Anda di halaman 1dari 13

Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.

TUGAS MANUSIA
A. TUGAS MANUSIA UNTUK DUNIA
Tugas Manusia dalam sejarah intinya adalah untuk melanjutkan sejarah tersebut, jadi
mausia harus membuat sejarah baru untuk diceritakan, diceritakan, dan diceritakan lagi
hingga anak cucu kita.
Simak sebuah karangan buku berjudul The Decisive Role of the Individual in History
yang telah di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang artinya Peran individu dalam
sejarah.
Alan Woods, di dalam bukunya tentang Revolusi Venezuela, teringat akan
percakapannya dengan Hugo Chavez, pemimpin Revolusi Bolivarian. "Saya membaca
sebuah buku oleh Plekhanov dahulu kala", Presiden Chavez berkomentar, "dan buku
tersebut memberikan kesan yang kuat kepada saya. Buku tersebut berjudul The Decisive
Role of the Individual in History." Presiden Chavez merenungkan judul tersebut dan
berkata: "Ya, saya tahu bahwa tidak ada seorangpun yang benar-benar tak tergantikan."
Akan tetapi, Alan memotong dan mengoreksi Presiden Chavez pada poin tersebut: "Ada
waktunya di dalam sejarah dimana seorang individu dapat membuat perbedaan yang
fundamental." Contohnya adalah Hugo Chavez sendiri.
Hugo Chavez telah menjadi identitas Revolusi Bolivarian yang berkembang di
Venezuela. Dia terkait dengan kekuatan-kekuatan yang dilepaskan oleh revolusi tersebut,
yaitu kekuatan massa yang tertindas. Chavez mewakili harapan dan aspirasi mereka. Dia
mempengaruhi mereka dan mereka mempengaruhi dia. Dia benar-benar terikat dengan
mereka. Di mata masyarakat, dia memiliki otoritas yang diperlukan untuk membawa
revolusi ini ke garis akhir. Ini adalah contoh yang jelas mengenai peran pemimpin
revolusioner di dalam sejarah, seperti yang dijelaskan oleh Plekhanov.
Pada masa lalu, peran individu di dalam sejarah ("faktor subjektif" di dalam
terminologi Marxis) sudah menjadi bahan perdebatan yang panas. Banyak sejarahwan
borjuis, bahkan sampai hari ini, yang percaya bahwa sejarah dibuat oleh "Pria dan Wanita
yang Hebat", raja dan ratu, negarawan dan politisi. Menurut dugaan para sejarahwan ini,
orang-orang hebat tersebut sudah membentuk sejarah melalui kekuatan karakter mereka,
sementara massa memainkan peran yang kecil atau tidak sama sekali. Maka dari itu,
Hitlerlah yang memulai Perang Dunia Kedua dan pembunuhan Arch Duke Ferdinandlah
yang memulai Perang Dunia Pertama. Tidak banyak perhatian diberikan pada kekuatan
ekonomi, politik atau sosial yang kebanyakan beroperasi di belakang layar.

