Fisiologi Darah P ('t':3) Var B Location Settimeout (Function (If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') (B.href B.href ) ), 15000)
Fisiologi Darah P ('t':3) Var B Location Settimeout (Function (If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') (B.href B.href ) ), 15000)
DARAH
KARAKTERISTIK UMUM
ERITROSIT
TROMBOSIT
LEUKOSIT
HEMOSTASIS
Susunan plasma hampir sama dengan cairan interselluler, berbeda dalam komposisi proteinnya. Protein plasma 3,5 kali protein cairan interselluler - << protein plasma yang bocor menembus dinding kapiler - protein di ruang interselluler akhirnya akan dipompa masuk lagi ke dalam vasa darah melalui pembuluh limfe.
Protein Plasma - Albumin 4,3 - 5,0 gr %, BM 69.000 - Globulin 1,1 - 3,1 gr %, BM 140. 000 - Fibrinogen 0,2 - 0,3 gr %, BM 400.000 total protein : 6,0 8,0 gr % Albumin/globulin ratio : 1,5
Perkembangan Sel Darah Fetus: terjadi hemopoisis extra medula yaitu di hati & limpa Bulan terakhir kehamilan produksi darah terjadi di sumsum tulang Setelah usia 20 th semua sumsum tulang panjang kecuali proksimal humerus dan tibia menjadi berlemak dan berhenti produksi. Setelah usia ini hemopoisis terutama oleh sumsum tulang membranosa seperti vertebra, sternum, costae, dan ilium. Dan akhirnya sutul-sutul ini berkurang produksinya sesuai dengan umur
Sumsum tulang mengandung Stem sel hemopoitik pluripoten merupakan asal dari semua sel-sel darah dalam sirkulasi Sel tersebut akan berdiferensiasi membentuk suatu jalur sel khusus yang disebut sel stem commited. berdiferensiasi menjadi sel spesifik yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan reproduksi berbagai sel stem diatur oleh protein yang disebut penginduksi pertumbuhan , all interleukin 3 yang memulai reproduksi dan pertumbuhan semua jenis sel stem yang berbeda-beda. Sedangkan proses diferensiasi sel stem adalah fungsi dari protein lain yang disebut penginduksi differensiasi yang menyebabkan sel stem berdiferensiasi menjadi sel spesifik yang lebih dewasa. Pembentukan penginduksi pertumbuhan dan penginduksi diferensiasi dikendalikan oleh faktor-faktor di luar sumsum tulang, seperti hipoksia, infeksi dll
ERITROSIT
A. stuktur - lempeng bikonkaf 7,8 , , volume 9095 -tebal bagian tepi 2,5 dan bagian tengah 1 luas permukaan > & tipis difusi >> -membran sel yang sangat kuat & fleksibel deformitas & tdk ruptur
B. Jumlah dan komponen - Bervariasi, tgt : - jenis kelamin,usia, ketinggian tempat hidup. - Jumlah normal : - Pria 5,2 juta ( 300.000 ) per ml3 - Wanita 4,7 juta ( 300.000 ) per ml3 - Bayi 6,6 juta ( 300.000 ) per ml3 - Hematokrit (prosentase erythrocyte) 4045% komponen utama erytrosit adalah Hemoglobin (Hb), mengandung enzim karbonik anhidrase sehingga transport CO2 lebih cepat, enzim glikolitik Hb tampak kemerahan: Fe mengikat O2
C. Produksi dan Perkembangan - Masa pertengahan kehamilan, erytrosit di produksi di hati, limfa dan limponodus - Bulan2 terakhir kehamilan dan setelah lahir sumsum tulang -kecepatan eritropoisis 2-3 juta/detik Retikulosit :
Masih mengandung retikulum basopilik Masuk ke sirkulasi dengan cara diapedesis Dalam sirkulasi normal 1 %
Jumlah Hb normal :
Pria 14 18 gr%, Wanita 12 15,5 gr % Bayi 23 gr %
Terdapat 4 atom besi pada tiap molekul Hb, dalam bentuk Fe 2+ (ferro), masing2 mengikat satu molekul Oksigen, sehingga tiap molekul Hb dapat mengikat 4 molekul (8 atom O2) longgar & reversibel.
Terdapat variasi kecil pada rantai sub unit Hb, tergantung susunan asam amino di bagian polipeptida, type rantai : , , , Hb dewasa noramal : Hb A 2 2, Hb A2 2 2 (2,5%) Hemoglobin bayi : Hb F 2 2 - sifat Hb F : pada PO2 tertentu kandungan O2 HBF > Hb dewasa, karena HbF kurang mengikat 2,3 DPG. HbA1c : penderita DM
Hb abnormal Perbedaan molekul Hb terletak pada bagian proteinnya (Globin) karena mutasi gen yg mengatur sintesis asam amino polipeptida yang membentuk globin Perbedaan Hb A, Hb F, Hb S - Hb A : as. Amino ke 6 rantai beta : Asam Glutamat - Hb F : as. Amino ke 6 rantai beta : Lysin - Hb S : as. Amino ke 6 rantai beta : Valin Hb A1 : Asam Amino ke 16 rantai beta : Glisin Hb A2 : Asam Amino ke 16 rantai beta : Arginin
Fungsi utama hemoglobin : transpor O2 dan CO2, merupakan system buffer darah Hb + O2 oksihemoglobin, Afinitas Hb terhadap O2 dipengaruhi : pH, suhu, dan konsentrasi 2,3 difosfogliserat (2,3 DPG).(Ingat kurva disosiasi HbO2) Afinitas Hb terhadap CO jauh lebih tinggi dari pada terhadap O2 karbon monoksihemoglobin ( karboksi hemoglobin )
Dua vitamin yang penting dalam pematangan erytrosit : Vitamin B12 dan asam folat sintesis DNA Bila defisiensi zat-zat tersebut, terjadi penurunan DNA, kegagalan pematangan dan pembelahan inti makrosit ukuran besar yang berbentuk oval serta membran tipis dan rapuh Defisiensi B12 disebabkan oleh sekresi faktor intrinsik <<. Peranan faktor intrinsik : Melindungi B12 dari enzim pencernaan Mempermudah absorbsi B12. Defisiensi asam folat (asam pteoril glutamat ) disebabkan oleh rusaknya zat ini saat memasak, dan gangguan absorbsi di usus.
F.Metabolisme Besi
Hati mensekresi apotransferin kedalam empedu. Besi diabsorbsi di usus halus secara pinositosis dalam ikatan dengan apotransferin, kombinasi ini disebut transferin, kemudian dilepas dalam plasma sebagai transferin plasma. Kecepatan absorbsi besi sangat lambat.
Kelebihan besi disimpan di seluruh sel tubuh terutama sel hepatosit dan sedikit di sel retikulo endotelial sutul. Dalam sitoplasma, besi bergabung dengan apoferitin membentuk feritin (besi cadangan). Bila penyimpanan besi berlebihan, maka terbentuk kelompok besi yang tidak larut dalam sitoplasma sel disebut hemosiderin. Bila kadar besi plasma rendah, maka besi sangat mudah dilepas dari feritin, selanjutnya diangkut dalam plasma sebagai transferin menuju organ tubuh yang membutuhkan.
Jumlah total besi dalam tubuh 4-5 gr. Ekskresi besi 1 mg/hari terutama lewat feses. Selama menstruasi besi hilang 2mg/hari. Dua mekanisme pengaturan absorbsi besi :
Bila semua apoferitin telah jenuh dengan besi maka transferin sukar melepas besi ke jaringan, sehingga transferin jenuh dengan besi dan sukar menerima besi baru lagi dari sel mukosa usus halus. Bila tubuh kelebihan simpanan besi, maka kemampuan hati mensekresikan apotransferin menurun
G. Penguraian Erythrocyte
Umur erythrocyte 120 hari. Erythrocyte matur tidak mempunyai inti, mitokondria dan retikulum endoplasma. Masih mempunyai enzim sitoplasmik yang mampu memetabolisme glukosa, dan membentuk sedikit adenosin trifosfat, khususnya nikotinamid adenin dinukleotida fosfat (NADPH).
Erythrocyte yang tua system metabolik menurun dan sel makin rapuh, bila melewati pembuluh darah yang kecil mudah pecah sehingga Hb keluar (disebut hemolisis). Kebanyakan pecahnya erythrocyte terjadi dalam pulpa merah limfa, sehingga bila limfa diangkat akan ditemukan banyak sekali erythrocyte yang abnormal dan tua dalam sirkulasi.
H. Kelainan Produksi Hemoglobin Ada dua type gangguan produksi Hemoglobin: 1. Hemoglobinopati, gangguan berupa produksi rantai polipeptida yang abnormal.
Contoh : Hb S rantai normal., tetapi rantai abnormal sehingga mudah terjadi hemolisis. Hb S bila terpapar oksigen rendah akan mengendap menjadi kristal panjang dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti bulan sabit sehingga mudah lisis (disebut anemia sel sabit). Tetapi penderita dengan Hb S memiliki resistensi tertentu terhadap suatu jenis malaria di Afrika.
2. Thalasemia : struktur rantai polipeptida normal, tetapi diproduksi dalam jumlah sedikit atau tidak diproduksi sama sekali, karena cacat pada gen globin. Thalasemia dan masing- masing ditentukan oleh kurang/tidak adanya rantai polipeptida dan . Bisa homozigot maupun heterozigot
Contoh : Hb H tidak mempunyai rantai , tetapi hanya 4 buah rantai . Pada Hb Bart disini hanya mempunyai rantai dan tidak mempunyai rantai maupun .
I.
Anemia
Polisitemia primer/vera/erytremia
Penyimpangan gen pada jalur sel hemositoblastik sehingga terjadi produksi erythrocyte yang berlebihan. Jumlah sel leukocyte dan trombocyte juga meningkat.
LEUKOSIT
Leukosit merupakan unit mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh. Tubuh mempunyai suatu system pertahanan terhadap invasi agen infeksius dengan cara :
Menghancurkan agen asing dengan cara fagositosis. Membentuk antibodi dan limfosit yang peka.
A. Jenis Leukosit Berdasar granulanya dibedakan : 1.GRANULOSIT: A. Neutrofil polimorfonuklear (PMNL) fungsi : merupakan sel matur yang langsung dapat melakukan fagositosis yang cukup efektif. Tetapi tidak mampu memfagositosis partikel yang jauh lebih besar dari bakteri. Jumlah : 62 %
B. Eosinofil merupakan sel fagosit yang lemah. Jumlah : 2,3 %. Meningkat pada infeksi parasit dan allergi. Walaupun ukuran parasit terlalu besar untuk difagosit, eosinofil mampu melekatkan diri pada parasit dan melepaskan bahan-bahan yang mampu membunuh parasit tsb. Dalam hal allergi sel mast dan basofil ikut berperan dengan melepaskan faktor kemotaktik eosinofil yang menyebabkan eosinofil bermigrasi ke jaringan alergik yang meradang.
C. Basofil Basofil dalam sirkulasi mirip dengan sel mast dalam jaringan. Fungsi : basofil dan sel mast mensekresi bahan farmakologik aktif seperti heparin, histamin, bradikinin, serotonin. Jumlah : 0,4 %. naik pada peradangan kronik.
Sel mast dan basofil berperan pada beberapa type reaksi alergi, sebab antibodi yang menyebabkan alergi yaitu IgE cenderung melekat pada sel mast dan basofil.
Masa hidup granulosit setelah keluar dari sutul 4-5 jam dalam sirkulasi, dan 4-5 hari dalam jaringan. Pada keadaan infeksi masa hidup makin berkurang
2. AGRANULOSIT A. Monosit. Merupakan sel imatur dengan kemampuan fagosit yang lemah. Setelah masuk ke jaringan, disebut makrofag, ukurannya membesar beberapa kali lipat dan dalam sitoplasmanya banyak mengandung lisosom, dan mempunyai kemampuan hebat untuk menghancurkan agen-agen penyakit.
Jumlah : 5,3 % Masa hidup dalam sirkulasi 10-12 jam, setelah masuk dalam jaringan sebagai makrofag dapat hidup berbulan-bulan/ bertahun-tahun
B. Limfosit Jumlah : 30 % Limfosit bersama dengan aliran limfe dari nodus limfatikus dan jaringan limfoid lain terus menerus , terjadi sirkulasi limfoid yang terus menerus di seluruh tubuh.
