Anda di halaman 1dari 9

KIMIA ANALITIK I

PELARUTAN DAN PELEBURAN


A. Nurul Ana Husain
1213041019 Pendidikan Kimia

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

PELARUTAN
Proses pelarutan merupakan cara umum untuk mengubah sampel padatan menjadi bentuk yang siap di ukur. Bentuk larutan dalam air merupakan bentuk analit fasa cair, untuk analisis sampel anorganik yang umumnya terdiri atas ion-ion. Air sebagai pelarut bahan kimia anorganik memiliki berbagai keuntungan yaitu: Memiliki tetapan dielektrikum yang tinggi Rentangan suhu fasa cair yang lebar, Stabil, dan dapat melarutkan berbagai jenis bahan kimia, termasuk bahan anorganik. Bahan kimia anorganik tidak dapat langsung larut dalam air perlu dilakukan perlakuan dengan menggunakan asam tertentu, peleburan, atau menggunakan pelarut khusus. Sebagian besar senyawa yang mengandung logam bersifat basa, sehingga perlakuan dengan asam dapat menghasilkan proses pelarutan yang baik.

Diagram Pelarutan untuk Analisis Cara Basah


Sampel dilarutkan air dingin-panas
Larutan analit Residu dilarutkan dalam HCl encer dingin-panas Larutan analit Residu dilarutkan dalam HNO3 encer dingin-panas Larutan analit Residu dilarutkan dalam HCl pekat dingin-panas Larutan analit Residu dilarutkan dalam HNO3 pekat dingin-panas Larutan analit Residu dilarutkan dalam aqua regia Larutan analit Residu dilebur, senyawa refractory

PELEBURAN
Pada proses peleburan, jika sampel anorganik yang tidak larut dalam pelarut umum ataupun khusus, maka dilakukan proses peleburan. Peleburan dengan menggunakan berbagai jenis cawan. Dalam setiap proses peleburan bahan yang dilebur dicampur dengan zat pelebur yang dikenal sebagai fluks. Sampel yang bersifat asam dilebur dengan fluks yang bersifat basa, atau sebaliknya, sampel yang bersifat basa dilebur dengan fluks yang bersifat asam. Setiap hasil peleburan akan menghasilkan padatan kembali pada proses pendinginan, tetapi padatan hasil peleburan mudah larut dalam air.

Teknik pelaksanaan peleburan mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: 1. Timbang sampel dengan teliti, campurkan sampel dan fluks dengan perbandingan 1: (5-10), aduk sampai benar-benar homogen. 2. Masukkan campuran sampel dan fluks ke dalam cawan peleburan, maksimal separoh dari volume cawan, kemudian tutup. 3. Panaskan pada suhu rendah, kemudian naikkan suhu tahap demi tahap sampai suhu yang diinginkan. Lakukan proses peleburan sehingga semua leleh dan menghasilkan cairan jernih.

Beberapa senyawa fluks yang sering digunakan: Na2CO3 atau K2CO3 NaOH, Natrium hidroksida padat Na2O2, Natrium peroksida padat Campuran Na2CO3 dan KClO3 atau KNO3 KHSO4, Kalium hidrogensulfat padat

Pemisahan Komponen Analit


Dalam setiap proses analisis kualitatif dan kuantitatif untuk menetapkan jenis dan jumlah analit yang terdapat dalam sampel, akan memperoleh hasil identifikasi dan pengukuran yang baik apabila komponen tertentu yang dikehendaki memberikan respon tanpa gangguan dari analit lainnya. Persiapan sampel melalui proses pelarutan dan peleburan menghasilkan larutan yang mengandung campuran dua atau lebih komponen analitnya. Gangguan oleh kompenen analit lainnya, selain yang diukur akan menyebabkan interferensi, sehingga terjadi penyimpangan hasil yang dikenal sebagai kesalahan matriks.

Kesalahan matriks banyak timbul pada pengukuran unsurunsur renik (trace element). Proses pemisahan antara komponen analit yang diukur dengan komponen analit pengganggu adalah hal penting dalam prosedur analisis. Berbagai cara pemisahan dapat dilakukan seperti melalui pembentukan kompleks, pengubahan biloks, penopengan, teknik kromatografi, dan ekstraksi. Teknik ekstraksi merupakan cara pemisahan yang melibatkan diferensial dari komponen analit kedalam 2 fasa cairan yang tidak saling bercampur.

THANK YOU
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai