Anda di halaman 1dari 25

TUGAS ISBD VISI MISI ISBD TERHADAP BHINEKA TUNGGAL IKA DAN SUMPAH PEMUDA

Disusun oleh Rosalina Rizki Amalia/100810101112 Fakultas Ekonomi Universitas Jember Tahun ajaran 2012

1. Makna Keragaman Dan Kesederajatan 1.1 Makna Keragaman Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya: a. b. c. d. e. Tingkah laku Macam, jenis Lagu, music langgam Warna, corak, ragi Laras (tata baahasa)

Sehingga keragman berarti perihal beragam-ragam, berjenis-jenis perihl ragam, hal jenis. Kergaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan serta situsi ekonomi. 1.2 Makna Kesederajatan Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut KBBI artinya adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian kontek kesederajatn disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukaaan yang sama dan satu tingkatan hierarki. 2. Unsur-Unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia 2.1 Suku Bangsa dan Ras Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karna adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki cirri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran kepala daan lain sebagainya. Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari Sulawesi adalah termasuk ras Mongoloid Melayu Muda. Kecuali Batak dan Toraja yang termasuk Mongoloid Melayu tua. Sebelah timur Indonesia termasuk ras austroloid, termasuk bagian NTT. Sedangkan kelompok terbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi adalah golongan Chia yang termasuk astratic Mongoloid.

2.2 Agama dan Keyakinan Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari maanusia sebagai kekuatan ghaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan terinci namun apapun bentuk kepercayaan yang dianggap sebagai agama, tampaknya memang memiliki ciri umum yang hampir sama, baik dalam agama primitive maupun agama monotheisme. Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama antara lain: a. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang b. c. d. e. f. g. h. Berfungsi penyelamat Berfungsi sebagai perdamaian Berfungsi sebagai social control Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas Berfungsi transformative Berfungsi kreatif Berfungsi sublimatif

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsure penting dalam keragaman bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyakny agama yang diakui di Indonesia. 2.3 Ideologi dan Politik Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupaka kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Ideology membantu untuk lebih memperkuat lndasan moral bagi sebuah tindakan. Politik mencxakup baik konflik antara individu dan kelompok untuk memperoleh kekuasaan yang digunakan oleh pemenang bagi keuntungannya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukkan. Politik juga bermakna usaha untuk menegakkan ketertiban sosial.

Keragaman masyarakat Indonesia dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya Indonesia hanya mengakui satu ideology yaitu pancasila yang benar-benar mencermin kepribadian bangsa Indonesia. 2.4 Tata Krama Tata krama yang dianggap dari Bahasa Jawa yang berarti adat sopan santun, basa-basi pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku adat istiadat tegur sapa ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata karma dibentuk dan dikembngkan oleh masyarakat dan terdiri dari aturan-

aturan yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif didalam masyarakat yang bersaangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa dimana setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun karena adanya sosialisasi nilai-nilai dan norma secara turun temurun dan berkesinambungan dari generasi kegenerasi menyebabkn suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan memiliki adat dan kesopann yang relatif sama. 2.5 Kesenjangan ekonomi Bagi sebagian Negara berkembang perekonomian akan menjadi salah satu perhatian yang terus ditingkatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada digolongan tingkt ekonomi menengah ke bawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangaan yang tak dapat terhindari lagi. 2.6 Kesenjangan Sosial Masayarakat Indonesia merupakan masyarakaaat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkt dan strata sosial yang hierarkis. Hal ini, dapaaat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta. Hal ini yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar etnis atau suku. 3. Pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan global. Berdirinya Negara Indonesia dilatarbelakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk, baik secara etnis, geografis, cultural, maupun religius. Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistic bangsa kita. Sehingga kita perlu member tempaat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan beragama yang dianut oleh warg negar indonesi. Masalah suku bangsaa dan kesatuan- kesatuan nasional di Indonesia telah menunjukkan kepada kita bahwa suatu Negara yang multietnik memerlukan suatu kebudayaan nasional untuk menginfentasikaan peranan identitas nasional dan solidaritas nasional di antara warganya. Gaagasan tentang kebudayaan nasional Indosia yang menyaangkut kesadaran dan identitas sebagai suatu bangsa telah dirancang saat bangsa kita belum merdeka. Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengangkat nilai harmoni. Perbedaan yang mewujud baik secara fisik ataupun mental, sebenarnya merupakan kehendaak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Di kehidupan sehari-hari, kebudayaaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara , mewarisi perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi

bahkan mampu untuk saling menyesuaikan (fleksibel) dalam kehidupan seharihari. Tetapi sering kali terjadi malah sebaliknya. Perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan ketegangan hubungan antar anggota masyarakat. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagai mana dijelaskan oleh Van De berghe: a. Terjadinya sekmentasi kedalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer c. Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nili sosial yang bersifat dasar d. Secara relative seringkali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya e. Secara relative integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didal;am bidang ekonomi f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Realitas diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena dengannya, kemajemukan yng ada dapat dipertumpul. Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap di kesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti: a. Disharmonisasi, adalh tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawah oleh virus paradox yang ada dlam globalisasi. Paket globalisasi begitu memikat masyarakat dunia dengan tawarannya akan keseragaman global untuk maju bersama dalam komunikasi gaya hidup manusia yang bebas dan harmonis dalam tatanan dunia, dengan menyampaikan keunikan dan keberagaman manusia sebagai pelaku utamanya. b. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. c. Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam macam, antara lain; keyakinannya bahwa secara kodrati ras/ sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/ suku/ kelompok lain. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu:

a. b. c. d. e.

Semngat religious Semangat nasionalisme Semangat pluralism Semangat humanism Dialog antar- umat beragama

f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia. Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif, serta kesadaran kebersamaan dalam mengarungi sejarah, merupakan modal yang sangat menentukan bagi terwujudnya sebuah bangs yang Bhineka Tunggal Ika.menyatu dalm keragaman, dan beragam dalam kesatuan. Segala bentuk kesenjangan didekatkan, segala keanekargaman dipandang sebagai kekayaan bangsa, milik bersama. Sikap inilah yang perlu dikembangkan dalam pola piker masyarakat untuk menuju Indonesia raya merdeka. 4. Problematika Diskriminasi Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, dan kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideology dan politik. Serta batas Negara, dan kebangsaan seseorang. Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip prinsip hak asasi manusia(HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecualian, tidak dapat dipisahkan, dan saling tergantung. Berangkat dari pemahaman tersebut seyogianya sikap sikap yang didasarkan padadiscrimination harus dipandang sebagai tindakan yang menghambat pengembangan kesederajatan dan demokrasi, penegakan hokum dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan HAM. Pasal 281 Ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan bahwa: setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu . sementara itu Pasal 3 UU No.30 Tahun 1999 tentang HAM telah menegaskan bahwa.. setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat.. ketentuan tersebut merupakan landasan hokum yang mendasari prinsip non- diskriminasi di Indonesia.

Pencantuman perinsip ini pada awal pasaal dan berbagai instrument hokum yang mengatur HAM pada dasarnya menunjukkan bahwa diskriminasi telah menjadi sebuah realitas yang problematik, sehingga: a. Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi di berbagi belahan dunia; dan b. Prinsip nondiskriminasi harus mengawali kesepakatan antarbangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian. Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan adanya kesetaraan dalam bidang hokum, kesederajatan dalam perlakuan adalah salah satu wujud ideal dalam kehidupan Negara yang demokratis. Akan tetapi, berbgai penelitian dan pengkajian menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia saat ini belum mencerminkan penerapan asas persamaan dimuka hokum secara utuh. Pada dasarnya diskriminasi tidakterjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa factor penyebab, antara lain: a. Persaingan yang semakin ketat dalm berbagai bidang kehidupan, terutama ekonomi. Timbullah persaingan antar kelompok pendatang dan kelompok pribumi, yang kerap kali menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi. b. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah. Aristoteles membagi masyarakat dalam suatu Negara menjadi tiga kelompok kelompok: kaya, miskin, dan yang beradadiantaranya. Kelompok kelompok kaya (bangsawan, tuan tanah) biasanya melakukan intimidasi dan tekanan sehingga mendiskriminasikan orang orang miskin. c. Ketidak berdayaan golongan miskin akan intiminasi yang mereka dapatkan membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi. Problematika lainnya dan harus diwaspadai adanya disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah Negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama prose itu, yaitu: a. Kegagalan kepemimpinan

Integrasi bangs adalah landasan bagi tegaknya sebuah Negara modern. Keutuhan wilayah Negara amat ditentukan oleh kemampuan parapemimpin dan masyarakat warga Negara memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu bangsa. b. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama

Krisis disektor ini selalu merupakan amat signifikan dalam mengawali lahirnya krisis lain (politik pemerintahan, hokum, dan sosial). c. Krisis politik

Krisis politik merupakan perpecahan elit di tingkat nasional, sehingga menyulitkan lahirnya kebijakan utuh dalam mengatasi krisis ekonomi. Krisis politik juga dapat dilihat dari absennya kepemimpinan politik yang mampu membangun solidaritas sosial untuk secara solid menghadapi krisis ekonomi. Semua ini efektif, maka kemampuan pemarintah dalam member pelayanan public akan makin merosot. d. Krisis sosial

Krisis sosial dimulai dari adanya disharmoni dan bermuara pada meletusnya konflik kekerasan diantara kelompok kelompok masyarakat (suku, agama, ras). e. Demoralisasi tentara dan polisi

Demoralisasi tentara dan polisi dalam bentuk pupusnya keyakinan mereka atas makna pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bayangkari Negara. Demoralilasi itu, pada kadar yang rendah dipengaruhi oleh merosotnya nilai gaji yang mereka terima akibat krisis ekonomi. f. Interfensi asing

Interfensi internasional yang bertujuan memecah belah, seraya mengambil keuntungan dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan politik dan ekonomi Negara-negara baru pasca disintegrasi. Interfensi itu bergerak dari yang paling lunak hingga berupa provokasi terhadap kelompok-kelompok yang berkonflik. Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang majemukatau heterogen. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi social dari banyak suku bangsa dengan beraneka ragam latar belakang, kebudayaan, agama, sejarah dan tujuan yang sama yang disebutkebudayaan nasional. Terciptanya Tunggal Ikadalam masyarakat yang Bhineka dapat diwujudkan melalui ntegrasi kebudayaan atau integrasi nasional. Dalam hubungan ini, pengukuhan ide Tunggal Ika yang dirumuskan dalam wawasan nusantaradengan menekankan pada aspek persatuan disegala bidang merupakan tindakan yang positif. Namun tentu saja makna Bhineka Tunggal Ika ini harus benar-benar dipahami dan menjadi dalam bangsa dan bernegara.

Manusia Beradab dalam keragaman Hubungan antara kebudayaan dengan peradaban adalah sangat erat. Peradapan adalah salah satu perwujudan kebudayaan yang bernilai tinggi, indah dan harmonis yang mencerminkan tingkat kebudayaan masyarakat yang bersangkutan, misalnya adab, sopan santun, budi pekerti, budi bahasa, seni dan sebagainya. Masyarakat sebagai satu komunitas yang beragam penuh perbedaan pandangan bahkan kepentingan, tuhan yang menciptakan manusia dalam keragamannya, dalam realitas kehidupan keragaman telah meluas dalam wujud perbedaan status, kondisi ekonomi, relasi, social dan sampai cita-cita perorangan maupun kelompok tanpa dilandasi sikap arif dalam memandang perbedaan akan menuai konsentrasi panjang berupa konflik bahkan kekerasan di tengah-tengah kita. Dalam hal ini tedapat teori menunjukan penyebab konflik ditengah masyarakat antara lain: a. teori hubungan masyarakat memiliki pandangan bahwa konflik yang sering muncul ditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidak percayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda. b. Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras dimasyarakat tidak lain disebabkan identitas yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaaan masa lalu yang tidak terselesaikan. c. Teori kesalahpahaman antar budaya, teori ini melihat konflik di sebabkan ketidak cocokan dalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya yang berbeda. d. Teori tranformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadinya konflik adalah ketidak kesetaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya dan ekonomi. Realitas keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan masyarakat, oleh sebab itu manusia yang beradab harus bersikap terbuka dalam melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, menjunjung tinggi nilainilai kesopanan dan tidak menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa, alat pengikat persatuan seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang beranekaragam. Faktor-Faktor Terjadinya Perubahan Social Budaya Factor-faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya perubahan social ada 2 macam, yaitu yang berasal dari luar masyarakat dan dari dalam diri itu sendiri. Factor yang berasal dari luar masyarakat

