P P P
w m m
= = A
1 2
..(5)


Dengan hm adalah beda tinggi bacaan merkuri pada manometer, m

m
adalah densiti merkuri, kg/ m
3

w

adalah densiti air, kg/ m
3
Sehingga nilai
( )
w m m
h
P P

=
|
|
.
|

\
|
1 2
...............(6)
Dengan mensubstitusi persamaan (4) dan (6) ke dalam persamaan (3), maka total
head dinamik untuk system pemompaan fluida dari titik 1 ke 2 dapat dihitung
dengan persamaan berikut,
( ) ( )
w m m
h z z
Dp
Dp
Dp g
Q
H
t
+ +
(
(

|
|
.
|

\
|
=
1 2
4
2
1
2
1
2
2
1
8
..(7)

Daya yang dihasilkan pompa, biasanya disebut dengan water horsepower,
sebanding dengan laju kerja yang dilakukan terhadap fluida. Daya ini merupakan
kombonasi dari laju alir dan tinggi tekan yang dihasilkan pompa, nilainya dapat
dihitung melalui persamaan berikut,

gQH P
out
= (8)

dengan :
P
out
adalah daya yang dihasilkan pompa, watt (Joule/detik)
G adalah percepatan gravitasi, m
2
/ detik
Q adalah debit aliran, m
3
/ detik
H adalah total head pompa, m
adalah densiti fluida yang dipompakan, kg/ m
3

1.1.4 Karakteristik Pompa Sentrifugal
Kemampuan suatu pompa dalam pengoperasiannya dapat dipelajari dari
karakteristiknya (pump characteristic). Variabel-variabel dasar yang muncul
dalam kurva karakteristik tersebut adalah, daya yang dipasok pada pompa (input
power), debit aliran Q, head pompa, daya yang dihasilkan pompa (output power),
dan efisiensi pompa.
Jika kemampuan suatu pompa yang dioperasikan tidak memadai untuk suatu
pemakaian, pemasangan pompa ganda dapat dilakukan, baik secara berurutan
maupun serempak. Untuk meningkatkan head pompa, pemasangan dilakukan
secara berurutan, sedangkan untuk meningkatkan debit aliran, pemasangan
dilakukan secara serempak.

1.1.5 Effisiensi
Daya yang digunakan untuk menggerakan pompa biasanya lebih besar dari
daya yang dihasilkan pompa untuk menyemburkan fluida. Kehilangan daya
biasanya disebabkan kehilangan hidrolik, kehilangan volume dan kehilangan
mekanis. Perbandingan daya yang masuk dan keluar sistem pompa dinyatakan
dengan effisiensi pompa,
q =
in
out
p
P
x 100 %
Terdapat dua bentuk pemindahan daya yang terjadi dalam sistem pompa,
yaitu daya listrik (electrical power), yang dipindahkan menjadi daya mekanis
melalui motor pompa, dan daya mekanis yang memutar poros, dan kemudian
memutar baling-baling pompa, dan memindahkan gaya tersebut ke fluida.
Masing-masing pemindahan gaya tersebut memiliki efisiensi tersendiri, termasuk
efisiensi pompa keseluruhan (overall pump efficiency). Walaupun efisiensi
mekanis tidak dihitung, efisiensi pompa keseluruhan dapat ditentukan, jika besar
tegangan dan arus listrik yang memasukkan daya ke pompa diketahui. Daya listrik
yang masuk ke pompa merupakan hasil kali tegangan dan arus listrik yang masuk
ke pompa,
xI V P
in
= ...(9)
dengan:
P
in
= besarnya daya listrik yang masuk, Watt
V = besarnya tegangan listrik, Volt
I = kuat arus listrik, Ampere

1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Percobaan 1 : Pengoperasian Pompa Tunggal
Adapun tujuan dari percobaan 1 antara lain :
1. Mengoperasikan pompa sentrifugal dengan kecepatan putar tetap.
2. Mengukur debit aliran dan tekanan di sisi isapan dan semburan
pompa.
3. Membuat kurva karakteristik pompa sentrifugal, yang terdiri dari
debit aliran, head pompa dan efisiensi pompa keseluruhan.

