Anda di halaman 1dari 0

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hiperkolesterolemia

1. Pengertian
Hiperkolesterolemia mempunyai batasan sederhana yaitu satu keadaan
dimana kadar kolesterol dalam darah melebihi diatas normal. Hiperkolesterolemia
bukan merupakan satu penyakit tapi merupakan faktor risiko utama penyakit
jantung koroner. Hiperkolesterolemia terjadi karena adanya gangguan
metabolisme lemak yang dapat menyebabkan peningkatan kadar lemak darah
yang bisa disebabkan oleh karena defisiensi enzim lipoprotein, lipase, defisiensi
reseptor Low Density Lipoprotein (LDL) atau bisa juga disebabkan oleh
ketidaknormalan genetika yaang menghasilkan kenaikan dramatis dalam produksi
kolesterol di hati atau penurunan dalam kemampuan hati untuk membersihkan
kolesterol dari darah.
6,13
Kolesterol dilihat dari struktur kimianya merupakan senyawa lemak yang
kompleks. Kolesterol termasuk dalam golongan lemak atau lipid, tetapi kolesterol
dan lemak merupakan subtansi yang berbeda. Satu makanan bisa saja tinggi
lemak, tetapi bebas kolesterol, misalnya minyak zaitun, dan sebaliknya makanan
lain bisa rendah lemak tetapi tinggi kolesterol. Kolesterol pada dasarnya sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita, dalam satu hari tubuh memerlukan kurang lebih
kolesterol 1000 mg. Lebih separo dari kebutuhan disintesis oleh tubuh dan
sisanya lagi perlu disuplai dari luar melalui makanan. Kolesterol dibutuhkan
dalam berbagai metabolisme tubuh yaitu antara lain sebagai perkursor untuk
sintesis hormon steroid seperti testosteron, estrogen, progesteron, kortikosteroid,
dan asam empedu.
2,6
Testosteron dibutuhkan untuk pembentukan untuk pembentukan
spermatozoa dan perkembangan tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki
sehingga apabila kekurangan hormon ini akan menyebabkan terhambatnya
perkembangan reproduksi. Estrogen juga diperlukan bagi perkembangan
reproduksi perempuan dan progesteron dibutuhkan untuk mempertahankan
kehamilan, kekurangan progesteron akan menyebabkan keguguran.
Kolesterol juga berperan sebagai komponen struktur dari membran dan
merupakan lapisan luar dari lipoprotein plasma. Sintesis vitamin D juga
memerlukan kolesterol yaitu dengan cara kolesterol akan dikonversikan menjadi
7-dehidrokolesterol yang merupakan pro vitamin D yang dengan bantuan sinar
matahari dikonversikan menjadi vitamin D yang berperan dalam metabolisme
kalsium sebagai pembentukan tulang.
2,8

Kolesterol dibuat dalam hati dan usus halus, akan tetapi beredar di dalam
darah. Kolesterol total sebenarnya merupakan susunan dari banyak zat termasuk
trigleserida, LDL kolesterol dan High Density Lipoprotein ( HDL ) kolesterol.
Kolesterol di dalam darah terikat oleh suatu lippoprotein , yang terdiri dari
kilomikron, Very Low Density Lipoprotein ( VLDL ), LDL dan HDL. Setiap
lipoprotein memiliki fungsi masing-masing , seperti kilomikron yang berfungsi
untuk mengangkut kolesterol yang baru dibentuk didalam usus halus, VLDL
berfungsi membawa kolesterol yang telah dikeluarkan oleh hati ke jaringan otot
untuk disimpan sebagai cadangan energi, LDL untuk mengangkut kolesterol
didalam plasma darah dan keperluan pertukaran zat. Partikel LDL dalam
menjalankan fungsinya mudah sekali menempel dalam dinding pembuluh darah
koroner sehingga menimbulkan plak aterosklerosis ( timbunan lemak pada
dinding pembuluh darah ), sedangkan HDL berfungsi menangkap kolesterol
dalam keadaan bebas untuk diangkut kembali dalam hati. Sehingga bahwa LDL
sering dikenal sebagai kolesterol jahat dan HDL sebagai kolesterol baik.
2,3,8

2. Dampak bagi Kesehatan
Kelebihan kolesterol dalam darah mudah melekat pada dinding sebelah
dalam pembuluh darah, selanjutnya LDL akan menembus dinding pembuluh
darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan pembuluh darah yang lebih
dalam yang disebut Intima. LDL yang telah menyusup kedalam intima akan
mengalami oksidasi tahap pertama sehingga terbentuk LDL yang telah teroksidasi
dan akan memacu terbentuknya zat yang dapat melekatkan dan menarik monosit (
salah satu jenis sel darah putih ) menembus lapisan endotel dan masuk kedalam
intima. LDL yang teroksidasi juga sering memacu terbentuknya zat yang dapat
mengubah monosit yang telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag. LDL-
teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap kedua menjadi LDL yang teroksidasi
sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel busa.
3,13
Sel busa yang terbentuk akan saling berikatan membentuk gumpalan yang
makin lama makin membesar sehingga membentuk benjolan yang akan
menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah. Keadaan akan makin
memburuk karena LDL akan teroksidasi sempurna akan merangsang sel-sel otot
pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam ( media ) untuk masuk kedalam
intima dan kemudian akan membelah-belah diri sehingga jumlahnya semakin
banyak.
3,13
Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh dari ( plak kolesterol )
membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit dan aliran darah menjadi
kurang lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan
mudah pecah , meninggalkan luka pada dinding pembuluh darah yang dapat
mengaktifkan pembentukan bekuan darah. Pembuluh darah dikarenakan sudah
mengalami penyempitan dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan darah
ini mudah menyumbat pembuluh darah secara total yang dikenal sebagai
aterosklerosis ( proses pembentukan plak pada pembuluh darah).
3,13

Penyempitan dan pengerasan ini apabila cukup berat akan menyebabkan
suplai darah ke otot jantung tidak memadai, maka menimbulkan sakit atau nyeri
dada yang disebut sebagai angina, bila berlanjut akan menyebabkan matinya
jaringan otot jantung yang disebut infark miokard, dan apabila meluas akan
menimbulkan gagal jantung. Beberapa gejala penyakit jantung adalah :
a. Rasa tertekan ( ditimpa beban, sakit, terjepit, di peras, terbakar ) di dada yang
dapat menjalar ke lengan kiri , leher, dan punggung.
b. Tercekik atau sesak berlangsung lebih dari 20 menit/.
c. Keringat dingin, lemah, berdebar dan bisa menyebabkan pingsan.
d. Gejala akan bertambah berat dengan aktivitas dan akan berkurang dengan
istirahat

.
8,13

J ika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak ( arteri
karotid ) maka akan menyebabkan stroke. Gejala serangan stroke tergantung dari
derajat serangan, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Gejala stroke ringan :
bicara tiba-tiba pelo, gejala yang lebih berat berupa kelumpuhan anggota gerak
badan, wajah menjadi asimetris, jika terjadi perdarahan hebat akan menyebabkan
kematian.
2,8
Hiperkolesterolemia juga berkaitan dengan penyakit Kencing Manis atau
Diabetes Mellitus ( DM ) di mana pada penderita DM kadar gula dalam darah
akan melebihi normal . Kadar gula darah apabila naik dan berlangsung lama ,
maka akan menicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner dan akan
meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida. Bentuk LDL pada penderita DM
lebih padat dengan ukuran yang lebih kecil yang sering disebut Small Dense LDL,
sehingga akan lebih mudah masuk ke dalam lapisan pembuluh darah yang lebih
dalam, ini akan lebih berbahaya karena lebih bersifat aterogenik ( lebih mudah
menempel pada pembuluh darah dan lebih mudah membentuk plak).
2,3,18
Dampak lain yang ditimbulkan oleh hiperkolesterolemia adalah disfungsi
ereksi atau ketidak mampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang
memadai untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan. Proses
aterosklerosis dapat terjadi pada pembuluh darah penis ( arteri dorsalis penis ) .
Plak yang menyumbat pembuluh darah penis akan menyebabkan penis tidak
mendapatkan aliran darah sehingga menganggu terjadinya ereksi.
3,18
4. Pengukuran Hiperkolesterolemia
Kadar kolesterol dalam darah dapat diketahui dengan melakukan tes di
laboratorium setelah berpuasa kurang lebih antara 10-12 jam sebelum
pengambilan sampel darah. Darah diambil perintra vena yang biasanya terdapat
pada bagian lengan bawah, sebelum diambil darah tidak diperbolehkan
mengkomsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kolesterol.
18
Untuk menentukan kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah ,
semuanya harus mengacu pada pedoman umum yang telah disepakati dan
digunakan di seluruh dunia yaitu pedoman dari National cholesterol Education
Program Adult Panel Treatmen III ( NCEP ATP III ) yaitu menetapkan batasan
pengukuran kolesterol seperti dalam Tabel 2.1 dibawah ini :
Tabel 2.1 Kategori Batasan Kadar Kolesterol dalam darah
Pengukuran Rendah Normal Perbatasan
Tinggi
Tinggi Sangat
Tinggi
Kolesterol
Total
<200
mg/dl
200 239
mg/dl
>240 mg/dl
Kolesterol
LDL
<100
mg/dl
100 159
mg/dl
160-189
mg/dl
>190mg/dl
Kolesterol
HDL
<40
mg/dl
60 mg/dl
Trigliserida <150
mg/dl
150-199
mg/dl
200-499
mg/dl
>499mg/dl
Sumber : Pedoman NCEP ATP III dari www. Pfizerperduli.com
2
Selain daripada tersebut diatas, pada pedoman tersebut juga sudah
ditentukan batasan nilai Kolesterol LDL berdasarkan banyaknya faktor risiko
pada seseorang terhadap penyakit jantung koroner,antara lain :
a. Seseorang yang memiliki faktor risiko 0-1 maka target penurunan Kolesterol
LDL yang harus dicapai adalah <160 mg/dl.
b. Seseorang yang memiliki faktor risiko 2 maka target yang harus dicapai adalah
<130 md/dl.
c. Seseorang yang telah mendapat PJ K atau risiko PJ K ekivalen seperti diabetes,
maka target yang harus dicapai adalah <100 mg/dl.
2,18


