Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

Tri Nofiatun1, Lilis Nurchayati1


1

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FITK Institut Agama Islam Negeri Semarang Email: threenovhieangel@rocketmail.com

Abstrak: Terjadi permasalahan mengenai proses belajar mengajar Di MTs N Pamotan Rembang, sehingga perlu ada model yang dapat mengubah situasi peserta didik dalam pembelajaran fisika. Dari permasalahan tersebut perlu dicarikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran fisika. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery pada materi zat dan wujudnya untuk siswa kelas VII MTs, sehingga kegiatan belajar mengajar lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran guided discovery terhadap hasil belajar fisika materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan Rembang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan metode tes. Berdasarkan analisis data menggunakan uji t-tes penelitian menunjukan rata-rata hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran guided discovery lebih baik. Dari hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dalam pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery. Kata kunci: model pembelajaran, Guided Discovery, hasil belajar, zat dan wujudnya 1. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oeh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
1

juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. didalam mengajar guru perlu menguasai pengetahuan, cara kerja dan keterampilan dalam bidangnya. Begitu pula seorang guru fisika. Guru fisika di SMP perlu menguasai kedalaman materi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik di SMP. Proses belajar dan pembelajaran fisika tidak selamanya berjalan efektif, selama ini dikeluhkan pelajaran fisika bersifat hafalan dan ceramah sehingga kurang bermakna. Pada MTs N Pamotan Rembang telah terjadi permasalahan

mengenai proses belajar mengajar, perlu ada metode yang dapat mengubah situasi peserta didik dalam pembelajaran fisika. Beberapa hambatan yang sering terlihat dalam pembelajaran fisika antara lain peserta didik jenuh dengan pembelajaran fisika yang bersifat ceramah dan hafalan sehingga kurang bermakna, model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar fisika yang kurang bervariasi dan monoton. Tidak semua materi fisika dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik. Salah satu materi fisika yang sulit dipahami oleh peserta didik adalah materi tentang zat dan wujudnya dimana materi tentang zat dan wujudnya tersebut terdapat tahapan-tahapan yang perlu dipahami oleh peserta didik. Maka dari itu pembelajaran fisika dan perkembangannya perlu menekankan sentuhan baru dengan menggunakan berbagai pendekatan dari model pembelajaran yang sesuai, diharapkan akan dirasakan manfaatnya oleh para peserta didik di semua jenjang pendidikan. Berbagai pendekatan dari pendekatan konsep lingkungan dan pendekatan keterampilan proses digunakan dalam pembelajaran yang mencakup penguasaan tiga domain atau ranah yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat dicapai. Denga adanya hambatan dalam pembelajaran fisika di MTs Pamotan Rembang perlu dicarikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar agar pemahaman peserta didik terhadap materi zat dan wujudnya mengalami peningkatan dan kegiatan belajar mengajar berjalan lebih efektif, maka salah satu alternatif yang diambil adalah melalui penggunaan model pembelajaran guided discovery . Penggunaan model pembelajaran guided discovery yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman peserta didik terhadap konsepkonsep fisika dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotor.
2

Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery yang dipersiapkan dengan baik, berarti guru fisika telah membantu peserta didiknya mengaktifkan unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingatan, minat, perhatian, berfikir fantasi, emosi dan perkembnagan kepribadian mereka. Sudah ada penelitian sejenis yang meneliti penggunaan pembelajaran guided discovery dalam proses belajar mengajar. Namun belum banyak yang meneliti tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran guided discovery terhadap hasil belajar fisika. Salah satu karya ilmiah yang menjadi rujukan penulis dalam penelitian adalah skripsi Agnes Sri Diyah Kristiani (0633010) yang berjudul upaya meningkatkan hasil belajar fisika melalui pendekatan discovery dengan kegiatan laboratorium di Kelas VII SMP Negeri Cilacap . dengan pendekatan dan metode tersebut siswa lebih memahami konsep fisika. Dari hasil penelitian terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa ditunjukan rata-rata prosentase jumlah siswa yang mendapat nilai > 60 untuk hasil keterampilan siswa melkaukan praktikum, hasil evaluasi dan keaktifan lebih dari 50% dari jumlah siswa. Karya ilmiah lain yang menjadi rujukan adalah skripsi Koirul Anwar (04310059) yang berjudul Pengaruh penggunaan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa pokok bahasan limit pada kelas XI IPS semester II Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Demak tahun ajaran 2006/2007. Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada kelas yang diberi pembelajaran metode penemuan terbimbing adalah 71,83 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar pada kelas yang diberi pembelajaran ekspositori (kelas kontrol) adalah 59,67. Maka kelompok eksperimen lebih baik sehingga pembelajaran matematika dengan

menerapkan efektif.

metode

penemuan

lebih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran guided discovery terhadap hasil belajar fisika materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan Rembang 2. METODE Penelitian ini dilaksanakan di MTs N Pamotan Rembang tahun pelajaran 2009/2010 dengan populasi seluruh siswa kelas VII. Sampel yang dipilih dengan teknik cluster random sampling didapatkan kelas VII C untuk kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan pembelajaran guided discovery dalam pembelajaran fisika materi pokok zat dan wujudnya, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik dengan indikator adalah nilai post test. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain control group pretest posttest. Desain penelitian yang menggunakan desain eksperimen ini mengukur kondisi awal siswa dengan pretest kemudian mengukur perbedaan kondisi kelas setelah diberi perlakuan yang berbeda dengan posttest dengan sebelumnya memastikan kedua kelas homogen pada kondisi awal. Instrumen penelitian diuji menggunakan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran sebelum digunakan untuk evaluasi. Soal evaluasi yang digunakan adalah berupa soal objektif pilihan ganda. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode tes. Data dianalisis melalui dua tahap, yaitu uji tahap awal dan uji tahap akhir. Uji tahap awal yang dimaksud adalah uji
3

homogenitas untuk menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua varian ini digunakan uji Barlett. Uji tahap akhir terdiri atas uji normalitas data pretest dan posttest. Uji normalitas digunakan untuk melihat penyebaran atau distribusi nilai siswa dalam satu kelas berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah Chi Kuadrat. Dengan x2 menunjukan Chi Kuadrat, Oi menunjukan frekuensi yang diperoleh dari data penelitian, Ei menunjukan frekuensi yang diharapkan, dan k menunjukan banyaknya kelas interval. Jika x2 hitung < x2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k 3 dengan taraf signifikan 5% maka data berdistribusi normal. Uji perbedaan dua rata-rata data hasil post-test menggunakan uji t-test sample related. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kelas kontrol yang diukur dari nilai hasil post-test. Menurut Sugiyono (2007) rumus uji t yang digunakan adalah:

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini subjek penelitian dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen di beri perlakuan yaitu pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya menggunakan model pembelajaran guided discovery dan kelas kontrol tidak menggunakan model pembelajaran guided discovery .

Sebelum diberi perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol harus mempunyai kemampuan awal yang sama untuk mengetahui bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan terhadap kedua kelas diadakan uji kesamaan dua variasi yang disebut uji homogenitas. 3.1 Analisis butir soal hasil uji coba instrumen tes 3.1.1 Analisis validitas tes Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Perhitungan Butir Soal N Kriter o ia rtabel No Soal Jumla h Pros enta se

3.1.3 Analisis indeks kesukaran butir soal Tabel 2. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Kri N teri o a Su 1 kar Se 2 da ng M 3 ud ah No Soal 11 1,2,3,6,9,10,12,14, 15,16,17,18,20,21, 22,23,25 4,5,7,8,13,19,24 jum lah 1 18 Pros enta se 4% 72% 24%

3.1.4 Analisis daya pembeda Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda butir soal diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal 80% Kri N teri o a Jel 1 ek Cu 2 kup 3 Bai k Bai k sek ali No Soal 2,9,10 1,3,6,8,14,16,17, 23 4,5,7,11,12,13,1 5,18,19,20,21,22 ,24,25 Pros Juml entas ah e 3 19 3 12% 32% 56%

1,2,4 ,5,6, 7,8,9 ,11,1 2,13, 0,31 1 Valid 14,1 20 2 6,17, 18,1 9,20, 21,2 2,24, 3,10, Non 2 15,2 5 valid 3,25 3.1.2 Analisis reliabilitas tes

20%

Berdasarkan hasil perhitungan reliabiltas butir soal diperoleh r11 = 0,679 adalah kriteria pengujian sangat tinggi.

3.2 Data nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol 3.2.1 Data nilai awal kelas eksperimen Berdasarkan hasil penelitian kelas VII C yaitu kelas eksperimen mencapai
4

nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 30. Rentang nilai (R) = 50, banyaknya kelas diambil 6 kelas, banyaknya interval kelas diambil 8, dari perhitungan diperoleh ( . Sehingga nilai rata-rata = 56,9, dengan simpangan baku = 12, 5554. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL 4. Daftar distribusi frekuensi nilai awal kelas eksperimen No 1 2 3 4 5 6 Kelas interval 30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83 jumlah Frekuensi absolut 2 8 10 11 4 5 Frekuensi relatif (%) 5 20 25 27,5 10 12,5 100

2 3 4 5 6

44-52 53-61 62-70 71-79 80-88 Jumlah

9 11 11 3 1 40

22,5 27,5 27,5 7,5 2,5 100

3.2.3 Data nilai akhir kelas eksperimen Berdasarkan hasil penelitian kelas VII C setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery yaitu kelas eksperimen mencapai nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Rentang nilai (R) = 50, banyaknya kelas diambil 6 kelas, banyaknya interval kelas diambil 8, dari perhitungan diperoleh ( . Sehingga nilai rata-rata = 67,62, dengan simpangan baku = 12, 709. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL 6. Daftar distribusi frekuensi nilai akhir kelas eksperimen No 1 2 3 4 5 6 Kelas interval 40-48 49-57 58-66 67-75 76-84 85-93 Jumlah Frekuensi absolut 2 7 11 10 4 6 40 Frekuensi relatif (%) 5 17,5 27,5 25 10 15 100

3.2.2 Data nilai awal kelas kontrol Berdasarkan hasil penelitian kelas VII E, sebelum pembelajaran materi zat dan wujudnya tanpa menggunakan model pembelajaran guided discovery, mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 35. Rentang nilai (R) = 45, banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya interval kelas di ambil 8, dari perhitungan diperoleh, ( . Sehingga nilai rata-rata = 57, 225, dengan simpangan baku = 11, 2534. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL 5. Daftar distribusi frekuensi nilai awal kelas kontrol No 1 Kelas interval 35-43 Frekuensi absolut 5 Frekuensi relatif (%) 12,5
5

3.2.4 Data nilai akhir kelas kontrol Berdasarkan hasil penelitian kelas VII E, setelah pembelajaran materi zat dan wujudnya tanpa menggunakan model pembelajaran guided discovery, mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 35. Rentang nilai (R) = 45, banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya interval kelas di ambil 8, dari perhitungan diperoleh,

( . Sehingga nilai rata-rata = 57, 12, dengan simpangan baku = 13, 199. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL 7. Daftar distribusi frekuensi nilai akhir kelas kontrol No 1 2 3 4 5 6 Kelas interval 35-43 44-52 53-61 62-70 71-79 80-88 jumlah Frekuensi absolut 5 11 10 9 4 1 40 Frekuensi relatif (%) 12,5 27,5 25 22,5 10 2,5 100

2 3 4

Kontrol Eksperi men Kontrol

Nilai awal Nilai akhir Nilai akhir

1,18 6 4,98 8 2,16 1

7,81 7,81 7,81

3.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.3.1 Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan ujihomogenitas data. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi Kuadrat, sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan uji Barlett. 3.3.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas diambil: Ho = data berdistribusi normal Ha = data tidak berdistribusi normal Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho jika x2 hitung x2 tabel. Untuk taraf nyata = 0,05 dan dk = k-3 dan terima Ho jika x2 hitung < x2 tabel. Di bawah ini di sajikan perhitungan uji normalitas nilai awal dan nilai akhir sebagai berikut: TABEL 8 Daftar Chi Kuadrat Nilai Awal Dan Nilai Akhir x2 N kemam x2 ke Kelas hitu o puan tabel t ng Eksperi Nilai 3,91 1 7,81 men awal 3
6

3.3.1.2 Uji Homogenitas Ho : = = ..... Ha : =....... Dengan kriteria apabila x2 hitung < x2 tabel untuk taraf nyata = 0,05 dan dk = k-3 maka data berdistribusi homogen. Di bawah ini disajikan perhitungan uji homogenitas nilai awal dan nilai akhir sebagai berikut: TABEL 9 Daftar Uji Barlett Nilai Awal dan Nilai Akhir Kema x2 N x2 Kelas mpua hitu ket o tabel n ng Eksperi Nilai 2,96 hom 1 11,1 men awal 1 ogen Nilai 1,90 hom 2 Kontrol 11,1 awal 3 ogen Eksperi Nilai 3,25 hom 3 11,1 men akhir 2 ogen Nilai 2,57 hom 4 Kontrol 11,1 akhir 4 ogen 3.3.2 Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasarat, pengujian kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis. Data atau nilai yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah nilai kemampuan akhir (nilai akhir). Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan pada kemampuan akhir setelah peserta didik diberi perlakuan. Untuk mengetahui terjadi tidaknya perbedaan perlakuan maka digunakan rumus t-test dalam pengajuan hipotesis kemampuan akhir adalah sebagai berikut: Ho = 1 2 : artinya pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery tidak lebih baik dari pada

pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan tanpa menggunakan model pembelajaran guided discovery. Ha = 1 > 2 : artinya pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery lebih baik dari pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan tanpa menggunakan model pembelajaran guided discovery. TABEL 10 UJI PERBEDAAN RATA-RATA DATA KONDISI AKHIR HASIL BELAJAR ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Sumber Kelas Kelas variasi eksperimen kontrol 2.705 2.285 n 40 40 67,625 57,125 S2 164,855 174,213 SD 12,709 13,199 Menurut tabel hasil perhitungan menunjukan bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk nilai posttest kelas eksperimen pada pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery diperoleh rata-rata 67,62 dan standar deviasi (SD) adalah 12,709. Sedangkan untuk kelas kontrol pada pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan tanpa menggunakan model pembelajaran guided discovery diperoleh rata-rata 57,12 dan standar deviasi (SD) adalah 13,199. Dari hasil perhitungan t-test di peroleh thitung = 3,624 sedangkan ttabel = 1,66. Hal ini menunjukan bahwa thitung > ttabel sehingga HO ditolak dan Ha diterima, artinya pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery lebih baik daripada pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya tanpa menggunakan model pembelajaran guided discovery.

4. KESIMPULAN Model pembelajaran guided discovery merupakan suatu pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar. Dalam model pembelajaran guided discovery ini siswa di beri persoalan untuk dipecahkan dengan guru memberikan petunjuk dan arahan bagaimana memecahkan persoalan tersebut. Sedangkan pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran guided discovery adalah dengan pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Pembelajaran fisika materi pokok zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Sehingga hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery lebih baik daripada peserta didik yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran guided discovery. Hal ini dapat dilihat dari ratarata hasil belajar peserta didik yaitu ratarata peserta didik kelas eksperimen = 67,62 sedangkan rata-rata peserta didik kelas kontrol = 57,12 5. ACKNOWLEDGEMENT Ucapan terimakasih disampaikan kepada semua yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi yang begitu besar kepada penulis. Ucapan terimakasih disampaikan terutama kepada: 1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom dan Drs. Ahmad Hasmi Hasona, MA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Sugeng Ristianto, M. Ag, selaku Dosen Wali Studi yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan yang sangat berharga selama melangsungkan studi. 4. Drs. H. Fathul Hadi selaku kepala sekolah MTs N Pamotan Rembang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002. ...............Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Azis, Shaleh Abdul dan Abdul Azis Abul Majid, At-Tarbiyah wa Turqu Tadris, Mesir: Darul Maarif, 1978. Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998. Ali, Mufti Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Kubus dan Balok Melalui Metode Discovery dengan Alat Peraga pada Siswa Kelas VII A Semester 2 SMPN 2 Mayong Tahun Pelajaran 2007/2008, Semarang: IKIP PGRI, 2007. Anwar, Khoirul Pengaruh Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika terhadap Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Limit pada Kelas XI IPS Semester II Madrasah Aliyah Nahdlotul Ulama Demak tahun Pelajaran 2005-2006, Semarang: IKIP PGRI, 2005. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Dinah, Agnes Sri Upaya Meningkatkan Hasil Belajar fisika melalui
8

Pendekatan Discovery dengan Kegiatan laboratorium di Kelas VII SMP Negeri 8 Cilacap, Semarang: IKIP PGRI, 2008. E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. ________. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Hadjar, Ibnu., Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996. Hamalik, Oemar., Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. _______. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2004. Indrayani, Yayan Adi. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Penemuan pada Materi Bentuk Pangkat Akar Logaritma Kelas XA Semester I SMA Mataram Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009, Semarang: IKIP PGRI, 2008. Khalim, Abdul dkk., Sains Fisika 1 Untuk SMP kelas I, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004. Morgan, Clifford T., Introduction to Psychology, New York: Mc Graw Hill International Book Company, 1987. Nuryani Y. Rustaman dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, FMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia . Prasojo, Budi dkk., Seri Sains Teori dan Aplikasi Fisika untuk kelas 1 SMP, Bogor : PT Ghalia Indonesia Printing, 2005. Irawan, Etsa Indra dan Sunardi., Pelajaran IPA Fisika untuk SMP/MTs kelas VII, Bandung: CV Trama Widya, 2007. Prianto, Agus Fisika, http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika.

diunduh pada tanggal 10 september 2009. Roestiyan N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001. Rusyan, Tabrani dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV Remaja Rosdakarya, 1989. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Sudjana, Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005. ______, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Sudjana., Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2002. Sudjiono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006. Suehendro, Bambang Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahtahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2006 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfa Beta, 2006. _______, Statistik untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, 2007. Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan, Yogyakarta : Universitas Sanata Drama, 2007. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004. Suryani, Ninik: Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing terhadap Kemampuan dan Pemahaman Penalaran Matematika pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi
9

Lengkung Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Semin Gunung Kidul Yogyakarta, tahun Pelajaran 2006/2007, Semarang: IKIP PGRI, 2007.. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007. Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2003. Usman, M. Basyirudin Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Winataputra, Udin S dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001. W.J. S. Poerwadarwinta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2006. Yamin, Martinis, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.

Anda mungkin juga menyukai