1.2.2 Tujuan Percobaan 2 : Pengoperasian Pompa Ganda Berurutan
Adapun tujuan dari percobaan 2 antara lain :
1. Mengoperasikan pompa sentrifugal ganda yang disusun secara
berurutan.
2. Membuat kurva karakteristik pompa sentrifugal ganda yang disusun
secara berurutan, meliputi debit aliran, head pompa dan efisiensi
pompa keseluruhan.




1.2.3 Tujuan Percobaan 3 : Pengoperasian Pompa Ganda Serempak
Adapun tujuan dari percobaan 2 antara lain :
1. Mengoperasikan pompa sentrifugal ganda yang disusun secara
serempak.
2. Membuat kurva karakteristik pompa sentrifugal ganda yang disusun
secara serempak, meliputi debit aliran, head pompa dan efisiensi
pompa keseluruhan.





















BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Peralatan Percobaan
Peralatan utama berupa test rig pompa sentrifugal, terdiri dari :
1. Pompa, 3 unit (220 volts; 2900 rpm)
2. Bak air (0.50 x 0.39 x 0.50 m)
3. Pipa dan Valve
4. Manometer air raksa
5. Digital multitester, 2 unit
Peralatan pendukung, berupa :
1. Stopwatch 3. Wadah penampung air
2. Gelas ukur

4. Busur










Gambar 2.1. Rangkaian Alat Praktikum Pompa Sentrifugal

2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air.




2.3 Prosedur Kerja
2.3.1. Prosedur Kerja Pompa Tunggal :
1. Bak penampung masukkan dengan air setinggi dari tinggi bak.
2. Kerangan V
1
dan V
5
dibuka penuh sementara kerangan V
2,
V
3,
V
4
ditutup
termasuk kerangan yang menuju manometer.
3. Multitester dipasang pada soket sambungan pompa 1.
4. Pompa dihidupkan dan biarkan beroperasi dengan debit aliran tetap.
5. Kerangan pada manometer M
1
dibuka dan catat beda ketinggian raksa pada
manometer.
6. Volume air yang ditampung dan waktu yang dibutuhkan untuk
menampung air diukur dengan gelas ukur dan stopwatch, dan kuat arus
dicatat dari pembacaan multitester.
7. Setelah selesai pompa dimatikan dan manometer ditutup.
8. Ulangi langkah diatas dengan variasi bukaan V
5
90, 80, 70, 70, 80,
dan 90.
2.3.2. Prosedur Kerja Pompa Ganda Berurutan :
1. Kerangan V
3
, V
4
, V
5
buka

sementara yang lain tertutup termasuk kerangan
yang menuju manometer.
2. Multitester pasang pada soket sambungan pompa 2 dan 3
3. Pompa 2 dihidupkan dilanjutkan dengan pompa 3 dan biarkan beroperasi
dengan debit aliran tetap.
4. Kerangan pada manometer M
2
dibuka dan catat beda ketinggian raksa pada
manometer.
5. Volume air yang ditampung dan waktu yang dibutuhkan untuk
menampung air diukur dengan gelas ukur dan stopwatch, dan kuat arus
masing-masing pompa dicatat dari pembacaan multitester.
6. Setelah selesai pompa dimatikan dan kerangan menuju manometer ditutup.
7. Ulangi langkah diatas dengan variasi bukaan V
5
90, 80, 70, 70, 80,
dan 90.


2.3.3.Prosedur Kerja Pompa Ganda Serempak :
1. Kerangan V
1
dan V
5
dibuka

sementara yang lain tertutup termasuk
kerangan yang menuju manometer.
2. Multitester pasang pada soket sambungan pompa 1 dan 2.
3. Pompa 1 dan pompa 2 dihidupkan dan biarkan beroperasi dengan debit
aliran tetap.
4. Kerangan pada manometer M
1
dibuka dan catat beda ketinggian raksa
pada manometer.
5. Volume air yang ditampung dan waktu yang dibutuhkan untuk
menampung air diukur dengan gelas ukur dan stopwatch, dan kuat arus
masing-masing pompa dicatat dari pembacaan multitester.
6. Setelah selesai, kerangan manometer ditutup dan pompa dimatikan.
7. Ulangi langkah diatas dengan variasi bukaan V
5
90, 80, 70, 70, 80,
dan 90.













BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Percobaan Menggunakan Pompa Tunggal

Gambar 3.1.1. Kurva karakteristik pompa tunggal

Gambar 3.1.1. di atas merupakan kurva head pompa H, efisiensi , dan
power P pada pompa tunggal diplotkan dalam suatu grafik sebagai fungsi debit
aliran Q. Berdasarkan grafik di atas membuktikan bahwa semakin besar debit
aliran maka head pompa semakin kecil, sedangkan power dan efisiensi cenderung
semakin besar. Grafik 3.1 memperlihatkan bahwa efisiensi maksimum pompa
tunggal tercapai pada 1,61% yang menandakan kondisi optimum operasi pompa
tersebut, dengan tinggi head pompa 10,28 meter dan power 42,71 watt. Berikut ini
merupakan grafik H vs Q, q vs Q dan P vs Q secara terpisah dari kurva
karakteristik pompa tunggal pada gambar 3.1.1 di atas :
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
P
,
P
o
w
e
r

(
w
a
t
t
)

H
,

H
e
a
d

(
m
)

,

e
f
i
s
i
e
n
s
i

(
%
)

Q ,Debit aliran (m/det)
head (m)
efisiensi (%)
power

Gambar 3.1.2 Kurva hubungan head pompa dengan debit aliran pada
pompa tunggal


Gambar 3.1.3 Kurva hubungan efisiensi pompa dengan debit aliran pada
pompa tunggal
9
9.5
10
10.5
11
11.5
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
H
e
a
d

p
o
m
p
a

(
m
)

Q, Debit aliran (m/det)
head
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005

,

E
f
i
s
i
e
n
s
i

(
%
)

Q, Debit aliran (m/det)
efisiensi

Gambar 3.1.4 Kurva hubungan power pompa dengan debit aliran pada
pompa tunggal

3.2. Percobaan Menggunakan Pompa Ganda secara Berurutan

Gambar 3.2.1. Kurva karakteristik pompa ganda berurutan
Gambar 3.2.1 di atas merupakan kurva head pompa H, efisiensi , dan
power P pada pompa ganda yang disusun secara berurutan diplotkan dalam suatu
grafik sebagai fungsi debit aliran Q. Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
P
,

P
o
w
e
r

(
w
a
t
t
)

Q, Debit aliran (m/det)
Power
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004
P
,
P
o
w
e
r

(
w
a
t
t
)

H
,
H
e
a
d

(
m
)

,

E
f
i
s
i
e
n
s
i

(
%
)

Q, Debit aliran (m/det)
head
efisiensi
Power
bahwa semakin besar debit alir maka head pompa semakin kecil, sedangkan
efisiensi dan power cenderung semakin besar. Kondisi optimum dicapai pada
efisiensi 1,52 %. Pada kondisi optimum tersebut, head pompa yang dicapai
sebesar 10,91 meter dengan power 39,55 watt. Berikut ini merupakan grafik H vs
Q, q vs Q dan P vs Q secara terpisah dari kurva karakteristik pompa ganda
berurutan pada gambar 3.2.1 di atas :


Gambar 3.2.2. Kurva hubungan head pompa dengan debit aliran pada
pompa ganda berurutan.

Gambar 3.2.2. Kurva hubungan efisiensi pompa dengan debit aliran pada
pompa ganda berurutan.

0
2
4
6
8
10
12
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004
H
,

H
e
a
d

P
o
m
p
a

(
m
)

Q, Debit aliran (m/det)
head
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004

,


E
f
i
s
i
e
n
s
i

(
%
)

Q, Debit aliran (m/det)
efisiensi

Gambar 3.2.3 Kurva hubungan power pompa dengan debit aliran pada
pompa ganda berurutan.
3.3. Percobaan Menggunakan Pompa Ganda secara Serempak


Gambar 3.3.1 Kurva karakteristik pompa ganda serempak
Gambar 3.3.1 di atas merupakan kurva head pompa H, efisiensi , dan
power P pada pompa ganda yang disusun secara serempak diplotkan dalam suatu
grafik sebagai fungsi debit aliran Q. Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat
bahwa semakin besar debit alir maka head pompa semakin kecil, sedangkan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004
P
,
P
o
w
e
r

(
w
a
t
t
)

Q, Debit aliran (m/det)
power
0
10
20
30
40
50
60
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006
P
,

