3.1. Pelabelan Graf Pelabelan graf adalah suatu pemberian nilai (dengan bilangan bulat) pada titik atau sisi dari graf atau keduanya sehingga memenuhi kondisi tertentu. Pelabelan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pelabelan sisi, pelabelan simpul dan pelabelan total. Menurut [10], pelabelan-pelabelan yang sering digunakan adalah pelabelan semua simpul dan sisi (pelabelan total), pelabelan simpul saja dan pelabelan sisi saja. Pelabelan simpul adalah pelabelan dengan domain himpunan simpul, pelabelan sisi adalah pelabelan dengan domain himpunan sisi dan pelabelan total adalah pelabelan dengan domain himpunan simpul dan himpunan sisi. Pelabelan total dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Pelabelan total sisi, yaitu : pelabelan dengan memperhitungkan satu sisi dengan simpul yang menghubungkan sisi tersebut.
2.
Pelabelan total simpul, yaitu : pelabelan dengan memperhitungkan satu simpul dengan sisi-sisi yang terhubung pada simpul tersebut.
Pelabelan Pelabelan simpul: f : V(G) Z+ Pelabelan sisi: f : E(G) Z+ Pelabelan total: f : V(G) E(G) Z+
Gambar 3.1. Macam-macam Pelabelan
22
22
3.2. Pelabelan Anti Ajaib Pelabelan graf dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pelabelan ajaib dan pelabelan anti ajaib. Pelabelan ajaib adalah pelabelan pada graf yang memiliki bobot simpul atau bobot sisi pada setiap pelabelan didapatkan bernilai sama. Sedangkan pelabelan anti ajaib adalah pelabelan pada graf memiliki bobot simpul atau bobot sisi pada setiap pelabelan didapatkan berbeda nilai hasil jumlahnya. Pada skripsi ini penulis hanya membahas pada pelabelan anti ajaib, sebagai perbandingan perhatikan Gambar 3.2 di bawah ini.. 6 e3
3 8 e4 1
7 e3
2 e2 4
4 5 e4
3 e2 7
e1 5
e1 1 8 2
Gambar 3.2: (a) Graf Sisi Ajaib, (b) Graf Sisi Anti Ajaib
Graf pada Gambar 3.2. (a) merupakan contoh graf sisi ajaib karena hasil pelabelan total sisi-ajaib pada graf tersebut bernilai sama, yaitu k = 12, dan dihitung sesuai dengan Persamaan (2.6):
b(e1 ) =1+5+6 = 12
b ( e 2 ) = 6+4+2 =12 b ( e 3 ) = 2+7+3 =12 b ( e 4 ) = 3+8+1 = 12 Jadi bobot seluruh sisinya sama yaitu 12.
23
Sedangkan pada Gambar 3.2. (b) dikatakan graf sisi-anti ajaib karena hasil pelabelan total sisi-anti ajaib pada graf tersebut, bobot seluruh sisinya masing-masing berbeda, yaitu dihitung dengan Persamaan (2.6):
b(e1 ) =1+8+2 = 10 b(e2 ) =2+7+3 = 11
b(e3 ) =3+6+4 = 12
b(e4 ) =4+1+ 1 =13
f : E (G ) V (G ) ke himpunan
{1, 2,..., |V|+|E|}, sedemikian sehingga himpunan bobot simpul dari semua simpul di G adalah {a, a + d , a + 2d ,..., a + (V 1)d } dengan |V| adalah
banyaknya simpul pada graf dan a , d adalah suatu bilangan bulat positif. 19 7 18 5 v 5 6 v1 1 17 10 v2 2 4 v4 8 v3 3 9 20
21
24
Graf pada Gambar 3.3. di atas dapat dihitung bobot tiap simpulnya dengan menggunakan Persamaan (2.5) sebagai berikut: b ( v 1 ) =10+1+6 = 17 b ( v 2 ) =6+5+7 = 18 b ( v 3 ) =7+4+8 = 19 b ( v 4 ) =8+3+ 9 =20 w (v 5 ) =9+2+10 =21 Jadi bobot seluruh simpulnya adalah {17, 18, 19, 20, 21}.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa pelabelan anti ajaib adalah graf yang memiliki bobot simpul dan sisi pada setiap pelabelan berbeda. Pelabelan total (a,d)-sisi-anti ajaib pada graf G = (V(G),E(G)) adalah pemetaan yang bersifat satu-satu pada dari f : V (G ) E (G ) ke himpunan {1, 2,..., |V|+|E|}, sedemikian sehingga himpunan bobot dari semua sisi di G adalah {a, a+d, a+2d,..., a+(|E|-1)d} dengan a, d adalah bilangan bulat positif. 7 1 e1 2 e2 3 4 e3 5 15
