Anda di halaman 1dari 26

BAB VIII PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

VIII.1 PENDAHULUAN Produktivitas adalah ukuran untuk mengukur efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan atau suatu negara. Efektivitas adalah ukuran pencapaian atas hasil akhir, sedangkan efisiensi adalah ukuran pemanfaatan sumberdaya untuk menghasilkan produk atau jasa. Produktivitas juga merupakan perbandingan antara efektivitas dengan efisiensi, atau antara nilai total dari keluarkan dengan nilai total dari masukan. Untuk mencapai produktivitas tinggi dicapai dengan meningkatkan nilai tambah dari keluaran dan mengefisienkan produksi, energi). Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara makro pada tingkat negara, maupun secara mikro dalam lingkup perusahaan. Dalam lingkup perusahaan dapat diukur produktivitas total maupun produktivitas secara perbagian, misalkan produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal, produktivitas mesin produksi dan sebagainya. Ukuran produktivitas dapat secara indeks maupun dalam angka perbandingan. Usaha peningkatan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dua diantaranya, yaitu pendekatan teknik industri dan pendekatan hubungan manusia (organisasi kerja). Pendekatan teknik industri memanfaatkan alat analisis teknik tatacara, metoda kerja atau pengukuran kerja dan sebagainya. Pendekatan hubungan manusia menekankan melalui organisasi, di antaranya dengan cara perubahan organisasi. VIII.2 PENYAJIAN VIII.2.1 PRODUKTIVITAS, EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS Produktivitas adalah ukuran perbandingan antara efektivitas dan efisiensi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Efektivitas menunjukkan hasil yang telah dicapai, sedangkan efisiensi adalah pemanfaatan sumberdaya yang dikonsumsi. Konsep produktivitas digunakan secara luas untuk mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi. Ada perusahaan yang efektivitasnya tinggi pemanfaatan sumberdaya (material, personel, mesin

107

namun efisiensinya rendah, dan sebaliknya efisiensinya tinggi sedangkan kurang efektif, produktivitas rendah. Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil keluaran aktual terhadap standar yang diharapkan. Misalnya, hal kerja seorang operator adalah 120 unit/jam, sedangkan laju standrnya adalah 180 unit/jam. Efisiensi operator dapat dihitung sebesar. 120/180 x 100% = 66,67% Efektivitas adalah tingkat pencapaian tujuan atau sasaran Produktivitas =

Keluaran Masukan

Produktivitas = Produktivitas =

Efektivitas Efisiensi

Harga yang dicapai Sumberdaya yang digunakan

Contoh penerapan produktivitas pada kendaraan bermotor, hasil yang dicapai oleh mobil adalah jarak yang dicapai dalam satuan kilometer, sedangkan unsur masukan adalah jumlah bensin yang dikonsumsi. Bila jarak yang dicapai adalah 100 Km, dengan konsumsi bensin 10 liter, maka produktivitas mobil adalah :

Produktivitas mobil =

Keluaran Masukan

100 Km 10 Ltr

= 10 Km / liter Dalam contoh mobil di atas, unsur-unsur yang berpengaruh pada

produktivitas di antaranya kondisi mesin mobil, kinerja mesin, teknik mengendarai mobil, kondisi jalan dan sebaiknya. Bila unsur di atas diperhitungkan, hasil produktivitasnya akan tinggi. Dalam lingkup

perusahaan unsur-unsur yang mempengaruhi masukan adalah sumberdaya yang digunakan (5M + 1) sedangkan hasil yang dicapai adalah nilai tambah dari produk /jasa yang dihasilkan.

