Anda di halaman 1dari 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan bahan yang dapat merugikan manusia dari berbagai faktor diantaranya adalah kesehatan, ekonomi, dan kecerdasan pada anak usia sekolah. Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (PP No. 81, 1999) . Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya (jaya.2006), Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau

kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan

jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

2. Cara Merokok Penggunaan tembakau tidak hanya dilakukan dengan cara tembakau yang dirokok, ada banyak cara lain untuk menikmati tembakau. Terdapat berbagai

bentuk olahan manusia untuk daun tembakau yang dipergunakan seperti merokok bidi (lintingan), hookli (pipa tanah Hat), merokok secara terbalik (bagian yang terbakar yang masuk ke mulut) dan tembakau yang dikunyah (susur/suntil) yaitu daun tembakau yang dirajang dan kering dikunyah. Biasanya tembakau dibuat menjadi bentuk bulat, diselipkan diantara gusi dan bibir, kemudian dihisap-hisap. Pengunaan daun tembakau yang paling dominan ialah dengan cara dirokok dimana daun tembakau kering digulung dengan pembungkus atau menggunakan pipa. Di Amerika selatan, terdapat dalam bentuk rokok cerutu, rokok linting dan dengan berbagai bentuk rokok pipa. Setiap orang mempunyai cara masing-masing dalam menghisap rokok, ada yang menghisap dari mulut lalu asap rokok dikeluarkan melalui mulut atau hidung dan berbagai cara yang lain. Secara garis besar dapat dibedakan tiga macam pengisap rokok, yaitu perokok mulut yang mana tipe ini hanya menghisap asap rokok sampai rongga mulut saja, perokok yang menghisap asap rokok sampai ke dalam paru disebut perokok paru, dan perokok yang menghisap asap rokok sampai ke dalam paru, menahan napas sebentar dan baru menghembuskannya keluar.

3. Jenis Rokok Tembakau yang dirokok mempunyai berbagai macam bentuk. Secara garis besar di Indonesia terdapat 2 jenis rokok yaitu rokok filter dan rokok kretek. Rokok kretek ialah rokok dengan atau tanpa filter yang menggunakan tembakau rajangan dengan cengkeh rajangan digulung dengan kertas sigaret boleh memakai bahan tambahan asalkan diizinkan pemerintah.Sedangkan rokok filter adalah rokok yang memiliki gabus di ujung rokok, yang terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.

Diluar jenis rokok yang disebutkan paragraf diatas, rokok sebenarnya dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkus : a. Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. b. Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. c. Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. d. Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan bahan baku atau isi : a. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. b. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya : a. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.

b. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar

4. Bahan kimia yang terkandung dalam rokok Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4.000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di kamar gas maut, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida.
a.

Tar mengandungi sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanser (karsinogen). Bahan seperti benzopyrene iaitu sejenis policyclic aromatic hydrocarbon (PAH) telah lama disahkan sebagai agen yang memulakan proses kejadian kanser.

b.

Nikotin, seperti najis dadah heroin, amfetamin dan kokain, bertindak balas di dalam otak dan mempunyai kesan kepada sistem mesolimbik yang menjadi punca utama penagihan. Sindrom ketagihan terhadap nikotin yang ditunjukkan dengan gejala gian, tolerans dan tarikan, adalah mungkin lebih hebat berbanding najis dadah. Malah daripada kajian saintifiknya nikotin itu juga sejenis najis dadah, sepertimana yang telah diiktiraf oleh dunia perubatan. Seseorang yang kehabisan rokok kadangkala berkelakuan seperti mengalami gangguan akal dan dalam keadaan yang amat tertekan sekali. Oleh itu terlalu sukar untuk sesiapa yang telah terjerat dengan ketagihan merokok, meninggalkan tabiat itu untuk selamanya, kecuali dengan ikhtiar yang serius dan kehendak Allah jua.Nikotin turut menjadi punca utama risiko serangan penyakit jantung dan strok. Hampir satu perempat mangsa pesakit jantung adalah hasil punca dari tabiat merokok.

c.

Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh ekzos kenderaan. Gas ini menjejaskan bekalkan oksigen ke tisu-tisu hingga ianya menjadi terencat dan akhirnya boleh menyebabkan maut sekiranya paras karbon monoksida di dalam badan melebihi 60%. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun haiwan, ianya akan membawa kerosakkan pada setiap organ disepanjang laluannya, iaitu bermula dari hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan pundi kencing, iaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari

badan.(dwitagama.2007)

Rokok Linting

Rokok linting adalah rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, dengan bahan pembungkus dapat berupa kertas, daun jagung, daun aren, maupun daun tembakau itu sendiri. cara pembuatan rokok linting dibuat dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan.

B. Gingivitis 1. Pengertian Gingival Gingival adalah bagian dari jaringan perodental yang paling luar. Ginggiva mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar, merupakan pendukung gigi, gingival berfungsi melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadappengaruh lingkungan rongga mulut (manson, 1993). Ginggiva seringkali dipakaisebagai indicator bila jaringan periodontal trkena penyakit (megananda,2011). 2. Ciri-ciri Gingival Ciri-ciri gingival sehat gambaran klinis ginggiva sehat adalah sebagai berikut (petter,2005): a. Warna : gingival normal berwarna merah muda b. Ukuran: besar gingival ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan supalai darah. adanya pertambahan ukuruan menandakan adanya peradangan c. Kontur : interdental papil menutupi bgian interdental, sehingga tampak lancip. d. Konsistensi : kontur gusi kenyal dan melekat erat pada tulang bawahnya e. Tekstur permukaan : secara normal terlihat adanya stipling di gingival cekat f. Tidak terjadi pendarahan saat probe dimasukan dalam saku gusi

3. Pengertian gingivitis Radang Gusi (Gingivitis) adalah proses peradangan didalam gingival akibat adanya infeksi bakteri pada rongga mulut (priyanto,2003). Penyebab gingivitis adalah buruknya kebersihan mulut sehingga terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi. Bila kebersihan mulut tidak diperbaiki, gingivitis akan bertambah parah dan berkembang menjadi periodontitis. Tapi gingivitis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik. Contohnya pada pasien penderita leukemia dan penyakit Wegner yang cenderung lebih mudah terkena gingivitis. Pada orang dengan diabetes atau HIV, adanya gangguan pada sistem imunitas (kekebalan tubuh) menyebabkan kurangnya

kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri pada gusi. Perubahan hormonal pada masa kehamilan, pubertas, dan pada terapi steroid juga menyebabkan gusi lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Pemakaian obat-obatan pada pasien dengan tekanan darah tinggi dan paska transplantasi organ juga dapat menekan sistem imunitas sehingga infeksi pada gusi lebih mudah terjadi. 4. Penyebab gingivitis a. Factor local Factor local disebut juga sebagai factor etiologi dalam penyakit gingivitis yaitu adanya bakteri di dalam plak, calculus, food debris, dan materi alba. Diantara factor-factor tersebut yang menjadi factor utama adalah plak. Kurangnya pengetahuan seseorang dalam cara merawat kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut menjadi factor pendukung timbulnya plak.

b.

Factor sistemik Secara sistemikterjadinya gingivitis disebabkan oleh beberapa factor

diantaranya ketidak seimbangan hormon (pubertas, kehamilan dan dekuminasi) serta penyakit sistemik seperti diabetes miletus,

mengkonsumsi obat delatin pada pengidap epilepsy.

5. Proses Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut, proses gingivitis berawal dari plak yang tidak dibersihkan dalam rongga mulut selama kurang lebih 4 hari, plak sub gingival yang mengendap dalam waktu 2-3 minggu akan menjadi gingivitis yang cukup parah (manson,1993). Plak yang tipis berkomposisi bakteri gram positif non pathogen bagi jaringan periodontal berlanjut menjadi plak tebal dengan komposisi bakteri gram anaerob. Bakteri anaerob bermetabolisme menghasilkn enim hiaruronidase, lipase dan kolagenase yang merusak jaringan sel epitel serta toksin. Dari hasil metabolisme tersebut gingival mengalami reaksi radang (artini, 1999).

