Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PRESENTASI TUGAS KELOMPOK

Universitas Jambi 2013


MATA KULIAH MATERI DOSEN KELOMPOK : Akuntansi Perbankan : Akuntansi kliring : Misni Erwati,SE,M.Si : 2 (Dua)

ANGGOTA :1. Jangcik 2. Gita Fauziah 3. Oktariyani 4. Kholila Okdatami 5. Feronika Siallagan 6. Wijanarko. P
1

KATA PENGANTAR

Syukur patut penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan hidayahnya, karena berkat-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah tentang Jasa Transfer agar menggapai ilmu yang bermanfaat dari matakuliah akuntansi perbankan. Shalawat serta salam semoga terpanjat kehadirat Sang Revolusioner umat, Rosulullah Muhammad saw. Karena berkat ketekunannya yang tiada lelah, tiada menyerah, umat menjadi sadar akan kebutuhannya kepada Allah Swt. Penulis bermaksud ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Besar harapan penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya juga bagi pembaca pada umumnya. Dalam tugas ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangankekurangan. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang dapat menyempurnakan makalah ini, penulis akan menerimanya dengan lapang dada.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN.1 1.1 LATAR BELAKANG..1 1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 2 1.3 TUJUAN. 2 BAB II PEMBAHASAN. 3 2.1. Pengertian Kliring3 2.2. Tujuan Kliring........................................................................................................ 4 2.3. Syarat-syarat Kliring... 4 2.4. Sistem Kliring......................................................................................................... 4 2.5. Peserta Kliring........................................................................................................ 6 2.6. Kliring Otomasisasi................................................................................................ 6 2.7. Warkat/Nota Kliring.. 7 2.8. Warkat/Nota bukan kliring 8 2.9. Tolakan Klring....................................................................................................... 8 2.10. Jenis-jenis Kliring.. 9 2.11. Mekanisme Kliring/Petemuan Kliring..................................................................10 2.12. Prosedur Akuntansi Kliring/Pembukuan Kliring................................................. 10 BAB III PENUTUP........................................................................................................... 15 3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 15

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, peradaban manusia mengalami kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya informasi dan teknologi. Kemajuan ini membuka sebuah wacana baru yang mendapatkan perhatian luas dari warga dunia, ada yang pro dan juga kontra, ya Globalisasi. Wacana tersebut, semakin membuka mata manusia mengenai peradaban yang datang dari belahan dunia yang berbeda. Membuat kebutuhan mengenai suatu komoditi atau hal lain bertambah. Dari kemajuan informasi dan teknologi, membangkitkan kemajuan di bidang lain, contohnya perdagangan antar Negara. Misalkan saja eropa yang membutuhkan komoditi rempahrempah khususnya dari Indonesia, dan masih banyak contoh lainnya. Namun, kemajuan dalam bidang perdagangan tersebut membuat kebutuhan masyarakat meningkat, yang kecepatannya lebih cepat dari waktu yang tersedia. Point penting yang harus diperhatikan adalah kebutuhan yang semakin cepat dan meningkat. Tidak dapat dihindarkan bahwa pada dewasa ini, kegiatan manusia tidak hanya terpaku pada satu jenis saja, seorang manusia saja dapat melakukan beberapa hal sekaligus. Tentu saja bukan tanpa masalah, jika terjadi keterlamabtan atau ketidaksesuaian dengan prosedur yang telah direncanakan atau ditentukan, barangkalai kekacauan yang akan terjadi. Dalam bidang perdagangan, permasalahan transaksi keuangan menjadi permasalahan yang cukup krusial dan mendasar. Apalagi jika pihak yang dilibatkan memiliki lokasi yang jauh. Namun, saat kita tidak perlu bersusah payah untuk menagih atau membayar. Telah tersedia transaksi yang mudah yang disediakan oleh bank-bank umum yang dapat memfasilitasi transaksi antar bank. Fasilitas tersebut disebut kliring.

1.2 RUMUSAN MASALAH a. Apakah pengertian kiring. b. Siapa sajakah peserta kiring. c. Apa sajakah yang termasuk warkat/nota kliring. d. Apa sajakah yang termasuk warkat yang bukan kiring.

e. Apa saja jenis-jenis kliring. f. Bagaimana mekanisme kliring. g. Bagaimana prosedur akuntansi kliring.

1.3 TUJUAN a. Mengetahui pengertian kliring. b. Mengetahui siapa sajakah pesrta kliring. c. Mengetahui warkat/nota kliring. d. Mengetahui warkat yang bukan kliring. e. Mengetahui jenis-jenis kliring. f. Mengetahui mekanisme kliring. g. Mengetahui prosedur akuntansi kliring.

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Kliring Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kliring, diantaranya: 1.Menurut kamus Bahasa Indonesia kata kliring berasal dari bahasa inggris to clear (clearing) yang berarti membersihkan hutang-piutang antar bank yang terjadi pada hari itu. Jadi kliring adalah tatacara hutang- piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga antara bank-bank peserta kliring dengan maksud agar perhitungan hutang-piutang itu terselenggara secara mudah, cepat, dan aman. 2.Menurut Ir.Ade Arthesa (2006: 97) Kliring adalah sarana perhitungan warkat antarbank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI) dengan tujuan memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. 3.Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan kliring adalah proses perhitungan pelunasan dan pertukaranwarkat-warkat kliring antar bank anggota yang dikoordinasi Bank Indonesia.Pelaksanaan perhitungan hutang-piutang itu diatur oleh suatu lembaga berada di bawah Bank Indonesia yang disebut Lembaga Kliring. Kliring diadakan di tempat-tempat dimana ada Bank Indonesia dan berdasarkan keadaan setempat memerlukan dan memenuhi persyaratan

untuk diselenggarakannya kliring.Surat-surat dagang dan surat-surat berharga yang dikliringkan adalah cek-cek, wesel-wesel, bilyet-bilyet giro, bukti-bukti penerimaan transfer dari berbagai kota yang dikeluarkan oleh bank, nota-nota kredit dan surat-surat lainnya yang semuanya dinyatakan dalam mata uang rupiah dan menurut pimpinan Lembaga Kliring dapat diperhitungkan melalui kliring.Semua warkat kliring tersebut diwajibkan kepada bank-bank peserta kliring setempat untuk dilakukan perhitungan dalam kliring. Surat-surat yang dikeluarkan oleh bank yang tidak menjadi peserta tidak diperkenakan untuk diperhitungkan dalam kliring. 4. Menurut Dr.Taswan, SE,M.Si Kliring adalah sarana atau cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat surat berharga atau surat dagang dari suatu Bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.

2.2.Tujuan Kliring Tujuan dilaksanakan kliring oleh Bank Indonesia antara lain : Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet sado kliring, serta pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta 1.Memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran gira 2.Perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilakukan dengan lebih mudah, aman dan efisien 3.Salah satu pelayanan bank kepada nasabah

2.3.Syarat-syarat Kliring Setiap bank yang telah memperoleh izin usaha bank umum dan berkedudukan di kota di manadiadakan perhitungan klring diwajiban ikut serta dalam kliring setempat, yang diharuskan pulamemenuhi beberapa persyaratan.Bagi kantor pusat suatu bank, sekurang-kurangnya telah melakukan usaha dengan izin MenteriKeuangan selama 3 bulan. Berdasarkan penilaian Bank Indonesia,keadaan administrasi pimpinan dankeuangan bank tersebut memungkinkan memenuhi kewajibannya dalam kliring. Kemudian, simpanan.

2.4.Sistem Kliring Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan: a. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldi kliring, serta pemilahan warkat diakukan secara manual oleh setiap peserta. b. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan klring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. c. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang selanjutnya disebut kliring elektronikadalah penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada data keuangan elektronik yang selanjutnya disebu DKE disertai dengan
7

penyampaian peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.

Keterangan: 1. Dalam suatu transaksi antara Tuan Azis dan Tuan Setyo, Tuan Aziz menerbitkan cek yang diserahkan Tuan Setyo. 2. Tuan Setyo yang merupakan nasabah Bank Angkasa Cabang Malang menyerahkan cek kepada Bank Angkasa untuk di kliringkan 3. Bank Angkasa Cabang Malang menyerahkan warkat tersebut kepada PT. Bank Mega. Penyerahan ini di lakukan petugas Bank yang mewakili Bank tersebut melalui lembaga kliring, yakni Bank Indonesia. 4. Bank Mega Cabang Malang melalui petugas kliring membawa pulang warkat dan memeriksa keabsahan serta saldo nasabah, bila segalanya benar dan saldo nasabah

mencukupi maka rekening Tuan Azis pada Bank Mega Cabang Malang akan di debet sebesar nilai yang tertera pada cek/BG yang ditariknya. Dengan demikian saldo Tuan Aziz akan berkurang. 5. Bila tidak ada tolakan Bank Mega Cabang Malang akan mengkreditkan rekening Bank Angkasa Cabang Malang di Bank Indonesia.
8

6. Bank Angkasa Cabang Malang memberitahu hasil kliringnya pada Tuan Setyo sekaligus mengkredit rekening Tuan Setyo.

2.5. Peserta Kliring Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua macam : 1. Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung dengan B I atau melalui PT Trans Warkat sebagai perantara dengan B I. Contoh : Bank Retail, Bank Devisa 2. Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum terdaftar sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melaui bank yang telah terdaftar sebagai peserta kliring. Contoh : BPR

2.6. Kliring Otomatisasi Kliring otomatis adalah Terjadinya pertukaran data secara elektronik melalui

pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat terlebih dahulu. Selain itu, pemrosesan elektronik juga melibatkan pengiriman media penyimpanan data komputer. Media ini merupakan media utama untuk transaksi kliring dengan otomatis, atau lazim dikenal dengan Automatic Clearing House (ACH). Dalam pemrosesan data secara elektronik ini, mesin akan membaca Magnetic Ink Character Recognition, atau MICR pada setiap lembar cek nasabah. Transaksi kliring otomatis dapat dipecah menjadi dua jenis : 1. Transaksi local (intraregional), bank penarik mempersiapkan seluruh warkat untuk dikirim ke bank tertarik. Disini bank penarik akan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kebenaran cek, membedakan apabila transaksi tersebut berasal dari bank sendiri, kemudian menyampaikan data tersebut kepada lembaga kliring. 2. Transaksi antar daerah (interregional), bank penarik akan menyampaikan

transaksinya kepada pusat pengolahan data di lembaga kliring lokal. Transaksitransaksi disortir oleh bank penarik dalam lokasi yang bersangkutan. Volume data yang besar ini akan digabung menjadi suatu ringkasan arsip untuk setiap
9

lokasi, kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap lokasi lainnya untuk diproses lebih lanjut.

2.7. Warkat / Nota Kliring Warkat / Nota kliring Adalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti : cek, bilyet giro, wesel bank untuk trasfer atau wesel unjuk, bukti-bukti penerimaan transfer dari bank-bank, nota kredit, dan surat-surat lainnya yang disetujui oleh penyelenggara ( B I ) Syarat-syarat warkat yang dapat dikliringkan : Ber valuta Rupiah Bernilai nominal penuh Telah jatuh tempo pada saat dikliringkan dan Telah dibubuhi cap kliring Jenis jenis warkat kliring : a. Warkat debet keluar, yaitu : warkat bank lain yang disetorkan oleh nasabah sendiri untuk keuntungan rekening nasabah yang bersangkutan. Contoh : Alex nasabah bank Permata Semarang menerima pembayaran dari Sigit nasasbah bank Niaga Semarang berupa cek. Cek tersebut disetorkan oleh Alex ke bank Permata, maka cek tersebut dapat dikatakan sebagai warkat debet keluar. b. Warkat debet masuk, yaitu : warkat yang diterima oleh suatu bank dari bank lain melalui B I atas warkat atau cek bank sendiri yang ditarik oleh nasabah sendiri dan atas beban nasabah yang bersangkutan. Contoh :

10

Bila bank Permata Semarang menerima cek dari bank Niaga Semarang atas cek yang telah ditarik Andi nasabah sendiri, maka cek tersebut merupakan warkat debet masuk bagi bank Permata. c. Warkat kredit keluar Warkat kredit keluar yaitu, dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah bank lain pada bank lain. Bank yang menyerahkan warkat tersebut akan mengkreditkan rekening giro BI dan mendebet giro nasabah. d. Warkat kredit masuk Warkat kredit masuk yaitu, yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan rekening nasabah bank tersebut. Bank yang menerima warkat tersebut akan mendebit rekening giro B I dan mengkredit giro nasabah.

2.8.Warkat / Nota yang bukan Kliring Warkat atau nota yang bukan kliring diantaranya adalah : Warkat-warkat yang belum memenuhi syarat-syarat warkat kliring. a. Penyetor warkat kepada penyelenggara untuk keperluan penyelesaian saldo negatif atau saldo debet. b. Penyetoran warkat kepada penyelenggara untuk pelaksanaan transfer dalam rangka pelimpahan likuidasi dari suatu peserta kepada kantor-kantor cabangnya yang lain. Penyetoran-penyetoran lain yang ditetapkan B I berdasarkan kebutuhan.

2.9.Tolakan Kliring Tolakan kliring merupakan ketidaksediaan Bank tertagih untuk membayar tagihan masuk oleh karena sebab-sebab tertentu, yaitu : 1. Saldo tidak cukup 2. Rekening telah ditutup 3. Bea materai belum dipenuhi 4. Tanda tangan tidak cocok dengan Specimen
11

5. Coretan tidak ditanda tangani penarik 6. Warkat di blokir

7. Jumlah angka dan huruf tidak sama 8. Resi buku cek/BG belum dikembalikan 9. Tanggal efektif Bilyet Giro belum aktif 10. Tanda tangan meragukan

Contoh Tolakan Kliring : Bank Angkasa menerima BG dari Bank Danamon atas rekening CV. Wahana sebesar Rp 4.000.000,- setelah diperiksa dananya tidak mencukupi. Jurnal Transaksi : Kliring I D : Rek Giro Nas K : Kliring Umum D : Kliring Umum K : BI Giro Kliring II (Hasil Kliring) D : BI Giro K : Rek Giro Nas Rp 4.000.000,Rp 4.000.000,Rp 4.000.000,Rp 4.000.000,Rp 4.000.000,Rp 4.000.000,-

2.10. Jenis jenis Kliring Jenis-jenis kliring diantaranya adalah : a. Kliring umum, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang pelaksanaannya diatur oleh B I. b. Kliring lokal, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang berada dalam suatu wilayah kliring (wilayah yang ditentukan). c. Kliring antar cabang, adalah : sarana perhitungan warkat antar kantor cabang suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah kota. KLiring ini dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari sauatu kantor cabang untuk kantor cabang lainnya yang bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.
12

2.11. Mekanisme Kliring / Pertemuan Kliring Kliring yang dilaksanakan tidak melalui Automated Clearing House, kliring biasanya dilakukan sebanyak dua kali, yaitu : 1. Pertama kali bertemu, bank-bank yang terlibat dalam transaksi kliring akan saling menyerahkan warkat. 2. Pada pertemuan kedua, bank peserta kliring akan saling mengembalikan warkat apabila terjadi penolakan. Waktu pertemuan kliring biasanya diatur sebagai berikut : Senin sampai dengan Jumat: Kliring I : Pukul 10.30 14.30 Kliring II : Pukul 13.00 14.00 Sabtu : Kliring I : Pukul 10.00 11.00 Kliring II : Pukul 12.00 13.00 pertemuan

2.12. Prosedur Akuntansi Kliring / Pembukuan Kliring Setiap bank peserta kliring akan menyelenggarakan akuntansi atas transaksi kliring sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada bank masing-masing. Arus warkat, apakah warkat debet atau warkat kredit, akan dicatat dalam buku harian kliring yang akan dibuat oleh setiap bank. Atas dasar buku harian kliring ini akan dibuatkan daftar kliring keluar untuk kemudian dijadikan dasar pembuatan neraca kliring. Dari neraca kliring inilah pada akhir hari akan diketahui apakah suatu bank menang atau kalah kliring. Pembukuan Transaksi Kliring : Kasus : Ilustrasi kliring : Tn. Egi nasabah giro pada Bank Omega-cabang Jakarta, membeli barang dari Tn. Beny, nasabah giro Bank ABC-cabang Jakarta, seharga Rp 30.000.000. Tuan Egi membayar dengan menerbitkan cek Bank Omega. Pada saat bank ABC menerima warkat giro dari bank Omega Kedua bank akan mencatat transaksi kliring tersebut . Pembukuan transaksi kliring ini dapat ditampung pada rekening sementara Kliring atau langsung ke rekening giro pada B I.
13

Pada bank ABC cabang Jakarta Pada saat terima warkat dari Tn. Egi untuk disetorkan bagii keuntungan rekening giro Tn. Beny (menambah). D K : Kliring : Giro Rek. Tn. beny Rp. 30.000.000,Rp. 30.000.000,-

Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring kedua akan dinihilkan rekening Kliring. D K : B I Giro : Kliring Rp. 30.000.000,Rp. 30.000.000,-

Pada bank Omega cabang Jakarta Pada saat menerima warkat nasabahnya sendiri (warkat Tn. Egi) akan membebankan rekening giro Tn. Egi dengan jurnal sbb : D K : Giro Rek. Tn. Egi : B I Giro Rp. 30.000.000,Rp. 30.000.000,-

Bank Omega dapat langsung mengkredit rekening giro pada BI arena cek tersebut adalah cek dari nasabahnya sendiri. Apabila Ny. Annisa seorang nasabah bank Omega cabang Jakarta menyerahkan sebuah warkat Giro senilai Rp. 50.000.000,- kepada bank untuk diserahakan kepada Ny. Rena, salah seorang nasabah bank Lippo cabang Jakarta, oleh kedua bank akan dibukukan sebagai berikut : Pada bank Omega cabang Jakarta Pada saat menerima amanat dan warkat dari Ny. Annisa, akan dibukukan sebagai berikut : D K : Giro - Rek. Ny. Annisa : B I Giro Rp. 50.000.000,Rp. 50.000.000,-

Pada bank Lippo cabang Jakarta Pada saat menerima warkat setoran untuk menambah rekening Ny. Rena, dibukukan sbb. : D K : B I Giro : Giro - Rek. Ny. Rena Rp. 50.000.000,Rp. 50.000.000,-

14

NERACA KLIRING Pada akhir hari kliring, akan dibuatkan neraca kliring sebagai laporan akhir transaksi

kliring. Apabila dalam pembukuan transaksi kliring, bank Omega selalu mempergunakan rekening sementara kliring dan pendebetan atau pengkreditan rekening giro pada B I

dilaksanakan pada akhir hari kliring, untuk mengetahui apakah bank menang atau kalah klring, maka kekalahan kliring diatas akan dibukukan sebagai berikut : D K : Kliring : B I Giro Rp. 80.000.000, Rp. 80.000.000,-

Dilihat dari sudut B I , tidak akan terdapat selisih pendebetan maupun pengkreditan rekening giro masing-masing bank peserta kliring.

NERACA KLIRING Tgl Nama Bank yg kalah klring


Bank Omega...Rp. 80 jt

Nama Bank yg menang kliring


Bank ABC.........Rp. 30 jt Bank Lippo..Rp. 50 jt

Jml. Debet...Rp. 80 jt

Jml. KreditRp. 80 jt

Selanjutnya untuk mencatat transaksi hasil kliring diatas, oleh B I akan dibukukan sbb. : D K K : Giro Bank Omega : Giro Bank ABC : Giro Bank Lippo Rp. 80.000.000,Rp. 30.000.000,Rp. 50.000.000,-

Melalui kalah atau menang kliring ini, oleh B I akan dipantau saldo minimum dari Reserve Reqiurement.

15

Bila suatu bank reserve requirement-nya lebih rendah dari pada apa yang seharusnya dipelihara, maka kepada bank yang tidak memenuhi persyaratan tersebut akan dikenakan denda oleh B I.

Menang Kliring bila : WARKAT DEBET KELUAR + WARKAT KREDIT MASUK > WARKAT DEBET MASUK + WARKAT KREDIT KELUAR Menang Kliring Bank Angkasa pada tanggal 1-5-2007 menang kliring Rp 1.000.000.000,Jurnal Transaksi : D : Saldo BI-Giro K : Kliring Rp 1.000.000.000,Rp 1.000.000.000,-

Kalah Kliring bila : WARKAT DEBET KELUAR + WARKAT KREDIT MASUK > WARKAT DEBET MASUK + WARKAT KREDIT KELUAR Kalah Kliring Bank Angkasa pada tanggal 1-5-2007 kalah kliring Rp 1.000.000.000,- Jurnal Transaksi : D : kliring K : Saldo BI-Giro Rp 1.000.000.000,Rp 1.000.000.000,-

Kredit

Debet

Debet

Kredit

Debet

Kredit

Penyerahan Cek/BG Bank Lain

Penerimaan CN dari Bank Lain

Penerimaan Cek/BG Bank sendiri

Penyerahan CN kepada Bank Lain

16

(1)

(2)

(3)

(4)

17

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan


Kliring sebenarnya merupakan transaksi lalu lintas pembayaran yang dimaksudkan untuk memudahkan penyelesaian hutang piutang antar bank yang timbul dari ransakasi giral. Transaksi ini dilakukan oleh setiap bank peserta kliring melalui perantara bank Indonesia sebaga lembaga kliring. Setiap bank yang menajadi peserta kliring diwajibkan memelihara saldo alat likuid dalam bentuk rekening giro pada Bank Indonesia untik menampung semua penarikann dan penyetoran nasabah masing-masing yang akan mengakibatkan bertambah atau berkurangnya saldo giro tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Kuswandani, Daniel dan N. Napoliwa.2000. Akuntansi Perbankan, jakarta: Intitut bankir Indonesia Taswan.2012. Akuntansi Perbankan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN http://rinton.wordpress.com/2009/10/06/pengertian-akuntansi-kliring/ http://rinton.wordpress.com/2009/10/06/pengertian-akuntansi-kliring/ http://file.upi.edu/Direktori/L%20-%20FPEB/PRODI.AKUNTANSI/197907022005012%20%20MIMIN%20WIDANINGSIH/AKUNTANSI%20KLIRING.pdf http://selviulpah.blogspot.com/2010/05/akuntansi-kliring.html

18

Anda mungkin juga menyukai