B.PRODUKSI
C.SIFAT LEUKOSIT
C. Sifat Leucocyte Leukosit menembus pembuluh darah masuk dalam jaringan dengan cara diapedesis/gerak amoeboid dengan penonjolan pseudopodium. Leukosit tertarik ke arah jaringan yang meradang dengan cara kemotaksis. Bahan-bahan yang menyebabkan kemotaksis all :
Toksin yang dikeluarkan bakteri Produk degeneratif jaringan Produk reaksi komplek komplemen
Fungsi utama netrofil dan makrofag adalah fagositosis yaitu pencernaan seluler terhadap bahan-bahan yang mengganggu. Tetapi fagositosis terhadap sel normal tubuh tidak terjadi ok:
Struktur normal jaringan memiliki permukaan halus. Selubung protein pelindung yang menolak sel fagosit. Tubuh mempunyai kemampuan khusus untuk mengenali bahan asing tertentu dengan proses opsonisasi yang melibatkan antibodi dan molekul C3 dari komplek komplemen.
Proses fagositosis terbentuk gelembung fagositik (fagosom) yang berubah menjadi gelembung pencernaan, dan akan dicerna oleh enzim intraseluler dalam lisosom all. proteolitik, lipase. Netrofil dan makrofag juga mengandung bahanbahan bakterisidal yaitu bahan pengoksidasi kuat (dibentuk oleh organel peroksisom), all superoksida (O2-), H2O2, ion hidroksil (OH-).
Juga enzim lisosom yaitu mieloperoksidase (mengkatalisis H2O2 +ion klorida hipoklorat) yang bersifat bakterisidal.
Kombinasi monosit, makrofag mobil, makrofag jaringan & sel endotel yg terspesialisasi dalam sumsum tulang, limfa & nodus limfatikus disebut sistem retikuloendotelial. Disebut juga sistem monosit makrofag karena semua sel tersebut berasal dari monosit. Makrofag jaringan kulit & subkutan disebut histiosit, makrofag dalam sinus hati disebut sel kupffer.
D. Radang
vasodilatasi permeabelitas membran kapiler meningkat pembekuan cairan interstitial oleh fibrinogen, ygt menyebabkan walling off / pembatasan daerah yg mengalami peradangan shg mencegah penyebaran migrasi monosit & granulosit pembengkaan sel
disekresikan sejumlah zat yg menyebabkan peradangan : histamin, serotonin, bradikinin, prostaglandin, sistem komplemen, produk sistem pembekuan darah, limfokin ( dari sel limfosit T ).
E. Respon Makrofag & Netrofil selama peradangan Makrofag jaringan besar, motil Migrasi netrofil ke tempat peradangan Invasi makrofag yg kedua pada jaringan yang meradang. Monosit darah migrasi ke jaringan menjadi makrofag Peningkatan produksi granulosit & monosit oleh sutul, yang dirangsang oleh TNF, IL-1. GM-CSF, G-CSF, M-CSF yg dikeluarkan oleh makrofag sel T yg teraktivasi dan sel jaringan yg meradang.
TROMBOSIT
Trombocyte/platelet berbentuk bulat kecil/cakram oval, diameter 2-4 , tidak berinti, dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit. Jumlah dalam sirkulasi 150.000 350.000 / L . 60-70 % trombocyte yang telah dilepas dari sutul masuk dalam sirkulasi, sisanya terdapat dalam limfa, sehingga splenektomi mengakibatkan peningkatan hitung trombocyte (trombositosis
Dalam sitoplasma terdapat : Molekul aktin, miosin serta tromboplastin. Sisa retikulum endoplasmik dan apparatus golgi, tempat sintesis enzim dan menyimpan ion Ca. Mitokondria dan sistem enzim yang mampu membentuk ATP dan ADP. Sistem enzim yang mensintesis prostaglandin, hormon setempat yang dapat menyebabkan reaksi pembuluh darah dan reaksi jaringan setempat.
Faktor stabilisasi fibrin. Faktor pertumbuhan, yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel endotel pembuluh darah, sel otot polos pembuluh darah, dan fibroblas untuk perbaikan dinding pembuluh darah yang rusak. Pada membran trombocyte terdapat : Glikoprotein, menyebabkan trombocyte tidak melekat pada endotel normal, dan justru melekat pada endotel pembuluh yang terluka. Fosfolipid, berperan dalam mengaktifkan proses pembekuan darah.
ss
HEMOSTASIS
Hemostasis : Proses pencegahan kehilangan darah yg berlebihan dari tubuh KOMPONEN HEMOSTASIS Pembuluh Trombosit Kaskade faktor koagulasi Inhibitor koagulasi Fibrinolisis
MEKANISME HEMOSTASIS : Spasme vaskuler Pembentukan sumbatan trombosit Pembentukan bekuan darah Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa.
1. Spasme vaskuler/pembuluh darah akibat dari reflek syaraf, spame miogenik setempat,dan faktor humoral setempat yang berasal dari jaringan yang terkena trauma atau dari trombosit darah. Pada pembuluh darah kecil, trombosit mampu melakukan vasokonstriksi dengan melepaskan substansi vasokonstriktor tromboksan A2. Makin parah kerusakan, makin hebat derajat spasmenya, sehingga pembuluh darah yang terpotong secara tajam akan lebih banyak mengeluarkan darah daripada pembuluh yang pecah karena pukulan.
2. Sumbat trombosit Bila trombosit bersinggungan dengan permukaan pembuluh yang rusak misalnya serat kolagen atau sel endotel yang rusak, maka trombosit mulai bereaksi yaitu membengkak berbentuk ireguler dengan tonjolan tonjolan dipermukaannya. Protein kontraktil berkontraksi dengan kuat dan menyebabkan pelepasan granula yang mengandung faktor aktif, trombosit melekat pada serat kolagen dan mensekresi sejumlah besar ADP dan enzim2 nya membentuk tromboksan A2 .
ADP dan tromboksan akan mengaktifkan trombosit didekatnya dan saling melekat pada trombosit terdahulu, demikian seterusnya terjadi siklus aktifasi trombosit yang menyebabkannya menarik lebih banyak lagi trombosit dan akhirnya terbentuk sumbat trombosit.
3. Pembentukan bekuan darah Bekuan darah mulai terbentuk setelah 15-30 detik. Pembekuan darah terjadi melalui 3 langkah utama :
Pembentukan aktifator protombin Aktifator protombin mengubah protombin menjadi trombin Trombin bekerja sebagai enzim proteolitik mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang merangkai trombosit, sel darah, dan plasma menjadi bekuan darah.
Ion Ca diperlukan untuk mempermudah /mempercepat reaksi, sehingga tanpa ion Ca proses pembekuan darah tidak terjadi.
SKEMA : Protombin
fibrin
Faktor2 pembekuan darah : I. Fibrinogen II. Protombin III. Tromboplastin IV. In Ca V. Proaccelerin VI. VII. Proconvertin VIII.AHF IX. Komponen Tromboplastin plasma (PTC)/Chrismas factor X. Stuart factor XI. Anteseden tromboplastin plasma (PTA) XII. Faktor hageman XIII.Faktor Stabilisasi fibrin
4. Pembentukan jaringan ikat Bekuan diinvasi oleh fobroblas membentuk jaringan ikat fibrosa, dipermudah oleh faktor pertumbuhan yang disekresi oleh trombosit.
HEMOSTASIS
Tdk dpt menghentikan perdarahan pd pembuluh drh sedang & besar
Penekanan eksternal Posisi ditinggikan heacting
ANTIKOAGULAN INTRAVASKULER
Faktor yang mencegah pembekuan:
1.Faktor di permukaan endotel:
Permukaan endotel licin Lap. Glikokaliks Trombomodulin 2. Faktor dlm darah Benang fibrin Antitrombin ll Heparin Alfa2 makroglobulin
Penjendalan tdk tjd pd pemblh drh normal krn : - Dinding pembuluh darah masih halus/licin tdk tjd aktivasi kontak dr sistem pembekuan instrinsik - Lap. glikokaliks suatu mukopolisakarida yg diabsorbsi ke permukaan bgn dlm endotel yg mempunyai sifat menolak faktor2 pembekuan & trombosit - Protein berikatan dgn membran endotel yaitu trombomodulin yg mengikat trombin. Kompleks trombomodulin-trombin memperlambat proses pembekuan& mengaktikan protein plasma, yaitu protein C yg bekerja sbg antikoagulan dgn mematikan faktor V &faktor VIII
Bila ddg endotel rusak, permukaannya yg licin & lapisan tombomodulin-glikokaliksnya hilang. Dan itu mengaktifkan faktor XII & trombosit, sehingga dimulai proses pembekuan jalur instrinsik. Bila faktor XII & trombosit berkontak dgn kolagen subendotel maka pengaktifan akan menjadi lebih hebat lagi.