Anda di halaman 1dari 20

STUDI PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA4

SMA NEGERI 1 BOJA TAHUN AJARAN 2013/2014


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Literasi Komputer Dosen Pengampu: Dr. Sri Yulianto

oleh Sri Mutarsih NIM. 942013080

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRITEN SATYA WACANA 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan statistik dalam konteks penelitian pada dasarnya adalah sebagai alat bantu untuk memberi gambaran atas suatu peristiwa melalui bentuk yang sederhana, dapat berupa angka-angka atau berupa grafikgrafik. Secara umum statistik dapat diartikan sebagai cara maupun aturanaturan yang berkaitan dengan pengumpulan. Pengolahan (analisis), penarikan kesimpulan, atas data-data yang berbentuk angka, dengan menggunakan suatu asumsi-asumsi tertentu. Sedangkan pengetahuan yang membicarakan tentang cara ini disebut statistika. Dalam dunia pendidikan, penggunaan statistika sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah pada pengujian hipotesis. Dalam statistika dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Pada statistik, hipotesis nol (Ho) diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sample. Dengan demikian, hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena memang peneliti tidak mengharapkan adanya perbedan data populasi dengan sample. Selanjutnya, hipotesis alternatif (Ha) adalah lawannya hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel. Pada makalah ini, penulis fokus pada kajian penggunaan e-learning pada pembelajaran terhadap motivasi dan hasil belajar biologi kelas XI IPA 4 SMAN 1 Boja Kabupaten Kendal tahun ajaran 2013/2014. Untuk melihat apakah ada peningkatan motivasi dan hasil belajar, diperlukan uji statistik, yaitu uji satu sampel dengan data berpasangan. B. Rumusan Masalah 1. Apakah rata-rata skor motivasi belajar biologi siswa kelas XI IPA4 SMAN 1 Boja Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2013/2014 berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran e-learning?

2. Apakah rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA4 SMAN 1 Boja Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2013/2014 berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran e-learning?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apakah rata-rata skor motivasi belajar biologi siswa kelas XI IPA4 SMAN 1 Boja Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2013/2014 berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran e-learning. 2. Untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA4 SMAN 1 Boja Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2013/2014 berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran elearning.

D. Manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu sebagai berikut. 1. Bagi siswa diharapkan lebih berminat dan termotivasi untuk belajar biologi, sehingga bila siswa berminat dan termotivasi maka siswa akan aktif dalam pembelajaran dan akhirnya hasil belajar yang dicapai meningkat. 2. Bagi guru, yaitu untuk meningkatkan minat/ ketertarikan dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi. 3. Bagi sekolah, untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah serta meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran E-Learning E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Sampai sekarang masih belum ada standard yang baku baik dalam hal definisi maupun implementasi e-learning. Hal ini menjadikan banyak orang mempunyai konsep yang bermacam-macam. E-learning merupakan kependekan dari electronic learning. Salah satu definisi umum dari elearning diberikan oleh (Gilbert & Jones dalam Surjono 2007), yaitu: pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti Internet, intranet/extranet, satelit, broadcast, audio/video tape, interactive TV, CDROM, dan computer-based training (CBT). Definisi yang hampir sama diusulkan juga oleh the Australian National Training Authority yakni meliputi aplikasi dan proses yang menggunakan berbagai media elektronik seperti internet, audio/video tape, interactive TV and CD-ROM guna mengirimkan materi pembelajaran secara lebih fleksibel. The ILRT of Bristol University (dalam Surjono, 2007) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan teknologi elektronik untuk mengirim, mendukung, dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran dan penilaian. Udan and Weggen (dalam Suryono, 2007) menyebutkan bahwa e-learning adalah bagian dari pembelajaran jarak jauh sedangkan pembelajaran on-line adalah bagian dari e-learning. Di samping itu, istilah e-learning meliputi berbagai aplikasi dan proses seperti computer-based learning, web-based learning, virtual classroom, dll; sementara itu pembelajaran on-line adalah bagian dari pembelajaran berbasis teknologi yang memanfaatkan sumber daya Internet, intranet, dan extranet. Lebih khusus lagi Rosenberg (dalam Surjono, 2007) mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi Internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses dari mana saja. Salah satu media yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah jaringan komputer, sehingga memungkinkan untuk dikembangkan

dengan berbasis web yang kemudian dikembangkan lagi melalui akses internet yang disebut Internet Enabled Learning (Djuniadi, 2010:3). Penyajian e-learning berbasis web memungkinkan informasi pembelajaran di sekolah bersifat interaktif. Depdiknas menggariskan kebijakan agar sekolah memanfaatkan penggunaan komputer, internet dan e-learning. Dalam sistem e-learning, aktivitas pembelajaran juga dapat dilakukan seperti pembelajaran tatap muka pada umumnya.

