Anda di halaman 1dari 15

MATERI PRESENTASE

EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA


JUDUL PLURALITAS BUDAYA INDONESIA DAN USAHA MEMBANGUN ADMINISTRASI NEGARA YANG MULTIKULTURAL DAN DEMOKRATIS UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA YANG MULTIKULTUR
OLEH : DAVID B.W.PANDIE NPM. L3G050054

LATAR BELAKANG
Administrasi negara tidak beroperasi dalam ruang yang hampa, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam perspektif ekologi, administrasi negara dianalogikan sebagai organism yang dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya. Lingkungan administrasi negara dapat bersifat fisik dan alamiah.

BIOLOGICAL MODEL OF ORGANIZATION GROWTH (AS AN ORGANISM)


Stage of growth Main concern Birth & infancy Childhood Adolescence Primary managerial task Healthy birth, Developing & survival maintaining Proper growth Obtaining increased of resources Adjustment to rapid Proper mobilization growth of resources

Maturity Old age

Good health & productivity Redefinition of ration dtre

Maintaining & improving Redefining vision

FAKTOR EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA (Pamudji,1986)


Faktor Alamiah: 1. Letak geografis. 2. Kekayaan alam. 3. Kemampuan penduduk. Faktor Sosial: 1. Ideologi 2. Politik 3. Ekonomi 3. Sosial-budaya 4. Hankam

POTENSI PLURALITAS BUDAYA INDONESIA


Pulau 13.000 (besar dan kecil) Penduduk 210 juta (desa-kota; perempuan-laki-laki) 300 suku/etnik 200 bahasa Keragaman agama (Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghuchu, dan aliran kepercayaan) Keragaman bangsa

PLURALITAS DAN KONFLIK


Ancaman disintegrasi (Kasus Aceh, Papua, Timor-Timur, Permesta, RMS, Kahar Muzakar) Konflik antaretnis, rasial dan agama: Cinapribumi, Dayak-Madura, Dayak-Cina, Kasus Palu, Kasus Ambon, Kasus, Katapang, Kasus kerusuhan Mei di Jakarta. Konflik antar wilayah : IBT-IBB, Jawa-Luar & Jawa, desa-kota, dll. Kasus RUU APP, Perda-perda eksklusif

MENGUATNYA SPIRIT ETNISITAS


Menguatnya identitas etnik menyebabkan: Segregasi sosial Diskriminasi Marginalisasi Subordinasi Prejudice Xenophobia Lemahnya kohesi budaya dan integrasi nasional

ETHNO-POLITIC/BUREAUCRACY
Pemekaran daerah Penonjolan putra daerah dalam suksesi Diskriminasi dalam penerimaan PNS Diskriminasi dalam promosi Tumbuhnya forum-forum berbasis etnik dan aspek primordialisme sempit Etnik sebagai basis kekuatan politik baru

PLURALITAS BUDAYA DAN KONSEP MULTIKULTURAL Membangun masyarakat multikultural sebagai konsep baru (Kymlicka, 2003): Penghormatan dan penghargaan terhadap keragaman budaya. Hak untuk hidup berbeda sesuai dengan budayanya sendiri. Pengakuan atas hak hidup budaya-budaya lokal dan kelompok minoritas. Terciptanya tatanan masyarakat multikultural yang adil, setara, damai dan sejahtera.

Tahap perkembangan multikulturalisme di USA


Masyarakat rasial yang diskriminatif Salad bowl society Melting plot society Multicultural society

Birokrasi Multikultural
Politics of recognition Representative bureaucracy Trusted bureaucracy Open bureaucracy Role of value conservation Heteronomy

Democratic of Public Administration


Wamsley & Wolf (1996) McKinney & Howard (1998) Gordon (1982) Yates (1982) PA as a democratic institution Balancing power and accountability Bureaucratic responsiveness Plurality Bureaucracy

Frederickson (1980)

Equality and public choice

Tipologi Demokrasi Administrasi Publik (Mohammad H.Zarei, 2000)


Schumpeterian Democracy Populist Democracy Liberal Democracy Participatory Democracy Deliberation Democracy Kompetisi Kepentingan mayoritas, bukan elit. Hak-hak warga negara Partisipasi dalam perumusan dan impelementasi kebijakan Otonomi dan peran civil society

MODEL BIROKRASI BERBASIS KONSEP MULTIKULTURAL

Pengembangan Komunikasi Antarbudaya


Birokrasi Multikultural Pluralitas Budaya Indonesia Struktur Kultur Perilaku Kebijakan Pelayanan Masyarakat Indonesia yg multikultural : adil, setara, damai dan sejahtera

Demokrasi Administrasi Publik

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai