Kosongnya Kampus Kita
Kosongnya Kampus Kita
Kosongnya Kampus Kita
guruan tinggi serta guru besar, sedang diadili dengan dugaan tin-
didik Indonesia bukan melulu mangat saling menguasai. Prindampak negeri-negeri tetangga sip-prinsip kolegialitas dalam kemerekrut dosen-dosen terbaik hidupan kampus telah lenyap. kita melainkan juga menguatnya syahwat akan kekuasaan para Asketisme akademisi yang kehilangan jati Kampus kosong adalah fenodiri intelektualnyamena pergeseran "nilai asketisDelegitimasi pendidikan tinggi juga berarti bahwa kampus-kam-
(Kompas
Meskipun demikian,
Ketig4 eksodus dosen dari profil dan watak kecendekiawanan. Mereka umumnya semakin tidak menunjukkan gereget kerja
akademik yang menginspirasi. Sebagian menjalani profesi kedosenan sebagai business as usual dengan menjadikan tuntutan ad-
pus kita kosong dari nilai-nilai dan standar moral untuk rujukan. Gambaran tentang universitas sebagai sumber terang kebajikan telah tertutupi aneka kasus etika dan pidana yang justru mengPkuhkan pendidikan tinggi sebagai salah satu sumber imoralitas masyarakat Apalag, sejumlah mantan dosen cum narapidana korupsi dengan mudah kembali mengajar di
me intelektual", yaitu etos kerja akademik yang menuntut ketekunan dan kesetiaan dalam pencarian kebenaran ilmiah. Menjadi asketis secara intelektual berarti menapaki alam pikir sunyi, jauh dari gegap gempita apresiasi publik dan kekuasaan politik
Pergeseran nilai-nilai asketis
ditandai migrasi akademisi {ari elite fungsional menjadi elite politik Nilai-nilai asketisme bergeser malinanya karena tekanan
kampw sebagai "orang hebat di bidangnya". Atau, dosen yang dipecat karenakasus plagiarisme di suatu pergu-ruan tinggi dengan mudah diterima di perguruan
tinggi lain.
Tak perlu heranjika suatu saat
'
nanti kampus-kampus di Indonesia akan berisi pengajar berprofil "istimewa": mantan narapidana plagiaris, politisi kampus,
dan mantan pemangku kuasa ne-
Delegitimasi
Gelombang elaodus dosen
menegaskan bahwa pendidikan tinggi kita sedang menghadapi
geri yang merujuk Sul<ardi Rinakit (I(ompas 8flO/2Dr3), "pintar tetapi tidak terpelaja/'.
Kasus-kasus hukum pada sejuntlah pejabat struktural kampus tampaknya belum mengubah
\
i
merintah. Seperti koleganya yang telah hijrah ke pemerintahan, saat ini satu demi satu akademisi cum politisi kampus, yalori rektor dan mantan rektor atau pejabat per-
cara pandang sivitas akademika tentang karalcter kehidupan dan kepemimpinan kampus yang se-
dan sistemih yang bersumber pada ketidalaesuaian perubahan cepat pranata sosial (misal menyangkut transparansi pengelolaan perguruan tinggi), dengan perubahan karalcter kolektif manusia yang lambat. Untuk menghentikan fenomena kosongnya kampuq perlu upaya sistemis melalui kebijakan huIu hilir yang integral dan bersifat ngemong. bukan sekadar menghakimi. AGUS SUWIGNYO
Pedagog Cum Sejarautan Pendidikan Fakultas Ilmu
harusnya Semangat melayani dalam kesetaraan dan subsidiaritas (prrmus inter pares) yang
menjadi ciri keutamaan pendidikan universiter digeser oleh se-
Budaya UGM