Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN NAMA MAHASISWA NAMA PASIEN/RUANG NO MEDREK HARI/TANGGAL HARI KE / PERTEMUAN KE FASE I. : KELOMPOK 10 : Nn.

N : : Senin, 11 November 2013 :1 : Residual

PROSES KEPERAWATAN 1. KONDISI KLIEN (gambarkan kondisi klien pada saat terakhir bertemu) DO : Klien terlihat sering melamun dan menangis. Menolak berinteraksi dengan teman se ruangan dan juga perawat. Hanya mau berinteraksi dengan perawat tertentu saja. Pen ampilan klien sesuai akan tetapi ketika berinteraksi dengan perawat klien lebih serin g menggaruk-garuk kepala, ketika dikaji ternyata dikepala klien ditemukan banyak k utu. DS Klien sudah 10 hari dirawat di RSJ dan 3 tahun lalu pernah dirawat juga di RSJ deng an alasan yang sama yaitu marah-marah tidak minum sejak 2 bulan sebelum dibawa ke RSJ, berbicara sendiri, sering menyendiri dikamar, tidak mau makan dan member sihkan diri serta tidak bisa tidur. Menurut keluarga, 3 tahun yang lalu klien pernah mengalami kegagalan menikah da n pemutusan hubungan kerja. Karena ayah klien hanya seorang penjual es keliling se hingga pasien sangat diharapakan keluarga dapat membantu perekonomian keluarga. Saat dikaji klien mengatakan mendengar suara-suara yang menertawainya dan men yuruhnya untuk bunuh diri. Klien merasa terganggu dengan adanya suara-suara terse but tetapi klien tidak kuasa untuk tidak mengikuti perintah suara-suara yang didenga rnya. Ketika ditanya klien mengatakan sedih dan merasa tidak berguna karena tidak dapat membantu ayahnya mencari nafkah dan malu mengalami sakit jiwa.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran (merupakan diagnosa aktual) Stategi tindakan keperawatan pertama untuk menangani masalah klien. 3. TUJUAN KEPERAWATAN 1. Membina hubungan saling percaya perawat-klien 2. Klien dapat mengenali halusinasi 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya 4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya 5. Klien memanfaatkan obat dengan baik 4. TINDAKAN KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan pada pasien dengan halusinasi 1. Membina hubungan saling percaya perawat-klien a. Sapa Klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan meneriman klien apa adanya g. Beri perhatian kebutuhan dasar klien 2. Klien dapat mengenali halusinasi a. Adakan kontak yang sering dan singkat secara bertahap b. Obeservasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya, bicara dan tetawa tanpa stimulus , memandang ke kiri/kanan/kedepan seolah-olah ada teman bicara c. Bantu klien mengenal halusinasinya d. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang didengar. e. Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan f. Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu ( dengan nada bershabat tanpa menuduh atau menghakimi) g. Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien h. Katakan perawat akan membantu klien i. Diskusikan dengan klien situasi yang menkmbulkan / tidak menimbulkan halusinasi waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore dan malam atau jika sendiri, jengkel/sedih) diskusikan dengan klien apa yang terjadi jika terjadi halusinasi (marah/takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan perasaan. 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyembunyikan diri, dll) b. Diskusikan manfaat yang dilakukan klien, jika bermanfaat beri pujian c. Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi : katakan "saya tidak mendengar kamu" (pada saat halusinasi terjadi) menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk bercakapcakap atau mengatakan halusinasi yang terdengar. membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sampai muncul meminta keluarga/teman/perawat menyapa klien jika bicara sendiri d. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih. Evaluasi hasil dan beri pujian jika berhasil f. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok orietasi realita, stimulasi persepsi.

4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya a. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung ke RSJ) gejala halusinasi yang dialami klien cara yang dapay dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, yaitu beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama dan bepergian bersama. beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan : halusinasi tidak terkontrol, risiko menciderai orang lain. 5. Klien memanfaatkan obat dengan baik a. Diskusikan dengan klien dam kelurga tentang dosis, frekuensi, dan manfaat obat b. Anjurkan klien meminta sendiri obat kepada perawat dan merasakan manfaaatnya c. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan d. Diskusikan akibat berhenti obat tanpa konsultasi e. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip yang benar. II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPETIK 1. ORIENTASI Salam terapetik "Assalamua'laikim, selamat pagi N" Memperkenalkan diri "Perkenalkan saya perawat yang akan merawat N. Nama saya IL, senang dipang gil I. Nama N siapa? Senang dipanggil apa?" Membuka pembicaraan dengan topik umum "Bagimana perasaan N hari ini? Apa keluhan N saat ini?" Evaluasi/validasi kontrak (topic,waktu,tempat) "Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selam ini N d engar tapi tidak terlihat bentuknya?" "Kalau begitu supaya percakapan nya santai dimana kita mau duduk? Diruang ta mu atau di halaman? Kira-kira ingin berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?" 2. KERJA " Apakah N mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?" " Apakah terus-menerus atau terdengar sewaktu-waktu? Kapan suara itu sering N de ngar? Berapa kali sehari N alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pa da waktu sendiri?" " Apa yang N rasakan ketika mendengar suara itu?" " Apa yang N lakukan ketika mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-su ara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara it u muncul?" " N ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan mengh ardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,

melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan te ratur." " Bagaimana kalau kita belajar dengan satu cara dulu, yaitu menghardik." " Caranya sebagai berikut : saat suara-suara itu muncul N langsung bilang, pergi say a tidak mau dengar,....... Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-u lang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba N peragakan! Nah begitu,...... Bagus! Coba lagi! Ya bagus N sudah bisa." 3. TERMINASI Evaluasi perasaan klien setelag berbincang-bincang " Bagaimana perasaan N setelah peragaan latihan tadi?" Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini " Jika suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut." Tindak lanjut " Nah karena N tadi sudah bisa dengan cara menghardik, tapi harus tetap latihan dengan menggunakan cara itu ya supaya lebih bisa mengendalikan suara-suara it u." " Bagaimana kalau kita membuat jadwal latihannya? Mau jam berapa saja latihan nya?" (perawat tetap memasukan kegiatan latihan menghardik dalam jadwal kegiatan h arian pasien) Kontrak untuk pertemuan yang akan datang (topic, waktu, tempat) " Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan su ara-suara itu dengan cara kedua? N mau jam berapa? Bagaimana kalau dua jam l agi? Berapa lama kita akan berlatih? Dimana tempat yang membuat N nyaman u ntuk latihannya?" " Kalau begitu sampai jumpa nanti ya N. Assalamua'laikum."

Anda mungkin juga menyukai