P
o
w
e
r

(
w
a
t
t
)

H
,

H
e
a
d

(
m
)


,

E
f
i
s
i
e
n
s
i

(
%
)

Q, Debit aliran (m/det)
head
efisiensi
power
efisiensi dan power cenderung semakin besar. Kondisi optimum dicapai pada
efisiensi 1,69%. Pada kondisi optimum tersebut, head pompa yang dicapai 10,38
meter dengan power 48,82 watt. Berikut ini merupakan grafik H vs Q, q vs Q dan
P vs Q secara terpisah dari kurva karakteristik pompa ganda berurutan pada
gambar 3.3.1 di atas :


Gambar 3.3.2. Kurva hubungan head pompa dengan debit aliran pada
pompa ganda serempak.


Gambar 3.3.3. Kurva hubungan efisiensi pompa dengan debit aliran pada
pompa ganda serempak.
9.7
9.8
9.9
10
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006
H
,

H
e
a
d

p
o
m
p
a

(
m
)

Q, Debit aliran (m/det)
Head
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006

,

E
f
i
s
i
e
n
s
i

(
%
)

Q, Debit aliran (m/det)
efisiensi

Gambar 3.3.3. Kurva hubungan power pompa dengan debit aliran pada
pompa ganda serempak.

3.4. Perbandingan H vs Q Pada Variasi Susunan Pompa Sentrifugal


Gambar 3.4. Kurva H vs Q pada variasi susunan pompa sentrifugal
Jika kemampuan suatu pompa yang dioperasikan tidak memadai untuk suatu
pemakaian, pemasangan pompa ganda dapat dilakukan, baik secara berurutan
maupun serempak. Untuk meningkatkan head pompa, pemasangan dilakukan
0
10
20
30
40
50
60
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006
P
,

P
o
w
e
r

(
w
a
t
t
)

Q, Debit aliran (m/det)
power
power
0
2
4
6
8
10
12
0 0.0002 0.0004 0.0006
H
,

H
e
a
d

p
o
m
p
a

(
m
)

Q, Debit aliran (m/det)
pompa tunggal
pompa ganda
berurutan
pompa ganda
serempak
secara berurutan, sedangkan untuk meningkatkan debit aliran pemasangan
dilakukan secara serempak.
Berdasarkan gambar 3.4. di atas dapat dilihat bahwa head pompa tunggal
lebih rendah dibandingkan dengan head pompa ganda berurutan. Hal ini sesuai
dengan tujuan pemasangan pompa ganda secara berurutan yaitu untuk
meningkatkan head pompa. Namun debit aliran pompa tunggal tidak sama dengan
debit aliran yang dihasilkan pompa ganda berurutan. Secara teoritis, seharusnya
harga Q sama, baik untuk pompa tunggal maupun pompa yang telah disusun
ganda berurutan. Perbedaan ini terjadi karena kombinasi kurva head-debit secara
teoritis untuk pompa ganda berurutan merupakan penambahan kurva head pompa
tunggal pada debit yang sama, sedangkan pada prakteknya nilai Q tidak dibuat
sama.
Berdasarkan gambar 3.4. di atas juga dapat dilihat bahwa debit pompa
tunggal lebih rendah dibandingkan dengan debit pompa ganda serempak. Hal ini
sesuai dengan tujuan pemasangan pompa ganda secara serempak yaitu untuk
meningkatkan debit aliran. Namun head pompa tunggal tidak sama dengan head
yang dihasilkan pompa ganda serempak. Secara teoritis, seharusnya harga H
sama, baik untuk pompa tunggal maupun pompa yang telah disusun ganda
serempak. Perbedaan ini terjadi karena kombinasi kurva head-debit secara teoritis
untuk pompa ganda serempak merupakan penambahan kurva debit pompa tunggal
pada head yang sama, sedangkan pada prakteknya nilai H tidak dibuat sama.
Selain itu, adanya kehilangan tekan sistem perpipaan antara pompa juga menjadi
penyebab sulitnya mendapatkan hasil yang sesuai dengan teoritis.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
1. Kurva karakteristik pompa sentrifugal, baik yang disusun tunggal, secara
berurutan maupun serempak, menunjukkan adanya hubungan antara head
pompa, power, dan efisiensi terhadap debit aliran air. Seiring dengan
bertambahnya debit aliran air, head pompa akan cenderung menurun,
sedangkan power dan efisiensi pompa akan semakin meningkat.
2. Untuk pompa sentrifugal yang disusun tunggal, didapat efisiensi
maksimum sebesar 1,61% dengan tinggi head pompa yang dicapai
sebesar 10,28 meter dan power yang dihasilkan sebesar 42,71 watt.
3. Untuk pompa sentrifugal yang disusun secara berurutan, didapat efisiensi
maksimum sebesar 1,52% dengan tinggi head pompa yang dicapai
sebesar 10,91 meter dan power yang dihasilkan sebesar 39,55 watt.
4. Untuk pompa sentrifugal yang disusun secara serempak, didapat efisiensi
maksimum sebesar 1,69% dengan tinggi head pompa yang dicapai
sebesar 10,38 meter dan power yang dihasilkan sebesar 48,82 watt.
5. Perbandingan kurva karaktristik head-debit untuk setiap variasi susunan
pompa sentrifugal menunjukkan adanya peningkatan head pompa pada
pompa yang disusun secara berurutan, sedangkan peningkatan debit
aliran terjadi pada pompa yang disusun secara serempak.