11
Gambar 3.4. Contoh Pelabelan Total (a,d)-Sisi-Anti Ajaib
25
Graf pada Gambar 3.4. di atas dapat dihitung bobot tiap sisinya dengan menggunakan Persamaan (2.6) sebagai berikut: b ( e 1 )=4+1+2 = 7 b ( e 2 )=2+3+6 = 11 b ( e 3 )=6+5+4 = 15 Jadi bobot seluruh sisinya adalah {7,11, 15}. Serupa dengan definisi pelabelan anti ajaib, akan tetapi terdapat suatu ketentuan pada himpunan bobot sisinya, yaitu membentuk aritmatika dengan suku awal a=7 dan beda d=4. Untuk kasus pada Gambar 3.2.(a) didapatkan bobot seluruh sisinya sama, yaitu a=12, dan pelabelan tersebut disebut pelabelan ajaib. barisan
Graf pelabelan total (a,d)-sisi-anti ajaib membentuk deret aritmatika {a, a+d, a+2d,..., a+(|E|-1)d}, untuk suatu bilangan positif d. dalam kasus ini penulis menetapkan dengan 1 d 4 . Pada pembahasan selanjutnya, penulis akan menjelaskan tentang pelabelan total (a,d)-sisi - anti ajaib berikut contoh pada graf lingkaran Cn untuk n 2 dengan 1 d 4 dan nilai suku awal a yang berbeda. Pada graf lingkaran Cn untuk n = 2 dengan d = 1, pelabelan total (a,d)sisi - anti ajaib untuk pelabelan sisi f (v n , v1 ) dapat digambar sembarang.
26
4 1 3 2 1
3 2 4
Graf Lingkaran C2 Graf pada Gambar 3.5. untuk graf lingkaran C2 didapatkan deret C2 = 6, 7. Maka graf tersebut mempunyai nilai suku awal a = 6 dan d = 1. Untuk Gambar pada graf lingkaran Cn selanjutnya, dapat dilihat pada Lampiran 1, dengan bobot-bobotnya sebagai berikut: Pada graf lingkaran C3 = 8,9,10 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 8 dan d =1 Pada graf lingkaran C4 = 10,11,12,13 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 10 dan d = 1 Pada graf lingkaran C5 = 11,1,2,13,14,15 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 11 dan d = 1 Pada graf lingkaran C6 = 14,15,16,17,18,19 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 14 dan d = 1 Pada graf lingkaran C7 = 15,16,17,18,19,20,21,22 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 15 dan d = 1 Pada graf lingkaran C8 = 17,18,19,20,21,22,23,24,25 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 17 dan d = 1 Pada graf lingkaran C9 = 20,21,22,22,24,25,26,27,28 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 20 dan d = 1
27
Pada graf lingkaran C10 = 23, 24,25,26,27,28,29,30,31,32 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 23 dan d = 1 Pada graf lingkaran C11 = 24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 24 dan d = 1 Pada graf lingkaran C12 = 26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 26 dan d = 1 11 12 24 1 23 2 22 3 21 4 20 5 19 6 18 13 14 10 15 9 16 8 17 7
Graf Lingkaran C12 Pelabelan total (a,1)-sisi - anti ajaib pada graf lingkaran Cn, pola pelabelan yang digunakan adalah sebagai berikut:
f (vi ) f (vi , vi +1 ) f (v n , v1 )
=i = 2n i = 2n
i = 1, 2,..., n i = 1, 2,..., n 1
E (C n ) = {vi , vi +1 | 1 i n 1} {v n , v1 }
28
f (vi ) f (vi , vi +1 ) f (v n , v1 )
=i = 2n i = 2n
i = 1, 2,..., n i = 1, 2,..., n 1
Pada graf lingkaran Cn untuk n = 2 dengan d = 2, pelabelan total (a,d)sisi-anti ajaib untuk pelabelan sisi f (v n , v1 ) dapat digambar sembarang.