B. Faktor penyebab dan faktor risiko hiperkolesterolemia

1. Penyebab Hiperkolesterolemia
Dalam batasan ilmiah, hiperkolesterolemia terjadi adanya akumulasi
kolesterol dan lipid pada dinding pembuluh darah. Hiperkolesterolemia
merupakan masalah yang cukup penting karena termasuk faktor resiko utama
Penyakit J antung Koroner. Penelitian mendukung bahwa hiperkolesterolemia
memiliki lebih dari satu penyebab. Faktor genetik, pola diet makan , gaya hidup,
obesitas dan faktor lain mungkin semua berperan.

a. Faktor Genetik
Hiperkolesterolemia cenderung terjadi dalam keluarga, mendukung bahwa
hal itu mungkin memiliki suatu penyebab genetik. Dalam dunia medis
hiperkolesterolemia yang diturunkan sebagai familial hypercholesterolemia
(FH). FH ini merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara dominan
autosomal ( kromosom yang bukan untuk reproduksi ) dalam sel manusia.
Departemen Biokimia dan Biomolekuler Universitas Queensland , Brisbane,
Australia meneliti bahwa penyebab penyakit ini adalah adanya mutasi yang
terjadi pada reseptor kolesterol LDL. Reseptor LDL merupakan reseptor sel
permukaan yang berfungsi untuk mempertahankan homeostasis kolesterol.
2,11

Reseptor ini terdiri atas lima domain yang berbeda yaitu Ligang-binding
(LB), epidermal growth factor (EGF)-precursor homology, O- Linked sugar ,
domain transmembrane, dan sitoplasma. Domain LB terdiri atas tujuh modul
yang mengandung kurang lebih 40 residu asam amino yang dihubungkan oleh
4-12 jaringannya. Modul LB mengandung empat residu yang berperan pada
pengikatan ion kalsium dan distabilkan oleh tiga ikatan disulfida Cys I-III, Cys
II-V, dan Cys IV-VI.
2,11

Cara sederhana menerangkan bahwa penyebab hiperkolesterolemia dari faktor
genetik yaitu bahwa 80 % dari kolesterol di dalam darah diproduksi oleh tubuh
sendiri. Ada sebagian orang yang memproduksi kolesterol lebih banyak
dibandingkan yang lain. Ini disebabkan karena faktor keturunan. Pada orang
tersebut meskipun hanya mengkomsumsi makanan yang mengandung
kolesterol atau lemak jenuh, tetapi tubuh tetap saja memproduksi kolesterol
lebih banyak.
2,6,11,13



b. Faktor pola makan
Terjadinya penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri koroner
tersebut disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di
bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi. Salah satu
faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan
zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan.
2,6,8,14,16

Penyakit jantung kerap diidentikkan dengan penyakit akibat hidup
enak, yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan
kolesterol. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi
makan siap saji alias junk food dalam kurun waktu satu dekade ini.
2,14