108

Model sistem produksi


Man (Manusia) Machine (mesin) Money (modal) Method (metoda) Material (bahan) Energy (energi) Proses produksi/ manufaktur Produk 1 Produk 2 Produk 3 Produk 4

Gambar 8.1 Model produksi Dari model sistem produksi di atas maka dapat dibuat batasan suatu peroduktivitas dalam lingkup perusahaan adalah :

Produktivitas =

Total Keluaran Total Masukan Total nilai tambah (Prod1s/d Prodn) Total nilai masukan (5 M E)

Produktivitas =

Dari persamaan di atas maka untuk mencapai peningkatan produktivitas dicapai dengan menaikkan tambah dari produk, dan dengan cara

mengefisiensi masukan dari sumberdaya (5M + E). Peningkatan nilai tambah didapat dengan cara menaikkan kualitas produk dan menekan biaya produksi dengan teknologi, sehingga rupiah/unit semakin rendah. Sedangkan efisiensi sumberdaya dilakukan dengan cara mengenali sumber-sumber pemborosan dan berusaha menghilangkan pemborosan tersebut. Ada tiga jenis dasar produktivitas: Produktivitas partial : perbandingan hasil keluaran dengan cara satu masukan. Misalnya produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal, produktivitas bahan baku. Produktivitas faktor total : perbandingan hasil bersih dengan jumlah

109

tenaga kerja dan modal. Hasil bersih adalah hasil total dikurangi barang/komponen, jadi dikurangi pelayanan/jasa yang dibeli. Produktivitas total : perbandingran hasil total dengan jumlah semua masukan (modal, tenaga kerja, material) Ketiga jenis produktivitas memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain Produktivitas partial, memiliki kelebihan mudah dimengerti, mudah dihitung, datanya mudah diperoleh dengan cepat dapat disampaikan pada pimpinan, dan merupakan cara mendiagnose indikator yang perlu diperbaiki. Sedangkan produktivitas faktor total dan produktivitas total, kelebihannya memberi gambaran perusahaan secara keseluruhan, dapat memberi cara perbaikan jika digabungkan dengan produktivitas partial, dan mudah dianalisis untuk mengetahui kepekaan. Kelemahan produktivitas partial adalah bisa memberi arah yang salah, jika tidak digabungkan dengan ukuran produktivitas yang lainnya dan bukan merupakan alat pendekatan pengendalian keuntungan yang baik. Kelemahan produktivitas faktor total dan produktivitas total adalah sulit dihitung karena kesulitan memperoleh data secara lengkap dan akurat, lebih dominan untuk mengukur faktor tenaga kerja dan modal sehingga hasil perhitungan tidak tepat, jika porsi biaya material besar. VIII.2.2 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS Pengukuran produktivitas penting peranannya, dengan mengetahui nilai indek produktivitas manajemen dapat mengukur kinerja perusahaan. Selanjutnya, produktivitas. manajemen dapat membuat langkah untuk peningkatan

Produktivitas merupakan nilai total dari seluruh kinerja perusahaan, termasuk di dalamnya produktivitas tenaga kerja, produktivitas mesin

110

produksi, produktivitas modal kerja dan seterusnya. Produktivitas dapat juga diukur secara pembagian, misalkan produktivitas tenaga kerja, produktivitas mesin produksi :

Produktivitas = Produktivitas =

Efektivitas Efisiensi

Harga yang dicapai Sumberdaya yang digunakan

Produktivitas parsial (SDM) Produktivitas =

Total nilai tambah (Prod1s/d Prod .n) Total nilai masukan Tenaga kerja

Produktivitas parsial (Modal) Produktivitas =

Total nilai tambah (Prod1s/d Prod. n) Total nilai masukan dari modal kerja

Produktivitas total Produktivitas =

O K L IE

Dengan

O = Output/ nilai keluaran yang dihasilkan K = Kapital/ nilai modal yang digunakan L I E = Labor/ nilai upah tenaga kerja = Intermediate (pembelian material + jasa) = Energi / sumber tenaga yang digunakan

Nilai-nilai input harus diubah dalam besaran nilai uang, rupiah atau dollar. Perbedaan nilai masukan dan nilai keluaran merupakan nilai marjinal kotor (gross margin ). Angka perubahan dari angka marjin kotor dari periode ke periode berikutnya menyatakan tingkatan produktivitas perusahaan. Sebagai contoh, pabrik TV menghasilkan 100 TV berwarna dengan

111

mengerahkan 20 pekerja, akan diukur produktivitas tenaga kerjanya s ebagai berikut ini.

