Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abnes Apriani Sidabutar M. Khairil Anwar Luh Putu Meidha Dini L. 1301-1207-0069 1301-12071301-1208-0086
PENDAHULUAN
HIPERTENSI
KLASIFIKASI
Working Group Report On High Blood Pressure In Pregnancy : Preeklamsi Eklamsi Hipertensi kronik Preeklamsi/eklamsi atas dasar hipertensi kronis Hipertensi gestasional
DEFINISI
Preeklamsi hipertensi +proteinuri akibat
kehamilan, > 20 minggu/ segera setelah persalinan Eklamsi kelainan akut preeklamsi, dlm kehamilan, persalinan, nifas. Kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaraan
20 minggu & menetap setelah 12 minggu pasca persalinan Preeklamsi y/ diperberat hipertensi kronis preeklamsi pada pasien hipertensi kronik Hipertensi gestasional hipertensi pd wanita hamil yg sebelumnya normotensi & tdk mempunyai gejala2 hipertensi kronik. Gejala hilang dalam 12 minggu pascasalin.
FAKTOR PREDISPOSISI
Umur < 18 tahun atau 35 tahun Paritas Suku bangsa Keluarga
Genetik :
Golongan darah Konsanguitas Jenis kelamin janin
Nutrisi
Kalori dan protein Vitamin, mineral Berat badan
Lingkungan
kering Iklim dan cuaca Ketinggian Perkotaan dan pedesaan Kebiasaan dan sosio ekonomi Merokok Kegiatan fisik Sosio-ekonomi
Hiperplasentosis
Kehamilan ganda
Hidrops fetalis Diabetes Melitus Mola hidatidosa
PATOFISIOLOGI
Faktor imunologis
nullipara, gemelli, multipara inseminasi donor, C4 , wanita dengan fenotipe HLA-DR4, aktivasi komplemen, neutrofil dan makrofag
Faktor genetik
gen resesif tunggal, multifaktor, diturunkan oleh gen angiotensinogen.
Faktor nutrisi
defisiensi Ca, protein, garam natrium , asam lemak tak jenuh .
Faktor hormonal
progesteron , ekskresi Na , renin, angiotensin I dan angiotensin II, aldosteron retensi Na dan air
Komponen vasoaktif
Endotelin , NO
DIAGNOSIS
PREEKLAMSI
ringan
DIAGNOSIS
berat
- Sistolik > 160 mmHg atau Diastolik > 110 mmHg. - Proteinuri > 2 g/24 jam atau > +2 dipstick - Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguri - Trombosit < 100.000/mm3 - Angiolisis mikroangiopati (peningkatan kadar LDH) - Peninggian kadar enzim hati (SGOT dan SGPT) - Sakit kepala yang menetap/gangguan visus&serebral - Nyeri epigastrium menetap - Pertumbuhan janin terhambat - Edema paru disertai sianosis - HELLP Syndrome
EKLAMSI Kejang kejang, yang tidak disingkirkan oleh penyebab lain, pada penderita preeklamsi, bisa terjadi sebelum, selama, atau segera setelah persalinan. SUPERIMPOSED PREEKLAMSI Preeklamsi/eklamsi yang terjadi pada pasien yang menderita hipertensi kronis.
HIPERTENSI KRONIS
Hipertensi sebelum kehamilan / sebelum
kehamilan berumur 20 minggu/ setelah kehamilan berumur >20 minggu / menetap hingga 12 minggu pasca persalinan. Tensi 140/90 mmHg untuk pertama kalinya dalam kehamilan Proteinuri (-)
TERAPI
Preeklamsi ringan
Rawat inap Istirahat (tirah baring/ tidur miring kekiri) Pemantauan tekanan darah dan protein urine setiap hari. Obat-obatan antioksidan atau anti agregasi trombosit Roboransia Kortikosteroid pada kehamilan 24-34 minggu. Methyl Dopa 3 x 250 mg bila diastol 100-110 mmHg. Pemantauan kesejahteraan janin USG (Doppler) dan CTG. Jika diastol turun sampai normal pasien dipulangkan Jika diastol naik dan disertai dengan tanda-tanda preeklamsi berat pasien dikelola sebagai preeklamsi berat. Umur kehamilan > 37 minggu pertimbangkan terminasi kehamilan.