Junk food telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat di
Indonesia, di berbagai gerai yang terdapat di mal-mal, selalu penuh oleh
pengunjung dengan beragam usia, dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Padahal junk food banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan kolesterol.
Sodium merupakan bagian dari garam. Bila tubuh terlalu banyak mengandung
sodium,dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga menyebabkan
tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggilah yang dapat berpengaruh
munculnya gangguan penyakit jantung.
8,14,21
Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati untuk
memproduksi banyak kolesterol yang juga berperan akan munculnya penyakit
jantung. Karena kolesterol yang mengendap lama-kelamaan akan menghambat
aliran darah dan oksigen sehingga mengganggu metabolisme sel otot jantung.
Cara terbaik untuk menjaga tubuh dari serangan jantung adalah mengubah gaya
hidup dengan menjalankan diet seimbang. Diet seimbang bisa juga dikatakan
sebagai makanan seimbang, yaitu makanan sehari-hari yang mengandung
berbagai zat gizi dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh untuk hidup sehat secara optimal.
8,12,15,21

Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah beras, jagung,
sagu, ubi dan hasil olahannya. Sumber protein nabati dapat diperoleh dari
tempe, tahu, kacang-kacangan, sedangkan protein hewani dari daging, telur,
ayam dan ikan. Sedangkan sumber zat pengatur didapat dari sayur dan buah-
buahan.
8,12,21
Untuk menghindari penimbunan lemak dalam pembuluh darah,
seseorang perlu menghindari lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing,
makanan bersantan dan gorengan karena dapat meningkatkan kadar kolesterol
darah. Lemak tak jenuh tunggal, yang mempunyai pengaruh sedikit terhadap
peningkatan kadar kolesterol darah, terdapat pada minyak zaitun, minyak biji
kapas, minyak wijen dan minyak kelapa sawit.
8,12,21

Menggunakan minyak jelantah atau minyak yang digunakan berkali-kali
akan berakibat jelek karena asam lemak tidak jenuh berubah menjadi asam
lemak trans yang dapat meningkatkan lipoprotein LDL dan menurunkan
lipoprotein HDL. Konsumsi kacang-kacangan seperti kacang kedelai, ikan, dan
biji bunga matahari yang mengandung asam lemak omega-3 (lenoleat) dan
omega 6 (linoleat) harus ditingkatkan. Begitu pula dengan sayur, buah, jagung,
ubi-ubian yang mengandung serat. Serat pada buah-buahan secara efektif dapat
menurunkan kadar kolesterol LDL. Di tabel 2.2 di bawah ini beberapa daftar
makanan dengan kandungan kolesterolnya .
8,12,14,15,21










Tabel 2.2 Daftar J enis Makanan dan Kadar Kolesterol
J enis Makanan Kolestrol
(mg/10 gr)
Kategori
Putih telur ayam 0
sehat
Teripang 0
sehat
Susu sapi non fat 0
sehat
Daging ayam / daging bebek pilihan tanpa kulit 50
sehat
Ikan air tawar 55
sehat
Daging sapi / daging babi pilihan tanpa lemak 60
sehat
Daging kelinci 65
sehat
Daging kambing tanpa lemak 70
sehat
Ikan ekor kuning 85
sehat
Daging asap (ham / smoke beef) 98
sekali-sekali
Iga sapi 100
sekali-sekali
Iga babi 105
sekali-sekali
Daging sapi 105
sekali-sekali
Burung dara 120
sekali-sekali
Ikan bawal 120
sekali-sekali
Daging sapi berlemak 125
hati-hati
Gajih sapi 130
hati-hati
Gajih kambing 130
hati-hati
Daging babi berlemak 130
hati-hati
Keju 140
hati-hati
Sosis daging 150
hati-hati
Kepiting 150
hati-hati
Udang 160
hati-hati
Kerang 160
hati-hati
Siput 160
hati-hati
Belut 185
hati-hati
Santan 185
berbahaya
Gajih babi 200
berbahaya
Susu sapi 250
berbahaya
Susu sapi cream 280
berbahaya
Coklat 290
berbahaya
Margarin / Mentega 300
berbahaya
J eroan sapi 380
berbahaya
J eroan babi 420
berbahaya
Kerang putih / tiram 450
berbahaya
J eroan kambing 610
berbahaya
Cumi-cumi 1170
pantang
Kuning telur ayam 2000
pantang
Otak sapi 2300
pantang
Otak babi 3100
pantang
Telur burung puyuh 3640
pantang
Sumber : http.://www. Fisika- Brawijaya.com
14