29
1 2 3 4 2
3 4 1
Graf Lingkaran C2 Graf pada Gambar 3.7. untuk graf lingkaran C2 didapatkan deret C2 = 7, 9. Maka graf tersebut mempunyai nilai suku awal a = 7 dan d = 2. Untuk Gambar pada graf lingkaran Cn selanjutnya, dapat dilihat pada Lampiran 2, dengan bobot-bobotnya sebagai berikut: Pada graf lingkaran C3 = 9, 11, 13 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 9 dan d = 2 Pada graf lingkaran C4 = 11, 13, 15, 17 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 11 dan d = 2 Pada graf lingkaran C5 = 13, 15,17, 19, 21 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 13 dan d = 2 Pada graf lingkaran C6 = 15,17, 19, 21,23, 25 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 15 dan d = 2 Pada graf lingkaran C7 = 17, 19, 21,23, 25, 27, 29 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai a = 17 dan d = 2 Pada graf lingkaran C8 = 19, 21,23, 25, 27, 29, 31, 33 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 19 dan d = 2 Pada graf lingkaran C9 = 21,23, 25, 27, 29, 31, 33, 35, 37 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 21 dan d = 2
30
Pada graf lingkaran C10 = 23, 25, 27, 29, 31, 33, 35, 37, 39, 41 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 23 dan d = 2 Pada graf lingkaran C11 = 25, 27, 29, 31, 33, 35 ,37, 39, 41, 43, 45 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 25 dan d = 2 Pada graf lingkaran C12 = 27, 29, 31, 33, 35 ,37, 39, 41, 43, 45, 47, 49 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 27 dan d = 2 22 5 20 7 18 9 16 11 14 23 4 21 6 19 8 17 10 15 12 13
24 1 2
Graf Lingkaran C12 Pelabelan total (a,2)-sisi-anti ajaib pada graf lingkaran Cn, pola pelabelan yang digunakan adalah sebagai berikut:
f (vi ) f (vi , vi +1 ) f (v n , v1 )
= 2i = 2(n i ) + 1 =1
i = 1, 2,..., n i = 1, 2,..., n 1
E (C n ) = {vi , vi +1 | 1 i n 1} {v n , v1 }
31
f (vi ) f (vi , vi +1 ) f (v n , v1 )
= 2i = 2(n i ) + 1 =1
i = 1, 2,..., n i = 1, 2,..., n 1
Misalkan: b f (vi , vi +1 ) , untuk 1 i n 1 menyatakan bobot sisi vi , vi +1 , pada graf lingkaran Cn maka :
b f (v n , v1 ) = f (v n ) + f (v n , v1 ) + f (v1 ) = 2n + 1 + 2 = 2n + 3
Misalkan bf menyatakan barisan bobot sisi pada Cn
bf = {b f (vi , vi +1 ) | 1 i n 1} {b f (v n , v1 )} = {2(n + i ) + 3 | 1 i n 1} {2n + 3} = {2n + 2i + 3 | 1 i n 1} {2n + 3} = {2n + 5, 2n + 7,..., 4n + 1, 2n + 3} = {2n + 3, 2n + 5, 2n + 7,..., 4n + 1} = {((2n + 3), ((2n + 3) + 2), ((2n + 3) + 4),..., ((2n + 3) + 2(n 1)} = {( 2n + 3) + 2i | 0 i n 1} Jadi terbukti untuk setiap n 2 , pada graf lingkaran Cn mempunyai
32
Pada graf lingkaran Cn untuk n = 2 dengan d = 3, pelabelan total (a,d)sisi - anti ajaib untuk pelabelan sisi f (v n , v1 ) dapat digambar sembarang. 4 2 1 3 2 4 1 3
Graf Lingkaran C2 Graf pada Gambar 3.9 untuk graf lingkaran C2 didapatkan deret C2 = 6, 9. Maka graf tersebut mempunyai nilai suku awal a = 6 dan d = 3. Untuk Gambar pada graf lingkaran Cn selanjutnya, dapat dilihat pada Lampiran 3, dengan bobot-bobotnya sebagai berikut: Pada graf lingkaran C3 = 7,10,13 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 7 dan d = 3 Pada graf lingkaran C4 = 8,11,14,17 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 8 dan d = 3 Pada graf lingkaran C5 = 9,12,15,18,21 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 9 dan d = 3 Pada graf lingkaran C6 = 10,13,16,19,22,25 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 10 dan d = 3 Pada graf lingkaran C7 = 11,14,17,20,23,26,29 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 11 dan d = 3 Pada graf lingkaran C8 = 12,15,18,21,24,27,30,33 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 12 dan d = 3
