Khoirunnisa Nur Rahayu Ningrat Meganing Haryani Dave Grant Sampeliling Muhammad Ilman W Marsha Farasannia Dina Mentayani Bey Hafid El Yasir Aqmarina Reksa Nalendra Yucca Camelia
EFUSI PLEURA
DISKEL 1
CASE OVERVIEW
Wanita, 26 th. K eluhan utama: sesak napas (kelainan sist. Pernapasan dan kardiovaskuler) sejak 2 minggu yanglalu, makin lama makin berat (progresif), tidak disertai wheezing (obstruksi (-)) dan tidak berhubungan dengan aktifitas. Keluhan berkurang ketika pasien tidur kekiri(kearah yang sakit ). 1 bulan yang lalu, keluh an disertai: batuk tanpa dahak, demam tidak terlalu tin ggi, keringat pada malam hari (infeksi TB) . Nyeri dada sebelah kiri tidak menjalar (kelainan cardio(-)) terutama batuk dan nafas panjang (pleuritic pain). Sejak timbul sesak, nyeri tidak dirasakan lag i. (? cairan pleura sehingga pleura parietal dan visceral tidak bergesekan)
Pemeriksaan Fisik: KU: Compos Mentis, tampak sesak. TD: 110/70 (normal), R: 28x/mnt(takipnea), N: 100x/mnt(normal), S: 370C(Normal) Kepala: Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), PCH (-), sianosis (-) DBN Leher: trakea deviasi ke kanan (kearah yang sehat), JVP 5+2cm H2O, HJR (-) Thorak: COR batas kiri tidak dapat ditentukan (tertutup cairan pleura), BJ murni, regular Pulmo: Inspeksi: asimetris, hemitoraks kiri lebih cembung, ICS kiri melebar, pergerakan kiri tertinggal (cairan pleura) Palpasi: VF kiri(cairan pleura) kiri: redup/dull ICS V kebawah (cairan pleura) Auskultasi: VBS kiri(cairan pleura) VR kiri (cairan pleura)
Abdomen: datar, lembut, hepar/lien tidak teraba, bising usus + normal Ekstremitas: sianosis, clubbing (-) Pemeriksaan Laboratorium: Hb 12,7 gram% (normal), lekosit 6000/mm3 (normal), diff.count -/-/-/53/45/42/2 (monosit), trombosit 255000/mm3 (normal) LED 56/58 mmH2O (meningkat) Cairan pleura: warna keruh, protein 4gr/dl, jumlah sel 3500/l, berat jenis >1026, PMN 3%, limfosit 97% (cairan eksudat) Mikrobiologi: BTA (+) Radiologi: Foto thorak: Trakea deviasi ke kanan, terdapat bayangan opak di lapang bawah tengah paru kiri dengan meniscus sign (+) (efusi pleura) Sitologi: banyak ditemukan sel radang limfosit disertai beberapa sel mesotel dgn intin dbn, tidak ditemukan sel tumor ganas (menyingkirkan keganasan/mesothelioma) DD: Efusi Pleura sinistra et causa Infeksi TB Efusi Pleura sinistra et causa Mesotelioma DK: Efusi Pleura sinistra et causa Infeksi TB
CONCEPT MAP
BASIC SCIENCE
ANATOMI Pleura: - Pleura parietal: Pleura costalis, Pleura mediastinalis, Pleura diafragmatica, Pleura cervicalis - Pleura visceral Peralihan: Ligamentum pulmonum Cavum pleura: pleural fluid Vaskularisasi: -Pleura parietal: A.intercostalis, A.thoracica interna, A.phrenica superior -Pleura visceral: A.bronchialis Limfe: -Pleura parietal: KGB dinding thorax -Pleura visceral: KGB hillus pulmonis Inervasi: -Pleura parietal: Nn.intercostalis, N.phrenicus -Pleura visceral:
BASIC SCIENCE
HISTOLOGI Membran serosa
Pleura visceral
Permukaan luarnya terdiri atas selapis sel mesothelial tipis, diantara celah-celah sel ini terdapat limfosit. Di bawah sel-sel mesothelial terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit, yang di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan seratserat elastik. Lapisan terbawah terdapat jaringan interstisial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari arteri pulmonalis dan arteri bronchialis serta pembuluh limfe.
Pleura parietal
Jaringan lebih tebal, terdiri atas sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis). Jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari arteri intercostalis dan arteri mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris (peka terhadap rasa sakit dari perbedaan temperature.
