Anda di halaman 1dari 10

Anfis saluran Pernafasan

Anatomi Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx trachea, bronkus, dan bronkiolus. Hidung Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang ra an, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. !inding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. "ulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menon#ol ke cavum nasi adalah $ %&' conchae superior %(' )edia, dan %*' inferior. "ulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa. !asar cavum nasi dibentuk oleh os frontale da os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. )embrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. !ari sel-sel ini serat saraf mele ati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis + olfaktorius. Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. ,ubang yang membuka kedalam cavum nasi $ %&' ,ubang hidung %(' Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior %*' Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior %-' sinus frontalis, diantara concha media dan superior %.' ductus nasolacrimalis, diba ah concha inferior. /ada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior. 0arinx %tekak' adalah pipa berotot yang ber#alan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang ra an krikoid. )aka letaknya di belakang larinx %larinx-faringeal'. 1rofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan. ,aringx %tenggorok' "erletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus. ,aring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas$ &. cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan ( cartilago arytenoidea (. )embarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum,

membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang beker#a pada plica vokalis 2artilago tyroidea 3 berbentuk 4, dengan 4 menon#ol kedepan leher sebagai #akun. 5#ung batas posterior diatas adalah cornu superior, penon#olan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan diba ah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea. )embrana "yroide 3 mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum. )embrana cricothyroideum 3 menghubungkan batas ba ah dengan cartilago cricoidea. 6piglottis 2artilago yang berbentuk daun dan menon#ol keatas dibelakang dasar lidah. 6piglottis ini melekat pada bagian belakang 4 cartilago thyroideum. /lica aryepiglottica, ber#alan kebelakang dari bagian samping epiglottis menu#u cartilago arytenoidea, membentuk batas #alan masuk laring 2artilago cricoidea 2artilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. "erletak diba ah cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. 2ornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi. )embrana cricottracheale menghubungkan batas ba ahnya dengan cincin trachea + 2artilago arytenoidea !ua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. /lica vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menon#ol kedepan )embrana mukosa ,aring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang bersilia. /lica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa. /lica vokalis /lica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang. /lica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis se#ati. 7agian ini tidak terlibat dalarn produksi suara. 1tot 1tot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. 1tototot tersebut diinervasi oleh nervus cranialis 8 %vagus'. Respirasi Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak ber#auhan sehingga udara dapat keluar-masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.

0onasi Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis. 9ambaran klinis ,aring dapat tersumbat oleh$ %a' benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil %b' pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi alergi, %c' infeksi, misalnya difteri, %d' tumor, misalnya kanker pita suara. "rachea atau batang tenggorok Adalah tabung fleksibel dengan pan#ang kira-kira &: cm dengan lebar (,. cm. trachea ber#alan dari cartilago cricoidea keba ah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis %taut manubrium dengan corpus sterni' atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcn#adi dua bronckus %bronchi'. "rachea tersusun atas &; - (: lingkaran taklengkap yang berupan cincin tulang ra an yang diikat bersama oleh #aringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu #uga membuat beberapa #aringan otot. 7ronchus 7ronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.#enis sel yang sama. 7ronkus-bronkus itu ber#alan ke ba ah dan kesamping ke arah tampuk paru. 7ronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama le at di ba ah arteri, disebut bronckus lobus ba ah. 7ronkus kiri lebih pan#ang dan lebih langsing dari yang kanan, dan ber#alan di ba ah arteri pulmonalis sebelurn di belah men#adi beberapa cabang yang ber#alan kelobus atas dan ba ah. 2abang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi men#adi bronchus lobaris dan kernudian men#adi lobus segmentalis. /ercabangan ini ber#alan terus men#adi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya men#adi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli %kantong udara'. 7ronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih + mm. 7ronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang ra an. "etapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke ba ah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. !uctus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira :,. s<d &,: cm. "erdapat sekitar (: kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

/aru-/aru /aru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. /aru-paru memilki $ &. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar (,. cm diatas calvicula (. permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada *. permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan #antung. -. dan basis. "erletak pada diafragma paru-paru #uga !ilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. !i dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. /aru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. "iap lobus dibungkus oleh #aringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. !iperkirakan bah a stiap paru-paru mengandung &.: #uta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan<pertukaran gas. Suplai !arah &. arteri pulmonalis (. arteri bronkialis +nnervasi &. /arasimpatis melalui nervus vagus (. Simpatis mellaui truncus simpaticus Sirkulasi /ulmonal /aru-paru mempunyai ( sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis. !arah di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup A4 lainnya, yang disebut katup semilunaris %trikuspidalis'. !arah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir mele ati katup keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri pulmonais. Arteri pulmonais bercabang-cabang men#adi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri. !i paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali men#adi erteriol dan kemudian kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluan pernapasan, melalui sebuah alveolus, semua kapiler menyatu kembali untuk men#adi venula, dan venula men#adi vena. 4ena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis yang besar. !arah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran darah. =antung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. "ekanan darah pulmoner sekitar &. mmHg. 0ungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan pengeluaran >at->at sisa dapat berlangsung bagi semua sel. 0+S+1,19+S ,uas permukaan paru-paru yang luas, yang hanya dipisahkan oleh membran tipis dari sistem sirkulasi, secara teoritis mengakibatkan seseorang mudah terserang oleh masuknya benda asing %debu' dan bakteri yang masuk bersama udara inspirasi. "etapi, saluran respirasi bagian ba ah dalam keadaan normal adalah steril. "erdapat beberapa mekanisme pertahanan yang mempertahankan sterilitas ini. ?ita telah mengetahui refleks

menelan atau refleks muntah yang mencegah masuknya makanan atau cairan ke dalam trakea, #uga ker#a eskalator mukosiliaris yang men#ebak debu dan bakteri kemudian memindahkannya ke kerongkongan. Selan#utnya, lapisan mukus yang mengandung faktor-faktor yang mungkin efektif sebagai pertahanan, yaitu immunoglobulin %terutama ++gA', /)Ns, interferon, dan antibodi spesifik. Refleks batuk merupakan suatu mekanisme lain yang lebih kuat untuk mendorong sekresi ke atas sehingga dapat ditelan atau dikeluarkan. )akrofag alveolar merupakan pertahanan yang paling akhir dan paling penting terhadap invasi bakteri ke dalam paru-paru. )akrofag alveolar merupakan sel fagositik dengan ciri-ciri khas dapat bermigrasi dan mempunyai sifat en>imatik, Sel ini bergerak bebas pada permukaan alveolus dan meliputi serta menelan benda atau bakteri. Sesudah meliputi partikel mikroba maka en>im litik yang terdapat dalam makrofag akan membunuh dan mencernakan mikroorganisme tersebut tanpa menimbulkan reaksi peradangan yang nyata. /roses fisiologis respirasi di mana oksigen dipindahkan dari udara ke dalam #aringan#aringan, dan karbon dioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi men#adi tiga stadium. &. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan ke luar paru-paru. (. Stadium ke dua, transportasi, yang terdiri dari beberapa aspek $ %&' difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru %respirasi eksterna' dan antara darah sistemik dan selsel #aringan@ %(' distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan penyesuaiann4a dengan distribusi udara dalam alveolus-alveolus@ dan %*' reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbon dioksida dengan darah. *. Respirasi sel atau respirasi interna merupakan stadium akhir dari respirasi. Selama respirasi ini metabolit dioksidasi untuk mendapatkan energi, dan karbon dioksida terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru. 4entilasi 5dara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru karena selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus oleh ker#a mekanik otot-otot. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dinding toraks berfungsi sebagai hembusan. Seiama inspirasi, volume toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot. ). sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan m. serratus, m. scalenus dan m. intercostalis externus berperanan mengangkat iga. "oraks membesar dalam tiga arah $ anteroposterior, lateral dan vertikal. /eningkatan volume ini menyebabkan penurunan tekanan intrapleura, dari sekitar -- mm Hg %relatif terhadap tekanan atmosfer' men#adi sekitar -A mm Hg bila paru-paru mengembang pada aktu inspirasi. /ada saat yang sama tekanan intrapulmonal atau tekanan saluran udara menurun sampai sekitar -( mm Hg %relatif terhadap tekanan atmosfer' dari : mm Hg pada aktu mulai inspirasi. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfer rnenyebabkan udara mengalir ke dalam paruparu sampai tekanan saluran udara pada akhir inspirasi sama lagi dengan tekanan atmosfer. Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. /ada aktu m. intercostalis externus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toralks, menyebabkan volume

