Anda di halaman 1dari 20

Alasan Mengapa Pulau Bali Menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Oleh : Endiarjati Dewandaru Sadono Universitas Gadjah Mada

A. Pendahuluan
A.1. Deskripsi Geografis Provinsi Bali
Indonesia merupakan negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki banyak daerah menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Provinsi Bali yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa dan sebelah barat Pulau Lombok. Wilayah Provinsi Bali mayoritas terletak di Pulau Bali dan ibukotanya adalah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu (92,3 %). Selain itu, Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Secara astronomis, Provinsi Bali terletak pada koordinat 9-7,5 derajat Lintang Selatan dan 114-116 derajat Bujur Timur. Pulau Bali juga merupakan bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km, yaitu sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung, serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara geografis terbagi menjadi 2 bagian yang tidak sama, yaitu Bali utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Pulau Bali memiliki 4 buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Bedugul, Buyan, Tamblingan dan Batur. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan dan 701 desa/keluruhan.1 Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 kilometer persegi atau sekitar 0,29 % luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan grafik A.1, Kabupaten Buleleng merupakan wilayah terluas di Provinsi Bali, dengan luas sekitar 1.365,88 kilometer persegi
1

Baca http://id.wikipedia.org/wiki/Bali

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 1

atau 24 % dari luas wilayah Provinsi Bali. Selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Karangasem, Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Tabanan masing-masing 15 % dari luas wilayah Provinsi Bali. Sedangkan Kotamadya Denpasar merupakan wilayah yang paling sempit di Provinsi Bali, yaitu sekitar 127,78 km2 atau hanya 2 % dari luas wilayah Provinsi Bali. Grafik A.1. Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2012

Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, 2012 (%)


2% 15% 24% Jembrana Tabanan Badung Gianyar 15% Klungkung Bangli 15% 7% 9% 6% 7% Karangasem Buleleng Denpasar

Sumber : BPS Bali (2013), diolah

A.2. Rumusan Masalah


Provinsi Bali sangat terkenal sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia. Namun, apa yang mendorong Provinsi Bali menjadi daerah tujuan wisata ? Lalu, bagaimana dengan kondisi perekonomiannya ? Apakah perekonomian Provinsi Bali mendukung sebagai daerah tujuan wisata ?

A.3. Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan Provinsi Bali menjadi daya tarik wisata, baik wisatawan domestik maupun wisatawan domestik. Selain itu, penulis juga ingin melihat bagaimana kondisi perekonomian di Bali, terutama dari sisi pertumbuhan ekonominya.

A.3. Metodologi
Penulisan makalah ini secara umum terbagi ke dalam empat bagian. Keempat bagian tersebut adalah : (1) Pendahuluan, (2) Landasan Teori, (3) Analisis Data, dan (4) Kesimpulan.
Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan Page 2

Bagian pendahuluan berisi deskripsi geografis Provinsi Bali, rumusan masalah, dan tujuan penulisan makalah ini. Deskripsi geografis diperlukan untuk menjelaskan seperti apa kondisi Provinsi Bali, terutama dari letak geografis dan keadaan alamnya. Rumusan masalah berisi pertanyaan yang ingin dijawab dalam makalah ini. Sedangkan tujuan penulisan menjelaskan maksud dan tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini. Landasan teori menjelaskan beberapa teori terkait yang berhubungan dengan penulisan makalah ini. Teori tersebut diantaranya mengenai pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan, baik pada tingkat nasional maupun tingkat regional. Analisis data menjelaskan data-data yang relevan dalam upaya menjawab rumusan masalah, yaitu data mengenai pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan. Data yang digunakan adalah data cross-section dan data time-series. Pendekatan yang digunakan dalam analisis ini adalah deskriptif dan grafis. Kesimpulan yang dibuat penulis berusaha menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah dan berusaha merealisasikan tujuan penulisan makalah ini.

B. Landasan Teori
B.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi suatu negara umumnya diukur dengan PDB. Mankiw (2012) mendefinisikan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu. PDB mengukur dua hal sekaligus, yaitu pendapatan total setiap orang dalam perekonomian dan pengeluaran total untuk menghasilkan output barang dan jasa dalam perekonomian. Hal ini juga untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan ukuran pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Ada dua pendekatan untuk menjelaskan bagaimana PDB dibentuk, yaitu pendekatan penerimaan/pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Menurut pendekatan pengeluaran, PDB dapat dirumuskan sebagai berikut :

dimana : C = pengeluaran konsumsi rumah tangga I = pengeluaran investasi G = pengeluaran/belanja pemerintah

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 3

NX = net exports, yang merupakan ekspor dikurangi impor Menurut BPS (2013), PDB di Indonesia dibentuk oleh 9 sektor ekonomi. Kesembilan sektor tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Bersih; Bangunan; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa.