BASIC SCIENCE
FISIOLOGI Pleural fluid merupakan cairan serosa tipis sebagai pelumas, berfungsi untuk mempermudah pergeseran antara permukaan pleura serama gerakan pernapasan. Volume normal: 10-20 mL atau 100-200 mL/24 jam. Cairan pleura berasal dari kapiler pleura parietal dan diabsorbsi oleh pleura visceralis melalui stoma, dilakukan secara kontinu. pH: 7,64 Jika cairan berlebih, akan dipompakan oleh pembuluh limfe ke mediastinum, permukaan atas diafragma, dan permukaan lateral pleura parietalis.
BASIC SCIENCE
JENIS-JENIS CAIRAN EFUSI PLEURA: Transudat: non infeksi Eksudat: infeksi Empyema: pus Hemotoraks: darah Kilotoraks: limfe
BASIC SCIENCE
MIKROBIOLOGI (Mycobacterium tuberculosis)
Morfologi: Basil tuberkel (jaringan), Kokus & filamen (biakan) Tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram +/ Tahan asam Aerob obligat Tek. CO2 , pertumbuhan Resisten thd pengeringan
Doubling time: 18 jam (300-400 C) Mati pada suhu 600 C (15-20 menit)
BASIC SCIENCE
Patogenisitas: Sulfatides (sulfur-containing glycolipids): intracellular survival Cord factor (a trehalose mycolate): mengganggu respirasi, menghambat migrasi netrofil, granuloma Proteins: tuberculin sensitivity Polisakarida: antigen
EPIDEMIOLOGI
Efusi pleura terjadi pada 10% penderita yang tidak diobati Efusi pleura pada penderita HIV insidensinya lebih tinggi Penyebab utama efusi pleura adalah TB (30,26%) dengan usia 21-30 tahun
PATOFISIOLOGI
KOMPLIKASI
Empiema Abses Paru Fibrosis paru Schwarte (Perlengketan)
Komplikasi akibat torakosentesis : Akibat Torakosentesis: 1. Pneumothoraks 2. Hemothoraks 3. Emboli paru (jarang terjadi)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Apusan dan Kultur Sputum, Cairan Pleura dan Jaringan Pleura Diagnosis pasti dari efusi pleura TB dengan ditemukan basil TB pada sputum, cairan pleura dan jaringan pleura. Pemeriksaan apusan cairan pleura secara Ziehl-Nielsen (ZN) walaupun cepat dan tidak mahal akan tetapi sensitivitinya rendah sekitar 35%.Pemeriksaan apusan secara ZN ini memerlukan konsentrasi basil 10.000/ml
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biopsi Pleura Biopsi pleura merupakan suatu tindakan invasif dan memerlukan suatu pengalaman dan keahlian yang baik karena pada banyak kasus, pemeriksaan histopatologi dari biopsi spesimen pleura sering negatif dan tidak spesifik. Akan tetapi, diagnosis histopatologis yang didapat dari biopsi pleura tertutup dengan dijumpainya jaringan granulomatosa sekitar 60-80% Analisis cairan pleura Analisis cairan pleura ini bermanfaat dalam menegakkan diagnosis efusi pleura TB. Sering kadar protein cairan pleura ini meningkat > 5 g/dl. Pada pasien kebanyakan hitung jenis sel darah putih cairan pleura mengandung limfosit > 50%.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Polymerase chain reaction Ini merupakan teknik amplifikasi DNA yang dengan cepat mendeteksi M. Tuberculosis. Dewasa ini telah dikembangkan beberapa metode untuk amplifikasi asam nukleat in vitro. PCR ini merupakan salah satu teknik pemeriksaan yang digunakan dalam penegakan diagnosis efusi pleura TB karena metode konvensional masih rendah sensitivitasnya
PENATALAKSANAAN
1. Thoracosentesis
-Dilakukan pada bagian bawah paru, sela iga garis aksilaris posterior dengan menggunakan jarum abbocath nomor 14/16. Dilakukan berulang-ulang, jangan langsung 1x shock -Pengeluaran cairan pleura tidak lebih dari 1000-1500cc setiap kali aspirasi. KI : Bila cairan sedikit ( <1cm pada foto lateral decubitus), gangguan perdarahan/pembekuan, ventilasi mekanik, penyakit kulit di tempat aspirasi.
2. Pengobatan medikamentosa Pada kasus ini terapi medikamentosanya diberikan OAT karena etiologinya adalah tuberculosis.
kg
Isoniazid (H) Rimfampisin (R) Pirazinamid (Z) Ethambutol (E) Streptomisin (S) 300 mg 450 mg 1000 mg 750 mg 750 mg 400 mg 600 mg 2000 mg 1000 mg 1000 mg
TERIMA KASIH