33
Pada graf lingkaran C9 = 13,16,19,22,25,28,31,34,37 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 13 dan d = 3 Pada graf lingkaran C10 = 14,17,20,23,26,29,32,35,38, 41 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 14 dan d = 3 Pada graf lingkaran C11 = 15,18,21,24,27,30,33,36,39,42, 45 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai a = 15 dan d = 3 Pada graf lingkaran C12 = 16,19,22,25,28,31,34,37,40,43,46, 49 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 16 dan d = 3 12 13 1 2 14 3 15 4 16 5 17 18 6 7 19 8 24 23 11 22 10
21
9 20
pada Graf Lingkaran C12 Pelabelan total (a,3)-sisi - anti ajaib pada graf lingkaran Cn, pola pelabelan yang digunakan adalah sebagai berikut:
f (vi ) f (vi , vi +1 ) f (v n , v1 )
= i +1 = (n + i) + 1 =1
i = 1, 2,..., n i = 1, 2,..., n 1
34
Bukti : Misalkan : V (C n )
= {vi | 1 i n}
E (C n ) = {vi , vi +1 | 1 i n 1} {v n , v1 }
Misalkan pelabelan total f : V (C n ) E (C n ) {1, 2,..., 2n} didefinisikan sebagai berikut:
f (v i ) f (vi , vi +1 ) f (v n , v1 )
= i +1 = (n + i) + 1 =1
i = 1, 2,..., n i = 1, 2,..., n 1
= {3i + n + 4 | 1 i n 1} {n + 4} = {n + 7, n + 10,..., 4n + 1, n + 4} = {n + 4, n + 7, n + 10,..., 4n + 1} = {((n + 4), ((n + 4) + 3), ((n + 4) + 6),..., ((n + 4) + 3(n 1)} = {( n + 4) + 3i | 0 i n 1}
Jadi terbukti untuk setiap n 2 , pada graf lingkaran Cn mempunyai pelabelan total (n+4,3)-sisi - anti ajaib.
35
Pada pelabelan total (a,d)-sisi-anti ajaib graf lingkaran C3 dengan d = 4, untuk pelabelan sisi f (v n , v1 ) dapat digambar sebagai berikut: 4 1 5
2 3 22 21 10 19 10 17 20
15
8 13 18
11 1 2 3 14 5 4 7 9 16 6
Graf Lingkaran C3 dan C11 Graf pada Gambar 3.11 untuk graf lingkaran C2 didapatkan deret C3 = 7,11,15. Maka graf lingkaran Cn tersebut mempunyai nilai suku awal a = 7 dan d = 4. Untuk Gambar pada graf lingkaran Cn selanjutnya, dapat dilihat pada Lampiran 4, dengan bobot-bobotnya sebagai berikut: Pada graf lingkaran C5 = 9,13,17,21,25 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 9 dan d = 4 Pada graf lingkaran C7 = 11,15,19,23,27,31,35 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 11 dan d = 4 Pada graf lingkaran C9 = 13,17,21,25,29,33,,37,41,45
36
Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai suku awal a = 13 dan d = 4 Pada graf lingkaran C11 = 15,19,23,27,31,35,39,43,47,51,55 Maka graf lingkaran tersebut mempunyai nilai a = 15 dan d = 4
Pelabelan total (a,4)-sisi-anti ajaib pada graf lingkaran Cn dengan n ganjil, pola pelabelan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1 + i = n + i + 1 f (vi , vi +1 ) = 2i + 1 f (v i ) f (v n , v1 ) =1
E (C n ) = {vi , vi +1 | 1 i n 1} {v n , v1 }
Misalkan pelabelan total f : V (C n ) E (C n ) {1, 2,..., 2n} didefinisikan sebagai berikut:
f (v i )
1 + i = n + i + 1 =1
f (vi , vi +1 ) = 2i + 1 f (v n , v1 )
Misalkan: b f (vi , vi +1 ) , untuk 1 i n 1 menyatakan bobot sisi vi , vi +1 , pada graf lingkaran Cn maka :
37
b f (vi , vi +1 ) = f (vi ) + f (vi , vi +1 ) + f (vi +1 ) (1 + i ) + (2i + 1) + (n + (1 + i ) + 1) b f (vi , vi +1 ) = (n + i + 1) + (2i + 1) + ((1 + i ) + 1) = 4i + n + 4 i = 1,3,..., n i = 2,4,..., n
