Anda di halaman 1dari 9

Bantuan ventilasi proporsional noninvasif mungkin berguna bagi pemulihan (pernapasan spontan) pasien yang gagal dalam percobaan

pernapasan spontan
Mohamed M. Tawfeek *, Ali Mohamed Ali Elnabtity Anaesthesia Department, Zagazig Uni ersity !ospital, Egypt
Abstrak

Latar belakang"#engg$naan Endotra%heal Me%hani%al &entilation 'ETM&( biasanya disertai dengan tingginya morbiditas dan mortalitas pasien di $nit perawatan intensif ')*U(. T$+$an dari st$di prospektif a%ak terkontrol ini adalah $nt$k menge al$asi efekti itas #roportional Assist &entilation'#A&( non in asif sebagai metode pem$lihan pada pasien yang tidak toleran pada ,pontaneo$s -reathing Trial ',-T(. Pasien dan metode: Di antara ../ pasien dengan A%$te 0espiratory 1ail$re 'A01( yang dilaporkan ke )*U bedah Zagazig Uni ersity, 2/ pasien diantaranya gagal dalam / +am3,-T setelah mereka memen$hi kriteria pem$lihan. /. pasien mengg$nakan kon ensional syn%hronized intermittent mandatory entilation ',)M&( in asif sebagai teknik mengontrol pem$lihan 'kelompok ,)M&(, dan /. pasien yang lain diterapkan teknik #A& non in asif segera setelah ekst$basi 'kelompok #A&(. Hasil: Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai tanda klinis $tama, karakteristik f$ngsional,dan parameter fisiologis dari ked$a kelompok pada saat mas$k 0,. #ert$karan gas pada .+am pas%a randomisasi meningkat se%ara signifikan pada ked$a kelompok. 4amanya bant$an entilasi lebih pendek pada kelompok #A& './,5 6 5,7 hari s //,7 6 .7,7 hari pada kelompok kon ensional8 # 9:,:;(. <eberhasilan pem$lihan pada kelompok #A& +a$h lebih tinngi '.5 pasien =5;>? s .. pasien =;/>? pada kelompok kon ensional # 9:,:;(. #ada #A& harapan hid$p di )*U lebih tinggi, tingkat reint$bation lebih rendah '7 pasien =.2>? s .: pasien =2@>? di kon ensional gro$p 8#9:.:;(. Angka trakeostomy +a$h lebih rendah pada pemakaian #A& '. pasien =2>? s @ pasien =77>? pada kon ensional gro$p 8 #9 :,:;(. Angka ke+adian &A# ' entilator asso%iated pne$moni( lebih tinggi pada kelompok kon ensional ' 5 pasien =75>? s . pasien A2>? pada kelompok #A& 8 # 9 :,:;(. Konklusi " #A& non in afif bisa dipertimbangkan sebagai $saha dan metoda yang aman pada pem$lihan pasien yang tidak toleran pada /+am B ,-T. 1.Pendahuluan ETM& telah terb$kti berhasil dig$nakan pada pasien dengan kegagalan pernapasan. <etika penyakit dasar pasien berhasil diatasi, kebanyakan pasien dapat tiba3tiba bernapas spontan setelah diberikan toleransi /h3,-T C.D. Eam$n, 7:> dari pasien ini gagal dalam ,-T 8 yang men$n+$kkan kes$litan dalam pem$lihan C/D. #enyebab kegagalan pem$lihan dalam pop$lasi terseb$t har$s ditin+a$ $lang, dikoreksi, dan dilak$kan skrining sekali dalam sehari mengg$nakan ,-TC.D. Eam$n, kegagalan dalam pem$lihan berh$b$ngan dengan pemakaian entilasi mekanik yang berkepan+anganC7D 8 dan dapat meningkatkan risiko &A#, perawatan di )*U yang lama,dan kematian C2D. Fleh karena it$, inter ensi yang bert$+$an $nt$k memperpendek masa pem$lihan periode har$s didorong. #rofilaksis Eon )n asi e &enntilasi 'E)&( telah dig$nakan dngan efektif $nt$k men%egah kegagalan pernapasan setelah ekst$basi trakea dan meng$rangi angka kematian
1