Selain PDB, PDB per kapita juga merupakan indikator pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi. PDB per kapita menjelaskan kepada kita pendapatan dan pengeluaran rata-rata seorang individu dalam perekonomian. Karena setiap orang menginginkan pendapatan yang tinggi, maka PDB per kapita merupakan ukuran murni dari kesejahteraan ekonomi individu secara rata-rata. Hal ini juga berlaku untuk PDRB per kapita, yang mengukur kesejahteraan ekonomi setiap individu di tingkat daerah. B.2. Neraca Perdagangan Neraca Perdagangan didefinisikan Krugman (2012) sebagai ikhtisar yang menunjukkan selisih antara nilai transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Ekspor adalah penerimaan suatu negara dari hasil penjualan barang atau jasa ke negara lain, sedangkan Impor adalah pengeluaran suatu negara untuk membeli atau mendatangkan barang atau jasa dari negara lain. Apabila ekspor lebih besar daripada impor, maka neraca perdagangan dapat dikatakan tumbuh positif. Namun, apabila impor lebih besar daripada ekspor, maka neraca perdagangan mengalami pertumbuhan negatif. Karena perdagangan bisa berlangsung antar negara maupun antar daerah, maka hal yang sama juga berlaku di tingkat daerah.

C. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali


Pertumbuhan ekonomi suatu daerah biasanya diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hal ini terjadi karena PDRB menggambarkan pendapatan yang diterima oleh seluruh masyarakat di suatu daerah selama satu tahun. Selain itu, untuk melihat seberapa besar pendapatan yang diterima oleh seorang penduduk di suatu daerah pada periode tertentu digunakan PDRB per kapita. Lalu, bagaimana pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali ? Berikut ini merupakan penjelasannya.

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 4

Berdasarkan grafik C.1, PDRB Provinsi Bali selalu menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB Provinsi Bali mencapai 27,290,95 miliar rupiah. Setahun kemudian, PDRB tumbuh sekitar 5,81 % dan pada tahun 2011 mencapai 30.757,78 miliar rupiah atau tumbuh sekitar 6,5 %. Sementara pada tahun 2012, PDRB Provinsi Bali mencapai 32,804,38 miliar rupiah atau tumbuh sekitar 6,65 % dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Bali dari segi ekonomi semakin membaik karena pendapatan per tahun mereka selalu meningkat selama rentang waktu 2009 hingga 2012. Grafik C.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali atas dasar harga konstan 2000, Tahun 2009-2012

PDRB Bali atas dasar harga konstan, 2009-2012


35,000.00 30,000.00 25,000.00 Rp (Miliar) 20,000.00 15,000.00 10,000.00 5,000.00 0.00 2009 2010 2011 2012 PDRB (miliar Rupiah)

Sumber : BPS Bali (2013), diolah Bagaimana dengan PDRB per kapita di Bali ? Berdasarkan grafik C.2, PDRB per kapita Provinsi Bali selalu menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB per kapita Provinsi Bali mencapai sekitar 7.149 ribu rupiah dan setahun kemudian meningkat menjadi 7.745,36 ribu rupiah. Pada tahun 2012, PDRB per kapita Provinsi Bali sudah mencapai 8.106,54 ribu rupiah, atau meningkat sekitar 4,67 % dari tahun sebelumnya. Peningkatan PDRB per kapita ini sejalan dengan peningkatan PDRB Provinsi Bali, sehingga kita dapat mengatakan bahwa dari segi ekonomi masyarakat Bali semakin membaik.

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 5

Grafik C.2. PDRB per kapita Provinsi Bali atas dasar harga konstan 2000, Tahun 2009-2012

PDRB per kapita Bali atas dasar harga konstan, 2009-2012


8,200.00 8,000.00 7,800.00 Rp (Ribu) 7,600.00 7,400.00 7,200.00 7,000.00 6,800.00 6,600.00 2009 2010 2011 2012 PDRB per kapita (ribu Rupiah)

Sumber : BPS Bali (2013), diolah Sesudah mengetahui bagaimana pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali, lalu timbul pertanyaan : PDRB Provinsi Bali dibentuk oleh sektor apa saja (pendekatan penerimaan/pendapatan) dan digunakan untuk membiayai apa (pendekatan pengeluaran) ? Grafik C.3 menjelaskan komponen pembentuk PDRB Provinsi Bali dan grafik C.4 menjelaskan bagaimana penggunaan PDRB tersebut. Pada rentang waktu 2009 hingga 2012, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Bali, yaitu antara 32 hingga 33 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (antara 19 hingga 21 persen) dan sektor Industri Pengolahan (antara 13 hingga 14 persen). Namun, yang menarik adalah sumbangan sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan selalu menunjukkan tren penurunan, sementara sektor Industri Pengolahan menunjukkan tren peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa Industri Pengolahan di Bali sudah mulai berkembang walaupun belum mengalahkan sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan dalam penyumbang PDRB. Selain itu, aktivitas perdagangan dan infrasutruktur berperan penting dalam menggerakkan roda perekonomian Provinsi Bali. Sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tidak terlalu berkembang di Bali karena hanya menyumbang sekitar 1 % dari PDRB selama rentang waktu tersebut.

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 6

Grafik C.3. PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan 2000 menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2012

PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan menurut Lapangan Usaha, 2009 (%)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 21% 7% 1% 11% Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran 4% 1% Pengangkutan dan Komunikasi 32% Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

13%

10%

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 7

PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan menurut Lapangan Usaha, 2010 (%)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 20% 7% Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 1% Listrik, Gas dan Air Bersih 11% 10% Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran 4% 1% Pengangkutan dan Komunikasi 32% Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

14%

PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan menurut Lapangan Usaha, 2011 (%)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 14% 19% Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 1% Listrik, Gas dan Air Bersih 10% 11% 1% Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 33% Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

7%

4%

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 8

PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan menurut Lapangan Usaha, 2012 (%)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 14% 19% 1% Listrik, Gas dan Air Bersih 10% 11% Perdagangan, Hotel dan Restoran 4% 2% Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Bangunan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 7%

32%

Sumber : BPS Bali (2013), diolah Dilihat dari segi pengeluarannya, PDRB Provinsi Bali selama rentang waktu 2009 hingga 2012 paling banyak disumbangkan oleh Ekspor Barang dan Jasa, yaitu antara 30 hingga 32 persen. Lalu diikuti oleh Impor Barang dan Jasa (antara 28 hingga 29 persen) dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (antara 24 hingga 26 persen). Berbeda dengan Indonesia yang PDB-nya mayoritas disumbangkan oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (consumption driven growth), PDRB Provinsi Bali mayoritas tidak disumbang oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, tetapi oleh aktivitas perdagangan (ekspor dan impor barang dan jasa).

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 9

Grafik C.4. PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan 2000 menurut Penggunaan Tahun 2009-2012

PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan menurut Penggunaan, 2009 (%)
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 29% 26% Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4% 10% 31% Impor Barang dan Jasa 0% Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Ekspor Barang dan Jasa

PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan menurut Penggunaan, 2010 (%)
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 28% 25% Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4% 11% 32% Impor Barang dan Jasa 0% Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Ekspor Barang dan Jasa

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 10

PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan menurut Penggunaan, 2011 (%)
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 29% 25% Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa

4% 11% 31%

0%

PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan menurut Penggunaan, 2012 (%)
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 29% 24% Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 1% Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Ekspor Barang dan Jasa 30% Impor Barang dan Jasa

4% 12%

Sumber : BPS Bali (2013), diolah

D. Neraca Perdagangan Provinsi Bali


Seperti yang sudah dijelaskan diatas, PDRB Provinsi Bali paling banyak disumbangkan oleh aktivitas perdagangan. Dilihat dari sisi ekspornya, Provinsi Bali lebih banyak menjual barang ke luar negeri pada rentang waktu 2009 hingga 2012, yaitu mencapai sekitar 67 hingga 73 persen dari total ekspor. Sedangkan ekspor antar daerah hanya berkisar antara 27 hingga 33 persen (Lihat grafik D1, D2, D3 dan D4). Yang menarik adalah ekspor ke luar
Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan Page 11