c. Faktor Obesitas
Obesitas digunakan untuk memahami batasan sederhana dari kelebihan
berat badan yang dihasilkan dari makan terlalu banyak dan aktifitas terlalu
sedikit. Obesitas merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor-faktor
genetik, perilaku dan lingkungan, menyebabkan ketidakseimbangan antara
asupan dan pengeluaran energi. Menurut National Institute of Health
(Departemen Kesehatan Amerika ), bahwa peningkatan berat badan 20 % atau
lebih di atas berat badan normal adalah titik dimana kelebihan berat badan
berkembang menjadikan gangguan kesehatan. Tingkat kelebihan berat badan
yang rendah dapat berkaitan dengan risiko kesehatan, terutama timbulnya
gangguan kesehatan lain seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung.
6,13,22

Obesitas telah berkembang sebagai faktor risiko diabetes, hipertensi,
penyakit kardiovaskuler dan beberapa kanker pada pria dan wanita. Kondisi lain
yang terjadi, termasuk kesulitas bernafas waktu tidur, osteoarthritis, kemandulan,
hipertensi intrakranial idiopati, penyakit stasis vena pada anggota gerak bawah,
getaran gastro-esofageal, dan gangguan perkemihan.
17,22
Obesitas berhubungan dengan kondisi medis terkait dengan 300.000
kematian setiap tahun, setelah merokok, sebagai kematian yang dapat dicegah.
Diperkirakan jumlah kematian tiap tahun terkait dengan obesitas diantara orang
dewasa di Amerika Serikat adalah mendekati 280.000 berdasarkan rasio kasar
relative dari semua subjek dan 325.000 berdasarkan rasio kasar dari perokok dan
non perokok. Sepertiga dari semua kasus tekanan darah tinggi terkait dengan
obesitas, dan obesitas sendiri adalah 50 % atau lebih menyebabkan peningkatan
kadar kolesterol darah.
6,13

Obesitas juga tidak hanya masalah kosmetik (penampilan), tetapi
merupakan gangguan kesehatan. Orang yang memiliki kelebihan berat badan
40% berisiko 2 kali lebih besar untuk meninggal lebih awal daripada orang
dengan berat badan normal. Pengaruh ini dapat dilihat setelah 10 30 tahun
mengalami obesitas. Selain DM, hipertensi, penyakit jantung, obesitas terkait
dengan beberapa kondisi medis yang serius seperti stroke, serta berhubungan
dengan tingginya angka kejadian jenis kanker tertentu. Pada pria, timbulnya
kanker kolon, rektum dan prostat lebih tinggi pada orang yang obesitas. Pada
wanita, hal ini dikaitkan dengan kematian akibat kanker kandung kemih,
payudara, uterus, serviks dan ovarium. Penyakit lain yang terkait dengan
obesitas adalah batu ginjal dan kandung kemih, osteoarthritis, gout, dan masalah
pernafasan.
16,22
Beberapa pengukuran yang berbeda digunakan untuk mengevaluasi status
berat badan pasien dan risiko kesehatan potensial. Namun demikian, evaluasi
yang lengkap termasuk pengukuran usia, tinggi dan berat badan, komposisi dan
distribusi lemak, dan muncul atau tidaknya masalah dan faktor risiko kesehatan
lainnya. Tabel Berat dan Tinggi Badan untuk mengukur berat badan ideal telah
digunakan sejak tahun 1959 tetapi memiliki beberapa keterbatasan. Ukuran
terbaru untuk obesitas yang telah berkembang populer diantara peneliti dan
klinisi adalah indeks masa tubuh (IMT). IMT adalah berat badan dalam
kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter. Ukuran ini tidak secara
aktual mengukur lemak tubuh, tetapi secara umum berhubungan secara tepat
dengan tingkat obesitas. Kategori Ambang batas obesitas untuk Indonesia
tersebut dalam tabel 2.3
Tabel 2.3 Kategori IMT Orang Indonesia
Kategori Keterangan IMT
Kekurangan berat badan tingkat berat <17.0
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17.0 18.5
Normal
>18.5 25.0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25.0 27.0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat >27.0
(Sumber: Depkes dalam Supariasa, 1994)
Orang dengan obesitas maka di dalam tubuhnya cenderung akan banyak
timbunan lemak yang berlebih, dan timbunan lemak yang ada di dalam tubuh ini
akan menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah. Penyempitan pembuluh
darah ini kemudian akan dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL
kolesterol.
13,17,20,22
d. Faktor kebiasaan merokok.
Masyarakat awam sudah banyak mengetahui bahwa merokok bisa
merusak paru-paru karena asap yang diisap langsung masuk ke paru-paru, namun
banyak orang tidak tahu bahwa rokok ternyata juga bisa meningkatkan kadar
kolesterol dalam tubuh manusia. Beberapa situs kesehatan disebutkan bahwa zat-
zat kimia yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin, dapat menurunkan
kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol buruk (LDL)
dalam darah.
3,10

Pada kebanyakan orang yang merokok ditemukan bahwa kadar HDL-nya
rendah. Berarti pembentukan kolesterol baik yang bertugas membawa lemak dari
jaringan ke hati menjadi terganggu, sementara kebalikannya justru terjadi pada
kadar LDL-nya. Pada orang yang merokok ditemukan kadar LDL-nya tinggi,
berarti lemak dari hati justru dibawa kembali ke jaringan tubuh.
10,14

Bahan dasar rokok mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi
kesehatan. Dalam satu batang rokok terdapat lebih kurang 4.000 jenis bahan kima,
40 persen di antaranya beracun. Bahan kimia yang paling berbahaya terutama
nikotin, tar, hidrokarbon, karbon monoksida, dan logam berat dalam asap rokok.
Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh
darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Selain memperburuk
profil lemak atau kolesterol darah, rokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
dan nadi.
10
Merokok juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan
darah sehingga mudah menggumpal, mengganggu irama jantung dan kekurangan
oksigen karena karbon monoksida ( CO ). Bila orang tetap merokok setelah
pemberian obat penghancur bekuan darah (dibalon), akibatnya dia bisa
mengalami penyumbatan kembali. Kemungkinan itu dua sampai empat kali lebih
tinggi daripada pasien yang berhenti merokok. Masalah yang menonjol pada
kebiasaan merokok di Indonesia adalah pada jenis rokok yang diisap, yakni rokok
kretek. J enis rokok ini mempunyai kadar tar dan nikotin lebih tinggi tiga sampai
lima kali dibandingkan dengan rokok filter.
10,14

Rokok juga bisa menimbulkan efek kecanduan pada orang-orang yang
mengonsumsinya, rokok memiliki efek yang sama dengan morfin, yaitu efek
adiksi (ketagihan) dan habituasi (ketergantungan).
10,14

Perokok aktif dapat dibedakan dalam beberapa tingkat menurut jumlah
rokok yang dihisap dalam satu hari yaitu :
1). Perokok ringan yaitu sebanyak 1- 9 batang dalam satu hari.
2). Perokok sedang yaitu sebanyak 10 19 batang dalam satu hari.
3). Perokok berat yaitu diatas 19 batang dalam satu hari.
14

e. Kurang Keteraturan berolahraga
Olahraga merupakan bagian dari aktifitas fisik yang dilakukan untuk tujuan
memperoleh manfaat kesehatan. Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan
oleh tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik, otot membutuhkan
energi luar metabolisme untuk bergerak. Banyaknya energi yang dibutuhkan
tergantung seberapa banyak otot bergerak, berapa lama dan berapa berat aktifitas
yang dilakukan. Energi yang dikeluarkan saat melakukan aktifitas fisik dapat
dihitung berdasarkan tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4 Pengeluaran Energi dalam Aktifitas Fisik dan Olahraga (Kal/menit)
Berat Badan (Kg) No Kegiatan
60 70 80 90
1 Senam 4 5 6 6
2 Berjalan 3,5 km/jam 4 5 6 6
3 Berkebun 5 6 6 7
4 Merawat anak 4 4 5 5
5 Masak 3 3 3 4
6 Nonton televisi 1 1 1 1
7 Berbelanja 4 4 5 5
8 Bergerak, bermain dengan anak 4 5 6 6
9 Membaca 1 1 2 2
10 Tidur 1 1 1 1
11 Pekerjaan dengan komputer 1 2 2 2
12 Pekerjaan kantor ringan 2 2 2 2
13 Mengemudi 2 2 3 3
14 Duduk di kelas 2 2 2 3
Sumber : Pooja Malhotra, 2004
16
Aktifitas yang efektif yang dapat menurunkan kadar kolesterol yaitu
berupa olahraga yang teratur yang dilakukan minimal tiga kali seminggu masing-
masing dengan lama waktu antara kurang lebih 45 menit. Olahraga yang
dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha,
lengan atas serta pinggul , seperti senam, aerobik , jalan kaki, berenang, jogging,
atau bersepeda.
2,13