Preeklamsi Berat
Rawat bersama dengan Bagian yang terkait (IPD, Saraf, Mata, Anestesi).
A. Perawatan aktif a. Indikasi i. Ibu : 1. kehamilan > 37 minggu 2. adanya gejala impending eklamsi ii. Janin : 1. adanya tanda-tanda gawat janin 2. adanya tanda-tanda IUGR iii. Laboratorik : adanya HELLP syndrome b. Pengobatan medisinal 1. Infus larutan ringer laktat 2. Pemberian obat : MgSO4 3. Diuretikum 4. Antihipertensi, bila : Sistolik > 180 mmHg dan Diastolik > 110 mmHg 5. Kardiotonika 6. Obat-obat antipiretik 7. Antibiotika 8. Antinyeri
c. Pengelolaan Obstetrik Cara terminasi kehamilan Belum inpartu : 1. Induksi persalinan : amniotomi + tetes oksitosin dengan syarat skor Bishop >6 2. Seksio sesarea bila ; a. Syarat tetes oksitosin tidak dipenuhi atau adanya kontra indikasi tetes oksitosin b. 8 jam sejak dimulainya tetes oksitosin belum masuk fase aktif Pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio sesarea. Sudah inpartu : Kala I Fase laten : Amniotomi + tetes oksitosin dengan syarat skor Bishop > 6. Fase aktif :Amniotomi Bila his tidak adekuat, diberikan tetes oksitosin. Bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi pembukaan lengkap, pertimbangkan seksio sesarea. Amniotomi dan tetes oksitosin dilakukan sekurang-kurangnya 15 menit setelah pemberian pengobatan medisinal. Kala II : Pada persalinan pervaginam, maka kala II diselesaikan dengan partus buatan.
B. Pengelolaan konservatif a. Indikasi : Hamil preterm (< 37 minggu) tanpa tanda2 impending eklamsi dgn keadaan janin baik b. Pengobatan medisinal : Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara aktif. c. Pengelolaan obstetrik 1. Selama perawatan konservatif, tindakan observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif, termasuk pemeriksaan tes tanpa kontraksi dan USG untuk memantau kesejahteraan janin 2. Bila setelah 2 kali 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan medisinal dan harus diterminasi. Cara terminasi sesuai dengan pengelolaan aktif.
Eklamsi
Rawat bersama di unit perawatan intensif dengan bagian-bagian yang terkait. 1. Obat anti kejang 2. Obat-obat supportif 3. Perawatan pasien dengan serangan kejang 4. Perawatan pasien dengan koma 5. Pengobatan Obstetrik
PENYULIT
Sindroma HELLP
Gagal ginjal Gagal jantung Edema paru Kelainan pembekuan darah Perdarahan otak
Sindroma HELLP
Diagnosis laboratorium : Hemolisis :
adanya sel-sel spherocytes, schistocytes, triangular dan
sel burr pada hapus darah perifer kadar bilirubin total > 1,2 mg%
Trombositopeni :
kadar trombosit < 100 x 103/mm3
Kelas 1 : kadar trombosit < 50x103/mm3 Kelas 2 : kadar trombosit 50-100 x 103/mm3 Kelas 3 : kadar trombosit > 100 x 103/mm3
Complete Hellp: Anemia hemolitik mikroangiopatik pada PEB LDH > 600 IU/L SGOT > 70 IU/L Trombositopenia < 100.000/mm3 Partial Hellp : Bila ditemukan satu atau dua gejala diatas
Penatalaksanaan Sindroma HELLP Atasi hipertensi dengan pemberian obat antihipertensi Cegah terjadinya kejang dengan pemberian MgSO4 Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
transfusi trombosit konservatif (kehamilan < 34 minggu, tekanan darah terkontrol < 160/110 mmHg, normourine, tidak disertai nyeri perut kuadran atas kanan atau nyeri uluhati) kortikosteroid (kehamilan 24-34 minggu atau kadar trombosit < 100.000/mm3) persalinan pervaginam
TERIMA KASIH