negeri menunjukkan tren penurunan, sementara ekspor ke daerah lain menunjukkan tren peningkatan. Dilihat dari impornya, Provinsi Bali lebih banyak melakukan impor dari daerah lain daripada dari luar negeri pada rentang waktu yang sama, yaitu mencapai sekitar 52 hingga 62 persen dari total impor. Sedangkan impor dari luar negeri berkisar antara 38 hingga 48 persen. Yang menarik juga adalah impor dari daerah lain menunjukkan tren peningkatan, sementara impor dari luar negeri menunjukkan tren penurunan. Dari penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa pemerintah Provinsi Bali sudah mulai mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri. Namun penjualan barang ke luar negeri tidak bisa mengimbangi penjualan barang ke daerah lain yang menunjukkan tren peningkatan. Tren peningkatan ekspor ini juga diimbangi dengan meningkatnya impor dari daerah lain. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi Bali mulai menggerakkan perdagangan dengan daerah lain, meskipun neraca perdagangan domestik menunjukkan pertumbuhan yang negatif. Berdasarkan grafik D.5, Neraca Perdagangan Domestik Provinsi Bali menunjukkan tren penurunan, bahkan selalu tumbuh negatif. Pada tahun 2009, neraca perdagangan menunjukkan angka -4.038 miliar rupiah. Setahun kemudian, neraca perdagangan menyentuh angka -4.795,87 miliar rupiah dan menurun menjadi -5.441,24 pada periode selanjutnya. Pada tahun 2012, neraca perdagangan Provinsi Bali sudah menyentuh angka 6.560,11 miliar rupiah. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap neraca perdagangan internasional ? Meskipun ekspor ke luar negeri dan impor dari negara lain menunjukkan tren penurunan, namun tidak sampai membuat Neraca Perdagangan Internasional Provinsi Bali tumbuh negatif. Justru sebaliknya, tren neraca perdagangan internasional menunjukkan peningkatan dan selalu tumbuh positif. Berdasarkan grafik D.6, pada tahun 2010 neraca perdagangan Bali menyentuh angka 7.238,24 miliar rupiah. Padahal, pada tahun sebelumnya hanya mencapai 5.126,87 miliar rupiah, artinya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dua tahun kemudian, neraca perdagangan Bali semakin meningkat, yaitu mencapai 7.467,15 miliar rupiah pada tahun 2011 dan 7.460,5 miliar rupiah pada tahun 2012. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa ekspor ke luar negeri lebih besar dari impor dari luar negeri karena neraca perdagangan internasional Provinsi Bali selalu tumbuh positif. Sedangkan, neraca perdagangan domestik yang tumbuh negatif disebabkan oleh impor dari daerah lain lebih besar daripada ekspor ke luar daerah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi Bali lebih berfokus memasarkan produk daerahnya ke luar negeri daripada ke dalam negeri. Selain itu, produk Bali juga masih kalah dengan produk daerah lain di Indonesia karena terbukti produk yang mereka impor lebih banyak daripada yang mereka ekspor.

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 12

Grafik D.1. Ekspor Impor Provinsi Bali Tahun 2009

Ekspor Provinsi Bali, 2009 (%)

27% Ekspor ke Luar Negeri Ekspor antar Daerah 73%

Impor Provinsi Bali, 2009 (%)

48% 52%

Impor dari Luar Negeri Impor antar Daerah

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 13

Grafik D.2. Ekspor Impor Provinsi Bali Tahun 2010

Ekspor Provinsi Bali, 2010 (%)

27% Ekspor ke Luar Negeri Ekspor antar Daerah 73%

Impor Provinsi Bali, 2010 (%)

45% 55%

Impor dari Luar Negeri Impor antar Daerah

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 14

Grafik D.3. Ekspor Impor Provinsi Bali Tahun 2011

Ekspor Provinsi Bali, 2011 (%)

29% Ekspor ke Luar Negeri Ekspor antar Daerah 71%

Impor Provinsi Bali, 2011 (%)

42% 58%

Impor dari Luar Negeri Impor antar Daerah

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 15

Grafik D.4. Ekspor Impor Provinsi Bali Tahun 2012

Ekspor Provinsi Bali, 2012 (%)

33% Ekspor ke Luar Negeri Ekspor antar Daerah 67%

Impor Provinsi Bali, 2012 (%)