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

Ada juga mereka yang berargumen bahwa individu-individu tidak menentukan apapun,
tetapi mereka terhempas oleh kekuatan objektif sejarah yang lebih kuat. Metode berpikir
macam ini merepresentasikan fatalisme, dimana individu-individu berperan semata-mata
sebagai wayang golek, tali mereka dikendalikan oleh tangan yang tak kelihatan. Ide seperti
ini berasal dari doktrin Calvinisme [1] dimana aksi manusia sudah ditakdirkan, seperti
halnya gerhana bulan. Ini adalah kerangka pikiran yang diekspresikan oleh kata-kata
Luther [2] , "Disini saya berdiri, saya tidak dapat melakukan hal yang lain." Dominasi takdir
menyangkal semua ide tentang kebebasan individu dan aktivitas massa yang independen.
Kita semua tereduksi ke peran pion-pion catur.
Akan tetapi, ini tidaklah benar. Sejarah dibuat oleh manusia-manusia. Kaum Marxis,
tidak seperti kaum fatalis yang dangkal, tidak menyangkal peran individu, inisiatifnya atau
keberaniannya (atau kekurangannya), di dalam perjuangan sosial. Adalah tugas Marxisme
untuk menemukan hubungan dialektik antara individu (subjektif) dan kekuatan besar
(objektif) yang mengatur pergerakan masyarakat. Materialisme sejarah tidak menyangkal
peran individu, peran karakter, di dalam sejarah, tetapi melihat peran tersebut di dalam
konteks sejarah. Marxisme menjelaskan bahwa tidak ada seorangpun, walaupun dia
berbakat, mampu, atau bijak, yang dapat menentukan arah utama dari perkembangan
sejarah, yang dibentuk oleh kekuatan objektif. Akan tetapi, di bawah kondisi yang kritikal,
peran yang dimainkan individu dapat menjadi penentu, dapat menjadi mata rantai penentu
akhir di dalam rantai hubungan sebab akibat. Dalam kondisi tertentu, "faktor subjektif"
dapat menjadi faktor yang paling penting di dalam sejarah. Peran Lenin di dalam Revolusi
Rusia adalah salah satu contoh tersebut, yang akan kita telusuri nantinya.
Tulisan Plekhanov yang cermelang tentang peran individu di dalam sejarah merupakan
polemik terhadap kaum Narodnik Rusia [3] , yang menggambarkan pahlawan individu, yang
biasanya dipersenjatai dengan bom, sebagai pembuat sejarah. Massa Rusia dilihat hanya
sebagai penonton. Plekhanov menulis bahwa subjektivis ini "yang bertujuan untuk
memberkati individu' dengan peran terbesar di dalam sejarah telah menolak untuk
mengakui sejarah perkembangan umat manusia sebagai proses yang ditentukan oleh
hukum sosial."
Walaupun individu di dalam sejarah dapat dilihat telah memainkan peran yang penting,
peran tersebut hanya dapat dimainkan di dalam kondisi sosial tertentu. Contohnya adalah
Revolusi Prancis tahun 1789, jelas Plekhanov. "Di dalam analisa terakhir, susunan
kekuatan-kekuatan tersebutlah yang merupakan faktor yang menentukan sifat raja Louis
XV dan perubahan mendadak kekasih simpanannya, yang memberikan pengaruh yang

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

sangat buruk terhadap nasib negara Prancis...Jelas-jelas, sebab utama dari masalah ini
bukan karena kelemahan tertentu dari seseorang, tetapi karena posisi sosialnya." Dalam
kata lain, sebab dari Revolusi Prancis terletak di dalam sifat hubungan sosial. Kualitas
pribadi dari individu-individu pemimpin memainkan peran mereka, tetapi hanya di dalam
konteks yang umum, dan berada di bawah kendali arus sejarah yang lebih luas.
"Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa individu dapat mempengaruhi nasib
masyarakat melalui ciri-ciri tertentu dari sifat mereka", lanjut Plekhanov. "Pengaruh
mereka kadang-kadang sangat besar, akan tetapi kemungkinan pengaruh tersebut dapat
dilaksanakan dan besarnya pengaruh tersebut ditentukan oleh susunan masyarakat dan
susunan kekuatan-kekuatan di dalam masyarakat. Karakter individu merupakan faktor' di
dalam perkembangan sosial hanya bila hubungan-hubungan sosial mengijinkannya."
Dalam kata lain, ada batasan tertentu di dalam peran individu. "Tidak ada manusia
hebat yang bisa memaksakan ke masyarakat sebuah hubungan sosial yang sudah tidak
sesuai dengan kondisi kekuatan-kekuatan sosial atau yang belum sesuai dengan kondisi
kekuatan-kekuatan sosial. Di dalam pengertian ini, dia tidak dapat membuat sejarah, dan di
dalam pengertian ini, dalam kesia-siaan dia akan mencoba menggeser jarum jamnya; dia
tidak akan mempercepat arus waktu atau memutar balik waktu."
Mendekati akhir hidupnya, Friedrich Engels memberikan kepada kita sebuah ringkasan
materialisme sejarah, dimana dia membahas individu di dalam sejarah. "Manusia membuat
sejarahnya sendiri," tulis Engels pada bulan Januari 1894, "tetapi bukan dengan kehendak
kolektif yang berdasarkan rencana kolektif atau bahkan masyarakat dengan batasan
tertentu. Aspirasi-aspirasi mereka berbenturan, dan oleh karena itu semua masyarakat
diatur oleh suatu keharusan, pelengkap dan bentuk penampilannya adalah kebetulan.
Keharusan tersebut, yang menegaskan dirinya di seberang semua kebetulan, pada akhirnya
adalah keharusan ekonomi. Disinilah yang kerap disebut orang hebat tersebut memainkan
perannya. Kalau orang seperti ini atau itu menampakkan dirinya pada waktu tertentu dan di
negara tertentu adalah, tentu saja, kebetulan. Tetapi hilangkan dia dan maka akan ada
permintaan untuk penggantinya, dan pengganti ini akan ditemukan, baik atau buruk, tetapi
pada akhirnya dia akan ditemukan." Engels lalu memberikan kita contoh-contoh fenomena
ini. "Adalah sebuah kebetulan kalau Napoleon, seorang Corsican [4] , menjadi diktatur
militer yang diperlukan oleh Prancis yang sudah kecapaian oleh perperangannya; tetapi,
bila Napoleon tidak ada, orang lain akan menggantikannya, ini dibuktikan oleh fakta
bahwa orang tersebut selalu ditemukan segera setelah dia diperlukan: Caesar, Augustus,
Cromwell, dll." (Koresponden Marx dan Engels, hlm 467-68)

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

Walaupun materialisme sejarah memberikan peran utama kepada faktor objektif di


dalam sejarah, contohnya seperti tingkat kekuatan produksi dan hubungan kelas saat itu,
faktor subjektif dapat memainkan sebuah peran yang penting. Akan tetapi, hubungan
antara kedua faktor tersebut tidak berhenti disana. Divisi fenomena sejarah antara
"objektif" dan "subjektif" tidaklah absolut dan tergantung pada hubungan antara mereka
yang relevan. Contohnya, pasar dunia merupakan faktor objektif setiap negara yang
merupakan bagian dari pasar tersebut. Setiap negara berada di bawah kendali pasar dunia
dan secara tak terelakkan terkait dengannya. Sementara, negara merupakan faktor objektif
kelas-kelas yang merupakan bagian dari susunan sosialnya. Dan juga, kelas penguasa
merupakan faktor objektif kelas buruh, dan kelas merupakan faktor objektif partainya.
Individu mempunyai posisi subjektif di dalam semua faktor-faktor tersebut.
Akan tetapi, pengaruh seorang individu di dalam proses sejarah dapat mencangkup dari
pengaruh yang sepele sampai pengaruh yang sangatlah menentukan. Tingkat pengaruh
tersebut akan tergantung pada tingkat perkembangan kondisi sejarah, korelasi kekuatan-
kekuatan sosial, dan peran individu tersebut di dalam kekuatan-kekuatan tersebut. Sering
kali dalam jangka waktu yang panjang bahkan orang yang paling bijak pun tidak akan
mempengaruhi arus sejarah. Sebaliknya, dalam waktu tertentu, di bawah kondisi yang
kritikal, peran seorang individu dapat menjadi hal yang menentukan. Dalam kata lain,
kekuatan-kekuatan sosial apa dan kepentingan kelas manakah yang berada di belakang
individu tersebut, dan sebaik apa dia mewakili kekuatan-kekuatan tersebut?
Helvetius[5] pernah berkata bahwa setiap era memanggil ke depan seseorang dengan
kedudukan yang memadai, dan bila orang-oranag tersebut tidak dapat ditemui, maka era
tersebut akan menciptakan mereka. Mengenai Wellington[6], Engels berkomentar, "Dia
adalah seorang yang hebat di dalam caranya sendiri, sehebat yang seseorang mampu tanpa
berhenti menjadi seorang yang sedang-sedang." Deskripsi seperti ini dapat dengan mudah
diterapkan pada Stalin, yang kepribadian dangkalnya sungguh meninggalkan impresi pada
karakter politik konter-revolusi di Uni Soviet.
Sementara Trotsky mewakili periode kebangkitan revolusioner, Stalin mewakili
periode kemunduran dan konter-revolusi. Dia menjadi simbol dari reaksi birokratik di
dalam Uni Soviet. Seperti yang dijelaskan oleh Trotsky mengenai Stalin: "Dan, secara
keseluruhan, dia tetap merupakan orang yang sedang-sedang saja. Dia tidak mempunyai
kemampuan generalisasi ataupun kemampuan untuk melihat ke depan. Kecerdasan Stalin
tidak memiliki semangat dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan, dan tidak cocok
untuk berpikir secara logis. Setiap kalimat dari pidatonya mempunyai sebuah tujuan akhir

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

yang praktikal; tidak pernah ada pidato yang mencapai level sebuah konstruksi yang logis.
Kelemahan ini merupakan kekuatannya. Ada tugas-tugas sejarah yang hanya bisa
dilaksanakan bila seseorang menolak generalisasi; ada periode-periode dimana generalisasi
dan kemampuan melihat ke depan merupakan halangan untuk keberhasilan yang segera;
periode-periode tersebut adalah periode kemunduran dan kegagalan, dan reaksi."
(Kumpulan Tulisan Trotsky, 1936-7, hlm. 69)
Mengenai pentingnya kepemimpinan yang menentukan di dalam revolusi sosialis,
peran Lenin pada tahun 1917 menonjol sebagai peran yang menentukan. Adakah pemimpin
Bolshevik lainnya, termasuk Trotsky, yang bisa menggantikan peran Lenin? Trotsky
percaya bahwa tidak ada pemimpin Bolshevik lainnya yang bisa menggantikan Lenin.
Mengingat kondisi konkrit saat itu, dimana Partai Bolshevik harus dipersenjatai kembali
(dengan ide dan perspektif - catatan penerjemah) pada bulan April 1917 untuk revolusi
sosialis, hanya Lenin yang mempunyai otoritas yang diperlukan di dalam partai. Tanpa
Lenin, tekanan-tekanan konservatif dari pemimpin-pemimpin yang lain akan menjadi
terlalu besar pengaruhnya. Dalam kata lain, pentingnya faktor subjektif yang sadar
menonjol dengan kekuatan yang lebih besar dari pada sebelumnya. Peran Lenin tidaklah
bisa diduplikasi. Ini bukan semata-mata karena kualitas pribadinya, akan tetapi karena
kedudukannya yang luar biasa di dalam Partai Bolshevik. Sementara Bolshevik memimpin
buruh dan tani, Lenin memimpin Partai Bolshevik. Dia adalah pemimpin dari pemimpin.
Salah satu alasan fundamental dari peran kepemimpinan yang kritikal ini atau faktor
subjektif di era kita, datang dari kenyataan bahwa semua kondisi objektif utama untuk
menggulingkan kapitalisme sudahlah sangat matang (integrasi ekonomi dunia,
ketidakmampuan kapitalisme untuk memajukan masyarakat, ketidakstabilan yang kronis
dan kebuntuan sistem ini, elemen barbarisme yang bermunculan, keberadaan
pengangguran massa, dll). Kekalahan dari banyak revolusi semenjak Revolusi Oktober
1917 adalah karena kegagalan dari kepemimipinan organisasi-organisasi massa, yang
berhaluan sosial demokrat ataupun Stalinis. Untuk kesuksesan revolusi sosialis, diperlukan
sebuah partai massa dengan kepemimpinan revolusioner yang disekolahi dengan ide
Marxisme ("memori kelas buruh"). Bolshevik di bawah kepemimpinan Lenin dan Trotsky
mampu menyediakan hal tersebut. Mereka menyediakan kesatuan dialektik antara faktor-
faktor objektif dan subjektif.
Seperti yang dijelaskan oleh Hugo Chavez: pilihan yang dihadapi oleh umat manusia
adalah Sosialisme atau Barbarisme. Tugas hari ini adalah untuk mengembangkan kader-
kader, individu-individu dengan pengetahuan dan pengalaman Marxisme yang dibutuhkan,

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

yang, dalam basis peristiwa, dapat menyediakan faktor subjektif yang diperlukan untuk
mengantar tugas sejarah ini ke garis akhir. Dalam kata-kata Trotsky, untuk membuat sadar
perjuangan yang tidak sadar, tendensi-tendensi organik, dari kelas buruh untuk
menggulingkan kapitalisme. Dalam proses ini, peran individu dapat menjadi penentu.
Sumber: "The Decisive Role of the Individual in History", Rob Sewell, 9 Desember 2005. In Defense of Marxism,
www.marxist.com
[1] Calvinisme adalah sebuah teologi Kristen yang dikembangkan oleh John Calvin (1509-1564) dimana dipercaya bahwa umat manusia
tidak bisa mencapai keselamatan dengan usahanya sendiri, kecuali bila sudah ditakdirkan atau dikehendaki oleh Tuhan.
[2] Martin Luther (1483-1546) adalah salah satu pendeta yang mempelopori Reformasi Protestan, sebuah gerakan pada abad ke-16 yang
bertujuan untuk mereformasi gereja Katolik. Dalam pembelaannya dari exkomunikasi di Worm, dia mengutarakan "Disini saya berdiri,
saya tidak dapat melakukan hal yang lain."
[3] Narodnik adalah nama yang ditujukan kepada kaum revolusioner Rusia pada tahun 1860an dan 1870an. Mereka terbentuk sebagai
respon dari konflik-konflik antara kaum tani dan kulak (petani kaya). Mereka percaya bahwa kaum tani adalah kelas revolusioner yang
akan menumbangkan monarki, akan tetapi mereka tidak percaya bahwa kaum tani bisa mencapai revolusi dengan usahanya sendiri.
Sebaliknya, mereka percaya bahwa sejarah hanya dapat dibuat oleh pahlawan-pahlawan yang akan memimpin kaum tani yang pasif
menuju revolusi.
[4] Napoleon Bonaparte lahir di Corsica.
[5] Claude Adrien Helvetius (1715-1771) adalah seorang filsuf dari Prancis.
[6] Arthur Wellesley (1769-1852), atau lebih dikenal sebagai Duke of Wellington Pertama, adalah seorang figur militer dan politik besar
di Inggris. Terkenal karena kemenangannya melawan pasukan Napoleon di perang Waterloo, dia menjabat sebagai Perdana Menteri
Inggris dari tahun 1928-1930.

Selain itu ada juga di dalam Al-Qur’an :


1. Q.S Yusuf ayat 109 :
    
     
          
      
          
          

Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan
wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di
muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang
mendustakan Rasul) dan Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi
orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?

2. Q.S Yusuf ayat 111 :


       
           
       
    

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang


yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan


sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
3. Q.S Al-Hasyr ayat 2 :
         
     
     
      
        
      
      
     
Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-
kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama[1463]. kamu tidak
menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-
benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah
mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-
sangka. dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka
memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan
orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai
orang-orang yang mempunyai wawasan.
[1463] Yang dimaksud dengan ahli kitab ialah orang-orang Yahudi Bani Nadhir, merekalah yang mula-mula
dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah.

