AKSI OBAT
Umumnya obat bekerja menimbulkan stimulasi atau depresi aktivitas dan tidak menimbulkan suatu fungsi baru dari sel.
(Cthnya sel-sel beta dari pulau langerhans yg mensekresikan insulin, tidak dpt distimulasi oleh obat utk menghasilkan zat lain misalnya adrenalin)
Mengadakan stimulasi atau depresi fungsi spesifik sel. Mempengaruhi atau menghambat aktivitas seluler dari sel-sel asing terhadap tuan rumah (host) cth: sel bakteri, mikroba. Merupakan terapi pengganti, sbg contoh pemberian hormon, atau pemberian kalium klorida akibat terlalu byk hilang akibat diuresis. menimbulkan aksi non spesifik seperti reaksi kulit terhadap obat yg menimbulkan iritasi.
1.
Berat badan : dosis orang yg kurang berat badannya adalah lebih kecil dari orang yg lebih berat badannya, atau lebih spesifik ditentukan dalam mg/kg berat badan
(absorbsi,distribusi, metabolisme,eksresi) pada bayi baru lahir: Bbrp sistem enzim pd bayi belum berkembang sempurna, sistem metabolisme obat dlm saluran pencernaan, fungsi hati dan ginjal baru berkembang setelah satu bulan, akibatnya: a. Absorbsi obat berjalan lambat b. Timbul retensu obat dlm badan Fungsi ginjal belum berkembang
Prosentase air badan total dari berat badan total lebih besar dibanding pd anak yg lebih tua. Oleh karena itu volume distribusi obat pd bayi lebih besar dr pd anak yg lebih tua. - Pada pasien geriatri perlu diperhatikan tentang umur biologik pasien pd perubahan aksi obat krn hal itu disebabkan: a. Kecepatan filtrasi glomeruli dan sekresi tubuh akan berkurang pd orang tua dan juga kecepatan metbolisme obat b. Kemampuan mengakomodasi utk penstabilan homeostatis menurun.
-
3. Jenis Kelamin Wanita lebih peka terhadap efek katartik tertentu daripada pria. Respon tolbutamid (obat hipoglikemik) pd wanita lebih baik dibanding wanita. 4. Kondisi Patologik pasien: a. Penderita hipokalemia lebih peka thd digitalis orang normal b. Penderita hipertiroid memerlukan dosis luminal (phenobarbital) yg lebih dibanding orang normal c. Penderita lebih peka terhadap obat 5 Indiosinkrasi Merupakan reaksi abnormal, dimana efek suatu obat yg secara kwalitatif berlainan sekali dengan efek terapi normalnya.
Interaksi Obat
Peristiwa dimana kerja Obat dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan bersamaan atau hampir bersamaan. Efek obat dpt bertambah kuat atau berkurang krn interaksi ini. Akibat yg tdk dikehendaki dari peristiwa interaksi ini ada 2 kemungkinan, yakni meningkatkan efek toksik atau efek samping obat, atau berkurangnya efek klinik yg diharapkan.
Mekanisme Interaksi
Interaksi Farmasetik terjadi jika antara 2 obat yg diberikan bersamaan tsb terjadi inkompatibilitas atau terjadi reaksi langsung, yg umumnya diluar tubuh, dan berakibat berubahnya atau hilangnya efek farmakologi obat yg diberikan. Cth: pencampuran penisilin dan aminoglikosida akan menyebabkan hilangnya efek farmakologi yg diharapkan
Interaksi farmakokinetik terjadi jika perubahan efek obat tjd dalam proses absorpsi, distribusi obat dalam tubuh, metabolisme, atau dlm proses ekresi di ginjal. - Interaksi dlm proses absorpsi tjd jika absorbsi suatu obat dipengaruhi oleh obat lain. cth. Absorpsi tetrasiklin berkurang bila diberikan bersamaan dg logam berat (kalsium, magnesium, alumunium) karena terjadi ikatan langsung antara molekul tertrasiklin dg logam berat tsb shg tdk bisa di absorpsi
Interaksi dlm proses distribusi tjd terutama bila obat-obatan dg ikatan protein yg lebih kuat menggusur obat-obat lain dg ikatan protein yg lebih lemah dari tempat ikatannya pd protein plasma. Akibatnya kadar obat bebas yg tergusur ini akan lebih tinggi pada darah shg kemungkinan efek toksiknya meningkat. Cth. Peningkatan efek toksik antikoagulan warfarin atau obat hipoglikemik (tolbutamid, klopropamid) karena pemberian bersama fenilbuthason, sulfa, atau acetosal.
-
suatu obat dipacu atau dihambat oleh obat lain. Ini akan mengakibatkan menurun atau meningkatnnya kadar obat. Cth: - pemacu metabolisme (enzyme inducer)
rifampisin dan obat-obat antiepilepsi. - penghambat metabolisme (enzyme inhibitor) simetidin, INH, eritromisin. Obat-obat yg dimetabolisme di hati dpt dipengaruhi oleh obat-obat tsb diatas. Cth : - Rifampisin meningkatkan laju metabolisme
kontrasepsi oral karena menurunnya kadar steroid dlm darah.
Interaksi dlm proses eksresi tjd kalau eksresi suatu obat (melalui ginjal) dipengaruhi oleh obat lain. - eksresi penisilin diginjal di hambat oleh probenesid
Interaksi farmakodinamik terjdi di tingkat reseptor dan mengakibatkan berubahnya efek salah satu obat, yg berakibat sinergis bila efeknya menguat, atau antagonis bila efeknya saling mengurangi. Cth:- efek toksik digitalis meningkat bila dikonsumsi bersama obat hiperkalemia - obat kortikosteroid meng-antagonis efek hipotensif