pada pasien )*U yang beresiko mendapatkan komplikasi postekst$basi C;,GD. Eam$n peran E)& dalam kegagalan pernafasan postekst$basi k$rang C@,5D. Di sisi lain, E)& dig$nakan $nt$k mem$dahkan pem$lihan pada pasien yang tidak toleran terhadap ,-T yang tidak terkontrol sebel$mnyaCH3..D 8st$di terkontrol se%ara a%ak C./3.;D 8serta meta3analisis C.GD. <ebanyakan pasien menderita ##F< dalam $+i%oba terseb$t.Unt$k pengetah$an kita, hanya ada sat$ st$di tentang peran dari E)& pada pasien dengan gagal nafas karena penyebab lain yang telah die al$asiC.@D. -i3le el #ossiti e Airway #ress$re '-i#A#( s$dah dipilih sebagai modalitas non3 in asif pada $+i %oba ini.<eberhasilan #A&,mode d$k$ngan entilator parsial yang sering dig$nakan dalam sit$asi klinis tertent$ bel$m bisa dinilai. T$+$an dari penelitian ini adalah $nt$k menge al$asi #A& nonin asif sebagai metode bar$ dalam pem$lihan pasien yang memen$hi kriteria pem$lihan nam$n gagal dalam /h3,-T di pop$lasi terpilih. T$+$an akhir dari penelitian ini adalah $nt$k menilai d$rasi entilasi, angka ke+adian &A#, tingkat reint$basi dan 7:3days s$r i al rate. 2. Pasien dan metode ,t$di ini men%ak$p pasien dewasa yang dirawat bert$r$t3 t$r$t di .23bed )*U bedah kami dari +$li /::5 sampai +$li /:.: dengan A01 yang memb$t$hkan ETM& selama lebih dari 25 +am. ,t$di ini telah diset$+$i oleh <omite etika lokal, dan telah ada perset$+$an tert$lis yang diperoleh dari anggota kel$arga masing3masing. #asien dengan tra$ma wa+ah, gastritis ata$ setelah operasi esofag$s, tra%heostomy, sekresi sal$ran pernafasan yang berlebihan, k$rangnya ker+asama, ata$ perdarahan gastrointestinal bagian atas yang aktif, tidak mas$k dalam penelitiaE. ,-T dim$lai ketika " pasien dalam keadaan afebris dan sepen$hnya sadar dan tidak memb$t$hkan sedasi, dan memen$hi kriteria berik$t " tidak memb$t$hkan bant$an entilator yang disebabkan oleh A01, oksigenasi yang memadai 'arteri parsial tekanan oksigen '#aF/( !gI G: mm pada fraksi oksigen yang terinspirasi '1iF/( dari G:,2, dan #ositi e3end eJpiratory pres$re '#EE#( dari G; %m !/F selama #ress$re s$pport entilation '#,&( G5 mm!g(, dan hemodinamik yang stabil 'sistolik tekanan darah # H: mm!g, deny$t +ant$ng G ./: deny$t K menit tanpa asopressors(.Di akhir menit pertama ,-T,pasien diperiksa $nt$k kesiapan dalam pem$lihan'bernapas spontan( mengg$nakan rapid shallow breathing indeJ '0,-)(8 frek$ensi napas dalam . menit dibagi dengan tidal ol$me rata3rata '&T( di menit yang sama '0 K T&(. <ala$ 9.:;, pasien dianggap siap $nt$k bernapas spontan dan ,-T dan diperpan+ang selama / +am. Lika pasien toleran terhadap /h3 ,-Ts pasien diekst$basi dan dikel$arkan dari penelitian. ,-T ini dianggap gagal +ika" sat$rasi oksigen perifer ',pF/( di$k$r dengan p$lse oksimetri 9H:> '5:> pada gagal pernapasan kronis(, frek$ensi pernafasan 'f( # 7; kali K menit, deny$t +ant$ng '!0(I .2: ata$ 9;: 3kali K menit ' naik ata$ t$r$n dariI /:> pada entilasi mekanik sebel$mnya(, dan tekanan darah sistolik arteriI .5: mm !g ata$ 9@: mm!g 'ata$ kenaikan ata$ pen$r$nanI /:> pada enitlasi mekanik sebel$mnya ( dan 0,-)I .:; ata$ peningkatan $saha napas yang ditamdai dengan pengg$naan otot pernafasan tambahan, gerak per$t yang paradoksikal, ata$ retraksi dari r$ang interkostal. #asien yang gagal ,-T dialokasikan kedalam d$a kelompok se%ara random. #asien pada kelompok pertama did$k$ng sepen$hnya dengan ,)M& mode dan mengg$nakan entilator ,er o ) ',)M& gro$p(.,ementara pasien dalam kelompok lain diekst$basi dan segera diberikan E)& mengg$naka #A& mode '#A& gro$p(. #emilihan se%ara random dilak$kan dengan mengg$nakan amplop bernomor yang bersegel dan tidak temb$s pandang.
2