a.

Akulturasi.

Akulturasi atau cultural contact berarti suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsure-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa sehingga lambat laun unsure-unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu kedalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadian. b. Difusi

Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat lain. Sedikit demi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya perpindahan atau penyebaran manusia dari satu tempat ke tempat lain. c. Penetrasi

Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur masuknya kebudayaan asing secara paksa, sehingga merusak kebudayaan bangsa yang di datangi penetrasi tersebut, dinamakan Penetration Violent, misalnya ketika bangsa Spanyol dan Portugis datamg ke Amerika Latin sehingga kebudayaan maya dan inka menjadi musnah. Selain itu masih ada jenis penetrasi lain yaitu masuknya unsur kebudayaan asing dengan tidak sengaja dan tanpa paksaan dalam kebudayaan setempat sehingga saling mempengaruhi, penetrasi semacam ini disebut Penetration Pasifique, seperti masuknya agama dan kebudayaan Hindu, Budha, Islam kedalam kebudayaan Indonesia. d. Invasi

Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing kedalam kebudayaan setempat dengan peperangan (Penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain, penaklukan itu pada umumnya dilanjutkan dengan penjajahan, selama masa penjajahan itulah terjadi pemaksaan masuknya unsur-unsur asing kedalam kebudayaan bangsa-bangsa terjajah. e. Asimilasi

Asimilasi kebalikan dari penetrasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang atau kelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat. f. Hibridisasi

Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat. Hibridisasi umumnya bersifat individu, walaupun tidak menutup kemungkinan perubahan akibat perkawinan campuran meluas hingga ke lingkungan masyarakat sekelilingnya,

akibat hibridisasi ialah munculnya kebudayaan baru, yaitu setengah kebudayaan asing dan setengah kebudayaan setempat. g. Milenarisasi

Milenarisasi merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi sub kultural yang baru. Perubahan yang Terjadi karena Pengaruh dari Dalam a. Sistem Pendidikan yang Maju Inovasi adalah pembauran unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan

Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat walaupun ide baru yang diciptakan oleh seseorang atau sekelomok orang dalam suatu masyarakat Namun, adapula pendapat lain menyatakan bahwa discovery adalah penemuan sesuatu yang sebelumnya telah ada Invention adalah pendapatan atau perolehan hal-hal baru yang dilakukan melalui usaha yang sungguh-sungguh walaupun melalui trial and error. Enkulturasi atau pembudayaan ialah suatu proses manusia mempelajari dan menyesuaikan alam fikiran serta sikapnya dengan sistem norma ( meliputi norma susila, adat, hukum dan agama) yang hidup dalam masyarakat. b. c. Menghargai hasil karya orang lain Adanya keterbukaan di dalam masyarakat

d. Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation) e. Penduduk yang heterogen

A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa - Persatuan / Kesatuan:

Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecahbelah. Persatuan/kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. - Indonesia: Mengandung dua pengertian, yaitu pengertian Indonesia ditinjau dari segi geografis dan dari segi bangsa. Dari segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95 sampai 141 Bujur Timur dan 6 Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan atau wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa senasib dan sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah itu. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. B. Makna dan Pentingnya Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar, maka terjadi proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsurunsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi makna dan pentingnya

persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut: 1. Perasaan senasib. 2. Kebangkitan Nasional 3. Sumpah Pemuda 4. Proklamasi Kemerdekaan C. Prisip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita amalkan. Prinsip-prinsip itu adalah 1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia. 2. Prinsip Nasionalisme Indonesia Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3.Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa. 4. Prinsip Wawasan Nusantara Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan

wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional. 5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur D. Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan antara lain : 1. Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Wilayah Indonesia. Pepatah mengatakan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Oleh karena itu yang perlu kita tegakkan dan lakukan adalah: 2. meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong-royong dan musyawarah; meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan 3. pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; 4. memberikan otonomi daerah; 5. memperkuat sendi-sendi hukum nasional serta adanya kepastian hokum 6. perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia; dan 7. memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa terlindungi. 8. Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. 9. Mengembangkan semangat kekeluargaan.Yang perlu kita lakukan setiap hari usahakan atau budayakan saling bertegur sapa. 10. Menghindari penonjolan sara/perbedaan. Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, agama serta adat-istiadat kebiasaan yang berbeda-beda, maka kita tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu yang harus kita hindari antara lain: A. i. Egoisme ii. iii. Ekstrimisme Sukuisme

iv. v. vi.

Profinsialisme acuh tak acuh tidak peduli terhadap lingkungan fanatisme yang berlebih-lebihan dan lain sebagainya

E. Landasan Hukum Persatuan dan Kesatuan Bangsa Suatu negara perlu memiliki landasan hukum, sebab dengan landasan yang dimiliki oleh suatu negara, maka negara akan menjadi lebih kokoh atau kuat dan tidak terombang-ambing oleh kekuatan luar manapun (dipengaruhi oleh negara lain). Diibaratkan jika Anda ingin membangun rumah, maka yang utama (dasar) dibangun lebih dahulu adalah pondasinya. Dengan dasar pondasi yang kuat bangunan dengan bentuk apapun pasti akan kuat, tidak goyang diterpa badai. Bagaimana Anda mengerti kan? Landasan hukum persatuan dan kesatuan bangsa antara lain: a.Landasan Ideal, adalah Pancasila yaitu sila 3 Persatuan Indonesia.terdiri dari 7 butir pengamalan pancasila yaitu : 1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. b. Landasan Konstitusional, adalah UUD 1945 yang terdiri dari: 1. Pembukaan aline IV: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada persatuan Indonesia. 2. Dalam pasal-pasal UUD 1945:

pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik.

pasal 30 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa: 1. tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. 2. Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang. Untuk penjelasan uraian landasan operasional yang tercantum dalam GBHN, mari renungkan sejenak dan perlu juga Anda pahami bahwa sejarah mencatat beberapa peristiwa penting yang merupakan ujian bagi bangsa kita dalam memupuk persatuan dan kesatuan. Peristiwa sejarah itu antara lain: 1. Pada kurun waktu 1945 1950 persatuan dan kesatuan bangsa diguncang oleh peristiwa pemberontakan PKI (1948). 2. Pada kurun waktu 1950 1959 persatuan dan kesatuan bangsa agak terganggu oleh beberapa akibat sampingan dari praktek demokrasi liberal. 3. Di ujung kurun 1959 1965 terjadi peristiwa yang merupakan ujian terhadap persatuan dan kesatuan bangsa yaitu peristiwa meletusnya G30S/PKI. Dengan melihat beberapa peristiwa pahit tersebut kita dapat mengambil suatu hikmah yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Dan dewasa ini, bahaya adanya perpecahan dikatakan dalam GBHN. F. Bhinneka Tunggal Ika : Berbeda-Beda Tetapi Satu Jua Indonesia Semboyan Negara

Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama. Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal daribahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat Berbedabeda tetapi tetap satu. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitukakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwadengan umat Buddha. Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini: Rwneka dhtu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan iwatatwa tunggal, Bhinnka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Terjemahan: Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal Terpecah belahlah itu, tetapi satu jualah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Sejak Negara Republik Indonesia ini didirikan (merdeka), para pendiri bangsa dengan dukungan penuh seluruh rakyat telah sepakat mencantumkan kalimat Bhinneka Tunggal Ika pada lambang negara Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri diambil dari falsafah Nusantara yang sejak jaman Kerajaan Majapahit juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu wilayah di kawasan Nusantara. Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu sekali, jauh sebelum jaman menjadi modern seperti sekarang, jauh sebelum bangsa ini menjadi terdidik dengan tingkat intelektualitas tinggi seperti sekarang, kesadaran akan hidup bersama di dalam keberagaman

sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat anak-anak banga di negeri ini. Tetapi memasuki abad 21, di mana anak-anak Bangsa Indonesia telah menjadi bangsa yang terdidik, bangsa yang banyak sekali punya orang pintar alias kaum inteletual yang ilmunya bahkan diperoleh dari sekolah-sekolah tinggi di luar negeri, sebuah kata, yaitu pluralisme yang artinya sama dengan keberagaman, tiba-tiba saja menjadi istilah yang begitu gencar disebut. Setiap orang seakan kurang yakin dengan keintelekannya bila tidak menyebut kata pluralisme setiap kali bicara, berdiskusi, berpidato dan lain sebagainya. G. Arti Penting Sumpah Pemuda Sumpah Sakti Sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pada tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda mengingatkan terhadap tiga ikrar pemuda: bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Masih saktikah sumpah tersebut bagi upaya membangun bangsa Indonesia di era pemerintah baru hasil pilihan rakyat. Ikrar Sumpah Pemuda yang digaungkan pemuda pada 28 Oktober 1928 silam, memiliki makna yang amat signifikan bagi pembangunan kesadaran rakyat Indonesia. Hal itu merupakan suatu kenyataan historis yang tidak terbantahkan dalam sejarah bangsa bahwa ikrar itu memang dapat menggelorakan semangat nasionalisme yang dasyat. Gelora nasionalisme yang makin membara menyembul menjadi letupan keberanian patriotik untuk melawan segala bentuk penjajahan kolonialis yang mengakibatkan rakyat menderita dan sengasara. Patut kita akui bila Sumpah Pemuda merupakan sumpah bagi tegaknya persatuan dan kesatuan Indonesia, dan sumpah itu juga telah mampu menyatukan rakyat yang tersebar luas dan tercerai-berai akibat politik adu domba yang dilakukan penjajah Belanda, sehingga tepat jika umpah pemuda menjadi roh pemersatu bangsa,.

Bunyi Sumpah Pemuda: 1. PERTAMA. Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia.

2. KEDUA. Kami Putera dan Puteri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia. 3. KETIGA. Kami Putera dan Puteri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Pada saat ini lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda sebagai simbol Persatuan Indonesia yang disingkat menjadi: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Indonesia. Kalau kita melihat Sumpah Pemuda yang mengatakan Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa, Indonesia. Ada tiga aspek dari Persatuan Indonesia yaitu: 1. Aspek Satu Nusa: yaitu aspek wilayah, nusa berarti pulau, jadi wilayah yang dilambangkan untuk disatukan adalah wilayah pulau-pulau yang tadinya bernama Hindia Belanda yang pada saat itu dijajah oleh Belanda. Ini untuk pertama kali secara tegas para pejuang kemerdekaan meng-klaim wikayah yang akan dijadikan wilayah Indonesia merdeka. Satu tanah air(satu nusa), berarti mereka merasa menikmati hidup dalam satu wilayah yang sama. Bertumbuh dan berkembang dalam tanah yang sama. Mereka sudah tidak memikirkan bahwa wilayah yang lain memiliki kekayaan alam yang berlimpah sehingga mengundang kecemburuan sosial. Semua adalah milik bersama dan untuk bersama. 2. Aspek Satu Bangsa: yaitu nama baru dari suku-suku bangsa yang berada diwilayah yang tadinya bernama Hindia Belanda yang tadinya dijajah oleh Belanda memproklamirkan satu nama baru sebagai bangsa Indonesia. Ini adalah awal mula dari rasa nasionalisme sebagai kesatuan bangsa yang berada dari wilayah Sabang sampai Merauke yang kalau merdeka akan menjadi bangsa baru yang bernama bangsa Indonesia. Satu Bangsa , berarti mereka terlebih dahulu menanggalkan identitasidentitas primordial seperti etnis, suku, dan ras. Doktrin-doktrin yang melekat pada suatu kelompok yang merasa memiliki perbedaan budaya, sejarah, maupun prinsip-prinsip hidup sendiri juga dicoba untuk dihargai dan dihormati karena memiliki rasa 3. Aspek Satu Bahasa: agar wilayah dan bangsa baru yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa bisa berkomunkasi dengan baik disediakan sarana bahasa Indonesia yang ditarik dari bahasa Melayu dengan pembaharuan yang bernuansakan pergerakan kearah Indonesia yang Merdeka. Untuk pertama kali

para pejuang kemerdekaan memproklamirkan bahasa yang akan dipakai negara Indonesia merdeka yaitu bahasa Indonesia. Bahasa persatuan(satu bahasa), berarti mereka sudah mempunyai sarana untuk mengikat persatuan mereka. Suatu persatuan membutuhkan suatu komunikasi yang terusmenerus. Untunglah hal itu sudah dijembatani oleh bahasa Melayu yang kemudian diangkat menjadi bahasa Indonesia. Para pemuda menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga tanpa perlu meninggalkan bahasa daerah masingmasing. Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan kesatuan dan persatuan Indonesia terbentuk atas dasar kesadaran bersama bukan paksaan. Jelaslah bahwa kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita bersama. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu 1. sebagai lambang identitas nasional 2. alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya 3. adat istiadat, dan bahasanya; 4. sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, Adapun fungsi Bahasa Indonesia sebagai 1. bahasa negara atau sebagai bahasa resmi negara; 2. bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan alat perhubungan pada tingkat nasional; alat pengembangan kebudayaan; 3. pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, dan tehnologi modern. H. Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Serta Moraliras ModalUtama Kemajuan Bangsa Dan Kokoh Serta Tegaknya NKRI Bencana, konflik, korupsi dan perseteruan terorisme yang sering ditonton sekarang ini di Media, sebagai rakyat jelata saya hanya melongok dan melongok kondisi bangsa yang semakin terpuruk dan memprihatinkan. Disamping banyak disaksikannya anak-anak terlantar dan jerit masyarakat dengan mahalnya bahan pokok. Dalam benak saya berkata: Apa yang bisa saya lakukan dan juga berkata kasihan para pahlawa bangsa yang tulus berjuang untuk kemajuan bangsa karena perjuangan mereka melahirkan kebangkitan bukan menunggu kebangkitan. Kalau kita runtut kembali sejarah fenomenal bangsa Indonesia yang menyisakan detak takjub dan kebanggaan terhadap para pahlawan yang berjuang mati-matian. Dalam upaya mengisi kemerdekaan, berbagai macam cara ditempuh oleh bangsa

Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, seperti telah dicitacitakan dan tercantum dalam Pancasila dan pembukaan Undang-undang dasar 1945. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk karena terdiri dari bermacam-macam suku, adat istiadat, bahasa, dan agama. Kemajemukan tersebut, disatu sisi menjadi suatu potensi kemungkinan terjadinya konflik, disisi lain bisa menjadi unsur perekat dalam rangka membina persatuan dan kesatuan bangsa.Masalah persatuan dan kesatuan bangsa menjadi masalah utama negara untuk mencapai kemajuan dan tujuan bangsa Indonesia. Upaya itu telah ditempuh oleh bangsa Indonesia sejak masa pergerakan nasional, karena pada masa itu persatuan dan kesatuan bangsa sangat diperlukan dan menjadi modal utama dalam menghadapi kekuasaan kolonial ( penjajahan ). Penjajahan yang sangat lama sekitar 350 tahun yang dilakukan penjajah Belanda, luar biasa tidak hanya materi, namun juga masalah sosial politik dan ekonomi kita dirusak.Lalu Inggris, meski tidak terlalu lama, hanya peralihan kekuasaan saja dibawah Rafless. Konon, dijajah Inggris adalah keberuntungan tersendiri. Sebab Inggris disebut mencerdaskan bangsa jajahannya. Tapi tetap saja, namanya penjajah selalu memberikan lebih banyak kerugian dibanding manfaatnya untuk Indonesia, bangsa yang dijajahnya.Kemudian dua setengah tahun dibawah kekuasaan Dai Nippon, bangsa ini sudah merasakan betapa pahitnya dipaksa menyembah matahari setiap pagi. Ritual ini biasa disebut seikere. Siapa saja yang menolak seikere, kenpetei akan menyiksanya. Belum lagi kerja paksa yang bernama Romusa dan pemerkosaan perempuan besar-besaran dalam sejarah Indonesia yang bernama jugun lanfu. Sebelum merdeka, bangsa Indonesia punya luka besar yang menganga dan parah. Ketika merdeka, sepintas lalu seolah-olah kita punya kesempatan untuk mengobati luka dan mengolah lahan bumi pertiwi secara berdaulat. Tapi lagi lagi kekuasaan orde lama, tak terlalu bisa kita sebut sebagi kekuatan penyelamat.Tumbang Orde lama, tumbuh orde baru. Lagi-lagi negeri ini menyambutnya dengan penuh harapan. Tapi rupanya, selama 32 tahun negeri ini diolah semaunya, seolah-olah lahan milik pribadi dan bukan milik bersama. Dan setelah rezim tumbang, yang tersisa kini hanya kubang yang besar, Hutangnya sampai beranak cucu.Baru 10 tahun, semangat kebaikan mendapat tempat dan

kesempatan. Reformasi. gerakan Islam tumbuh dengan berbagai wadah dan wajahnya. Ada yang berbentuk partai, ada pula yang merintis gerakan, tak kurang jumlahnya yang mengambil metode organisasi kemasyarakatan.Mereka bekerja membangun negeri mengolah lahan dengan semangat kebaikan. Baru 10 tahun, sejak 1998. Itupun dilalui dengan segala macam rintangan yang tak pernah ringan. Ada gerakan kebebasan, ada geliat globalisasi dan ada arus besar pemikiran yang membahayakan.Baru 10 tahun, Tanahnya belum lagi subur. Kita masih harus menata lagi irigasi dan pematang. Kita harus menyiangi lahan siang dan malam. Memupuknya, menanam benih unggulan dan menjaganya dari wereng dan hama lainnya yang siap mengancam.Tapi sungguh Ironis, ditengah proses berat sedemikian rupa, ternyata ada saudara kita yang merasa sudah tiba saatnya memetik buah. Bahkan lebih menyeramkan lagi, sebagian dari mereka ada yang menganggap, sudah tiba masanya panen raya. Dengan segala dalil, mereka membangun dalih agar mereka mendapatkan pembenaran untuk menikmati usaha yang sedang dilakukan. Kata-kata memukau diumbar obral. Ada yang bilang strategi, juga ada yang menyebutnya diplomasi. Bahkan tak sedikit yang mengatakan, bahwa Idealisme dan pragmatisme adalah satu kesatuan yang harus selalu berdampingan. I. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian , persatuan dan kesatuan. Tak hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu sulit dipahami jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak berusaha mewujudkan perdamaian. Misi perdamaian Islam juga tercermin dalam kata Islam itu sendiri yang berarti selamat, sejahtera, aman, dan damai. Tetapi menyatakan Islam berarti salam [damai] saja tak cukup. Setiap individu Muslim harus membuktikan tak hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin adalah cinta damai dan betul-betul mengorientasikan diri menuju ke Dar al-Salam dengan cara damai pula. Menegakkan amar maruf nahyi munkar merupakan perintah Islam; tetapi nahyi munkar harus dilakukan dengan cara-cara maruf, yakni cara-cara yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan pengajaran yang baik;

bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti pemaksaan, kekerasan, apalagi terorisme. Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat sepuluh hal yang perlu dilakukan: 1. berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan; 2. bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja; 3. bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah; 4. selalu membuat perencanaan; 5. memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi; 6. menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain; 7. rasional dan percaya kepada kemampuan iptek; 8. menjunjung tinggi keadilan; dan 9. berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai