Anda di halaman 1dari 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

PLC (Programmable Logic Kontroller)


Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

Gambar 2.1 bentuk fisik plc

2.1.1 Pemprogramming PLC OMRON CPM1A

CPM1A programnya menggunakan software SYSWIN 3.4 dengan struktur bahasa Ladder Logic yaitu merupakan cara penulisan program-program dalam bentuk diagram tangga yang dikonversikan kedalam kode mesin melalui software. Berikut tampilan dari SYSWIN.

Gambar 2.2 Tampilan SYSWIN 2.1.2 Sistem Pengontrolan CIMON SCADA SCADA, singkatan dari Supervisory Kontrol and Data Acquisition, merupakan pendukung utama dalam sistem ketenagalistrikan, baik pada sisi pembangkit, transmisi, maupun distribusi.Adanya sistem SCADA memudahkan operator untuk memantau keseluruhan jaringan tanpa harus melihat langsung ke lapangan.Ketidakadaan SCADA dapat diibaratkan seseorang yang berjalan tanpa dapat melihat.Sistem SCADA sangat dirasakan manfaatnya terutama pada saat pemeliharaan dan saat penormalan bila terjadi gangguan.

Gambar 2.3 Sistem SCADA 2.1.3 Fungsi SCADA 1. Pengertian SCADA

SCADA adalah singkatan dari Supervisory Kontrol and Data Acquisition. Tujuannya adalah agar seorang operator di transmisi tenaga listrik, disebut dengan dispatcher, dapat melakukan dan memanfaatkan hal-hal berikut: - Telemetering (TM) Dispatcher memanfaatkan TM untuk kebutuhan pemantauan meter, baik daya nyata dalam MW, daya reaktif dalam Mvar, tegangan dalam kV, dan arus dalam A. Dengan demikian dispatcher dapat memantau meter dari keseluruhan jaringan hanya dengan duduk di tempatnya, tentu saja dengan bantuan peralatan pendukung lainnya seperti telepon. - Telesinyal (TS) Dispatcher dapat memanfaatkan TS untuk mendapatkan indikasi dari semua alarm dan kondisi peralatan tertentu yang bisa dibuka (open) dan ditutup (close) - Telekontrol (TC) Dispatcher dapat melakukan kontrol secara remote, hanya dengan menekan satu tombol, untuk membuka atau menutup peralatan sistem tenaga listrik. Untuk kepentingan dimaksud di atas, seorang dispatcher akan dibantu dengan suatu sistem SCADA yang terintegrasi yang berada di dalam ruangan khusus, dan disebut dengan Kontrol Center. Ruangan tersebut bergabung dengan ruangan khusus untuk menempatkan komputerkomputer disebut dengan Master Station. SCADA yang dioperasikan di kontrol center mencakup berbagai aplikasi yaitu sebagai berikut: - Akuisisi data - Supervisory kontrol - Pemantauan data, pemrosesan event (kejadian) dan alarm - Kalkulasi data - Tagging (penandaan) - Perekaman data

- Pelaporan Disamping kebutuhan akan kontrol center, di sisi lain harus disiapkan infrastruktur pendukung serta peralatan penunjang lainnya, yaitu telekomunikasi, Remote Terminal Unit (RTU), transducer, dan lain sebagainya. Telekomunikasi digunakan sebagai jalan komunikasi data maupun suara antara kontrol center dengan site (lokasi). RTU digunakan sebagai unit terminal untuk mengendalikan, mengakuisisi data, dan mensupervisi sebuah Gardu Induk, dan selanjutnya mengirimkan data tersebut ke kontrol center dimaksud.

2.3

Kontaktor
Kontaktor ataupun koil merupakan saklar daya yang bekerja berdasarkan kemagnitan. Bila koil (kumparan magnit) dialiri arus listrik, maka inti magnit menjadi jangkar, sekaligus menarik kontak-kontak yang bergerak, sehingga kontak NO (normally open) menjadi sambung, dan kontak NC (normally close) menjadi lepas dan jangkar saat ditarik inti magnit tidak bergetar yang menimbulkan bunyi dengung (karena pada arus bolak-balik magnit menarik dan melepas jangkar sehingga menimbulkan getaran). Koil atau Kontaktor terdiri dari 2 kontak yaitu kontak bantu dan kontak utama : Kontak bantu : kontak / saklar / swict yang digunakan untuk pengontrol ( arus kecil ) dengan kode angka; 13-14, 21-22, 43-44,31-32. Kontak utama : kontak yang mampu dialiri arus secara maksimal (arus besar ) dengan kode angka ; 1-2, 3-4, 5-6.

Gambar 2.5 Bentuk fisik kontaktor

2.4

Pompa
Pada mesin pompa air ada saluran hisap dan ada saluran buang, alat otomatis atau sensornya menggunakan sensor tekanan atau disebut juga Pressure Switch dan

dipasang pada tabung pada saluran keluaran pompa, ketika pompa dihidupkan atau dihubungkan dengan tegangan jala-jala, maka pompa akan berputar sehingga dibagian dalam pompa terjadi vaccum karena adanya perbedaan tekanan, sehingga air yang ada didalam tanah akan terhisap naik. Pada saat mesin pompa air berputar dan semua kran air yang ada dirumah tertutup maka pada saluran keluaran pompa akan timbul tekanan yang cukup besar, ketika tekanan yang dihasilkan melebihi tekan set yang ada pada sensor atau pressure switch maka sensor akan bekerja dan pompa air akan mati seketika, pompa air akan hidup lagi jika ada salah satu kran air terbuka disebabkan tekanan air sudah turun dan begitulah seterusnya.

2.5

MCB ( Miniatur Circuit Breaker )


MCB merupakan suatu alat perangkat sistem proteksi yang digunakan untuk memutuskan rangkaian yang mengalami gangguan hubung singkat atau arus lebih.MCB bekerja secara otomatis untuk memutuskan rangkaian apabila ada gangguan tersebut. Prinsip kerja dari MCB ini adalah jika arus atau tegangan yang melewati bimetal yaitu campuran dua logam yang berbeda koefisien muainya terlalu besar, maka MCB pada bimetal tersebut akan menjadi panas yang selanjutnya akan melengkung memutuskan rangkaian. Jika temperature dimana bimetal itu belum

turun, maka rangkaian akan tetap terputus atau terbuka, walaupun MCB dinaikkan. Untuk memasang MCB pada suatu rangkaian atau peralatan arus lebih, yang pertama harus diperhitungkan adalah bahwa apabila ada gangguan maka MCB harus yang lebih dahulu berfungsi.

2.6

TOR
Thermal Over load relay atau relay beban lebih selalu dipasang seri dengan beban yang berfungsi sebagai pengaman beban lebih. Apabila terjadi kelebihan beban, hubungan singkat, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naiknya arus secara otomatis, relay ini akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban. Sehingga keamanan beban terjaga.

Over load relay memiliki kontak Bantu NO dan NC. Kontak Bantu NC dipergunakan sebagai pengontrol operasi dari kontaktor penghubung suplai daya ke kumparan motor. Apabila terjadi gangguan arus beban lebih pada saat motor beroperasi, maka kontak Bantu NC akan membuka sehingga suplai daya akan terputus ke kontaktor dan akibatnya motor akan berhenti beroperasi. Prinsip kerja dari suatu TOR adalah berdasarkan panas yang timbul karena adanya arus listrik yang mengalir melewati arus nominal motor. Energi panas tersebut akan diubah menjadi energi mekanik oleh logam bi metal. Akibatnya kontak NC akan terbuka sehingga operasi motor diamankan oleh pengaman TOR berhenti bekerja. Adapun kerja TOR ini tergantung kepada gangguan arus beban lebih yang terjadi dan lamanya gangguan berlangsung.

Gambar 2.6 Simbol dan bentuk fisik TOR

2.7 Jenis Saklar


2.7.1 Saklar Push Button Saklar push button adalah tipe saklar yang menghubungkan aliran listrik sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas maka kembali lagi pada posisi off. Saklar tipe ini banyak digunakan pada rangkaian elektronika yang di kombinasikan dengan rangkaian pengunci. 2.7.2 Saklar Toggle Saklar Toggle ini menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara menggerakkan toggle/tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif kecil, pada umumnya digunakan pada rangkaian elektronika. 2.7.3 Selector Switch Saklar pemilih ini menyediakan beberapa posisi kondisi on dan kondisi off, ada dua, tiga, empat bahkan lebih pilihan posisi, dengan berbagai tipe geser maupun putar. Saklar pemilih biasanya dipasang pada panel kontrol untuk memilih jenis operasi yang

berbeda, dengan rangkaian yang berbeda pula. Saklar pemilih memiliki beberapa kontak dan setiap kontak dihubungkan oleh kabel menuju rangkaian yang berbeda. 2.7.4 Flow Switch Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam pipa, tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat cairan dalam pipa tidak ada aliran, maka kontak tuas/piston tidak bergerak karena tekanan disebelah kanan dan kiri tuas sama. Namun pada saat ada aliran, maka tuas/piston akan bergerak dan kontak akan berubah sehingga dapat menyambung atau memutusklan rangkaian.

Anda mungkin juga menyukai