Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

II.I Latar Belakang

Kolon dan rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan atau saluran gastro intesinal dimana proses pencernaan makanan untuk menghasilkan energi bagi tubuh dilakukan dan bahan-bahan yang tidak berguna lagi (fecal matter/stol) dibuang. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan konstipasi dan pengerasas feses akan terjadi.

ektum biasanya kosong, namun ketika feses dipaksakan kedalamnya oleh dorongan otot kolon, hal ini melebarkan dinding rektum dengan menginisiasi refleks defekasi. !ada batang otak terdapat pusat defekasi di mana dengan dimediasi oleh refleks parasimpatis menimbulkan kontraksi dinding kolon sigmoid, rektum dan relaksasianal spingter. "eses didorong ke saluran anal, signalnya disampaikan ke otak dimana timbul pengiriman sinyal #disadari$ ke otot spingteranal untuk membuka atau menutup saat feses keluar. %ila defekasi terlambat maka refleks ini berhenti beberapa saat dan mulai kembali sehingga menimbulkan dorongan defekasi yang lama-kelamaan tidak dapat dihindarkan lagi. &nus manusia terletak di bagian tengah bokong, bagian posterior dari peritoneum. 'erdapat dua otot sphinkter anal (di sebelah dalam dan luar). (tot ini membantu menahan feses saat defekasi. )alah satu dari otot sphinkter merupakan otot polos yang bekerja tanpa perintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka.

Fungsi Rektum: ektum mempunyai dua peran mekanik yaitu sebagai tempat penampungan feses dan mendorongnya saat pengeluaran. &danya mukosa memungkinkan terjadinya penyerapan yang tidak dapat diabaikan, hal ini menguntungkan pada pengobatan dengan supositoria dan la*ement nutritif.
1

I.II Tujuan +. ,ntuk memenuhi tugas mata kuliah %iofarmasi. -. ,ntuk memperdalam ilmu tentang Mucoadhesi*e ektal. .. Mengetahui anatomi dan fisiologi rectum. /. Mengetahui macam-macam penyakit pada rektal.

I.III Perumusan masalah +. -. .. /. &pa definisi rektal 0 &pa kerugian pemberian obat pada rektal 0 %agaimana mekanisme kerja mukoadhesi*e 0 &pa faktor-faktor yang yang mempengaruhi mucoadhesi*e 0

BAB II TINJAUAN PU TA!A

II.I. De"inisi ectal adalah pemberian obat melalui rektum yang layak untuk obat yang merangsang atau yang diuraikan oleh asam lambung, biasanya supositoria,kadang-kadang sebagai cairan (klisma --+1ml, la*emen2+1-311ml). 'ujuannya memperoleh efek lokal dan efek sistemik. %entuk sediaan obat yang digunakan adalah larutan, suppositoria dan salep. !enggunaan salep pada rektum ditujukan untuk efek lokal atau sistemik, sedangkan yang bentuk larutan digunakan untuk larutan pembersih atau cairan urus- urus. ektum dan kolon mampu menyerap banyak obat yang diberikan secara rektal untuk tujuan memperoleh efek sistemik, hal ini dapat menghindari perusakan obat atau obat menjadi tidak aktif karena pengaruh lingkungan perut dan usus.

(bat rektal adalah obat yang ditujukan untuk pengobatan local atau keadaan-keadaan yang dibutuhkan seperti2 +. penderita dalam keadaan muntah atau terdapat gangguan saluran cerna. -. bila terdapat kemungkinan 4at aktif rusak oleh getah lambung yang asam atau oleh en4im usus. .. bila 4at aktif mengalami kerusakan pada perlintasan pertama melalui hati.

II.II. !erugian #em$erian %$at melalui rektum a&alah : 5 tidak menyenangkan 5 absorpsi obatnya tidak teratur 5 (nset of action lebih lama

5 Jumlah total 4at aktif yg dapat diabsorbsi kadang - kadang lebih kecil dari rute pemberian yang lain 5 dosis dan posisi absorbsi dapat menimbulkan peradangan bila digunakan secara terus menerus. II.III. 'uk%a&hesi" !ada a6al tahun +781-an, konsep adhesif mucosal atau mukoadhesif mulai dikenalkan dalam system penghantaran obat terkendali. Mukoadhesif adalah polimer sintetik atau alam yang berinteraksi dengan lapisan mucus yang menutupi permukaan epithelialpermukaan dan molekul musin yang merupakan konstituen utama dari mucus. )istem penghantaran obat mukoadhesif memperpanjang 6aktu tinggal sediaan di lokasi aplikasi atau memperpanjang 6aktu absorbsi dan memfasilitasi kontak yang rapat antara sediaan dengan permukaan absorpsi sehingga dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan kinerja terapi obat. 9alam beberapa tahun terakhir banyak sistem penghantaran obat mukoadhesif telah dikembangkan untuk penggunaan oral, buccal, nasal, rektal, dan rute *agina untuk efek sistemik dan lokal. &dhesi dapat didefinisikan sebagai ikatan yang dihasilkan oleh kontak antara adhesif sensitif-tekanan dan permukaan.The American Society of testing and materials mendefinisikan sebagai keadaan di mana dua permukaan yang diadakan bersama oleh gaya antarmuka, yang dapat terdiri dari gaya-gaya *alensi, aksi atau keduanya saling terkait. 9alam sistem biologis, bioadhesi dapat dibedakan menjadi empat jenis2 +. &dhesi sel yang normal pada sel normal lain. -. &dhesi sel dengan 4at asing. .. &dhesi sel yang normal terhadap sel patologis. /. &dhesi suatu adhesif/perekat terhadap 4at biologis. ,ntuk tujuan penghantaran obat, istilah bioadhesi menyiratkan pelengkap sistem pemba6a obat menuju lokasi biologis yang spesifik. !ermukaan biologis dapat menjadi
4

jaringan epitel. Jika tambahan perekat adalah sebuah lapisan mukus, fenomena ini disebut sebagai mukoadhesi. %ioadhesi dapat dimodelkan setelah tambahan bakteri menuju permukaan jaringan, dan mukoadhesi dapat dimodelkan setelah pelekatan mukus pada jaringan epitel. II.III.I. 'ekanisme muk%a&hesi %ioadhesi merupakan fenomena yang tergantung pada sifat bioadhesi*e. 'ahap pertama melibatkan kontak yang rapat antara bioadhesif dan membran, baik dari permukaan bioadhesif yang memiliki pembasahan bagus, maupun dari pengembangan bioadhesif. !ada tahap kedua, setelah diadakan kontak, penetrasi bioadheshif ke dalam celah-celah permukaan jaringan atau antarrantai dari bioadhesi*e dengan mukus yang terjadi. !ada tingkat molekuler, mukoadhesi dapat dijelaskan berdasarkan interaksi molekul. :nteraksi antara dua molekul terdiri dari daya tarik dan daya tolak. :nteraksi daya tarik muncul dari gaya ;an der <alls, daya tarik elektrostatik, ikatan hidrogen, dan interaksi hidrofobik. :nteraksi daya tolak terjadi karena tolakan elektrostatik dan tolakan steric.,ntuk terjadi mukoadhesi, interaksi daya tarik harus lebih besar daripada tolakan non-spesifik. . kategori utama aplikasi sediaan mukoadhesif dalam system penghantaran obat adalah2 +. Memperlama 6aktu tinggal (kontak). Kemungkinan ini telah diteliti secara intensif untuk system penghantaran/pelepasan obat terkendali yang diberikan secara oral dan rute pemberian okuler. -. Kontak intensif dengan membrane pengabsorpsi. 'ablet mukoadhesif atau laminat menunjukkan sifat pelepasan obat yang menguntungkan jika digunakan melalui rute bukal.)ediaan dalam bentuk partikel mikro (micro particles) sudah berhasil digunakan pada aplikasi obat melalui nasal. )elain itu, terbuka juga peluang untuk memberikan obat secara rectal dan *aginal. .. =okalisasi system penghantaran obat. 9alam beberapa kasus, obat secara preferensial diabsorpsi pada daerah tertentu (spesifik) dari saluran cerna yang juga dinamakan jendela absorpsi (absorption window). II.III.II. Fakt%r("akt%r )ang mem#engaruhi muk%a&hesi:

+. "aktor-faktor yang terkait polymer2 berat molekul> Konsentrasi polimer aktif> "leksibilitas rantai polimer> konfirmasi spacial> pengembangan -. "aktor-faktor yang terkait lingkungan2 p? polimer-antarmuka substrat> kekuatan terapan> a6al 6aktu kontak .. "aktor fisiologis2 kondisi musin> kondisi penyakit

II.I*. Anat%mi Dan Fisi%l%gi Rektum Kolon dan rektum adalah bagian dari sistem pencernaan tubuh, yang menghilangkan nutrisi dari makanan dan toko-toko limbah sampai lolos keluar dari tubuh. %ersama-sama, kolon dan rektum bentuk panjang, tabung berotot yang disebut usus besar (juga disebut usus besar). Kolon adalah yang pertama @ kaki dari usus besar, dan rektum adalah yang terakhir 8-+1 inci. %entuk 2

Rektum )truktur anatomi 2 'erdapat empat alpisan rektum dari arah luar ke dalam berurutan2 +. lapisan serosa peritonial -. lapisan otot .. lapisan ba6ah mukosa /. lapisan mukosa Rektum &ialiri %leh tiga jenis haem%rrh%i&ales : *enae haemorrhoidales superior yang bermuara ke *ena mesentericum inferior, selanjutnya masuk kedalam *ena porta, dan juga memba6a darah langsung ke peredaran umum. *enae haemorrhoidales medialis dan *ena haemorhoidales inferior yang bermuara ke *enae ca*a inferior dengan perantara *enae iliaca interna selanjutnya memba6a darah ke peredaran umum (kecuali hati)
6

II.I*.I. 'ekanisme !erja Mekanisme kerja supositoria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu u#%sit%ria $ere"ek mekanik bahan dasar supositoria berefek mekanik tidak peka pada penyerapan. )upositoria mulai berefek bila terjadi kontak yang menimbulkan refleks defikasi, namun pada keadaan konstipasi refleks tersebut lemah. !ada efek kontak tersebut terutama pada supositoria gliserin terjadi fenomena osmose yang disebabkan oleh afinitas gliserin terhadap air. ?al tersebut menimbulkan gerakan peristaltic u#%sit%ria $ere"ek setem#at termasuk dalam kelopok ini adalah supositoria anti 6asir. Aaitu senya6a yang efeknya disebabkan oleh adanya sifat astringen atau peringkas pori. Ke dalam basis supositoria yang sangt beragam kadang-kadang ditambahkan senya6a peringkas pori baik dengan cara penyempitan maupun hemostatik. 9alam formula supositoria sering terdapat senya6a penenang. (bat tersebut bekerja secara rangkap baik terhadap perifer maupun sentral yang terakhir ini sepenuhnya berefek sistemik. u#%sit%ria $ere"ek sistemik adalah supositoria yang mengandung senya6a yang diserap dan berefek pada organ tubuh selain rektum. !ada kelompok ini termasuk supositoria nutritif, supositoria obat. u#%sit%ria Nutriti" 9igunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat menyerap makanan. Jumlah senya6a yang diserap tentu saja sedikit, namun sudah cukup untuk mempertahankan hidup. II.I*.II. Rute Rektal =ima puluh persen aliran darah dari rektum memintas sirkulasi portal biasanya pada rute oral), sehingga biotransfortasi obat(melalui hati oleh hati dikurangi. %agian obat yang diabsorpsi dalam -/. bagian ba6ah rektum langsung mencapai *ena ca*a inferior dan tidak
7

melalui *ena porta. Keuntungan pemberian melalui rektal (juga sublingual) dl mencegah penghancuran obat oleh en4im usus atau p? dalam lambung. )upositoria, yang dipakai secara rektal mengandung 4t aktif yang tersebarkan (terdispersi) di dalam lemak yang berupa padatan pada suhu kamar tetapi meleleh pada suhu sekitar .3BC, sedikit di ba6ah suhu badan. Jadi setelah disisipkan ke dalam rektum sediaan padat ini akan meleleh dan melepaskan 4at aktifnya yang selanjutnya terserap dalam aliran darah. )ecara rektal supositoria digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh mukosa dalam rektum. &ksi kerja a6al dapat diperoleh secara cepat, karena obat diabsorpsi melalui mukosa rektal langsung masuk kedalam sirkulasi darah, serta terhindar dari pengrusakan obat dari en4im didalam saluran gastro-intestinal dan perubahan obat secara biokimia didalam hepar. (bat yang diabsorpsi melalui rektal beredar dalam darah tidak melalui hati dahulu hingga tidak mengalami detoksikasi atau biotransformasi yang mengakibatkan obat terhindar dari tidak aktif.

Pen)era#an &irektum &a#at terja&i &engan tiga +ara )aitu: +. le6at pembuluh darah secara langsung -. le6at pembuluh getah bening .. le6at pembuluh darah secara tidak langsung melalui hati.

Fakt%r , "akt%r )ang mem#engaruhi a$s%r#si %$at #er rektal : Fakt%r Fisi%l%gis ektum mengandung sedikit cairan dengan p? D,- dan kapasitas daparnya rendah. Epitel rektum keadaannya berlipoid, maka diutamakan permiabel terhadap obat yang tak terionisasi. Jumlah obat yang diabsorpsi dan masuk keperedaran darah umumnya tergantung dimana obat itu dilepas direktum.

Fakt%r Fisika !imia &ari -$at atau Basis ,rutan peristi6a yang menuju absorpsi obat melalui daerah anorektal secara diagram adalah sebagai berikut 2 (bat dalam pemba6a F (bat dalam cairan G cairan kolon F &bsorpsi melalui cairan rektal. %ila jumlah obat dalam cairan renal ada diatas le*el yang menentukan laju maka peningkatan konsentrasi obat yang nyata tidak mempunyai peranan dalam mengubah laju absorpsi obat yang ditentukan. 'etapi konsentrasi obat berhubungan dangan laju penglepasan obat dari basis supositoria. &danya surfaktan dapat atau tidak dapat mempermudah absorpsi tergantung pada konsentrasi dan interaksi obat yang mungkin terjadi. ,kuran partikel obat secara langsung berhubungan dengan laju absorpsi.

II.I*.III. E.aluasi !eterse&iaan u#%sit%ria E*aluasi yang harus dipertimbangkan yaitu2 5 4at aktif yang terserap 5 komponen pemba6a yang digunakan 5 proses pabrikasi dan cara penyimpanan sediaan obat

BAB III PE'BAHA AN

III.I DUL/-LA0 :ndikasi2 9igunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. ,ntuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi. Kontra :ndikasi2 !ada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui Komposisi2 + tablet salut enterik mengandung 3 g2 /,/H-diacetoIy-diphenyl-(pyridyl--)-methane (Jbisacodil) hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk.

Kat tambahan2 laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit =+11 dan )+11, dibutilftalat, polietilen glikol, "e-oksida kuning, bees6aI 6hite, carnauba 6aI, shellac.

Cara Kerja (bat2 %isacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. )ebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorpti*e laIati*e), 9,=C(=&L merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.

10

9osis dan Cara !emberian2 Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah2 +. ,ntuk Konstipasi 'ablet )alut Enterik 9e6asa dan anak-anak di atas +- tahun2 - - . tablet (+1 - +3 mg) sekali sehari. &nak-anak @ - +- tahun2 + tablet (3 mg) sekali sehari. &nak-anak di ba6ah @ tahun2 konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria anak.

'ablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil e*akuasi pada esok paginya. 'ablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum bersama-sama dengan susu atau antasida. 'ablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya. -. ,ntuk !ersiapan !rosedur 9iagnostik dan )ebelum (perasi %ila 9,=C(=&K digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik abdomen atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet 9,=C(=&L harus dikombinasi dengan supositoria, agar didapat e*akuasi yang sempurna dari usus. 9osis yang dianjurkan untuk orang de6asa adalah - - / tablet pada malam sebelumnya dan + sipositoria pada esok paginya.

!eringatan dan !erhatian2 )ebagaimana halnya laktasit lainnya, 9,=C(=&L tidak boleh diberikan setiap hari dalam 6aktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab terjadinya konstipasi.

11

!enggunaan berlebihan dalam 6aktu lama dapat menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat mengendapkan onset konstipasi balik. !using dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan 9,=C(=&L. 9etail yang ada menunjukkan bah6a kejadian tersebut akan terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau dengan respon *aso*agal terhadap sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan 9,=C(=&L. !enggunaan supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserati*a. &nak-anak tidak boleh menggunakan 9,=C(=&L tanpa petunjuk dokter. Masa ?amil dan Menyusui, pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan. Mamun demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan 9,=C(=&L selama kehamilan harus dengan petunjuk medis. %elum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu atau tidak. (leh karena itu, penggunaan 9,=C(=&L selama menyusui tidak dianjurkan.

Efek )amping2 )e6aktu menggunakan 9,=C(=&L, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram, sakit perut, dan diare. :nteraksi2 !enggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan elektrolit jika 9,=C(=&L diberikan dalam dosis berlebihan. Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensiti*itas glikosida jantung. (*erdosis2 Nejala %ila dosis 9,=C(=&L terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata. (*erdosis kronis 9,=C(=&L dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia, hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan kelelahan otot akibat hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan laktasif kronis.
12

eaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi

anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian 9,=C(=&L.

'erapi 9alam 6aktu yang singkat setelah minum 9,=C(=&L, penyerapan 9,=C(=&L dapat dikurangi atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung. 9alam hal ini mungkin diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. :ni sangat diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda. !emberian antipasmodik mungkin ada manfaatnya. !enyimpanan2 )impan pada suhu -3 - .1 derajat C dan lindungi dari cahaya. )impan di tempat yang maan, jauhkan dari jangkauan anak-anak.

III.II Pem$erian -$at .ia Anus1Rektum


Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. 'indakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar. Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolacsupositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh*efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. &lat dan %ahan2 +.(bat suppositoria dalam tempatnya -.)arung tangan. ..Kain kasa. /.;aselin/pelicin/pelumas. 3.Kertas tisu. III.II.I Pr%se&ur kerja : Cuci tangan Nunakan sarung tangan. %uka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa. (leskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.

13

egangkan

glutea

dengan

tangan

kiri,

kemudian

masukkan

suppositoria

dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kuranglebih +1 cm pada orang de6asa, 3 cm pada bayi atau anak. )etelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu. &njurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kuranglebih 3 menit. )etelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok. Cuci tangan. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.

III.II.II Pen)akit )ang $iasa terja&i #a&a re+tum !roktitis (radang lapisan rektum), !roktitis adalah peradangan pada lapisan rektum(mukosa rektum). !ada proktitis ulserati*a ulkus (luka) muncul pada lapisan rektum yang meradang. ?al ini bisa mengenai rektum bagian ba6ahselebar -,3-+1 cm. %eberapa kasus sudah memberikan respon terhadap pengobatan > yang lainnya menetap atau kambuh dan membutuhkan pengobatan jangka panjang. %eberapa kasus akhirnya berkembang menjadi kolitis ulserati*a III.II.III PEN2EBAB !roktitis memiliki beberapa penyebab 2 +.!enyakit Crohn atau kolitis ulserati*a -.!enyakit menular seksual ( gonore, sifilis , infeksi Chlamydia trachomatis, herpes simpleks, infeksi sitomegalo*irus), terutama pada laki-laki homoseksual. ..%akteri spesifik seperti )almonella /.!enggunaan antibiotik tertentu yang merusak bakteri usus normal danmemungkinkan bakteri lainnya tumbuh 3.'erapi penyinaran pada rektum atau di sekitar rektum.

14

(rang-orang dengan gangguan sistem kekebalan memiliki resiko tinggi terhadapterjadinya proktitis, terutama pada infeksi yang disebabkan oleh *irus herpessimpleks atau sitomegalo*irus. III.II.I* 3EJALA !roktitis terutama menyebabkan perdarahan yang tidak nyeri atau pengeluaranlendir dari rektum.Jika penyebabnya gonore, herpes simpleks atau sitomegalo*irus, anus dan rektumakan terasa sangat nyeri. III.II.* DIA3N- A 9iagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan dengan !roktoskop atau sigmoidoskop dan hasil pemeriksaan dari contoh jaringan lapisan rektum.!emeriksaan laboratorium bisa menemukan jenis kuman, jamur atau *irus yangmenjadi penyebabnya.9aerah lain dari usus juga bisa diperiksa dengan menggunakan kolonoskop atau barium enema III.II.*I PEN3-BATAN &ntibiotik merupakan pengobatan terbaik untuk proktitis yang disebabkan olehinfeksi kuman spesifik. Jika proktitis disebabkan karena penggunaan antibiotik yang merusak flora normalusus, bisa digunakan metronida4ole atau *ancomycin untuk menghancurkan kuman yang merugikan. %ila penyebabnya adalah terapi penyinaran atau tidak diketahui, bisa diberikankortikosteroid (misalnya hydrocortisone dan mesalamine).Keduanya dapat diberikan sebagai enema (cairan yang dimasukkan ke dalamusus/usus besar) atau sebagai suppositoria (obat yang dimasukkan melalui dubur). Kortison diberikan dalam bentuk busa yang dimasukan dengan bantuan alat khusus.)ulfasala4ine atau obat serupa bisa diberikan per-oral (melalui mulut) dalam 6aktu bersamaan.%ila pengobatan tersebut tidak mengurangi proses peradangan, bisa diberikankortikosteroid per-oral (melalui mulut).

15

BAB I* PENUTUP

*I.I !E I'PULAN )istem penghantaran obat mukoadhesif memperpanjang 6aktu tinggal sediaan di lokasi aplikasi atau memperpanjang 6aktu absorbsi dan memfasilitasi kontak yang rapat antara sediaan dengan permukaan absorpsi sehingga dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan kinerja terapi obat. 9alam sistem biologis, bioadhesi dapat dibedakan menjadi empat jenis2 +. &dhesi sel yang normal pada sel normal lain. -. &dhesi sel dengan 4at asing. .. &dhesi sel yang normal terhadap sel patologis. /. &dhesi suatu adhesif/perekat terhadap 4at biologis. ..+ 9,=C(=&L Cara Kerja (bat2 %isacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. )ebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorpti*e laIati*e), 9,=C(=&L merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.

16

Anda mungkin juga menyukai