Produktivitas =

Harga yang dicapai Sumberdaya yang digunakan


100 5 TV / Pekerja 20

Usaha peningkatan produktivitas pekerja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : memperbaiki metode kerja sehingga 100 TV dapat diselesaikan oleh 14 orang pekerja dalam waktu yang sama, sehingga produktivitasnya menjadi: Produktivitas =

100 TV 14 pekerja

= 6,16 TV / pekerja

dengan menerapkan teknologi produksi baru dan peningkatan ketrampilan pekerja, sehingga dengan 20 pekerja dapat dihasilkan 130 TV dalam waktu yang sama;

Produktivitas =

130TV 20 pekerja

= 6,5 TV / pekerja

Teknik pengukuran di atas dinamakan dengan teknik perbandingan nilai keluaran dengan nilai masukan. Ada cara lain dalam mengukur produktivitas, yaitu dengan teknik indeks. Cara indeks banyak dipakai karena memiliki kelebihan bisa membandingkan indeks produktivitas tahun yang lalu dan tahun sekarang dengan perbandingan standar. Cara indek juga banyak digunakan oleh pemerintah (Biro Statistik), sehingga dengan cara indeks hasil pengukuran produktivitas dapat dbandingkan langsung dengan organisasi lain.

112

Kriteria yang dipakai dalam pengukuran produktivitas validitas, data harus benar dan menunjukkan perubahan produktivitas; harus lengkap, mencakup seluruh data yang relevan baik untuk unsur keluaran, maupun masukan; dapat diperbandingkan, pengukuran harus akurat dan hasilnya dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya; biaya efektivitas, hasil pengukuran dapat digunakan untuk mengadakan perbaikan dalam organisasi. Tabel 8.1 Perhitungan perbandingan indeks Periode dasar Besaran Indek*) (1) (2) 50.000, 100 5.000,Rp 30.000, 100 100 Periode berikut Besaran (3) Indek** (4) 81.900, 163,8 6.500, Rp 42.000 130,0 140,8

1. Output (unit 2. Jam kerja 3. Gaji / upah Perbandingan : 4. Output/jam kerja (baris 1 + baris 2) 5. Upah/jam kerja (baris 2 + baris 2) 6. Upah/output (baris 5 + baris 4)

10 Rp 6,0 Rp 6,0

100 100 100

12,6 Rp 8,5 Rp 0,51

126,0 108,3 86,0

Catatan : *) indeks 100% diperoleh dari kolom (1) dibagi dirinya sendiri karena dijadikan periode dasar. **) indeks 163,8% diperoleh dari {kolom (1) kolom (3)}. VIII.2.3 Teknik Peningkatan Produktivitas Produktivitas bisa diukur secara makro (lingkup nasional) maupun dalam lingkup mikro (perusahaan). Pengukuran secara makro memerlukan seluruh data yang dihasilkan secara nasional. Ada dua pendekatan dalam

113

teknik peningkatan produktivitas, pertama pendekatan teknik industri dan ekonomi dan yang kedua pendekatan hubungan manusia. Menurut survey ada sekitar 50 metode untuk perbaikan produktivitas, yang diklasifikasikan ke dalam lima jenis dasar yaitu berbasis teknologi, berbahasis tenaga kerja (orang), berbasis produk, berbasis proses, dan berbasis material. Teknik berbasis teknoogi memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, contohnya CAD-CAM, robotika, teknik laser, manajemen perawatan, konservasi energi dan sebagainya. Teknik berbasis pekerja dilakukan dengan meningkatkan kepuasan kerja dan memotivasi kerja, misalnya dengan memberikan upah perangsang, promosi, pengayaan dan perluasan tugas ( job enrichment and job

enlargement ), perputaran tugas (job ration), peningkatan keahlian, kurva pengalaman, komunikasi, mutu penyeliaan hukuman/sanksi, dan gugus kendali mutu. Perbaikan produktivitas berbasis produk dilakukan melalui peninjauan kembali terhadap produk seperti rekayasa nilai ( value engineering ), diversifikasi produk, standarisasi, peningkatan keandalan, dan promosi produk terpadu. Teknik pengukuran penjadwalan pengendalian berbasis kerja, proses atau pekerjaan yaitu teknik tatacara ergonomi, dengan material,

perancangan Teknik

kerja, berbasis

evaluasi material MRP,

jabatan,

produksi.

