Anda di halaman 1dari 12

Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data

dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuantemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya ( Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan. Penelitian kualitatif (Qualitative research) bertolak dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social eperience) yang diinterpretasikan oleh individuindividu. (Nana Syaodih, 2001 : 94). Sementara itu, menurut (Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic (naturalistic research), karena penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural setting). Disebut juga penelitian etnografi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Selain itu disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan dianalisis lebih bersifat kualitatif. Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Sebagaimana dikemukakan dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau peneliti itu sendiri (humane instrument). Untuk dapat menjadi instrumen maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded. Karenanya, melakukan penelitian kualitatif dengan baik dan benar berarti telah memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial. Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metedologis. Masalah kuantitatif umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasa yang tak terbatas. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembagan. Untuk itulah, maka seorang peneliti kualitatif hendaknya memiliki dan selalu

kemampuan brain, skill/ability, bravery atau keberanian,

tidak hedonis

menjaga networking, dan memiliki rasa ingin tau yang besar atau openminded.

Pengertian Penelitian Kualitatif Adapun pengertian penelitian kuliatatif dapat dilihat dari beberapa teori berikut ini: a) Creswell (dalam Herdiansyah, 2010: 8), menyebutkan: Qualitaive research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of information, and conducts the study in a natural setting.

b) Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9)

c)

Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,

menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif (Saryono, 2010: 1). d) Sugiyono (2011:15), menyimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan keduan menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori. Metode penelitian kualitatif merupakan salah satu metode yang digunakan peneliti dalam ilmu sosial, dengan penekanan objek penelitinya terhadap keunikan manusia atau gejala sosial yang tidak dapat di analisa dengan metode statistik. Dalam melakukan penelitiannya, pengguna diri metode ini menjadi alat penelitian, yang harus mampu menangkap, merekam dan menganalisa data-data tersembunyi yang diterimanya dari objek penelitian dan lingkungannya, seperti bahasa tubuh, bahasa tutur, perilaku ataupun ungkapan-ungkapan yang berkembang dalam dunia dan lingkungan responden. Kendala

yang seringkali timbul ketika akan melakukan penelitian kualitatif ini antara lain masalah biaya, kesempatan, ataupun waktu yang akan membatasi untuk dilakukannya penelitian secara intensif. Dalam paradigma metode penelitian, dikenal dua metode berpikir, yaitu : 1. Metode Deduktif, yang dikembangkan oleh Aristoteles, dimana pola berpikirnya berasal dari hal-hal yang bersifat umum/teori, menuju pada hal-hal yang bersifat khusus. Sedangkan,Metode Induktif, yang dikembangkan oleh Francis Bacon, menekankan pola berfikirnya berasal dari hal-hal yang bersifat khusus, menuju halhal yang bersifat umum. 2. Pada mulanya metode penelitian kualitatif hanya digunakan dalam etnografi, sedangkan metode penelitian kuantitatif dilakukan dalam penelitian ilmu

pengetahuan alam. Namun dalam perkembangannya kemudian, dua metode ini banyak diterapkan dalam melakukan penelitian dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, patologi kedokteran, hukum, politik, dan sebagainya. Tiap-tiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu, sebab paradigma akan mengarahkan penelitian. Seiring berjalannya waktu, paradigma dapat berubah seiring timbulnya paradigma baru yang memberi dorongan kuat dan segar untuk mengadakan penemuan baru. Dikenal tiga periode paradigma, antara lain : 1. Masa Pra-Positivisme, paradigma yang memandang fenomena dunia terjadi secara alamiah, peneliti bersifat pasif, sehingga tinggal memberi makna dari apa yang terjadi tanpa ingin berusaha mengubahnya. 2. Masa Positivisme, paradigma yang memandang peneliti dapat dengan sengaja mengadakan perubahan dalam dunia sekitar dengan melakukan berbagai eksperimen. 3. Masa Post-Positivisme, paradigma akan kebenaran yang tidak hanya satu, tetapi lebih kompleks, sehingga tidak dapat dilihat oleh satu teori tertentu saja.

Metode penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri khusus yang dapat dipakai untuk mengetahui lebih jelas tentang metode penelitian tersebut, yang dirangkum dari literatur Lexy J. Moleong dan Nasution. Antara lain : 1. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dalam kondisi yang alamiah atau natural setting. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar. 2. Peneliti sebagai alat penelitian. Dalam melakukan penelitiannya, peneliti merupakan alat utama pengumpulan data. 3. Pengumpulan data secara deskriptif. Data hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk laporan. 4. Mementingkan proses daripada hasil. Proses terjadinya suatu fenomena sosial menjadi lebih diutamakan dibandingkan sekedar hasil penelitian. 5. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan di cari maknanya. Makna dibalik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian kualitatif. 6. Mengutamakan data langsung atau first hand. Untuk memahami konteks dan berbagai perspektif dari orang yang sedang ditelitinya, peneliti melakukan sendiri kegiatan penelitian lapangannya. 7. Dalam penelitian kualitatif dipergunakan metode triangulasi, yang dilakukan secara ekstensif, baik tringulasi metode (menggunakan metode dalam pengumpulan data), maupun tringulasi sumber data(memakai sumber data yang relevan) dan tringulasi pengumpulan data (mengumpulkan data secara terpisah) 8. Mementingkan rincian kontekstual. Pengumpulan dan pencatatan data dengan sangat terperinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang ditelitinya. 9. Subjek yang di teliti berkedudukan sama dengan peneliti. Orang yang ditelitinya dipandang sebagai partisipan, konsultan atau kolega peneliti dalam menangani kegiatan penelitiannya. 10. Mengutamakan perspektif emik. Artinya mementingkan pandangan responden tentang bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya. 11. Verifikasi. Penerapan metode ini melalui kasus yang bertentangan dengan apa yang telah ditemukannya.

12. Pengambilan sampel secara purposif. Sampel yang ditelitinya biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Bukan menggunakan sampling random (acak) dan tidak menggunakan populasi sampel yang banyak. 13. Menggunakan audit trail. Untuk mengetahui apakah laporan penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan, dilakukanlah audit trail (trail berarti mengikuti jejak / melacak), yaitu dengan mencantumkan metode pengumpulan dan analisa data. 14. Mengadakan analisis sejak awal penelitian hingga sepanjang melakukan penelitian tersebut. Iti berarti penelitian kualitatif dinamakan analisa data secara

induktif (penyusunan teori dari bawah ke atas). 15. Teori dari dasar (grunded theory). Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori arah substantif yang berasal dari data.

Sistematika Penelitian Kualitatif Dalam penelitian kualitaif belum terdapat format baku tahapan-tahapan atau sistematika yang dapat dijadikan patokan dalam penelitian. Ini dikarenakan penelitian kualitaif terkait dengan salah-satu karakteristik dari penelitian kualitais itu sendiri, yaitu fleksibel. Sehingga dengan ke-fleksibelan-nya jalan penelitian berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi, meskipun demikian para ahli sependapat bahwa setidaknya terdapat lima tahapan sebagai patokan dalam penelitian, yaitu tergambar sebagai berikut: 1. Mengangkat permasalahan. Permasalahan yang biasanya diangkat dalam penelitian ini adalah bersifat unik, khas, memiliki daya tarik tertentu, spesifik, dan terkadang sangat bersifat invidual (karena beberapa penelitian kualitaif yang dilaksanakan memang hukan untuk kepentingan generalisasi) 2. Memunculkan pertanyaan penelitian. Pertanyaan merupakan cirri khas dari penelitian kualitatif. Adalah sebagai spirit yang fungsinya sama penting seperti hipotesis dalam penelitian kuantitaif. 3. Mengumpulkan data yang relevan. Data dalam penelitian kualitaif pada umumnya berupa kumpulan kata, kalimat, pernyataan, atau uraian yang mendalam.

4. Melakukan analisis data Analisis data merupakan langkah berikutnya setelah data relevan diperoleh. 5. Menjawab pertayaan penelitian Tahap ini adalah tahapan terakhir dalam penelitian kualitaif. Dalam menjawab pertanyaan, peneliti dapat mengunakan gaya menulis yan lebih bebas, seperti narasi

atau storytelling. Sehingga dalam menjawab pertanyaan penelitian dapat lebih menarik untuk dibaca. Ada lima ciri pokok karakteristik metode penelitian kualitatif yaitu: 1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data

Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data . Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung. 2. Memiliki sifat deskriptif analitik

Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.

3.

Tekanan pada proses bukan hasil

Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil . Data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapar dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu

mentaransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut. 4. Bersifat induktif

Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan. 5. Mengutamakan makna

Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai

bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat. Berdasarkan ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan. Sejalan dengan pendapat di atas, Bogdan dan Biklen (1992) menjelaskan bahwa bahwa ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu:

Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung, dan peneliti sebagai instrumen kunci.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka

Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau hubungan antar bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.

Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.

Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku yang tampak.

Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk:

1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya. 2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami. 3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif. Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya. a. Studi Etnografik Studi etnografik (ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok social atau sistem. Proses penelitian etnografik dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan benda-benda (artifak). b. Studi Historis Studi Historis (historical studies) meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupacatatan dan dokumen-dokumen. c. Studi Fenomenologis Fenomenologis mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan sebagai metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis (phenomenological studies) mencoba

mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan.Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut. d. Studi Kasus Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. e. Teori Dasar Penelitian teori dasar atau sering juga disebut penelitian dasar atau teori dasar (grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatan terhadap suatu teori. f. Studi Kritis Dalam penrelitian kritis, peneliti melakukan analitis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan penelitian feminisme. Penelitian mereka diawali dengan mengekspos masalah masalah manipulasi, kesenjangan dan penindasan sosial. g. Penelitian noninteraktif Penelitian noninteraktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati.

Minimal ada 3 macam penelitian analitis atau studi noninteraktif, yaitu analisis : konsep, historis, dan kebijakan. Analisis konsep, merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam sehingga banyak menimbulkan kebingungan, umpamanya : cara belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi dll.

Sumber: (http://karobby.wordpress.com/2012/05/12/konsep-dan-macam-macam-metodepenelitian/) (http://www.diaryapipah.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html) (http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/metode-penelitian-kualitaifsistematika-penelitian-kualitatif/)

Anda mungkin juga menyukai