Unt$k mengontrol kelompok ,)M&, parameter entilasi diat$r sampai #a*F/ dan #! sebel$mnya di%apai dalam G: menit pertama dan 9 7: 3kali K menit. #ada kelompok #A&,baik aliran dan ol$me membant$ #A& diat$r terpisah dengan mengg$nakan fenomenaMMr$nawayMM . ter+adi ketika tekanan diaplikasikan oleh entilator melebihi tekanan elastis dan resistif yang berlawanan pada akhir inspirasi pasien, dan kem$dian aliran dan ol$me ter$s dikirimkan oleh entilator selama ne$ral ekspirasi pasien C.53/:D. 1low assist '1A( ditetapkan sebesar . %m !/F 43. s3. sedangkan &ol$me assist '&A( ditetapkan sebesar / %m !/F 43. , kem$dian &A di+aga di / %m ! /F 43. sampai fenoma Ar$naway A ter+adi, kem$dian 1A di+aga dalam %m !/F 43. s3. sampai fenomena Ar$nwayN ter+adi. langkah. Eilai 1A yang pada saat MM r$n3awayMM adalah min$s . %m ! /F 43. s3., dan &A yang disaat MM r$n3 awayMM min$s / %m !/F 43. dias$msikan $nt$k men%erminkan resistensi aliran dan elastisitas ol$me pasienC/.D. E)& selal$ dikirimkan ter$s mener$s ke%$ali saat makan dan $nt$k ekspektorasi melal$i entilator portabel '0espironi%s, M$rrys ille, #A, U,A(, melal$i f$ll fa%e mask '0espironi%s, M$rrys ille, #A, U,A( dengan $k$ran yang memadai $nt$k setiap pasien. 0eint$basi dilak$kan segera +ika saat salah sat$ peristiwa berik$t ter+adi" hiperkapnia '#! arteri 9@,7; dengan peningkatan ketegangan karbon dioksida arteri '#a *F/( I/:> dari wakt$ ekst$basi(, hipoksemia',pF/ dari p$lse oksimetri 9H:> dengan 1iF/ :,;, pen$r$nan kesadaran yang mengakibatkan pasien tidak dapat mentoleransi E)&, m$n%$l ge+ala klinis dari keletihan otot pernafasan danKata$ m$n%$l $saha bernafas seperti yang di+elaskan diatas,ke tidakmamp$an membersihkan sekresi , dan ketidakstabilan hemodinamik berat yang tidak berespon terhadap %airan dan asopressor. #enarikan bertahap terhadap d$k$ngan entilator dilak$kan pada kelompok #A& sedangkan pada kelompok kon esinal ,-T dilak$kan sekali sehari sampai pasien dapat mentolerir pernapasan spontan. <arakteristik klinis dan demografis pasien telah di%atat pada saat mas$k. <riteria e al$asi $tama pada keberhasilan pernapasan spontan 'didefinisikan sebagai tidak adanya reint$batsi dalam +anka wakt$ 7 hari setelah ekst$basi. D$rasi dar entilasi mekanik 'dari hari int$basi sampai hari ekst$basi, dari mengg$akan bant$an di +alan nafas sebel$m randomisasi ditambah d$rasi pem$liha setelah randomisasi pada kelompok kontrol, dan sebel$m randomisasi pada kelompok #A&( +$ga di$k$r. <riteria e al$asi lainnya adalah kemamp$an bertahan hid$p dalam wakt$ 7: hari, dan komplikasi yang terkait dengan ETM& dan K ata$ prosed$r pem$lihan seperti syok septik, pnemothoraJ, dan &A#. &A# didefinisikan sebagai gambran infiltrat bar$ dan bertahan lama 'I 25 +am( di par$ yang didapati pada foto rontgen dada, dikombinasikan dengan sedikitnya d$a kondisi berik$t" demam, le$kosit perifer I .:::: selKmm7, dan sekresi endotrakeal yang diperoleh oleh penyedotan sal$ran pernapasan bagian bawah yang men$n+$kkan seb$ah Oram dari sat$ ata$ lebih +enis bakteri C./D. Tra%heostomy dilak$kan se+ak .2 hari saat inisiasi pemakaian bant$an entilator, tergant$ng pada protokol )*U kami. 3. Analisis statistik Data disa+ikan dalam bent$k rata3rata P ,D ata$ persentase. #erbandingan dari d$a %ara dilak$kan mengg$nakan $+i Mahasiswa. #erbandingan persentase dilak$kan dengan mengg$nakan metode 1isher. # 9:,:; dianggap nilai signifikan.

