Anda di halaman 1dari 2

12/5/13

Petani Udang 'Angkat Tangan' - Surya

Kamis, 5 Desember 2013

Petani Udang 'Angkat Tangan'


Kamis, 16 Juni 2011 22:16 WIB

SURABAYA l SURYA Online- Pasar komoditas udang dan hasil laut di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa terus meningkat. Sayangnya, produsen di Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 50 persennya saja, akibat seretnya pasokan bahan baku. Direktur PT Sekar Bumi Tbk Freddy Adam mengatakan, secara umum permintaan komoditas udang di pasar ekspor terus meningkat, seiring dengan kenaikan konsumsi komoditas itu di sejumlah negara. Salah satunya, AS. Tingkat konsumsi udang di AS terus meningkat, di mana rata-rata 10-15 persen setiap tahun. Sayangnya membaiknya pasar ini tak dibarengi dengan ketersediaan bahan baku, kata Freddy, usai RUPS di Surabaya, Kamis (16/6). Bukan itu saja, tren positif komoditas udang juga terjadi pada harga jual. Saat ini, harga udang dengan grade size 30, dipatok di kisaran Rp 69.000 per kilogram (kg). Padahal, tahun lalu harga udang jenis yang sama masih Rp 50.000-60.000 per kg. Harusnya dengan pasar yang bagus dan tren harga yang naik, bisa dimanfaatkan petani udang dalam negeri, ungkap Freddy. Menurutnya, keterbatasan bahan baku udang selain dipengaruhi kian menipisnya lahan tambak juga relatif belum adanya upaya pemberdayaan atau peningkatan produktivitas udang oleh pemerintah. Freddy menyebut, selama ini budidaya udang masih terbatas pada daerah-daerah di pesisir pantai. Padahal, lahan tambak tak harus di wilayah yang berdekatan dengan pantai atau laut, dan dilakukan dengan sistem zonasi. Konsep ini mengatur soal batasan wilayah juga kawasan bebas pencemaran. Sistem zonasi sudah banyak dilakukan di negara-negara penghasil udang, seperti China dan Vietnam. Yang terpenting irigasi dengan mengalirkan air pesisir ke daratan, ucap Freddy, didampingi Presdir Sekar Bumi Herry Lukminto. Ia optimistis jika langkah itu dilakukan, bukan tidak mungkin pihaknya mampu memenuhi berapapun kebutuhan pasar, selain mengangkat kembali posisi Indonesia sebagai produsen utama udang. Saat ini Indonesia tergeser oleh Thailand, tandasnya. Sekar Bumi merupakan produsen dan eksporter udang dengan pasar utama AS, Eropa, dan negara Asia. Dengan produksi sekitar 7.500 ton per tahun, tahun lalu perusahaan berbasis di Sidoarjo ini membukukan penjualan Rp 530 miliar. Vice President I Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Johan Suryadarma mengakui, besarnya potensi pasar udang baik di pasar ekspor maupun lokal tak ada artinya selama produksi belum meningkat. Apalagi kurs rupiah terhadap dolar AS terus menguat. Jadi, harus ada langkah strategis untuk peningkatan produksi. Kami bersyukur beberapa daerah seperti Lamongan sudah melakukan pola budidaya semi, yaitu menggunakan kincir dan benih yang ditabur tak terlalu padat, ulas Johan. Upaya itu mendesak dilakukan, karena pada 2008 lalu produksi udang nasional masih kisaran 408.346 ton, namun pada 2009 turun di angka 299.000 ton dan di 2010 kisaran 292.500 ton. Kondisi itu berlawanan dengan ekspor udang Jatim ke AS, di mana di awal tahun ini cenderung naik 18,4 persen. Jika kita bisa segera berbenah dan memanfaatkan peluang pasar, ada kenaikan 10-20 persen per tahun sudah cukup bagus, pungkasnya. dio

Penulis: Heru Pramono

surabaya.tribunnews.com/2011/06/17/petani-udang-angkat-tangan

1/2

12/5/13

Petani Udang 'Angkat Tangan' - Surya

2013 TRIBUNnews.com All Right Reserved l About Us l Privacy Policy l Help l Terms of Use l Redaksi l Info iklan l Contact Us l Lowongan

surabaya.tribunnews.com/2011/06/17/petani-udang-angkat-tangan

2/2

Anda mungkin juga menyukai