toraks berkurang, m. interkostalis internus dapat menekan iga ke ba ah dan ke dalam dengan kuat pada aktu ekspirasi kuat dan aktif, batuk, muntah, atau defekasi. Selain itu otot-otot abdomen mungkin berkontraksi sehingga tekanan intra abdominal membesar dan menekan diafragma ke atas. /engurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan iintrapleura maupun tekanan intrapulmonal. "ekanan intrapulmonal sekarang meningkat sampai sekitar + sampai ( mmHg di atas tekanan atmosfer. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfer sekarang terbalik sehingga udara mengalir ke luar dari paru-paru sampai tekanan saluran udara dan tekanan atmosfer sama kembali pada akhir ekspirasi. /erhatikan bah a tekanan intrapleura selalu di ba ah tekanan atmosfer selama siklus respirasi. /erubahan pada ventilasi dapat diperkirakan dengan tes fungsional paru-paru. !+05S+ Stadium ke dua proses respirasi mencakup proses difusi gas-gas melintasi membran antara alveolus-kapiler yang tipis %tebalnya kurang dari :.. um'. ?ekuatan pendorong untuk pernindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. "ekanan parsial oksigen dalam atmosfer pada permukaan laut besarnya sekitar &-B mm Hg %(& persen dari C;: mm Hg'. /ada aktu oksigen diinspirasi dan sampai pada alveolus maka tekanan parsial ini mengalami penurunan sampai sekitar &:* mm Hg. /enurunan tekanan parsial ini diperkirakan atas dasar fakta bah a udara inspirasi tercampur dengan udara dalam ruang rugi anatomis saluran udara, dan dengan uap air. Ruang rugi anatomis ini dalam keadaan normal mempunyai volume sekitar & ml udara per pound berat badan %&.: ml<&.: lb pria'. Hanya udara bersih yang sampai ke alveolus yang merupakan ventilasi efektif. "ekanan parsial oksigen dalam darah vena campuran %/4 :(' dalam kapiler paruparu besarnya sekitar -: mm Hg. ?arena tekanan parsial oksigen dalam kapiler lebih rendah daripada tekanan dalam alveolus %/ A:( D &:* mm Hg', maka oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke dalam aliran darah. Selisih tekanan 2:( antara darah dan alveolus yang #auh lebih rendah %; mmHg' menyebabkan karbon dioksida berdifusi ke dalam alveolus. ?arbon dioksida ini kemudian dikeluarkan ke atmosfer, di mana konsentrasinya pada hakekatnya nol. Selisih 2:( antara darah dan alveolus memang kecil sekali tapi cukup karena dapat berdifusi kira-kira (: kali lebih cepat dibandingkan dengan oksigen, melintasi membran alveolus-kapiler karena daya larutnya yang lebih besar. H575N9AN 46N"+,AS+-/6R05S+ /emindahan gas secara efektif antara alveolus dan kapiler paru-paru membutuhkan distribusi udara dalam paru-paru dan perfusi %aliran darah' dalam kapiler. !engan perkataan lain, ventilasi dan perfusi dari unit pulmoner harus sesuai. /ada orang normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasi dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru-paru. Sirkulasi pulmoner yang bertekanan dan resistensi rendah mengakibatkan aliran darah di basis paru-paru lebih besar daripada di bagian apeks paruparu, disebabkan pengaruh gaya tarik bumi. "etapi ventilasinya cukup merata. Nilai ratarata rasio antara ventilasi terhadap perfusi %4<E' adalah :,&*. Angka ini didapatkan dari rasio rata-rata la#u ventilasi alveolar normal %- liter<menit' dibagi dengan curah #antung normal %. liter<menit'. keadaan normal dari ventilasi dan perfusi paru-paru yang seimbang mendekati nilai :,A. ?ebanyakan penyakit respirasi mengalami ketidakseimbangan antara proses ventilasi-

perfusi. Akibatnya venti+asi terbuang sia-sia %4<E D tak terhingga'. 5nit respirasi abnormal yang ke dua merupakan shunt unit, di mana tak ada ventilasi, tetapi perfusi normal, sehingga perfusi terbuang sia-sia %4<E D :'. 5nit yang terakhir merupakan unit diam, di mana tidak ada ventilasi dan perfusi. "entu sa#a terdapat variasi-variasi di antara ke tiga kasus ekstrim tersebut, tergantung dari keseimbangan secara menyeluruh antara ventilasi dan perfusi paru-paru. /enyakit paru-paru dan gangguan fungsional respirasi dapat diklasifikasikan secara fisiologis sesuai dengan #enis penyakit yang dialami, apakah menimbulkan shunt yang besar %4<E % :, "RANS/1R 1?S+96N !A,A) !ARAH 1ksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke #aringan melalui dua #alan $ &. secara fisik larut dalam plasma atau (. secara kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin %Hb1('. ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini bersifat reversibel. =umlah sungguhnya yang diangkut dalam bentuk ini mempunyai hubungan nonlinear dengan /a1( %tekanan parsial oksigen dalam darah arteri', yang ditentukan oleh #umlah oksigen yang secara fisik larut dalam plasma darah. Sebaliknya, #umlah oksigen yang secara fisik larut dalam plasma mempunyai hubungan langsung dengan tekanan parsial oksigen dalam alveolus %/A1('. ?ecuali itu #uga tergantung dari daya larut oksigen dalam plasma. =umlah oksigen yang dalam keadaan normal larut secara fisik sangat kecil karena daya larut oksigen dalam plasma yang rendah. hanya sekitar satu persen dari #umlah oksigen total ang ditranspor ke #aringan-#aringan ditranspor dengan cara ini. 2ara transpor seperti ini tidak mempertahankan hidup alaupun dalam keadaan istirahat sekalipun. Sebagian besar oksigen diangkut oleh hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah. !alam keadaan tertentu %misalnya $ keracunan karbon monoksida atau hemolisis masif di mana ter#adi insufisiensi hemoglobin maka oksigen yang cukup untuk mempertahankan hidup dapat ditranspor dalam bentuk larutan fisik dengan memberikan oksigen dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir %ruang oksigen hiperbarik'. Satu gram hemoglobin dapat berikatan dengan &,*- ml oksigen. ?arena konsentrasi hemoglobin rata-rata dalam darah pada pria de asa besarnya sekitair &.gr per &:: ml, maka &:: ml darah dapat mengangkut %&. x &,*- D (:,&' (:,& ml oksigen kalau darah #enuh sekali %Sa1( D &:: persen'. "etapi darah yang sudah teroksigenisasi dan meninggalkan kapiler paru-paru mendapatkan sedikit tambahan darah vena yang merupakan darah campuran, dari sirkulasi bronkial. /roses pengenceran ini yang men#adi penyebab sehingga darah yang meninggalkan paru-paru hanya #enuh BC persen, dan &B,. persen volume diangkut ke #aringan. /ada tingkat #aringan, oksigen mengalami disosiasi dari hemoglobin dan berdifusi ke dalam plasma. !ari plasma oksigen masuk ke sel-sel #aringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan #aringan-#aringan yang bersangkutan. )eskipun sekitar C. persen dari hemoglobin masih berikatan dengan oksigen pada aktu hemoglobin kembali ke paru-paru dalam bentuk darah vena campuran. =adi sesungguhnya hanya sekitar (. psersen oksigen dalam darah arteri yang digunakan untuk keperluan #aringan. Hemoglobin yang melepaskan oksigen pada tingkat #aringan disebut hemoglobin tereduksi %Hb'. Hemoglobin tereduksi ber arna ungu dan menyebabkan arna kebiruan pada darah vena, seperti yang kita lihat pada vena superfisial, misainya $ pada tangan. Sedangkan oksihemoglobin %hemoglobin yang berikatan dengan oksigen' ber arna merah terang dan menyebabkan arna kemerah-merahan pada darah arteri.

?urva disosiasi oksihemoglobin 5ntuk dapat memahami proses respirasi dengan #elas maka harus diketahui afinitas oksigen terhadap hemoglobin karena suplai oksigen untuk #aringan dan pengambilan oksigen oleh paru-paru sangat tergantung pada hubungan tersebut. /engetahuan ini sangat diperlukan untuk menyatakan ukuran gas secara tepat dan untuk melakukan tindakan-tindakan terapi pada insufisiensi respirasi. ?alau darah lengkap dikenai oleh berbagai tekanan parsial oksigen dan persentase ke#enuhan hemoglobin diukur, maka didapatkan kurva berbentuk huruf S bila ke dua pengukuran tersebut digabungkan. ?urva ini dikenal dengan nama kurva disosiasi oksihemoglobin dan menyatakan afinitas hemoglobin terhadap oksigen pada berbagai tekanan parsial. !alam keadaan suhu tubuh yang normal %BA,;:0' dan pH darah C,-. ?urva ini mempunyai satu fakta fisiologis yang perlu diperhatikan yaitu, adanya bagian yang datar. /ada bagian atas kurva yang dikenal dengan nama bagian arteria %A' dan bagian vena %4' pada bagian ba ah yang lebih curam, yang agak tergeser ke kanan. /ada kurva bagian atas yang datar, perubahan yang besar pada tekanan oksigen dikaitkan dengan sedikit perubahan pada ke#enuhan oksihemoglobin. +ni menyatakan bah a #umlah oksigen yang relatif konstan dapat disuplai ke #aringan-#aringan alaupun pada ketinggian yang tinggi di mana /:( mungkin sebesar ;: mmHg atau kurang. +ni #uga menyatakan bah a pemberian oksigen dalam konsentrasi tinggi %udara normal D (& persen' pada pasien-pasien yang menderita hipoksemia ringan. %/a:( ;:-C. mmHg' adalah sia-sia, karena oksihemoglobin hanya dapat ditingkatkan sedikit sekali. Sesungguhnya, pemberian oksigen konsentrasi tinggi dapat meracuni #aringin paru-paru dan menimbulkan efek yang merugikan. pelepasan oksigen ke #aringan-#aringan dapat ditingkatkan oleh hubungan /:( terhadap ke#enuhan okigen pada kurva bagian vena yang curam. /ada bagian ini perubahan-perubahan besar pada ke#enuhan oksihemoglobin berkaitan dengan sedikit perubahan :(. Afinitas oksigen terhadap hemoglobin dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang menyertai metabolisme #aringan dan dapat diubah oleh penyakit. ?urva oksihemoglobin tergeser ke kanan apabila /H darah menurun atau /2:( meningkat. dalam keadaan ini, pada /:( tertentu afinitas hemoglobin terhadap oksigen berkurang sehingga oksigen dapat ditranspor oleh darah berkurang. ?eadaan patologis yang dapat menybabkan asidosis metabollk, seperti syok %pembentukan asam laktat berlebihan akibat metabolisanerobik' atau retensi karbon dioksida akan menyebabkan pergeseran kurva kekanan. /ergeseran kurva sedikit kekanan akan membantu pelepasan oksigen ke#aringan-#aringan. /ergeseran ini dikenal dengan nama efek bohr. Sedikit peningkatan keasaman akibat pelepasan karbondioksida dari #aringan. 0aktor lain yang menyebabkan pergeseran kurva kekanan adalah peningkatan suhu dan (,* difosfogliserat %(,*-!/9' yang merupakan fosfat organik dalam sel darah merah yang mengikat Hb dan mengurangi afinitas Hb terhadap oksigen pada anemia dan hipoksemia kronik (,*-!/9 sel darah merah meningkat. /erlu diketahui adanya kenyataan bah a@ meskipun kemampuan transpor oksigen oleh hemoglobin menurun bila kurva bergeser ke kanan, kemampuan hemoglobin untuk melepaskan oksigen ke #aringan-#aringan dipermudah. ?arena itu, pada anemia dan hipoksemia kronik pergeseran kurva ke kanan merupakan proses kompensasi. /ergeseran kurva ke kanan disertai kenaikan suhu, menggambarkan peningkatan metabolisme sel dan peningkatan kebutuhan akan oksigen, #uga dapat menyesuaikan diri

dan untuk aliran darah tertentu menyebabkan semakin banyaknya oksigen yaiag dilepaskan ke #aringan-#aringan. Sebaliknya, peningkatan /H darah %alkalosis' atau penurunan /21(, suhu dan ( *-!/9 akan menyebabkan pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin ke kiri. /ergeseran ke kiri menyebabkan peningkatan afinitas hemoglobin terhadap oksigen. Akibatnya uptake oksigen dalam paru-paru meningkat apabila ter#adi pergeseran ke kiri, tetapi pelepasan oksigen ke #aringan-#aringan terganggu. ?arena itu secara teoritis mungkin akan ter#adi hipoksia %insufisiensi oksigen #aringan guna memenuhi kebutuhan metabolisme pada keadaan alkalosis yang berat, terutama apabila disertai dengan hipoksemia. ?eadaan ini dapat ter#adi selama proses mekanisme overventilasi dengan respiratori atau pada tempat yang tinggi akibat hiperventilasi. ?arena hiperventilasi #uga dapat menurunkan-aiiran darah serebral karena penurunan /a2:(, maka iskemia serebral #uga sering menimbulkan ge#ala-geiala seakan-akan kepalanya ringan. !arah yang disimpan kehilangan aktivitas (,*-!/9 sehingga afinitas hemoglobin terhadap oksigen meningkat. ?arena itu, pasien yang diberi transfusi darah simpanan dalam #umlah banyak mungkin akan mengalami gangguan pelepasan oksigen ke #aringan -#aringan karena pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin ke kiri. Afinitas hemoglobin didefinisikan secara populer dengan /:( yang dibutuhkan untuk menghasilkan ke#enuhan .: persen, dan mudah diukur dalarn laboratorium modern. !alam keadaan normal /.: sekitar (C mm Hg. "erbukti bah a bila kurva disosiasi bergeser ke kanan %pengurangan afinitas hemoglobin terhadap oksigen' maka /.: akan meningkat, sedangkan pada pergeseran kurva ke kiri %peningkatan afinits hemoglobin terhadap oksigen p.: akan turun. ?arbon monoksida mempunyai afinitas terhadap hemoglobin sekitar (.: kali lebih besar darp pada afinitas oksigen terhadap hemoglobin. ?alau carbonmonoksida dihirup maka akan berkaitan dengan karboksihemoglobin, maka reaksi tersebut tidak reversibel. Sehingga #umlah hemoglobin yang tersedia untuk transport oksigen berkurang. "RANS/1R" ?AR71N !+1?S+!A !A,A) !ARAH "ransport 21( dari #aringan keparu-paru melalui tiga cara sebagai berikut$ &. Secara fisk larut dalam plasma %&: F' (. 7erikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah %(:F' *. ditransport sebagai bikarbonat plasma %C:F' ?arbon dioksida berikatan dengan air dengan reaksi seperti diba ah ini$ 21( G H(1 D H(21* D HG GH21*Reaksi ini reversibel dan dikenal dengan nama persamaan dapa asam bikarbonat-asam karbonik. Hiperventilasi adalah ventilasi alveolus dalam keadaan kebutuhan metabolisme berlebihan 3 alkalosis sebagai akibat eksresi 21( berlebihan keparu-paru. Hipoventilasi adalah ventilasi alveoli yang tak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme, sebagai akibat dari retensi 21( oleh paru-paru. /6N9A"5RAN R6S/+RAS+ Respirasi diatur<dikontrol di$

&. )edulla 1blongata (. /ons Secara garis besar bah a /aru-paru memiliki fungsi sebagai berikut$ &. "erdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan 1ksigen dari udara atmosfer kedarah vena dan mengeluarkan gas carbondioksida dari alveoli keudara atmosfer. (. )enyaring bahan beracun dari sirkulasi *. Reservoir darah -. 0ungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas

Anda mungkin juga menyukai