. !asil ,epan+ang masa st$di, ../ pasien memerl$kan ETM& lebih dari 25 +am di )*U kami, G; pasien adalah %alon $nt$k pem$lihan 'bernafas spontan(. D$a p$l$h tiga pasien yang telah tolerir terhadap ,-T dikel$arkan dari penelitian. 2/ pasien yang tersisa gagal dalam / h3,-T setelah mereka dimas$kkan dalam kriteria simpel pem$lihan. #asien3pasien ini se%ara a%ak dibagi men+adi kelompok #A& '/. pasien( dan kelompok kon ensional ,)M& '/. pasien( Tidak ada perbedaan signifikan mengenai tanda klinis $tama dan f$ngsional karakteristik dari ked$a kelompok saat mereka mas$k 'Tabel .(. Tidak ada +$ga perbedaan yang signifikan berdasarkan parameter fisiologis pasien pada hari penga%akan, termas$k +$gapola pernapasan, deny$t +ant$ng, tekanan darah sistolik, dan gas darah arteri'Tabel /(. &ariabel pert$karan $dara yang di$k$r.3+am setelah penga%akan posting adalah sebanding pada ked$a kelompok'Tabel 7(.
Table . karakteristik pasien. #A& gro$p 'n Q/.( Um$r 'tah$n( ,eJ '4K#( A##A*!E )) on admission A##A*!E )) on entry into st$dy )ndikasi pemakaian entilator mekanik 'n( Eksaserbasi ak$t ##F< Udem par$ ak$t #ne$monia terkait lingk$ngan Oagal napas pas%a Fperasi Tra$ma torak #as%a henti +ant$ng Oangg$an ne$rom$sk$lar @. P H .;K; /. P ; .7 P 2 ,)M& gro$p 'nQ /.( @: P .: .7K@ /: P @ .7 P ;

; 7 7 2 7 . /

2 7 2 2 . / 7

!asil disa+ikan dalam bent$k rata3rata P ,D ata$ persentase #A&Q #roportional assisted entilation. ,)M&Q,yn%hronized intermittent mandatory entilation. A#A*!E3))QA%$te physiology and %hroni% health e al$ation3)) s%ore

Dibandingkan dengan kelompok kontrol, lamanya bant$an entilasi lebih pendek pada kelompok #A& './,5 P 5,7 hari s //,7 P .7,7 hari pada kelompok kon ensional8 # Q 9:,:;(. Tingkat keberhasilan pem$lihan pada pasien dengan ,)M& in asif lebih rendah dibandingkan dari pasien yang mengg$nakan nonin asif #A& '.. pasien =;/>M? s .5 pasien =5;>MM pada kelompok #A&8 # 9:,:;(. )nsiden reint$basi signifikan lebih rendah pada kelompok #A& '7 MM.2>MM pasien s .:MM2@MM> pasien dalam kelompok pem$lihan kon ensional8 # 9:,:;(. #enyebab renit$basi disa+ikan dalam Tabel 2. ,at$ pasien MM2>N dari kelompok #A& yang dilak$kan trakeostomy s t$+$h MM77>N pasien dalam kelompok kon ensional8 # 9:.:;(. Dibandingkan dengan kelompok kon ensional, kematian pada hari ke37: se+ak mas$k 0, lebih tinggi pada kelompok #A& '.H pasien s .; pasien dalam kelompok pem$lihan kon ensional( 'Tabel 2(.
4

Angka ke+adin &A# lebih tinggi pada kelompok ,)M& 'delapan pasienMM 75>MM s sat$ pasienMM 2>MM dalam kelompok #A&8 # 9:,:;( 'Tabel ;(. <omplikasi yang terkait pada kelompok #A& nonin asif terbatas dari ringan sampai sedang 8$llserasi pada +embatan hid$ng ter+adi pada tiga pasien, dan kes$litan dalam pengel$aran sekresi respiratori ter+adi pada d$a pasien.
Table / parameter fisiologi pada saat mas$k

1rek$ensi napas 'kaliKmenit( Deny$t nadi ' kaliKmenit( Tekanan sistolik 'mm!g( p! arteri #a*F/ 'mm!g( #aF/ 'mm!g(

<elompok #A& 'nQ/.( 7@ P 5 ../ P/7 .2/ P /5 @./G P :.:5 ..G P GG 22.G P H.;

<elompok ,)M& 'nQ/.( 72 P .. ..7 P /G .2: P 7/ @./G P :.:H ..@ P ;H 2@.: P G.G

!asil disa+ikan dalam bent$k rata3rata P ,D ata$ persentase #A&Q #roportional assisted entilation. ,)M&Q,yn%hronized intermittent mandatory entilation
Table 7 efek pernapasan spontan pada pert$karan $dara

/ +am3 ,-T <elompok kontrol 'nQ/.( #aF/ #a*F/ #h <elompok #A& 'nQ/.( #aF/ #a*F/ p! @/./@ P H./H ;G..2 P H.77 @./5 P:.:5 @2.7@P 5..; ;;.G5P H.52 @./2P:...

. +am pas%a randomisasi 55./G P .@.// 2; P .:.H: @.7GP :.:; 5H.5 PH.H/ 2G..7P....: @.7; P:..:

/ +am3,-TQ ariabel pert$karan $dara pada akhir / +am per%obaan pernapasan spontan .+am pas%a randomisasi Q ariabel pert$karan $dara . +am setelah dilak$kan randomisasi

".#iskusi ETM& dianggap sebagai inter ensi $nt$k menyelamatkan hid$p pasien dari kegagalan pernapasan, nam$n %ara ini +$ga disertai dengan efek samping yang tidak diinginkan dan komplikasi yang mengan%am +iwa C//D. #rotokol pem$lihan di )*U kami men%ak$p pelaksanaan ,-T harian kepada pasien yang telah di$+i dan memen$hi kriteria pem$lihan sederhana. ,-T harian ini telah terb$kti meng$rangi wakt$ pengg$nan entilasi mekanik danan angka reint$basi C/7D. Eam$n, banyak pasien yang gagal pada ,-Ts ini dan mengalami kes$litan dalam pem$lihan 'bernapas spontan(. <ami meng$+i kemamp$an E)& dalam protokol pem$lihan dalam s$at$ pop$lasi terpilih. #enem$an yang paling penting dari penelitian ini adalah, pasien yang tidak memiliki kontraindikasi $nt$k E)& dan mas$k dalam kriteria pem$lihan sederhana tetapi ternyata gagal ,-T, kombinasi antara ekst$basi trakeal lebih awal dan inisiasi #A& nonin asif telah dikaitkan dengan pengg$naan bant$an entilas dalam d$rasi yang lebih singkat lebih pen$r$nan angka ke+adian &A#, dan kemamp$an bertahan hid$p di )*U yang lebih baik. D$rasi yang lebih pendek dalam peng$naan bant$an entilasi ditem$kan pada kelompok #A&, dan proses pem$lihannya sama dengan penelitian Ea a dkk. C./D dan 1errer et al. C.2D, nam$n penelitian dari Oira$lt dkk.C.7D, d$rasi penng$$naan entilator harian lebih tinggi pada E)& dan lama tinggal di r$mah sakit tidak terlal$ berbeda pada ked$a kelompok, yang dapat di+elaskan oleh karakteristik pasien yang berbeda. ,t$di Oira$lt
5

men%ak$p tingginya angka ke+adian pada pasien penyakit kronik yang lebih memb$t$hkan bant$an entilasi.
Table 2 Reaning o$t%ome ariables. <elompok #A& 'nQ/.( ./.5P 5.7 .5 '5;>( 7 '.2>( : : / . .'2>( .H <elompok ,)M& 'nQ /.( //.7P .7.7 .. ';/>( .: '2@>( 7 7 : : @ '77>( .;

D$rasi dari bant$an entilator Tingkat kes$ksesan, n '>( 0eint$basi , n '>( #enyebab reint$basi 'n( !ipoksemia persisten berat Dispne$ berat <etidakmamp$an mengat$r sekresi <etidakstabilan hemodinamik Trakeostomy )*U s$r i al selama G: hari , n '>(

!asil disa+ikan dalam bent$k rata3rata P ,D ata$ persentase #A&Q #roportional assisted entilation. ,)M&Q,yn%hronized intermittent mandatory entilation * #Q 9:.:;.
Table ; komplikasi

#A& gro$p 'nQ/.( &A# dek$bit$s Emboli par$ #erdarahan O)T #ne$motorak ,yok syepti .'2>( 3 . '2>( . '2>( 3 . '2>(

,)M& gro$p 'nQ/.( 5 '7H>( / 'H>( / 'H>( / 'H>( . '2>( 2 ' H>(

!asil disa+ikan dalam bent$k rata3rata P ,D ata$ persentase #A&Q #roportional assisted entilation. ,)M&Q,yn%hronized intermittent mandatory entilation * #Q 9:.:;.