Manfaat olahraga yang teratur yaitu :
1). Meningkatkan kadar HDL kolesterol.
2). Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard.
3). Menurunkan berat badan sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang
bersama-sama dengan menurunkan LDL kolesterol.
4). Membantu menurunkan tekanan darah.
5). Meningkatkan kesegaran jasmani.
2,13,15

f. Stress
Secara sederhana stres dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
individu terganggu keseimbangannya. Stres terjadi akibat adanya situasi eksternal
atau internal yang memunculkan gangguan, dan menuntut individu untuk
berespon adaptif. Stres merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia, bahkan stres seperti merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri.
7,14
Setiap hari kita harus tergesa-gesa bangun, membereskan pekerjaan
rumah, lupa atau tidak sempat sarapan, lari mengejar kendaraan umum, sekolah
atau menjalani aktivitas, berkonflik dengan teman atau orang lain, kehabisan uang
padahal harus membeli keperluan harian, dan seterusnya, semua itu dapat
memunculkan stres.
7,14
Stres menampilkan diri melalui berbagai gejala, seperti meningkatnya
kegelisahan, ketegangan dan kecemasan, sakit fisik (sakit kepala, mulas, gatal-
gatal, diare), adanya kelelahan, ketegangan otot, gangguan tidur, atau
meningkatnya tekanan darah dan detak jantung. Stres juga dapat tampil dalam
perubahan pada perilaku, individu jadi tidak sabar, lebih cepat marah, menarik
diri, atau menampilkan perubahan pola makan. Sebagian individu merasa
frustrasi, tak berdaya, menjadi lesu dan memiliki penilaian diri rendah.
14

Dalam sebuah penelitian menunjukkan orang yang stress 1,5 x lebih besar
mendapatkan resiko PJ K daripada orang yang tidak stress, karena dengan adanya
stress terjadi peningkatan kadar kolesterol darah dan tekanan darah dalam tubuh.
14

2. Pencegahan Hiperkolesterolemia
2,3,12,13,16,19,20
a. Mengatur pola makan yaitu dengan cara :
1). Mengkonsumsi makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan :
Makanan seimbang adalah makanan yang terdiri dari :
a). 60 % kalori berasal dari karbohidrat
b). 15 % kalori berasal dari protein.
c). 25 % kalori berasal dari lemak
d). Kalori dari lemak jenuh tidak boleh lebih dari 10 %
Kelebihan kalori dapat diakibatkan dari asupan yang berlebih (makan
banyak) atau penggunaan energi yang sedikit (kurang aktivitas). Kelebihan
kalori terutama yang berasal dari karbohidrat dapat menyebabkan
peningkatan kadar trigliserida. Contoh makanan yang mengandung
karbohidrat tinggi yaitu nasi, kue, snack, mie, roti dsb. Contoh makanan
yang mengandung protein hewani tinggi yaitu daging, ikan, udang, putih
telur. Contoh makanan yang mengandung protein nabati tinggi yaitu tahu,
tempe, kacang-kacangan.
2). Menurunkan asupan lemak jenuh.
Lemak jenuh terutama berasal dari minyak kelapa, santan dan semua
minyak lain seperti minyak jagung, minyak kedele dll yang mendapat
pemanasan tinggi atau dipanaskan berulang-ulang. Kelebihan lemak jenuh
akan menyebabkan peningkatan kadar LDL kolesterol.
3). Menjaga agar asupan lemak jenuh tetap baik secara kuantitas maupun
kualitas.
Minyak tidak jenuh terutama didapatkan pada ikan laut serta minyak
sayur dan minyak zaitun yang tidak dipanaskan dengan pemanasan tinggi
atau tidak dipanaskan secara berulang-ulang. Asupan lemak tidak jenuh ini
akan dapat meningkatkan kadarkolesterol HDL, dan mencegah terbentuknya
endapan pada pembuluh darah.
4). Menurunkan asupan kolesterol
Kolesterol terutama banyak ditemukan pada lemak dari hewan, jeroan,
kuning telur, serta seafood (kecuali ikan).
5). Mengkonsumsi lebih banyak serat dalam menu makanan sehari-hari.
a). Serat banyak ditemukan pada buah- buahan (misalnya apel, pir
yang dimakan dengan kulitnya) dan sayur-sayuran.
b). Serat yang dianjurkan adalah sebesar 25 40 gr / hari, setara dengan 6
buah apel merah dengan kulit atau 6 mangkuk sayuran.
c). Serat berfungsi untuk mengikat lemak yang berasal dari makanan
dalam proses pencernaan, sehingga mencegah peningkatan kadar LDL
kolesterol.
6). Merubah cara memasak
a). Sebaiknya memasak makanan bukan dengan menggoreng tetapi dengan
merebus, mengukus atau membakar tanpa minyak atau mentega.
b). Minyak goreng dari asam lemak tidak jenuh sebaiknya bukan
digunakan untuk menggoreng tetapi digunakan untuk minyak salad,
sehingga mempunyai efek positif terhadap peningkatan kadar HDL
kolesterol maupun pencegahan terjadinya endapan pada pembuluh darah.
b. Melakukan aktifitas olahraga dengan teratur.
1). Dianjurkan untuk melakukan olah raga yang bersifat aerobik ( jalan cepat,
lari- lari kecil, sepeda, renang dan lain-lain) secara teratur 3 5 kali setiap
minggu, minimal 45 menit/ olahraga.
2). Olah raga yang teratur akan membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL.
3). Melakukan aktifitas olah raga sampai mengeluarkan keringat.
c. Menjaga berat badan ideal
Berat badan yang berlebih( obesitas ) adalah salah satu faktor risiko
hiperkolesterolemia, untuk itu diupayakan berat badan supaya tetap ideal,
minimal tidak obesitas yaitu dengan IMT <25,0. Cara menjaga berat badan yang
utama adalah dengan pengaturan diet makan dan aktifitas olahraga yang teratur.
Selain mencegah hiperkolesterolemia, berat badan yang ideal banyak mengurangi
faktor risiko penyakit-penyakit lain misalnya DM, Hipertensi, PJ K dan lain-lain.

3. Pengobatan Hiperkolesterolemia
3,13,14
Pengobatan hiperkolesterolemia dilakukan setelah usaha-usaha seperti yang
tersebut diatas seperti pengaturan makan dan olahraga tidak memberikan perbaikan
dan berdasarkan pendapat dokter bahwa kadar ketinggian kolesterol sudah
memerlukan pengobatan medis. Obat hiperkolesterolemia yang beredar di
Indonesia antara lain yaitu Asam Fibrat, Resin, Penghambat HMGCoa reduktase,
Asam nikotinat dan Ezetimibe.
Obat yang termasuk golongan asam fibrat adalah Gemfibrozil Fenofibrate
dan Ciprofibrate. Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma.
Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel
kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat pada pemberian
Gemfibrozil.
Fibrate menurunkan produksi LDL dan meningkatkan kadar HDL. LDL
ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan
HDL memproteksi arteri atas penumpukkan itu.
Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin adalah Kolestiramin
(Chlolestyramine) . Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam
empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
Penghambat HMGCoa reduktase antara lain Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin,
Fluvastatin, Atorvastatin. Golongan ini bekerja dengan cara menghambat
pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada di jaringan
hati yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk
mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu dapat berguna untuk
meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah. Asam nikotinat atau Niasin /
vitamin B3 yang larut air. Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk
meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah. Sedangkan Ezetimibe dapat
menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara
mengurangi penyerapan kolesterol di usus.

C. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Berdasarkan teori yang diuraikan dalam tinjauan pustaka disusun kerangka teoritis
sebagai berikut:










Keteraturan
berolahraga
Pola Makan Kebiasaan
Merokok
Obesitas

Lingkungan
Kerja dan rumah
Beban kerja











Bagan 2.1 Kerangka Teoritis
Sumber: William H. Frishman,MD dan Syed. F Mahmood, MD
3





Kejadian
Hiperkolesterolemia
Kadar lemak
dalam makanan
Riwayat
hiperkolesterolemia
dalam keluarga
J umlah kolesterol
yang dibakar
Stres
2. Kerangka Konseptual















Pola Makan

Keteraturan berolahraga

Obesitas
Kebiasaan Merokok
Kejadian
Hiperkolesterolemia
D. Hipotesis

1. Ada hubungan antara makan dengan kejadian hiperkolesterolemia pada capa
polisi di lingkungan Mapolda J ateng.
2. Ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hiperkolesterolemia pada capa
polisi di lingkungan Mapolda J ateng.
3. Ada hubungan antara keteraturan berolahraga dengan kejadian
hiperkolesterolemia pada capa polisi di lingkungan Mapolda J ateng.
4. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hiperkolesterolemia
capa polisi di lingkungan Mapolda J ateng.

Anda mungkin juga menyukai