38
dengan menggunakan RAD dengan berdasarkan pada fase-fase sebagai berikut: a. Business modeling, pada fase ini dilakukan proses identifikasi informasi permasalahan pada pelabelan total (a,d)-sisi-anti ajaib pada graf lingkaran Cn berbasis GUI. Pelabelan dengan memperhitungkan satu sisi dengan simpul yang menghubungkan sisi tersebut merupakan pelabelan total sisi. Hubungan antara dua simpul dengan satu sisi menghasilkan pelabelan sisi-ajaib dan pelabelan sisi-anti ajaib. b. Data modeling, merupakan proses identifikasi variabel yang digunakan pad apelabelan total (a,d)-sisi-anti ajaib pada graf lingkaran Cn. Variabel tersebut terdiri dari himpunan simpul dan himpunan sisi dengan nilai masukan suku awal (a) dan beda (d) yang menghasilkan bobot pada pelabelan graf lingkaran Cn. c. Proses modeling, fase ini bertujuan untuk mengimplementasikan dari fase data modeling dengan melakukan tahapan-tahapan secara diagram yang mengilustrasikan urutan dari operasi yang dilakukan untuk mendapatkan suatu hasil pada aplikasi pelabelan total (a,d)-sisi-anti ajaib pada graf lingkaran Cn berbasis GUI. Proses modeling dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pada proses business modeling modeling. Perhatikan flowchat pada Gambar 3.12 di bawah ini: dan data
39
STAR
= i,
i = 1,2,..., n i = 1,2,..., n 1
f (vi , vi +1 ) = 2n i, Ya f (v n , v1 ) = 2n
= 2i,
i = 1,2,..., n
Ya
Ya
f (v i )
= 1 + i,
i = 1,2,..., n i = 1,2,..., n 1
f (v i , vi +1 ) = ( n + i ) + 1, f (v n , v1 ) = 1
Ya
1 + i = n + 1 + i f (v i , v i +1 ) = 2i + 1 f (v i ) f (v n , v1 ) = 1
40
merupakan penggalan dari aplikasi pelabelan total (a,d)-sisi-anti ajaib pada graf lingkaran Cn berbasis . d=1; n = handles.n; for i=1:n s1(i)=i; s3=2*n; end for i=1:n-1; s2(i)=(2*n)-i; end handles.d=d; handles.s1=s1; handles.s2=s2; handles.s3=s3; guidata(hObject,handles); d=2; n = handles.n; for i=1:n s1(i)=2*i; s3=1; end for i=1:n-1; s2(i)=2*(n-i)+1; end handles.d=d; handles.s1=s1; handles.s2=s2; handles.s3=s3; guidata(hObject,handles); d=3; n = handles.n; for i=1:n s1(i)=1+i; s3=1; end for i=1:n-1; s2(i)=n+i+1; end handles.d=d; handles.s1=s1; handles.s2=s2;
41
handles.s3=s3; guidata(hObject,handles); d=4; n = handles.n; for i=1:2:n s1(i)=1+i; s3=1; end for i=2:2:n s1(i)=n+1+i; end for i=1:n-1; s2(i)=2*i+1; end for i=1:n-1 a(i)=s1(i)+s1(i+1)+s2(i); end ====================================== d = handles.d; n = handles.n; s1=handles.s1; s2=handles.s2; s3=handles.s3; for i=1:n-1 a(i)=s1(i)+s1(i+1)+s2(i); end b=s1(1)+s1(n)+s3; if b>max(a) c=[a,b]; else c=[b,a]; end e=min(c); s1=num2str(s1); s2=num2str(s2); s3=num2str(s3); c=num2str(c); end p=n/2; q=-p:p; x=sin(q*pi/-p); y=cos(q*pi/-p); x2=x; y2=y;
42
axis('square') axes(handles.gambar); plot(x,y,'.r',x2,y2,'markersize',30); for i=1:n text(x(i)+0.03,y(i),[' ',num2str(s(i))],'HorizontalAlignment','left') if i~=n x1(i)=(x(i)+x(i+1))/2; y1(i)=(y(i)+y(i+1))/2; else x1(i)=(x(n)+x(1))/2; y1(i)=(y(n)+y(1))/2; end text(x1(i),y1(i),[' ',num2str(s4(i))],'HorizontalAlignment','left') end set(handles.gambar, 'Visible', 'off'); set(handles.tutup, 'Visible', 'off'); function matikan(off) set(off,'Value',0)
e. Testing and turnover, pada fase ini merupakan tahapan yang sangat penting, yaitu dilakukan uji tes terhadap aplikasi yang telah dibuat, sebagai contoh perhatikan Gambar 3.13 di bawah ini.
43