Anda di halaman 1dari 3

1.

Fungsi eritrosit Fungsi eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru kejaringan tubuh dan mengangkut karbondioksida dari jaringan ke paruparu. ( Depkes RI, 1989) ritrosit merupakan pemba!a hemoglobin. "b ini mempun#ai da#a tarik #ang besar bagi oksigen, sehingga darah itu dengan jalan "b mengikat $% dapat mengangkut oksigen 1&&' lebih besar dibandingkan dengan $% #ang terdapat khusus larut se(ara )isik didalam darah. "emoglobin ini tidak berada dalam keadaan bebas didalam darah, tetapi di dalam eritrosit. ( "aanen *., 198&) 2. Karakteristik Sel Darah Putih +eukosit memiliki bentuk khas, nukleus, sitoplasma dan organel, semuan#a bersi)at mampu bergerak pada keadaan tertentu. ritrosit bersi)at pasi) dan melaksanakan )ungsin#a dalam pembuluh darah, sedangkan leukosit mampu keluar dari pembuluh darah menuju jaringan dalam menjalankan )ungsin#a. ,umlah seluruh leukosit jauh di ba!ah eritrosit, dan ber-ariasi tergantung jenis organismen#a. Fluktuasi dalam jumlah leukosit pada tiap indi-idu (ukup besar pada kondisi tertentu, misaln#a. stress, akti-itas )isiologis, gi/i, umur, dan lain-lain. ,umlah leukosit #ang men#impang dari keadaan normal mempun#ai arti klinik penting untuk e-aluasi proses pen#akit (0nonim, %&&9). 1asa hidup sel darah putih sangat ber-ariasi mulai dari beberapa jam untuk granulosit, bulanan untuk monosit bahkan tahunan untuk lim)osit (Frandson, 199%). +eukosit merupakan unit #ang mobil2akti) dari sistem pertahanan tubuh. +eukosit ini sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit, monosit dan sedikit lim)osit) dan sebagian lagi di jaringan lim)e (lim)osit dan sel-sel plasma). 3etelah dibentuk sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan 4eban#akan sel darah putih ditransport se(ara khusus ke daerah #ang terin)eksi dan mengalami peradangan serius (5u#ton, 1986). 7ada manusia de!asa dapat dijumpai sekitar 8&&& sel darah putih per mikroliter darah. 7resentase normal dari sel darah putih #aitu netro)il polimor)onuklir 9%:, eosino)il polimor)onuklir %,6:, baso)il polimor)onuklir &,;:, monosit <,6:, dan lim)osit 6&:. (5u#ton, 1986). 3. Fungsi Sel Darah Putih (Leukosit)

+eukosit mempun#ai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap /at-/at asingan. +eukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis. +eukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan pen#ambung. =ila memeriksa -ariasi Fisiologi dan 7atologi sel-sel darah tidak han#a persentase tetapi juga jumlah absolut masing-masing jenis per unit -olume darah harus diambil ( ))endi, %&&6). 0da enam ma(am sel darah putih #ang se(ara normal ditemukan dalam darah #aitu netro)il polimor)onuklir, eosino)il polimor)onuklir, baso)il polimor)onuklir, monosit, lim)osit dan kadang-kadang sel plasma. 3elain itu terdapat sejumlah besar trombosit, #ang merupakan pe(ahan dari tipe ketujuh sel darah putih #ang dijumpai dalam sumsum tulang, #aitu megakariosit (5u#ton, 1986). 3el - sel polimor)onuklir seluruhn#a mempun#ai gambaran granular sehingga disebut granulosit. 5ranulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme pen#erang terutama dengan (ara men(ernan#a #aitu melalui )agositosis. Fungsi pertama sel lim)osit dan sel-sel plasma berhubungan dengan sistem imun. A. Antikoagulansia untuk Pemeriksaan Hematologi 0gar darah #ang akan diperiksa jangan sampai membeku dapat dipakai berma(amma(am antikoagulan. >idak semua ma(am antikoagulan dapat dipakai karena ada #ang terlalu ban#ak berpengaruh terhadap bentuk eritrosit atau leukosit #ang akan diperiksa mor)ologin#a. 0ntikoagulan tersebut antara lain . D>0 ( th#lene Diamine >etra 0(etate), sebagai garam natrium atau kaliumn#a. 5aram-garam itu mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk #ang bukan ion. Dalam pemeriksaan hematologi selain pemeriksaan apusan darah, antikoagulan D>0 tidak berpengaruh terhadap besar dan bentukn#a eritrosit dan tidak juga terhadap bentuk leukosit. ?amun untuk pemeriksaan apusan darah, sampel darah D>0 memiliki batasan !aktu pen#impanan makisimal selama % jam, karena jika lebih dari batasan !aktu eritrosit dapat membengkak dan trombosit dapat mengalami disintegrasi. >iap 1 mg membekun#a 1 ml darah. D>0 menghindarkan D>0 sering dipakai dalam bentuk larutan 1&: sedangkan 1< @

menghindarkan membekun#a 1 ml darah. 4alau ingin menghindarkan terjadi pengen(eran darah, /at kering pun boleh dipakai. 0kan tetapi dalam hal terakhir ini perlu sekali menggon(angkan !adah berisi D>0 dan darah selama 1-% menit, karena D>0 kering lambat melarut. "eparin berda#a seperti antitrombin, tidak berpengaruh terhadap bentuk eritrosit dan leukosit. Dalam

praktek sehari-hari heparin kurang ban#ak dipakaikarena mahal hargan#a. >iap 1 mg heparin men(egah membekun#a 1& ml darah. "eparin boleh dipakai sebagai larutan atau dalam bentuk kering. ?atriumsitrat dalam larutan 6,8:, #aitu larutan #ang isotoni( dengan darah. Dapat dipakai dalam beberapa ma(am per(obaan hemoragik dan untuk laju endap darah (ara !estergren. *ampuran amoniumo'alat dan kaliumo'alat menurut 7aul dan "eller #ang juga dikenal sebagai (ampuran o'alate seimbang. Dipakai dalam keadaan kering agar tidak mengen(erkan darah #ang diperiksa. ,ika memakai amoniumo'alat tersendiri eritrosit membengkak, dan jika kaliumo'alat tersendiri men#ebabkan eritrosit mengerut.(ampuran kedua garam itu dalam perbandingan 6 . % tidak berpengaruh terhadap besarn#a eritrosit (tetapi berpengaruh terhadap mor)ologi leukosit). +arutan pokok . amoniumo'alat 1% g, kaliumo'alat 8 g, aAuadest ad 1&&& ml. botol atau tabung diisi dengan &,% atau &,< ml larutan itu, kemudian dikeringkan pada suhu kurang dari 8& derajat *el(ius. 4e dalam botol tersebut kemudian dimasukkan % atau < ml darah untuk pemeriksaan hematologi. ( 7endidikan 0hli 1ad#a 0nalis 4esehatan, 1999 )

7enilaian hasil terhadap kualitas (at dikatakan baik #aitu se(ara makroskopis kerataan (at. !arna rata dan se(ara mikroskopis endapan (at. - (tidak ada endapan (at2+p). 4urang baik #aitu se(ara makroskopis meliputi kerataan (at. !arna kurang rata dan se(ara mikroskopis meliputi endapan (at. B (1-1& ber(ak2+p), B% (11-%& ber(ak2+p), B6 (C %& ber(ak2+p), B; (*at menggumpal sangat ban#ak ber(ak2+p).

Anda mungkin juga menyukai