6. Tanda-tanda gingivitis Tanda-tanda gingivitis dibagi menjadi 2 yaitu akut dan kronis a. Kronis : gusi tidak mudh berdarah, tidak tersa sakit bila ditekan, interdental papil membulat, margin gusi bengkak dan konsistensinya kenyal, stipling masih tampak, tidak adanya eksudat. b. Akut : gusi berwarna merah, stipling menghilang, gusi mudah berdarah dan disertai rasa sakit.

7. Macam-macam gingivitis (Rosad,2009) membagi gingivitis menjadi 3, factor hormonal, devisiensi vit dan penyakit.
a. hormonal

Puberty gingivitis

: pada masa puber kejadian gingivitis

mencapaipuncaknya, sehingga sejumlah plak kecil yang pada kelompok usia lain hanya terjadi sedikit inflamasi gingival, pada masa ini dapat menyebabkan inflamasi yang hebat. Pregnancy gingivitis : pada masa kehamilan, biasanya dimulai saat bulan kedua kehamilan gingival akan menjadi bengkak. Disini dianggap meningkatnya progesterone akan menyebabkan perubahan dinding pembuluh darah dan pembuluh menjadi lebih permeabel. (manson 1993)
b. Devisiensi gingivitis (Scorbutic gingivitis) gingivitis yangterjadi akibat kekurangan vitamin C. c. Penyakit :

ANUG : dapat dikatakan satu-satunya gingivitis yang masuk dalam criteria akut. Terjadi akibat.. keadaan umum penderita biasanya mengalami kelesuan, tidak nafsu makan, merasa sakit mendadak pada seluruh mulut, mudah berdarah.

8. Pencegahan Lakukan sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk membersihkan plak dan sisa makanan di antara celah gigi. Pada gingivitis yang parah biasanya membutuhkan penggunaan antibiotik, tapi tentunya ini harusdengan resep dari

dokter gigi. Lakukan kunjungan rutin ke klinik gigi setiap 6 bulan sekali untuk melakukan check up dan pembersihan seluruh gigi-geligi.

9. Pengobatan Pengobatan gingivitis harus diatasi dari penyebnya terlebih dahulu jika penyebabnya adlah oabt-obatan maka pertumbuhan gusi yang berlebihan harus dilakukan pembedahan. Apabila karena kekurangan vit c maka diberikan tambhan vitamin. Pilihan pengobatan lainnya adalah tablet kortikosteroid yang dioleskan langsung ke gusi. kortikosteroid atau salep Untuk mencegah terjadinya

perdarahan pada leukemia, sebaiknya penderita membersihkan giginya tidak dengan sikat gigi, tetapi menggunakan bantalan atau busa. Obat kumur

klorheksidin bisa diberikan untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pada perikoronitis, sisa makanan dan bakteri dibawah lipatan gusi

dibersihkan oleh dokter gigi. Jika rontgen menunjukkan bahwa gigi geraham bawah tidak mungkin tumbuh secara sempurna, maka gigi geraham atas dicabut dan diberikan antibiotik selama beberapa hari sebelum gigi geraham bawah juga dicabut.

C. Gejala Gusi Akibat Rokok Secara umum rokok yang ada di Indonesia ada 2 jenis, rokok dengan filter dan tanpa filter ( lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi dari pada rokok dengan filter. Asap rokok dapat merugikan organ-organ tubuh. Saat kita menghisap rokok asap yang keluar dari sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik asap rokok dengan jutaan zat kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi

jaringan dan organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zat asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok. Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi. Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi disebabkan oleh plak bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari perbedaan penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perokok. Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti. Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat

diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi. Beberapa perawatan memang sangat menganjurkan pada pasien perokok untuk benrhenti merokok untuk sementara waktu, selama dalam proses perawatan. Seperti pasien yang dalam masa pemsangan implan. Dapat disimpulkan kerugian yang timbul akibat kebiasaan merokok pada kesehatan gigi dan mulut. a. Perubahan warna gigi, gusi dan bibir. b. Karies pada gigi akan semakin cepat terbentuk. c. Kemungkinan kanker pada jaringan mulut sangat besar. d. Bau nafas jelas beraroma rokok. e. Berubahnya jaringan dalam rongga mulut yang menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan mulut itu sendiri seperti pemicu terbantuknya karies.

Anda mungkin juga menyukai