4.2. Saran
1. Praktikan harus teliti dalam mengatur bukaan kerangan V
5
. Kesalahan
dalam perlakuan ini akan berpengaruh terhadap perhitungan debit aliran,
head pompa, power dan efisiensi pompa.
2. Tutup kerangan menuju manometer secepat mungkin jika raksa tersedot
ke dalam selang yang menuju ke sistem perpipaan.


DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, CJ. 1997. Transport Processes and Unit Operations. 3
rd
edition.
Eastern Economy Edition. Prentice-Hall of India Private Ltd. New Delhi,
India.
Tim Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik Program Studi D-III Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau. 2012. Penuntun Praktikum
Operasi Teknik Kimia I. Pekanbaru























LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA

Judul Praktikum : Pompa Sentrifugal
Hari/Tanggal Praktikum : Minggu / 16 Desember 2012
Pembimbing : Zulfansyah, ST., MT.
Asisten Laboratorium : Saut Melky Joel
Nama Kelompok III : Boy Presley Panjaitan (1107035582)
Elvira Idha Cahyati (1107035649)
Frima Pandapotan S (1107036237)

A.1 Data spesifikasi peralatan
Berikut ini merupakan data spesifikasi peralatan yang digunakan :
a. Ukuran bak penampung = (0,5 x 0,39 x 0,5) m
3

b. Diameter impeller pompa = 0,08 m
c. Diameter pipa = 0,019 m
d. Putaran pompa = 2850 rpm
e. Tegangan daya masuk pompa = 220 volts
f. Tinggi air dari datum level = 0,3 m
g. Tinggi input pompa dari datum (z
1
) = 0,1 m
h. Tinggi output pompa dari datum (z
2
) = 0,75 m




A.2 Data Hasil Percobaan
Data hasil percobaan pompa sentrifugal, baik yang disusun secara tunggal,
ganda berurutan, maupun ganda serempak dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah
ini :
Tabel A.1 Data hasil percobaan untuk pompa tunggal
Run
Bukaan
Kerangan
Volume
air yang
ditampung
(ml)
Waktu
untuk
menampung
(sekon)
Beda
Tinggi
Manometer
(mmHg)
Kuat arus masuk
ke pompa 1
(A)
1 90
0
560 1,32 765 12,0
2 80
0
460 1,25 815 12,1
3 70
0
420 1,74 850 12,2
4 70
0
460 1,52 780 12,2
5 80
0
480 1,44 720 12,2
6 90
0
520 1,39 700 12,1

Tabel A.2 Data hasil percobaan untuk pompa ganda berurutan
Run
Bukaan
Kerangan
Volume
air yang
ditampung
(ml)
Waktu
untuk
menampung
(sekon)
Beda
Tinggi
Manometer
(mmHg)
Kuat arus
masuk ke
pompa 2
(A)
Kuat arus
masuk ke
pompa 3
(A)
1 90
0
460 1,53 660 12,1 11,9
2 80
0
490 1,39 670 12,1 11,9
3 70
0
520 1,39 815 12,0 11,6
4 70
0
480 1,44 780 12,0 11,6
5 80
0
540 1,48 675 12,0 11,8
6 90
0
460 1,39 635 12,1 11,9