Meskip$n penelitian sebel$mnya tidak merekomendasikan pengg$naan E)& $nt$k mengekst$basi pasien non3*F#D yang gagal ,-T C/2D. Dalam st$di ini, keberhasilan dalam pem$lihan signifikan lebih tinggi pada kelompok nonin asif #A& 8 ses$ai dengan penelitian Ea a dkk.C./D. Tingginya tingkat keberhasilan pem$lihan pada kelompok #A& dapat di+elaskan dengan bag$snya protokol E)& di )*U kami, dan adanya staf terlatih dalam pengelolaan berbagai entilasi. Eam$n, penyebab $tama keberhasilan m$ngkin karena pengg$naan segera #A& nonin asif , d$k$ngan entilasi parsial yang menghasilkan tekanan proporsional $nt$k mendapatkan reaksi segera dari pasienC/;D. Tingginya tingkat keberhasilan pada kelompok #A& telah dih$b$ngkan dengan peningkatan angka harapan hid$p,wala$p$n tidak terlal$ signifikan.D$a hal yang dikaitkan dengan k$rangnya angka ke+adian &A# pada kelompok ini,sedikitnya angka reint$basi dan trakeostomi. Angka harapan hid$p di )*U yang lebih baik pada kelompok nonin asif ses$ai dengan penelitian danOira$lt dkk. C.7D dan 1errer et al. C.2D. Ea a dkk. C./D men$n+$kkan tidak ada perbedaan signifikan dalam angka harapan hid$p antara ked$a kelompok dan hal ini men+elaskan tidak ada perbedaan signifikan dalam komplikasi berh$b$ngan dengan ET) dan proses pem$lihan diantara ked$a kelompok, kh$s$sny &A#.
6

<omplikasi yang ada dalam penelitian ini sebanding dengan Ea a dan rekan C./D dan 1errer dan rekanC.2D. #ara pen$lis dalam st$di ini mengg$nakan E)& segera dan ter$s mener$s setelah ekst$basi trakea. #ada sisi lain, Oira$lt dan rekan C.7D mengg$nakan E)& se%ara intermitten dan tidak terlihat perbedaan yang signifikan dalam ter+adinya komplikasi. 0eint$basi berpotensi menimb$lkan komplikasi yang berbahaya yang terkait dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada pasien yang mengg$nakan entilasi mekanik C/2D. Dalam beberapa penelitian, )nsiden reint$bation se%ara signifikan lebih rendah pada kelompok #A&8parameter ini hanya dipela+ari dalam penelitian Ea a dkk. C./D. Dalam st$di mereka, tidak ada yang perbedaan signifikan antara reint$bation pada kelompok nonin asif dan kelompok kon ensional. #enyebabnya m$ngkin karena inisiasi E)& pada kelompok kon ensional dapat menimb$lakn kriteria minor dari kegagalan bernapas spontan. Tingginya angka ke+adian &A# dalam kelompok kon ensional daalam penelitian kami ini did$k$ng oleh penelitian lain C/G,/@D.#enelitian sebel$mnya men$n+$kkan bahwa komplikasi yang berh$b$ngan dengan ETM& mengg$nakan bant$an entilasi dalam +angka wakt$ lama berh$b$ngan dengan pne$monia nosokomialC/,./D. ,elain it$,tab$ng endotrakeal telah terb$kti berh$b$ngan dengan perkembangan pne$monia yang disebabkan oleh bat$k dan ke%a%atan m$kosiliarry %learan%e yang disebabkan kontaminasi sekresi orofaringeal yang tert$mp$k diatas dan disekitar %$ff dan mengalami kolonisasi . ,elain it$, dengan E)&, ada kem$ngkinan ke%il aspirasi dari sekret orofaringeal,tidak ada alat alat pada +alan nafas dan pasien memp$nyai kemamp$an $nt$k ekspektorasiC/HD. 0isiko $nt$k aspirasi makanan +$ga meningkat dengan bant$an entilasi in asif, Elpern dan rekan ker+a C7:D men$n+$kkan bahwa aspirasi makanan ditem$kan pada ;:> pasien yang ditrakheostomy dan menerima entilasi mekanik berkepan+angan. Di sisi lain,E)& mem$ngkinkan pasien $nt$k menghindari bahaya aspirasi makananan. ,elain it$, pasien ini sering tidak memb$t$hkan makanan melal$i nasogastrikenteral yang memiliki h$b$ngan dengan tingginya angka ke+adian gastroesophageal refl$J dan aspirasi C7.377D 8risiko besar $nt$k pne$monia nosokomial. Di antara keterbatasan penelitian ini, tidak ada follow $p dalam +angka wakt$ lama terhadap ked$a kelompok penelitian. E al$asi biaya +$ga tidak dimas$kkan dalam per%obaan ini. <esimp$lannya, #A& nonin asif dapat diaplikasikan dengan aman dan efektif dalam protokol pem$lihan dalam pemakaian entilasi mekanik $nt$k pasien yang memen$hi kriteria pem$lihan sederhana tetapi gagal pada ,-T dan tidak memiliki kontraindikasi $nt$k E)&. $eferensi .. !emant !0, *ha%ko L, ,ingh M<. %eaning from mechanical ventilation & current evidence. Indian J Anaesth. /::G8;:'G("77;B775 /. 4eo M !e$nks 4M, an der !oe en LO. 'linical revie() *he AB' of (eaning failure & a structured approach. Crit Care. /:.:8.2"/2; 7. Esteban A, 1r$tos 1, Tobin ML, Alia ), ,olsona L1, &al erd$ ), et al. A comparison of four methods of (eaning patients from mechanical ventilation. Spanish Lung Failure Collaborative Group ! "ngl J #ed. .HH;877/'G("72;B7;: 2. *hatila RM, *riner OL. 'omplications of long+term mechanical ventilation. $espir Care Clin ! Am. /::/85'2("G7.BG2@ ;. Ea a ,, Oregoretti *, 1anf$lla 1, ,S$adrone E, Orassi M, *arl$%%i A, et al. ,oninvasive ventilation to prevent respiratory failure after e-tubation in high+risk patients. Crit Care #ed. /::;877"/2G;
7

G. 1errer M, &alen%ia M, Ei%olas LM, -ernadi%h F, -adia L0, Torres A. .arly noninvasive ventilation averts e-tubation failure in patients at risk) a randomi/ed trial. Am J $esp Crit Care #ed. /::G8.@7".G2B.@: @. <eenan ,#, #owers *, M%*orma%k DO, -lo%k O. ,oninvasive positive+pressure ventilation for poste-tubation respiratory distress) a randomi/ed controlled trial. JA#A. /::/8/5@'/2("7/75B7/22 5. Esteban A, 1r$tos3&i ar 1, 1erg$son ED, Arabi T, Apezteg$ia *, Oonzalez M, et al. ,oninvasive positive+pressure ventilation for respiratory failure after e-tubation. ! "ngl J #ed. /::287;:'/2("/2;/B/2G: H. Ooodenberger DM, *o$ser Ll, May LL. 0uccessful discontinuation of ventilation via tracheostomy by substitution of nasal positive pressure ventilation. Chest. .HH/8.:/"./@@B./@H .:. Udwadia Z1, ,antis O<, ,te en M!, ,imonds A<. ,asal ventilation to facilitate (eaning in patients (ith chronic respiratory insufficiency. %hora&. .HH/82@"@.;B @.5 ... 0estri%k 4L, ,%ott AD, Rard EM, 1ene%k 0F, *ornwell RE, Redzi%ha LA. ,asal intermittent positive+pressure ventilation in (eaning intubated patients (ith chronic respiratory disease from assisted intermittent1 positive+pressure ventilation. $espir #ed. .HH785@".HHB/:2 ./. Ea a ,, Ambrosino E, *lini E, et al. ,oninvasive mechanical ventilation in the (eaning of patients (ith respiration failure due to chronic obstructive pulmonary disease. A randomi/ed1 controlled trial. Ann Intern #ed. .HH58./5"@/.B@/5 .7. Oira$lt *, Da$denth$n ), *he ron &, Tamion 1, 4eroy L, -onmar%hand O. ,oninvasive ventilation as a systematic e-tubation and (eaning techni2ue in acute+on+chronic respiratory failure. A prospective1 randomi/ed controlled study. Am J $espir Crit Care #ed. .HHH8.G:"5GBH/ .2. 1errer M, EsS$inas A, Aran%ibia 1, -a$er TT, Oonzalez O, *arillo A, et al. ,oninvasive ventilation during persistent (eaning failure) a randomi/ed controlled trial. Am J $espir Crit Care #ed /::78.G5"@:B@G .;. #inilla L*, Fleni$k 1!, Tan 4, et al. 3se of a nasal continuous positive air(ay pressure mask in the treatment of postoperative atelectasis in aortocoronary bypass surgery. Crit Care #ed. .HH:8.5"57GB52G .G. -$rns <E, Adhikari E<, Meade MF. A meta+analysis of noninvasive (eaning to facilitate liberation from mechanical ventilation. Can J Anaesth. /::G8;7'7("7:;B 7.; .@. Tre isan *-E, &ieira ,00, Me%hani%al entilation weaning resear%h gro$p" nonin asi e me%hani%al entilation may be $sef$l in treating patients that fail weaning from in asi e me%hani%al entilation" a randomized %lini%al trial . Crit Care. /::58./"0;. .5. To$nes M. Proportional assist ventilation1 a ne( approach to ventilatory support. *heory. Am $ev $espir 'is. .HH/8.2;"..2B./: .H. To$nes M, #$ddy A, 0oberts D, et al. Proportional assist ventilation) results of an initial clinical trial. Am $ev $espir 'is. .HH/8.2;"./.B./; /:. To$nes M. Proportional assist ventilation. )n" Tobin ML editors. Principles and practice of mechanical ventilation. Eew Tork" M%Oraw3!ill )n%.8 .HH28p. 72HB7@: /.. #olese O, &ita%%a M, -ian%hi 4, et al. ,asal proportional assist ventilation unloads the inspiratory muscles of stable patients (ith hypercapnia due to '4P#. "ur $espir J. /:::8.G"2H.B2H5
8

//. ,aito E, ,akamoto T, Mashiko <. A simple predictive scoring system for prolonged mechanical ventilation in severe sepsis and septic shock. Crit Care. /:.:8.2'.("27 /7. Ely ER, -aker AM, D$nagan D#, -$rke !4, ,mith A*, <elly #T, et al. .ffect on the duration of mechanical ventilation of identifying patients capable of breathing spontaneously. ! "ngl J #ed. .HHG877;".5G2B.5GH /2. Epstein ,<, D$rbin *O. 0hould a patient be e-tubated and placed on noninvasive ventilation after failing a spontaneous breathing trial5. $espir Care. /:.:8;;'/(".H5B/:G /;. Ambrosino E, 0ossi A. Proportional assist ventilation (PA6)) a significant advance or a futile struggle bet(een logic and practice5. %hora&. /::/8;@"/@/B/@G /G. *hastre L, 1agon LT. 6entilator+associated pneumonia. Am J $espir Crit Care #ed. /::/8.G;"5G@BH:7 /@. *elis 0, Torres A, Oatell LM, Almela M, 0odrig$ez30oisin 0, Ag$stUV3&idal A. ,osocomial pneumonia) a multivariate analysis of risk and prognosis. Chest. .H558H7"7.5B7/2 /5. -assi O4, Torres A. 6entilator+associated pneumonia) role of positioning. Curr (pin Crit Care. /:..8.@";@BG7 /H. Abo$sso$an 4, 0i%a$rte -. ,oninvasive positive pressure ventilation) increasing use in acute care. Cleve Clin J #ed. /:.:8@@';("7:@B7.G 7:. ro 4, 0ies M!. Pulmonary aspiration in mechanically ventilated patients (ith tracheostomies. Chest. .HH28.:;";G7B;GG 7.. Torres A, ,erra3-atlles L, 0os E, #iera *, #$ig de la -ella%asa L, *obos A, et al. Pulmonary aspiration of gastric contents in patients receiving mechanical ventilation) the effect of body position. Ann Intern #ed. .HH/8..G";2:B;27 7/. Froz%o34e i M, Torres A, 1errer M, #iera *, El3Ebiary M, #$ig de la -ella%asa, et al. 0emirecumbent position protects from pulmonary aspiration but not completely from gastroesophageal reflu- in mechanically ventilated. Am J $espir Crit Care #ed. .HH;8.;/".75@B.7H: 77. 1errer M, -a$er TT, Torres A, !ernaVndez *, #iera *. 7astro+esophageal refluand microaspiration to lo(er air(ays in intubated patients) impact of nasogastric tube si/e. Ann Intern #ed. .HHH8.7:"HH.BHH2

Anda mungkin juga menyukai