B. Motivasi Belajar Motivasi merupakan suatu dorongan yang dapat membantu sesorang melakukan dan mencapai sesuatu aktivitas yang diinginkannya. Suatu motivasi dapat memengaruhi aktivitas. Motivasi belajar yang tinggi dapat membantu siswa dalam meraih prestasi belajar yang baik. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:61) motivasi adalah kekuatan yang menjadikan pendorong kegiatan individu tersebut. Kekuatan tersebut menunjukan kondisi dalam diri individu yang mendorong atau individu tersebut melakukan kegiatan perciapan sesuatu tujuan. Malayu S.P Hasibuan (2003: 95) mendefinisikan Motivasi adalah pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintergrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Wahjosumidjo (1997: 50) mengemukakan motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Proses psikologi timbul akibat oleh faktor di dalam diri seseorang yang disebut intrinsik dan ekstrinsik. Faktor didalam diri seseorang bisa berupa kepribadian, sikap, pengalaman, dan pendidikan atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan sedang faktor dari luar diri dapat timbul oleh berbagai faktor-faktor lainya yang sangat kompleks. Tetapi faktor ekstrinsik maupun intrinsik motivasi timbul karena adanya rangsangan. Menurut Winkel (2004: 27) motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, 5

menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu sendiri mencapai suatu tujuan. Menurut Sardiman A.M (2006: 75) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri sendiri siswa yang memberikan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Motivasi pada diri seseorang dapat dilihat dari perilakunya. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang baik akan memiliki sikap yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki motivasi belajar. Sardiman A.M (2006: 83) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki motivasi belajar yang baik yaitu, tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan atau tidak lekas putus asa, menunjukan minat terhadap bermacammacam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan ada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapat apabila sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah. Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan unsur penting yang perlu dimiliki siswa agar dapat melakukan aktivitasnya dengan penuh semangat. Guru memegang peranan penting dalam upaya memacu motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

C. Hasil Belajar Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan nilai. Biologi juga merupakan wadah untuk membangun warga Negara yang memperhatikan lingkungan serta bertanggung jawab kepada

masyarakat, bangsa dan negara. Pembelajaran Biologi (ilmu hayat) adalah suatu proses yang mempelajari ilmu mengenai kehidupan. Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung.Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.

Obyek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya, dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi, sedang fungsinya dalam fisiologi; Perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner dan paleobiologi); Bagaimana makhluk hidup tercipta dipelajari dalam evolusi; Interaksi antar sesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika.

Fungsi dan tujuan mata pelajaran biologi Mata pelajaran biologi berfungsi untuk menanamkan kesadaran terhadap keindahan dan keteraturan alam sehingga siswa dapat meningkatkan keyakinan terhadap tuhan Yang Maha Esa sebagai warga negara yang menguasai sains dan melanjutkan pendidikan.Tujuan mata pelajaran biologi adalah: a. Memahami konsep- konsep biologi dan saling keterkaitannya b. Mengembangkan keterampilan dasar biologi untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah c. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia d. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas (Riyanto, 2009;5, Winkel,1996:53). Belajar merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, agar manusia tetap dapat belajar dan mampu melakukan perubahan yang berarti sehingga tingkah lakunya berkembang. Tingkah laku yang berkembang ke arah yang lebih baik merupakan tanda bahwa manusia telah melakukan

belajar dan berhasil atau berprestasi. Belajar menjadikan manusia mencapai kecakapan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap tertentu. Hasil belajar adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) (Derpartemen Pendidikan Nasional, Pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang 7 atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenagkan hati yang diperoleh dengan bekerja. Hasil belajar menurut Bloom (1976) dalam Depdiknas (2008:10) mencakup prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Andersen (1981) dalam Depdiknas (2008:10) sependapat dengan Bloom bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir (ranah kognitif), berbuat (ranah psikomotor), dan perasaan (ranah afektif).