Tabel A.3 Data hasil percobaan untuk pompa ganda serempak
Run
Bukaan
Kerangan
Volume
air yang
ditampung
(ml)
Waktu
untuk
menampung
(sekon)
Beda
Tinggi
Manometer
(mmHg)
Kuat arus
masuk ke
pompa 1
(A)
Kuat arus
masuk ke
pompa 2
(A)
1 90
0
510 1,44 787 13,0 13,0
2 80
0
660 1,57 737 13,0 13,1
3 70
0
740 1,53 773 13,1 13,1
4 70
0
660 1,44 744 13,1 13,1
5 80
0
640 1,50 727 12,8 12,9
6 90
0
580 1,39 776 12,7 12,7



Pekanbaru, 16 Desember 2012
Teknisi Asisten


Yulina, S.Pd Saut Melky Joel


LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

Berikut ini merupakan contoh perhitungan pada pompa tunggal dengan
bukaan kerangan 90
0
:
a. Menghitung debit air
Q = 560 ml / 1,32 s = 424,24 ml/s = 0,000424 m
3
/s
b. Menghitung nilai P
in
,
P
in
= V. I
= 220 V x 12,0 A = 2.640 watt
c. Menghitung head pompa,
H =

*(

) + (

) ()
=

*(

) + ( ) ( )
= 10,28 m
d. Menghitung P
out

P
out
= g . Q . H .
= 9,8 m/s
2
x 0,000424 m
3
/s x 10,28 m x 1000 kg/m
3

= 42,71 J/s = 42,71 watt
e. Menghitung efisiensi,
q =
in
out
p
P
x 100 %
=

= 1,61%

Perhitungan di atas digunakan juga untuk menentukan harga Q, P
in
, H, P
out
,
dan q selanjutnya, baik untuk pompa tunggal, ganda berurutan, maupun ganda
serempak, sehingga didapat hasil seperti terlihat pada tabel-tabel di bawah ini :

Tabel B.1. Pompa Tunggal
No.
Bukaan
Kerangan
Q
(m/s)
hm
(mHg)
H
(m)
P
in

(watt)
P
out

(watt)
Efisiensi
(%)
1 90
0
0,000424 0,765 10,28 2.640 42,71 1,61
2 80
0
0,000368 0,815 10,91 2.662 39,34 1,47
3 70
0
0,000241 0,850 11,36 2.640 26,83 1,01
4 70
0
0,000302 0,780 10,47 2.640 30,98 1,17
5 80
0
0,000333 0,720 9,72 2.640 31,72 1,20
6 90
0
0,000374 0,700 9,47 2.662 34,70 1,30

Tabel B.2. Pompa Ganda Berurutan
No.
Bukaan
Kerangan
Q
(m/s)
hm
(mHg)
H
(m)
P
in

(watt)
P
out

(watt)
Efisiensi
(%)
1 90
0
0,0003 0,660 8,96 2.640 26,34 0,99
2 80
0
0,00035 0,670 9,09 2.640 31,17 1,18
3 70
0
0,00037 0,815 10,91 2.596 39,55 1,52
4 70
0
0,00033 0,780 10,47 2.596 33,85 1,30
5 80
0
0,00036 0,675 9,15 2.618 32,28 1,23
6 90
0
0,00033 0,635 8,65 2.640 27,97 1,05

Tabel B.3. Pompa Ganda Serempak
No.
Bukaan
Kerangan
Q
(m/s)
hm
(mHg)
H
(m)
P
in

(watt)
P
out

(watt)
Efisiensi
(%)
1 90
0
0,00035 0,787 10,56 2.860 36,22 1,26
2 80
0
0,000420 0,737 9,93 2.871 40,87 1,42
3 70
0
0,00048 0,773 10,38 2.882 48,82 1,69
4 70
0
0,00045 0,744 10,02 2.882 44,18 1,53
5 80
0
0,000426 0,727 9,81 2.827 40,95 1,44
6 90
0
0,00041 0,776 10,42 2.794 41,86 1,49

Anda mungkin juga menyukai