dilakukan

persediaan,

penerapan

manajemen

pengendalian mutu, perbaikan sistem pemindahan material, pemakaian ulang atau daur ulang material. Semua teknik di atas dapat juga dikelompokkan dalam beberapa kategori yang meliputi : teknik industri, misalnya perancangan kerja; pemasaran, misalnya promosi; pengendalian sistem, contohnya pengendalian persediaan; penelitian operasional; teknik komputer;

114

manajemen (penjadwalan produksi); psikologi (partisipasi kerja); ilmu perilaku dan lain sebagainya. Metode kerja adalah langkah-langkah sistematis untuk melakukan

suatu pekerjaan dengan cara mudah efisien dengan biaya yang ekonomis. Cara yang digunakan adalah dengan memperbaiki proses, tata letak mesin/fasilitas, merancang fasilitas dan peralatan kerja, dan mengurangi tingkat kesulitan kerja dan kelelahan kerja, mengurangi penggunaan material, mesin produksi dan pekerja, serta mengembangkan lingkungan kerja yang lebih baik. Untuk dapat memperbaiki metode kerja digunakan beberapa alat analisis, di antaranya diagram aliran proses, diagram aliran, diagram tangan kiri-kanan, diagram manusia-mesin dan sebagainya. Kondisi persaingan yang ketat dan tekanan ekonomi yang ketat menuntut perubahan lebih produktif. Tolak ukur metoda kerja yang lebih baik, yaitu waktu produksi lebih singkat dan biaya lebih ekonomis akan berdampak langsung pada produktivitas lebih tinggi. Manfaat lain dari peningkatan produktivitas di atas, juga berpengaruh pada: pengurangan tingkat kelelahan pekerja; tataletak kerja lebih berdaya guna; design produk lebih baik; penanganan material lebih cepat; peningkatan keamanan kerja; peningkatan moral pekerja.

115

PETA ALIRAN PRORES Ringkasan Kegiatan Sekarang Jml Wkt O Operasi = Pemeriksaan Transportasi D Menunggu Penyimpanan 6 51,07 212,8 3 Usulan Jml W kt Benda Jml W kt Pekerjaan Nomor peta Orang Bahan Sekarang Usulan Dipetakan oleh Tanggal dipetkan Lambang O = D : Chandra M.S : 7 November 1988 Jrk Jml Wk t : : :

Uraian kegiatan Steker dirakit di stasiun I Raktian steker dipindah ke staf II Steker menunggu steker lainnya Dus kecil dipak Dipindahkan ke stasiun II Dus kecil diberi cap Dus kecil dimaksukkan dalam kotak Dus kecil menggu dus kecil lain Kotak besar dipak Dipindahkan ke gudang Disimpan di gudang

Gambar 8.2 Peta aliran proses Pengukuran kerja adalah untuk menetapkan berapa waktu standar yang digunakan untuk menyelesaikan satu unit produk oleh seorang pekerja dengan kondisi kerja normal. Dengan pengukuran waktu dapat dianalis waktu yang tidak efektif, dan memperbaikinya sehingga waktu kerja lebih

116

kondusif. Waktu standar dapat bermanfaat pula untuk: membandingkan efisiensi dari beberapa alternatif metode kerja; mengukur beban kerja, dan menyeimbangkan untuk kerja tim; membuat rencana penjadwalan produksi berdasarkan waktu standar; mengukur kinerja pemanfaatan mesin produksi, serta pekerja. Menentukan dasar penggajian dan perhitungan bonus bagi pekerja yang berprestasi; Dijadikan dasar dalam pembuatan kontrak, dan waktu penyerahan produk secara pasti. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengukuran kerja: pilih pekerjaan yang akan diukur waktu standarnya; catat data yang relevan, berdasarkan pada metoda kerja serta elemen kerjanya; lakukan analisis dari data tadi, tetapkan metoda dan gerakan kerja paling efektif, serta pisahkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif; lakukan pengukuran kembali menurut elemen pekerjaan; menghitung besarnya waktu standar; tetapkan waktu standar dari metoda terbaru.

Pendekatan hubungan Pendekatan hubungan manusia lebih menekankan aspek manusia sebagai bagian dari organisasi yang paling utama. Pengembangan organisasi adalah salah satu cara peningkatan produktivitas. Organissi yang dinamis selalu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Hanya organisasi yang dinamis dan mau berubah menjadi lebih baik yang akan tetap berkaitan. Banyak organisasi pada awalnya tidak dibangun dengan konsep pengembangan sumber daya manusia dengan benar. Dalam kondisi persaingan ketat, tuntutan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting. Jumlah pegawai yang banyak akan cenderung menimbulkan bi aya overhead yang besar dan mengurangi laba perusahaan. Langkah yang diambil

117

adalah dengan mengadakan penataan kembali organisasi. Contoh kasus, perusahaan PT Jasatama mengidentifikasikan adanya penurunan keuntungan selama dua tahun berturut-turut. Ada dua penyebab turunnya laba, yaitu penurunan tingkat penjualan karena kerasnya persaingan dan besarnya biaya overhead perusahaan. Pihak manajemen menetapkan bahwa cara yang akan ditempuh adalah penataan kembali pegawai. Kemudian diadakan analisis biaya-manfaat, biaya yang dikeluarkan berupa biaya pesangon untuk pegawai yang akan dipensiun dini, manfaat yang diperoleh adalah peluang menghembat biaya overhead untuk tahuntahun mendatang. Analisa biaya manfaat menunjukkan hasil yang positif, dan langkah penataan kembali layak dilaksanakan. Identifikasi problem organissi Mengenali masalah Analisa Biaya-manfaat Umpan balik Mengembangkan strategi perubahan Intervensi Mengukur dan evaluasi hasil perubahan Gambar 8.3 Langkah pengembangan organisasi Langkah berikutnya menentukan strategi perubahan, yaitu dengan menata kembali dan mengadakan pensiun dini bagi pegawai yang usianya di atas 45 thun dan berpendidikan SMP ke bawah. Setiap pegawai yang dipensiun dini mendapatkan uang pesangon 20 kali direncanakan seperempat dari seluruh pegawai gaji bulanan, ini.

yang ada saat

Rekrukturisasi ini merupakan kebijakan dari manajemen puncak.

118

Setelah berlangsung dalam setengah tahun diadakan evaluasi dari seluruh rencana. Kemudian monitor berapa realisasi dari pegawai yang sudah mengajukan pensiun, serta berapa kemajuan yang dicapai dari penataan kembali. Adakah overhead perusahaan berkurang atau tetap besar. Bila hasilnya tidak sesuai dengan standar diadakan koreksi lagi, bila dikoreksi pada tingkat pengembangan strategi atau koreksi dari langkah paling awal. Di samping penataan kembali tentu saja masih banyak teknik yang didasarkan pada hubungan manusia seperti komunikasi atau hal-hal lain yang dikaitkan dengan peningkatan kepuasan seperti yang dikemukakan Hezberg pada Teori Dua Faktornya atau sesuai dengan hirarki kebutuhan Maslow.

VIII.3 PENUTUP Soal Latihan 1. Jelaskan pengertian tentang a. efisiensi; b. efektivitas; c. produktivitas. 2. Berikan contoh nyata (dengan data kuantitatif) dari soal no 1 a, b dan c diatas 3. Berikan yang penjelasan yang dimaksudkan dengan nilai masukan serta nilai keluaran dari produktivitas. 4. Pengukuran produktivitas tidak hanya di bidang produksi, berikan contoh aplikasi pengukuran produktivitas untuk bidang-bidang berikut ini: a. jasa angkutan b. jasa perbankan c. jasa pendidikan. identifikasi nama yang termasuk nilai masukan dan nilai keluaran dari ketiga hal diatas. 5. Perusahaan PT Jasatama dalam dua tahun terakhir memiliki data keuangan seperti pada tabel 8.3 dibawah. Anda diminta untuk mengukur besarnya produktivitas dengan pendekatan indek dan perbandingan.

119

Tabel 8.3 Data keuangan PT Jasatama Tahun 1992 besaran 1. Output (unit) 2. Jam kerja 3. Gaji / Upah Perbandingan: 4. Output/jam kerja 5. Upah/jam kerja 73.000, 4.400, $ 45.000, 1993 besaran 90,200, 5.500, $ 58.000,

120

BAB IX MANAJEMEN MUTU

Pengertian dan gugus kendali mutu Gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok karyawan dari unit kerja suatu perusahaan/organisasi yang sama, yang bertemu secara berkala mengupayakan pengendalian mutu dengan cara mengidentifikasi

permasalahan, menganalisis dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam pekerjaan di unit kerjanya dengan mempergunakan teknik kendali mutu. Mutu didefinisikan sebagai totalitas nilai yang melekat pada suatu produk. Nilai tersebut mencakup beberapa hal, menyangkut spesifikasi keandalan produk, kemudahan operasional, bisa menyesuaikan dengan peralatan lain ( compatible) Tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan GKM: meningkatkan kemampuan manajerial para karyawan operasional agar tumbuh kebiasaan berpikir analisis;

mendorong setiap karyawan agar mampu memberikan sumbangan pikiran yang berkaitan dengan pengendalian mutu, sehingga tercipta lingkungan kerja dimana karyawannya sadar akan mutu, permasalahan dan merasa berkepentingan untuk memperbaikinya;

Meningkatkan moral karyawan dengan membuka kesempatan untuk berperan serta dalam mengembangkan mutu di unit kerjanya dengan didukung oleh pola hubungan karyawan dan atasan yang harmonis;

Mengarahkan agar stiap karyawan dapat terlibat dalam suatu bentuk kerjasama kelompok yang dinamis dalam usaha untuk mencari pemecahan masalah dalam hal mutu pelayanan/produk dan mutu kerja.

121

Keuntungan dari pelaksanaan gugus kendali mutu bisa ditinjau dari sisi karyawan maupun sisi perusahaan. Bagi karyawan: mengembangkan kemampuan dari setiap pribadi di dalam melihat dan mengenali permasalahan serta mencari alternatif pemecahannya; mengembangkan kegiatan kelompok; membiasakan berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik-teknik quality control; Bagi perusahaan/organisasi mengembangkan perusahaan melalui akumulasi gagasan perbaikan; memperbaiki hubungan perusahaan dengan karyawan; meningkatkan partisipasi semua karyawan di dalam mendukung tujuan. kemampuan berkomunikasi/berpartisipasi dalam

Manajemen mutu Kualitas adalah totalitas nilai yang melekat pada produk atau jasa. Totalitas nilai diartikan sebagai spesifikasi dan kinerja dari produk, hendaknya dapat dievaluasi dan memuaskan pemakai/pelanggan produk. Kualitas sebuah tabung lampu TL dapat diketahui dari beberapa atribut, misalnya: kecerahan cahaya, penggunaan daya (watt), panjang, diameter, umur pakai, merek dan sebagainya. Dalam peningkatan kualitas suatu produk atau jasa tidak hanya pada produk itu sendiri, tetapi juga dengan biaya/harga produk, pengiriman produk, keamanan. Kualitas dari produk, menyangkut kualitas produk itu sendiri dalam rangka memuaskan pelanggan. Kualitas dari harga, biaya hendaknya dapat ditekan sedemikian rupa tanpa meningkatkan mutu produk, ini dicapai dengan teknologi produksi atau perbaikan metoda kerja, pekenakan biaya bukan berarti produk bermutu rendah.

122

Kualitas pengiriman , pengiriman harus tepat waktu sesuai tanggal yang disepakati, jangan terlambat atau terlalu cepat. Kualitas keamanan, produk yang dihasilkan hendaknya tidak membahayakan bagi pemakai dan mudah pengorganisasiannya. Pengendalian kualitas dimaksudkan metode dari sistem terintegrasi agar memenuhi standar ekonomi produksi yang memenuhi kebutuhan

pelanggan/pemakai produk atau jasa. Untuk maksud pengendalian digunakan alat statistik, yang disebut sebagai statistik pengendali kualitas. Pengendalian kualitas tidak cukup dilaksanakan disatu bagian saja, tetapi di semua bagian dari perusahaan. GKM merupakan teknik pengendalian yang dilakukan di satu bagian. Untuk pelaksanaan di semua bagian dari perusahaan disebut Pengendalian Kualitas Terpadu (Total Quality Control- TQC).

Pemasaran

Perencanaan

Litbang

Produksi Penjualan

Layanan

Pelanggan

Pengendalian mutu terpadu

Gambar 10.1 Konsep pengendalian mutu terpadu Konsep GKM berasal dari Jepang disesuaikan dengan kultur yang berlaku setempat. Sistem manajemen yang dianut adalah sistem PDCA (Plan-DoCheck-Action). Konsep ini melihat bahwa perubahan dalam manajemen hendaknya dilakukan terus menerus tanpa menimbulkan gejolak. Plan berarti merencanakan pekerjaan sedang Do berarti pelaksanaan dari rencana kerja, Check berarti mengadakan evaluasi dari hasil kerja, dan Action berarti tindakan koreksi dari penyimpangan antara hasil dengan perencanaan.

Action

Plan

Check

Do

Action 123

Gambar 10.2 Daur manajemen PDCA

Tujuh alat analisis GKM Proses pengendalian kualitas dengan GKM harus dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan beberapa alat analisis untuk mengolah data. Ada tujuah alat analisis yang digunakan yaitu: lembar pengamatan (check sheet); diagram stratifikasi (stratification diagram); grafik (graph); diagram sebab-akibat (cause and effect diagram); diagram pareto (pareto diagram); histogram (histogram); bagan kendali (control chart).

Lembar Pengamatan Lembar pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk dianalisis. Data hendaknya merupakan fakta sebenarnya, bukan merupakan data masa lalu yang usang dan data yang dapat dipercaya. Langkah-langkah pengumpulan data: tentukan tujuan yang akan dicapai; tentukan kriteria yang akan diamati; putuskan cara untuk mencari data; rancang tabel pengamatan, sesuaikan dengan kebutuhannya; kaji ulang apakah rancangan tabel cukup andal;

124

jika cukup andal, gunakan tabel tersebut.

Tabel 10.1 Pengunaan daya listrik Pemakaian 1. Lemari Es 2. Rice cooker 3. AC 4. Komputer 5. Penerangan 6. TV besar watt 100 watt 40 watt 1000 watt 300 watt 100 watt 200 watt Lama 5 jam 1,5 jam 3 jam 6 jam 10 jam 6 jam Kwh 0,5 0,6 3,0 1,8 1,0 1,3 8,1 Kwh Stratifikasi Stratifikasi digunakan untuk mengklasifikasikan data yang spesifik menurut kelompoknya, misalkan operator, spesifikasi mesin, waktu pembagian kerja dan sebagainya. Langkah-langkah stratifikasi Langkah 1 Tetapkan krakteristik spesifik dari masalah. Tergantung dari datayg dimiliki, karakteristik menunjukkan suatu kualitas atau kualitas atau nilai uang. Karakteristik kualitas ditunjukkan dengan rasio produk gagal, ratio material yang hilang, jam kerja. Langkah 2 Tunjukkan kondisi total dari kualitas, kuantitas atau nilai uangnya. Langkah 3 Identifikasi penyebab penyebaran dengan menggunakan histogram. Dengan histogram penyebaran mudah diidentifikasikan. Proses 6% 8% 37% 22% 12% 15% 100%

125

Langkah 4 Mengklasifikasikan data berdasarkan: waktu pagi, sore, hari, minggu; operator skill rendah, trampil, kelamin, usia dan sebagainya; mesin & peralatan kerja jenis mesin, modle mesin, teknologi, kapasitas mesin, mesin baru-lama; proses kecepatan lini produksi, produksi operasi, stasiun kerja, temperatur tekanan, kecepatan putaran, metoda dan sebagainya; material pemasok, merk, waktu pasokan, ukuran lot, tempat penyetoran, waktu penyetoran; pengukuran instrumen, personel, metoda pengukuran pemeriksaan pemeriksa, temapt pemeriksaan, metoda pemeriksaan dan sebagainya; lingkungan temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, penerangran dan seterusnya; Agar stratifikasi efektif, hal yang harus dilakukan adalah : identifikasi perbedaan dengan statifikasi; identifikasi karakteristik menyolok; identifikasi sesuatu secara numerik; identifikasi bentuk penyebaran data.

diterima

ditolak

batas bawah

batas atas

Gambar 10.3 Stratifikasi Produk Grafik

126

Grafik adalah cara penyajian data dengan bentuk

visual. Dengan

grafik data yang jumlahnya banyak dan memuat angka-angka akan tersaji secara jelas dan mudah untuk diamati. Keuntungan lainnya efisien dalam menyajikan data dengan akurat serta dapat dibandingkan dengan data pada periode lainnya. Bentuk grafik bermacam-macam diantaranya: diagram alir ( flow chart); diagram penjadwalan ( schedulling chart ); diagram rekaman ( recording chart ); diagram perhitungan ( calculation chart); diagram statisk ( statistical chart ).

Untuk keperluan GKM banyak digunakan diagram statisik. Jenis-jenisnya diantaranya: Persentase

Tahun/bulan a. Grafik balok (bar chart)

b. Grafik garis (line graph). 1989 1990 Produk A A B B Tahun/bulan C D C D E E

127

1991 1992 1993

A A A

B B A

C C B

D D C

E E

c. Grafik jalur perbandingan penjualan produk Produk A 45 Produk A 35 d. Grafik lingkaran Gambar 10.4 Model-model grafik Diagram sebab akibat Diagram sebab akiabt atau disebut diagram tulang ikan digunakan untuk mengidentifikasikan adanya hubungan sebab dan akibat suatu masalah. Akibat dari suatu masalah pasti ada penyebabnya. Diagram ini

Produk 0 20

menggambarkan hubungan sebab-akibat dari berbagai kriteria. Contoh efek dari ban mobil gundul bisa disebabkan oleh mobil, teknik mengemudi, kondisi jalan, kualitas ban, lingkungan (jalan, cuaca), paku . Langkah-langkah menyusun sebab-akibat:

Langkah 1 Tetapkan masalah yang diamati, misalkan: pemborosan energi listrik, pemborosan waktu produksi, penundaan pengiriman, pemborosan biaya produksi, produk gagal dsb. Langkah 2

128

Identifikasi penyebab yang menimbulkan akibat yang disebutkan pada langkah 1 diatas, ditinjau dari 4 M + E ( Man, Machine, Materials, Methods & Enviroment ) atau manusia, mesin, material, metode dan lingkungan. Langkah 3 Faktor penyebab dibagi menjadi faktor utama dan faktor penunjang, faktor penunjang dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.

Manusia

Manusia

Manusia

Manusia

Manusia

Manusia

Gambar 10.6 faktor-faktor diagram sebab-akibat Pengemudi Mobil Paku

Manusia Jalan Cuaca

Jalan*) Manusia Cuaca*) kerikil*) Hujan* Lingkungan jelel (utama)

129

Gambar 10.7 Faktor utama dan faktor penunjang Diagram pareto Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasikan faktor penyebab yang paling dominan. Dengan parcto dapat dilihat dari sejumlah faktor, dapat disusun faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Pemakaian 1. Lemari Es 2. Rice cooker 3. AC 4. Komputer 5. Penerangran 6. TV Besar watt 100 watt 400 watt 1000 watt 300 watt 100 watt 200 watt Lama 5 jam 1,5 jam 3 jam 6 jam 10 jam 6 jam Kwh 0,5 0,6 3,0 1,8 1,0 1,2 Presentase 6% 8% 37% 22% 12% 15%

Dari tabel di atas dapat dibuat tabel Pareto, dengan cara membuat ranking tertinggi secara urut sebagai berikut: energi untuk ac 37% untuk komputer 22% pemakaian tv 15% penerangran 12% rice cooker 8% lemari es 6%

130

100% Procen Pareto 12% 8%

15%

22% 37%

22% 15% 12% 8% 6% 131

Gambar 10.8 Diagram pareto dari penggunaan energi listrik

Histogram Histrogrram adalah grafik yang menggambarkan penyebaran data dari data aktual yang diperoleh dari pengamatan dilapangan. Jumlah data hendaknya lebih dari 30, dengan asumsi telah memenuhi sarat sebagai kurva normal. Langkah-langkah penyusunan histogram sebagai berikut : tentukan jumlah dada yang akan diolah (N); tentukan jumlah kelas (k = N); menghitung interval kelas (h);

132

Anda mungkin juga menyukai