Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Perawat merupakan suatu profesi yang sangat penting dalam menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, perawat juga sumber daya manusia yang selalu ada di setiap rumah sakit dan paling banyak, juga merupakan profesi yang memberikan pelayanan yang konstan selama 24 jam. Tenaga perwat yang mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendeketan bio-psiko-sosial-spirirtual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding dengan pelayanan lainnya ( Depkes RI, 2001). Pada standar evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian di rumah sakit (Aditama 2003). Undang - undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan bahwa perawat dituntut sebagai pemberi jasa untuk mampu memberikan pelayanan bermutu sesuai standar pelayanan yang ditentukan. Kira-kira 40-60% pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan (Budyanto, 2006). Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan kontribusi pada ekonomi. Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi motivasi dan kepentingan (Wibowo,2007).

Penurunan kinerja perawat akan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan. Studi oleh Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Depkes RI bekerjasama dengan WHO tahun 2000 di 4 provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Kalimantan Timur, menemukan 47,4 persen perawat belum memiliki uraian tugas secara tertulis, 70,9 persen perawat tidak pernah mengikuti pelatihan dalam 3 tahun terakhir, 39,8 persen perawat masih melaksanakan tugas non keperawatan, serta belum dikembangkan system monitoring dan evaluasi kinerja perawat (Hasanbasri, 2007). Pada tahun 2005 ditemukan kinerja perawat baik 50 %, sedang 34,37 %, dan kurang 15,63 %. Kinerja keperawatan di rumah sakit dikatakan baik bila kinerja perawat > 75 % (Maryadi, 2006). Hasil survei di RSU Swadana Tarutung, terhadap 152 pasien rawat inap berkaitan dengan kinerja perawat pelaksana menunjukkan bahwa sebanyak 65% menyatakan perawat kurang perhatian, 53% mengatakan perawat sering tidak di ruangan, 42% menyatakan perawat bekerja tidak disiplin (Siregar, 2008). Program pengendalian mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian penting dalam pelayanan keperawatan keseluruhan. Hal tersebut dapat tercapai dengan baik apabila salah satu peran kepala ruangan yaitu peran koordinasi dalam progam pengendalian mutu baik sehingga berdampak baik terhadap kinerja perawat pelaksana dalam program pengendalian. Salah satu kegiatan pengendalian mutu pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan kegiatan supervisi yang terutama dilakukan oleh kepala ruangan. Melalui kegiatan supervisi akan dapat diketahui apakah asuhan keperawatan kepada pasien dapat dijalankan dengan benar oleh perawat. Penelitian Nainggolan (2010) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Malahayati Medan, didapatkan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi keperawatan

kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana. Dan penelitian M. Hadi mulyono (2012) Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon, didapatkan bahwa hasil terbalik yaitu supervisi yang baik tidak menghasilkan kinerja yng baik sedangkan supervisi yang tidak baik, kinerja perawatnya baik yang seharusnya supervisi yang baik menghasilkan kinerja yang baik. Keberadaan pemimpin ditengah-tengah perawat sangat diperlukan karena untuk keberlangsungan pelayanan yang baik dan untuk menjadi seorang manajer guna menghasilkan pelayanan keperawatan yang baik, tetapi disini juga yang diperlukan adalah kepala ruangan yang mampu menjalankan perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pergerakan dan pelaksanaan (Aktuating),

pengawasan serta pengendalian (Controlling), dan evaluasi. Dari beberapa fungsi tersebut terlihat bahwa salah satunya adalah supervisi. Dengan demikian diharapkan setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat, dan tepat secara menyeluruh sesuai kemampuan dan keterbatasan dari perawat yang bersangktan. Hanya sedikit sekali penelitian ( seperti Nainggolan, 2010 dan M. Hadi mulyono, 2012 ) yang spesifik meneliti tentang kemampuan kepala ruangan melakukan supevisi keperawatan yang berdampak pada kinerja perawat pelaksana, disini dijelaskan kepala runagan adalah pemimpin yang dapat menggerakan perawat untuk dapat melakukan asuhan keperawatan dengan baik. Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang di berikan terhadap pasien baik yang sakit maupun sehat. Kunci utama dalam peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan adalah perawat yang mempunyai kinerja tinggi. Namun tak jarang ditemukan keluhan berkaitan dengan kualitas pelayanan kesehatan yang muaranya berasal dari kinerja petugas kesehatan termasuk perawat. Untuk itu perlu kiranya rumah sakit memfokuskan masalah kualitas pelayanan terhadap kinerja perawat. Dari uraian di atas, perlu kiranya mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi keperawatan terhadap kinerja perawat, Peneliti tertarik untuk

mengidentifikasi bagaimana pelaksanaan supervisi kepala ruangan terhadap perawat pelaksana dan pengaruhnya terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah sakit umum dr.Slamet Garut. 2. Pertanyaan Penelitian 2.1 Bagaiman pelaksanaan supervisi kepala ruangan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr.Slamet Garut? 2.2 Bagaimana kondisi kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr.Slamet Garut? 2.3 Bagaimana pengaruh pelaksanaan supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr.Slamet Garut? 3. Tujuan penelitian 3.1 Tujuan umum Mengidentifikasi sejauh mana pengaruh pelaksanaan supervisi terhadap kinerja perwat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr.Slamet Garut. 3.2 Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi bagaimana pelaksanaan supervisi kepala ruangan yang dinilai dari tehnik supervisi, prinsip supervisi, kegiatan rutin supervisi dan model supervisi di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr.Slamet Garut.

2. Mengidentifikasi bagaimana kinerja perawat pelaksana

yang dinilai

berdasarkan standar asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr.Slamet Garut. 4. Manfaat penelitian 4.1 Praktek keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan untuk mengetahui bagaimana gambaran pelaksanaan supervisi yang baik bagi para kepala ruangan dan faktor-faktor apa saja yang harus ditingkatkan dalam praktek pelaksanaan supervisi dan peningkatan kinerja perawat. 4.2 Peneliti selanjutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan penelitian tentang supervisi dan kinerja perawat. 4.3 Rumah Sakit Umum Dr.Slamet Garut. Dengan diketahuinya pengaruh pelaksanaan supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap maka dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi kepala ruangan untuk memperbaiki proses pelaksanaan supervisi yang belum maksimal dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr.Slamet Garut, kemudian untuk mengetahui bagaimana gambaran pelaksanaan kinerja yang baik sesuai dengan standard yang ada.

Anda mungkin juga menyukai