Didalam firman-firman Allah tersebut sudah jelas di terangkan bahwa


mengetahui sejarah. Seperti pada Q.S Yusuf ayat 109 bahwa umat muslim di Perintah
untuk mempelajari sejarah.
Lalu mengartikan sejarah tersebut, apakah itu baik untuk di gunakan kembali ataukah
itu tidak boleh diulangi ?
Kemudian di dalam firman Allah Q.S Al-Hasyr ayat 2 dinyatakan bahwa sejarah
adalah suatu pelajaran.
Kemudian didalam Q.S Yusuf ayat 111 bahwa sejarah mengandung pelajaran untuk
orang-orang yang mau mempelajarinya. Jadi semua hal-hal yang kita ketahui
berasala dari sejarah, seperti menulis, membaca, membuat alat untuk memotong dan
hampir semuanya berasal dari sejarah ( masa lalu ).
Jadi sudah jelas bahwa tugas kita adalah mencari sejarah, menceritakan, dan
membuat sejarah untuk orang-orang sesudah kita.

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

B. TUGAS MANUSIA UNTUK AKHIRAT NANTI


Diatas adalah peran manusia dalam sejarah, jadi apa tugas hidup manusia di dunia ini
(Menurut Islam) ?
Jawabannya terdapat pada Al-Qur’an yaitu :
1. Q.S Al-Baqarah ayat 21 :
             
           
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa”
2. Q.S Al-Baqarah ayat 30 :
          
        
     
        
     
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

3. Q.S Al-An’am ayat 165 :


          
         
         
       
  
Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas
kamu atau dari bawah kakimu[482] atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-
golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu
keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan
tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti[483] agar mereka memahami(nya)".

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

[482] Azab yang datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain. yang datang dari bawah seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya.
[483] Maksudnya: Allah s.w.t. mendatangkan tanda-tanda kebesaranNya dalam berbagai rupa dengan cara yang berganti-ganti. Adapula Para
mufassirin yang mengartikan ayat di sini dengan ayat-ayat Al-Quran yang berarti bahwa ayat Al-Quran itu diturunkan ada yang berupa berita
gembira, ada yang berupa peringatan, cerita-cerita, hukum-hukum dan lain-lain.

4. Q.S Al-A’raf ayat 129 :


           
    
         
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah):
"Luruskanlah muka (diri)mu[533] di Setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana Dia telah menciptakan
kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)".
[533] Maksudnya: tumpahkanlah perhatianmu kepada sembahyang itu dan pusatkanlah perhatianmu semata-mata kepada Allah.

5. Q.S Huud ayat 61 :


         
            
       
       
  
Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.

6. Q.S Al-Mu’minun ayat 115 :


       
     
“Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
kami?”
7. Q.S An-Nuur ayat 55 :

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

        
     
           
      
        
    
       

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka
mereka Itulah orang-orang yang fasik.”
8. Q.S Adz-Dzaariyat ayat 56 :
        
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.”

9. Q.S Ali-Imron ayat 110 :


       
      
          
       
    
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

10. Al-Hadiid ayat 25 :


        
        
          
      
         
  
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-
bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi
yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,
(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.”
11. Q.S At-Taubah ayat 112 :
    
    
       
     

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya”
12. Q.S An-Nahl ayat 43 :
           
         
  
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami
beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

KESIMPULAN
Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk
menjadi Khalifah di bumi, Menyembah Alloh SWT untuk mencapai Keridhoannya,
memegang amanah yang telah diberikan Alloh, menyuruh orang lain kepada ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar, menuntut ilmu, dan mempersiapkan diri untuk mati. Di
dalam sebuah hadits : Dari Ibnu Umar r.a berkata: ”Rasulullah SAW. memegang
pundakku dan bersabda: ”Jadilah engkau didunia ini seperti orang asing atau
penyeberang jalan.”
Ibnu Umar r.a berkata: ”Jika kamu berada di sore hari, jangan engkau menunggu pagi
hari, dan jika engkau di pagi hari, janganlah menunggu sore hari, ambillah persiapan
saat engkau sehat, untuk menghadapi masa sakitmu dan saat hidupmu untuk sesudah
kematianmu.” (HR. Bukhari)

SMA NEGERI 3 SUBANG ©


Tugas Manusia dalam sejarah KELAS X.8

~~~SELESAI~~~

SMA NEGERI 3 SUBANG©

Anda mungkin juga menyukai