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN A. Data hasil Pengukuran Pada kasus yang diselidiki oleh penulis data yang diperoleh adalah data motivasi belajar dan hasil belajar baik sebelum pembelajaran maupun sesudah pembelajaran Adapun rincian data tersebut terlampir.

B. Uji Satu Sampel Berpasangan Jika kita akan mengetahui perbedaan hasil pada suatu kelompok orang antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan atau pada suatu kelompok dengan dua kali pengukuran, maka uji sampel berpasangan dapat digunakan. Uji ini tergolong uji satu sampel karena sampelnya memang hanya satu. Dengan menggunakan SPSS, kita dapat menggunakan fasilitas one sample paired t- test. C. Langkah Uji Sampel Berpasangan 1. Uji banding 1 sampel berpasangan variabel motivasi a. Jenis data Syarat suatu data bisa dilakukan uji banding sebagaimana pada model linier adalah data berjenis interval atau rasio. Untuk kepentingan uji banding ini, data berupa motivasi dapat diasumsikan merupakan data interval dengan indikator yang cukup bervariasi dan memiliki eror dalam pengamatan.

b. Uji asumsi normalitas dan homogenitas Uji normalitas dapat dilakukan dengan bantuan SPSS menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Ilustrasi datanya adalah sebagai berikut.

Dari ilustrasi data tersebut, terlihat bahwa data terletak dekat dengan garis normal, sehingga dapat diasumsikan data berdistribusi normal. Hal ini diperkuat dengan uji Kolmogorov Smirnov berikut.

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic X .103 df 62 Sig. .099 Shapiro-Wilk Statistic .957 df 62 Sig. .031

a. Lilliefors Significance Correction Rumusan hipotesisnya adalah: Ho H1 : variabel berdistribusi normal : variabel berdistribusi tidak norma

10

Dalam hal ini, Ho diterima apabila nilai Sig > 5%.

Pada tabel di atas, nilai Sig = 0,099 > 5%. Maka Ho diterima, artinya data berdistribusi normal. Selanjutnya, dapat dilihat nilai kurtosis untuk menguji homogenitas data. Descriptives Statistic Std. Error X Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Lower Bound Upper Bound 60.89 59.11 62.67 61.06 60.00 49.085 7.006 46 72 26 11 -.275 -.828 .304 .599 .890

Nilai kurtosis diperoleh -0,828. Nilai tersebut negatif cukup dekat dengan nol, selain itu tidak terdapat titik pencilan data. Artinya data dapat disimpulkan memenuhi asumsi homogenitas.

c. Merumuskan hipotesis Selanjutnya merumuskan hipotesis uji banding satu sampel berpasangan, yaitu: Ho : (rataan motivasi belajar sebelum pembelajaran dan

sesudah pembelajaran adalah sama) H1: berbeda). 11 (rataan motivasi belajar sebelum dan sesudah pembelajaran

d. Merancang analisis Dalam uji banding satu sampel berpasangan, pengujian dilakukan dengan cara terima Ho jika nilai Sig > 5%.

e. Analisis hasil Dengan menggunakan SPSS, diperoleh output berikut. Paired Samples Statistics Mean Pair 1 X1 X2 60.29 61.48 N 31 31 Std. Deviation 7.114 6.961 Std. Error Mean 1.278 1.250

Paired Samples Correlations N Pair 1 X1 & X2 31 Correlation .884 Sig. .000

Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviatio Mean n Pair X1 1 X2 -1.194 3.390 Std. Error Mean .609 95% Confidence Interval of the Difference Lower -2.437 Upper t Sig. (2df tailed) .047

.050 -1.960 30

Pada tabel di atas, nilai Sig =0.047 < 5%, maka Ho ditolak, artinya kita menerima H1, yaitu rataan sampel berbeda.

f. Interpretasi hasil Dengan menerima H1, maka rataan motivasi belajar antara sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran berbeda secara signifikan.

12

Selanjutnya dilihat pada perbandingan rataan antara X1 dan X2, terlihat pada rataan X2 lebih baik daripada rataan X1. Artinya rataan motivasi siswa setelah pembelajaran lebih baik daripada sebelum pembelajaran.

2. Uji banding 1 sampel berpasangan variabel hasil belajar a. Jenis data Pada uji banding yang kedua ini, data yang digunakan hasil belajar. Jelas hasil belajar merupakan data hasil pengukuran. Syarat suatu data bisa dilakukan uji banding sebagaimana pada model linier adalah data berjenis interval atau rasio. Untuk kepentingan uji banding ini, data berupa hasil belajar dapat diasumsikan merupakan data interval dan memiliki eror dalam pengukuran.

b. Uji asumsi normalitas dan homogenitas Uji normalitas dapat dilakukan dengan bantuan SPSS menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Ilustrasi datanya adalah sebagai berikut.

13

Sedangkan pada diagram Q-Q Plot diperoleh:

14

Pada ilustrasi tersebut, data cukup dekat dengan garis normal, maka asumsi normalitas data dapat dipenuhi. Selanjutnya diperkuat dengan uji Kolmogorov Smirnov sebagai berikut.

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Y .107 df 62 Sig. .075 Shapiro-Wilk Statistic .974 df 62 Sig. .219

a. Lilliefors Significance Correction Rumusan hipotesisnya adalah: Ho H1 : variabel berdistribusi normal : variabel berdistribusi tidak normal

Dalam hal ini, Ho diterima apabila nilai Sig > 5%.

15

Pada tabel di atas, nilai Sig = 0,075 > 5%. Maka Ho diterima, artinya data berdistribusi normal. Selanjutnya, dapat dilihat nilai kurtosis untuk menguji homogenitas data.

Descriptives Statistic Std. Error Y Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Lower Bound Upper Bound 78.31 75.95 80.66 78.40 80.00 86.019 9.275 55 100 45 15 -.104 -.137 .304 .599 1.178

Nilai kurtosis diperoleh -0,137. Nilai tersebut negatif cukup dekat dengan nol, selain itu tidak terdapat titik pencilan data. Artinya data dapat disimpulkan memenuhi asumsi homogenitas.

c. Merumuskan hipotesis Selanjutnya merumuskan hipotesis uji banding satu sampel berpasangan, yaitu: Ho : (rataan hasil belajar sebelum pembelajaran dan sesudah

pembelajaran adalah sama) H1: berbeda). (rataan hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran

16

d. Merancang analisis Dalam uji banding satu sampel berpasangan, pengujian dilakukan dengan cara terima Ho jika nilai Sig > 5%.

e. Analisis hasil Dengan menggunakan SPSS, diperoleh output berikut.

Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Y1 Y2 73.87 82.74 N 31 31 Std. Deviation 9.102 7.169 Std. Error Mean 1.635 1.288

Paired Samples Correlations N Pair 1 Y1 & Y2 31 Correlation .688 Sig. .000

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Lower -11.318 Upper T df

Std. Std. Deviati Error Mean on Mean Pair Y1 1 Y2 -8.871 6.672 1.198

Sig. (2tailed) .000

-6.424 -7.403 30

Pada tabel di atas, nilai Sig =0.000 < 5%, maka Ho ditolak, artinya kita menerima H1, yaitu rataan sampel berbeda.

17

f. Interpretasi hasil Dengan menerima H1, maka rataan hasil belajar antara sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran berbeda secara signifikan. Selanjutnya dilihat pada perbandingan rataan antara X1 dan X2, terlihat pada rataan X2 lebih baik daripada rataan X1. Artinya rataan hasil siswa setelah pembelajaran lebih baik daripada sebelum pembelajaran.

18

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan 1. Rata-rata skor motivasi belajar siswa kelas XI IPA 4 berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran e-learning, skor motivasi setelah pembelajaran lebih baik dari pada sebelum pembelajaran. 2. Rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran e-learning, hasil belajar setelah pembelajaran lebih baik dari pada sebelum pembelajaran. B. Saran Penulis menyarankan agar para rekan guru dalam proses pembelajaran memanfaat e-learning sebagai salah satu alternative media pembelajaran, sehingga motivasi dan hasil belajar siswa lebih meningkat.

19

DAFTAR PUSTAKA Kertamuda, F. 2008. Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Psikologi. Vol. 21. No. 1. Maret 2008. Kusnandar, Dadan. 2004. Metode Statistik dan aplikasinya dengan Minitab dan Excel. Yogyakarta : Madyan Press. Malayu S.P. Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan . Bandung: PTRemaja Rosdakarya. Sardiman. AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers Jakarta Soepeno, Bambang. 1997. Statistik Terapan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan pendidikan. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito. Sugiyono. 2007. Statitistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. ALFABETA. Wahjosumidjo. 1997. Kepemimpinan Dan Motivasi. Jakarta: Gralia Indonesia Winkel. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia

20

Anda mungkin juga menyukai