38% Impor dari Luar Negeri Impor antar Daerah 62%

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 16

Grafik D.5. Neraca Perdagangan Domestik antara Provinsi Bali dengan daerah lain di Indonesia Tahun 2009-2012

Neraca Perdagangan Domestik/Dalam Negeri


0.00 -1,000.00 -2,000.00 -3,000.00 -4,000.00 -5,000.00 -6,000.00 -7,000.00 Domestik/Dalam Negeri Rp (Miliar)

2009 -4,038.00

2010 -4,795.87

2011 -5,441.24

2012 -6,530.11

Sumber : BPS Bali (2013), diolah Grafik D.6. Neraca Perdagangan Internasional antara Provinsi Bali dengan negara lain Tahun 2009-2012

Neraca Perdagangan Internasional


8,000.00 7,000.00 6,000.00 Rp (Miliar) 5,000.00 4,000.00 3,000.00 2,000.00 1,000.00 0.00 Internasional 2009 5,126.87 2010 7,238.24 2011 7,467.15 2012 7,460.50

Sumber : BPS Bali (2013), diolah

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 17

Kesimpulan
Provinsi Bali merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Hal ini didukung oleh aktivitas perdagangan yang tinggi di daerah ini. Produk Bali bisa bersaing di pasar internasional karena ekspor barang ke luar negeri lebih tinggi daripada impor dari luar negeri. Selain itu, pemerintah Provinsi Bali juga sudah berupaya mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri. Hal ini terlihat dari tren penurunan impor dari luar negeri pada rentang waktu 2009 hingga 2012. Faktor inilah yang menyebabkan neraca perdagangan internasional Provinsi Bali selalu tumbuh positif selama rentang waktu tersebut. Namun, produk Bali kurang bisa bersaing di pasar domestik karena ekspor barang ke daerah lain lebih tinggi daripada impor dari daerah lain. Hal ini berdampak pada neraca perdagangan domestik Provinsi Bali yang selalu tumbuh negatif pada rentang waktu yang sama. Dari segi ekonomi, masyarakat Bali sudah tergolong baik. Pertumbuhan ekonomi mereka selalu meningkat pada rentang waktu 2009 hingga 2012. Pertumbuhan ekonomi ini diukur dengan PDRB. Selain itu, kesejahteraan ekonomi masyarakat Bali juga semakin meningkat karena tren PDRB per kapita yang selalu tumbuh positif pada rentang waktu tersebut. Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa kondisi perekonomian Provinsi Bali sangat mendukung untuk menjadikan daerah tersebut sebagai daerah tujuan wisata.

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 18

Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik (BPS). (2013), http://www.bps.go.id/ Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. (2013), http://bali.bps.go.id/index.php Bank Indonesia (BI). (2013), Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan IV 2009, diakses pada 20 November 2013, http://storage.jakstik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/KERProvinsiBaliTriwulanIV2009.pdf Bank Indonesia (BI). (2013), Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan IV 2010, diakses pada 20 November 2013, http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/A2E3938F-8ABC-4774-A7C95D2B4DDA8A0A/22230/KERProvinsiBaliTwIV2010.pdf Bank Indonesia (BI). (2013), Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan IV 2011, diakses pada 20 November 2013, http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/79181030-0413-4EEB-BC98EC691A112DD1/25381/KERProvinsiBaliTriwulanIV2011.pdf Bank Indonesia (BI). (2013), Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan IV 2012, diakses pada 20 November 2013, http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/A7E4722C-516A-4B59-A4087FD99FCC08CB/28016/KERProvinsiBaliTwIV2012TriwulanIV2012.pdf Deskripsi Provinsi Bali diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bali pada 18 November 2013. Kuncoro, Mudrajad. (2009), Ekonomika Indonesia : Dinamika Lingkungan Bisnis di Tengah Krisis Global, Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Kuncoro, Mudrajad. (2010), Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan, Jakarta : Penerbit Erlangga. Mankiw, Gregory N. (2012), Principles of Economics Sixth Edition, United States of America :
Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan Page 19

South-Western Cengage Learning. Krugman, Paul., Maurice Obstfeld dan Marc J. Melitz. (2012) International Economics : Theory and Policy 9th Edition, United States of America : Addison-Wesley.

Alasan Mengapa Pulau Bali menjadi Daya Tarik Wisatawan : Aktivitas Perdagangan

Page 20

Anda mungkin juga menyukai