Karena kecepatan linier V = , Maka persamaan diatas dapat dituliskan :
Fsp =
= m.R.
Dimana:
Fsp = Gaya Sentripental (N)
M = Massa Flyball (kg)
R = Jari-jari/ jarak flyball keporos utama (m)
7
2.1.2 Jenis-Jenis Governor
Jenis-jenis dari governor adalah sebagai berikut :
2.1.2.1 Mechanical Governor
Governor ini merupakan governor jenis lama yang mana kembali ke invensi
sejarah dari mesin uap.
Gambar 2. 3 Mechanical Governor
Perakitan governor diarahkan ke penggerak dari mesin . Pemberat berotasi dan
bereaksi seperti gambar diatas, dimana poros bergerak karena adanya gaya
sentrifugal yang mendorong kearah luar.
2.1.2.2 Hydraulic Governor
Mechanical Governor sederhana harus besar gesekannya di penghubung dan
pengontrolan gaya luar. Gaya yang bereaksi pada arah yang berbeda tergantung
dari bebannya bertambah atau berkurang. Dalam hydraulic governor pengaruhnya
negatif dengan adanya tekanan minyak yang bereaksi sebagai gaya yang
dikontrol.
8
Gambar 2. 4 Hydraulic Governor
2.1.2.3 GovernorJennis Porter
Bentuk geometri dari governor jenis porter adalah seperti gambar berikut :
Gambar 2. 5 Governor Jenis Porter
Untuk governor yang sedang dalam keadaan berputar maka berlaku persamaan
dinamis M = I.. Pada kecepatan putar tertentu akan tercapai suatu keadaan
setimbang, dimana gaya sentrifugal seimbang dengan gaya pemberat. Jika ini
terjadi maka ada suatu titik yang memiliki percepatan sudut sebesar nol ( = 0),
sehingga M = 0. Persamaan gerak yang terjadi dengan M dititik 0 sama dengan
0 adalah sbb :
0A +
0A m.g.OB Fc Bc = 0
9
Fc =
( *
+ )
Fc =
( *
+ )
+ m.g
Jika
= K1 dan
+
Dari rumus diperoleh :
Fc = m.r.2
Fc = m.h.2
=
;n=
Maka persamaan menjadi :
m.r.2 = *
+
=
n =
2.1.2.4 Governor Jennis Porell
Bentuk geometri dari governor jenis proell adalah seperti gambar berikut :
Gambar 2. 6 Governor jneis Proell
10
Untuk governor yang sedang dalam keadaan berputar maka berlaku persamaan
dinamis M = I.. Pada kecepatan putar tertentu akan tercapai suatu keadaan
setimbang, dimana gaya sentrifugal seimbang dengan gaya pemberat. Jika ini
terjadi maka ada suatu titik yang memiliki percepatan sudut sebesar nol (= 0),
sehingga M = 0. Persamaan gerak yang terjadi dengan M dititik 0 sama dengan
0 adalah sebagai berikut:
0C + m.g.OD Fc BD = 0
Fc =
(
Fc =
(
Fc =
Jika
+
Dari rumus diperoleh :
Fc = m.r.2
Fc = m.h.2
=
;n=
Maka persamaan menjadi :
m.h.tan .2 = *
+
=
n =
2.1.2.5 Governor Jenis Hartnell
Bentuk geometri dari jenis Hartnell adalah seperti gambar berikut :
11
Gambar 2. 7 Governor jenis Hartner
2.1.3 Karakteristik Governor
Karakteristik secara umum governor ialah:
a. Penurunan kecepatan, atau berkurangnya kecepatan mesin dari tanpa
beban ke beban penuh yang dinyatakan dalam putaran/menit atau sebagai
presentase dari kecepatan normal/ rata-rata.
b. Pengaturan Isohkhorik, yaitu mempertahankan kecepatan mesin konstan
pada segala beban, pengaturan kecepatan yang mungkin dari penurunan
kecepatan nol.
c. Kepekaan/sensitify atau perubahan kecepatan yang diperlukan sebelum
Governor akan melakukan gerakan.
d. Kestabilan yaitu kemampuan mengatur waktu mempertahankan kecepatan
mesin yang diinginkan tanpa naik turun atau constan.
e. Ayunan, yaitu naik turun yang kontinyu dari mesin terhadap kecepatan
yang diperlukan meskipun ketika beban tidak bertambah.
f. Ketangkasan, kecepatan aksi pengatur. Biasanya dinyatakan sebagai waktu
dalam detik yang diperlukan governor untuk menggerakkan kendali bahan
bakar dari kedudukan tanpa batasan bahan sampai beban penuh.
12
g. Daya dari pengatur, gaya yang ditimbulkan pada governor untuk
mengatasi tahanan dalam sistem kendali bahan bakar.
2.1.4 Turunan Rumus Governor Sentrifugal
Gambar 2. 8 DBB Governor
Dari gambar diatas:
1
2
.sin sin arc a u =
1
2
.sin sin arc a u =
2 1
1 1
. .
sg
W
F R
g
e =
2
1
sin
2
R a a = +
2 2
2 2
. .
sg
W
F R
g
e =
3
2
sin
2
R a a = +
2 3
3 3
. .
sg
W
F R
g
e =
3 2
sin . R a a = +
Persamaan kecepatan sudut governor dapat ditulis ulang dalam bentuk:
A B C D E
F G H
e
+ + + +
=
+ +
Dengan :
1
4
sin( )
. .
2 cos
a
A W
u
u
+
=
1
3
. .sin . .sin( )
2
E W tg a u u u = +
1
2 2
sin
2
W
B a W
| |
= +
|
\ .
1 1
3
. .cos .sin( )
2
W
F R a
g
u u =
1
3
. .sin .sin( )
2
C W a u u = +
3 1
3
. .sin .sin( )
2
W
G R a
g
u u = +
13
1 3
. .cos .sin( ) D W a u u = +
1 1 2
2 1
. . cos
2
W R W
H R a
g g
| |
= + +
|
\ .
Dan
2
60
n t
e =
Sehingga Putaran Governor
2
60
n A B C D E
F G H
t + + + +
=
+ +
Atau
60
2
A B C D E
n
n F G H t
+ + + +
=
+ +
2.2 Aplikasi
Berikut beberapa aplikasi yang menggunakan prinsip governor:
1. Pneumatic Hydraulic Speed Control.
a. Oil Supply
Pada sistem penyuplaian minyak terdiri dari tempat penyimpanan
minyak, pompa roda gigi, dan aki. Minyak melumasi bagian yang
bergerak dan mendukung beberapa parts untuk beroperasi. Kerja untuk
penyuplaian minyak ini dilakukan oleh governor.
b. Power Piston
Berfungsi mengatur besarnya injeksi yang diberikan ke piston pada
berbagai jenis bukaan katup.
c. Fuel Control
Governor berfungsi sebagai pengontrol besar bukaan katup minyak
yang di supply ke mesin.
d. Compesanting Mechnism
Merupakan mekanisme yang terjadi pada saat penggantian kecepatan,
dimana terjadi perubahan posisi piston dan klep.
14
e. Speed Control Coulumn
Berfungsi dalam pengubahan kecepatan mesin dengan adanya
perubahan katup penghambat atau menjaga kecepatan mesin agar tetap
konstan jika terjadi perubahan beban
Gambar 2. 9 Governor pada Pneumatic hydrolic speed control
2. Electro Hydraulic Speed Control
Seting kecepatan dengan electro-hydraulic governor dengan langkah-
langkah kombinasi energizing dari empat solenoid "A" , "B", "C" dan "D".ke
kecepatan mesin pertambahan , musim semi batas kecepatan harus
dimampatkan atau tekanan dikurangi ke kecepatan berkurang . Kedudukan
piston sesuai dengan batas kecepatan harus dirubah ke kondisi-kondisi
tertentu. Dari batas kecepatan tertentu yang diawasi oleh solenoid, klep, pilot
kontrol kecepatan, dan ring berputar.
Ketika kombinasi beda " , " " B " atau " C " solenoid memberi tenaga,
piring bersegitiga turun dipaksa pada jarak tertentu tergantung saat solenoid
memberi tenaga. Ini sebabkan klep pilot kontrol kecepatan untuk turun.
Pelabuhan mengatur di ring berputar, tekanan bawah governor mengijinkan
kekuatan turun ke piston sampai batas kecepatan minimum. Sebagai bagian
yangmengatur batas kecepatan maka hubungan klep pilot kontrol kecepatan
harus diatur lagi.
15
Gambar 2. 10 Electro Hydraulic Speed Control
Governor sentrifugal di gunakan untuk mengatur jarak dan tekanan
antara millstones dalam windmills. Dahulu steam engines menggunakan
gerak reciprocating murni untuk pompa air di mana aplikasi ini dapat
mentoleransi variasi kecepatan. Engineer skotlandia James Watt
memperkenalkan mesin uap rotative untuk factor kemudi mesin, sehingga
kecepatan operasi yang dibutuhkan menjadi konstan. Antara tahun 1775
dan1800, Matthew Boulton memproduksi 500 rotative beam engines. Pada
inti mesin ini watt sendiri yang merancang conical pendulum governor.
Seperangkat bola baja yang berputar berdempet pada spindle vertical dengan
siku penghubung, yang mana pengontrolan gaya di lakukan oleh berat dari
bola.
3. Diesel Engine
Dengan mesin beroperasi , minyak dari sistem pemberian minyak mesin
disediakan untuk persneling pompa yang terlihat pada gambar diatas.
Kenaikan persneling pompa tekanan minyak untuk nilai ditentukan oleh klep.
Tekanan minyak diatur pada kedua piston penyangga dan tegangan di dua
bidang penyangga sama. Tekanan minyak yang sama pada sisi klep pilot terus
menyampaikan minyak ke klep lain . Demikian untuk sistim hidrolis di
keseimbangan, dan konstan tetap kecepatan mesin.
16
Gambar 2. 11 Diesel engine
Ketika pertambahan beban mesin, kecepatan mesin menurun. Penurunan
di kecepatan mesin akan dirasakan oleh box governor. Karena penurunan tadi
box governor menurunkan pengisap klep pilot. Gerakan naik servo-motor
pada piston akan terus dipancarkan dan pengangkat stasiun untuk rak bahan
bakar akan meningkatkan jumlah bahan bakar yang disuplai ke dalam mesin.
Gerakan naik piston dimampatkan oleh penyangga bagian atas dan membebas
tekanan di penyangga bagian bawah.
Sirkuit mesin lokomotif disel sebagai banyak yang diketik beda sirkuit
mulai dari ukuran dan pabrikan mesin lokomotif disel. Biasanya, mereka
dapat dimulai oleh kapal motor udara, kapal motor elektris, kapal motor
hidrolis, dan secara manual. Sirkuit start dapat buku sederhana start
pushbutton, atau komplekauto-start sirkuit. Tetapi hampir semua kasus
peristiwa mengikuti harus terjadi untuk mesin mulai untuk start. Tanda start
mengirim untuk motor mulai beroperasi elektris atau motor hidrolis, akan
melibatkan engines roda gaya. Motor akan mulai memutar engkol mesin.
Mesin akan kemudian mempercepat ke kecepatan normal. Ketika motor
setater gear tambahan oleh motor berlari itu akan melepaskan rodagaya.
Sebab rely mesin lokomotif disel panas di tekanan untuk menyalakan bahan
bakar, mesin dingin dapat panas cukup mengambil dari gasses yang jatuh
udara dimampatkan di bawah panas pengapian bahan bakar.
17
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan ialah:
1. Seperangkat alat governor.
Alat ini digunakan untuk melakukan pengujian governor pada praktikum.
Gambar 3. 1 Seperangkat Alat Governor
2. Beban 3 variasi massa
Beban digunakan sebagai bahan untuk menguji gaya gaya sentrifugal yang
terjadi pada pengujian dengan 3 variasi beban yaitu :
Beban 1 : 89 gram
Beban 2 : 221 gram
Beban 3 : 976 gram
Gambar 3. 2 Beban TigaVariasi
18
3. Tachometer
Alat ini digunakan untuk menghitung kecepatan sudut dari massa yang
berada pada poros yang akan diuji. Pada percobaan yang dilakukan kami
menggukan tachometer digital dengan satuan rpm.
Gambar 3. 3 Tachometer
4. Mistar
Mistar digunakan untuk mengukur pertambahan pangjang (tinggi sleeve )
yang terjadi pada saat putaran.
Gambar 3. 4 Mistar
5. Kunci Pas 17
Kunci pas 17 digunakan untuk melonggarkan dan mengencangkan baut
pada saat pemasangan dan pelepasan massa.
Gambar 3. 5 Kunci Pas 17
19
6. Jangka
Jangka digunakan untuk mengukur pertambahan panjang (tinggi sleeve)
yang terjadi saat putaran.
Gambar 3. 6 Jangka
7. Slide regulator
Slide regulator digunakan pada pengukuran Governor baik tanpa redaman
maupun dengan redaman. Pemakaian slide regulator ini untuk
menjalankan drum pembawa keratas yang akan mencatat getaran yang
terjadi.
Gambar 3. 7 Slide Regulator
3.2 Prosedur Praktikum
Adapun langkah-langkah praktikum ini ialah :
20
a. Susunlah alat seperti gambar dibawah ini,dengan bantuan asisten.
Gambar 3. 8 Peralatan Governor
b. Pasang beban pemberat (minimal 3 variasi beban)
c. Aturlah putaraan motor dengan mengatur slide regulator, untuk setiap
massa yang tetap ambillaj 3 buah data putaran yang berbeda.
d. Ukurlah berpa pegas terdefleksi atau berapa tinggi sleeve bergerak ke
atas.
e. Cata data pengujian pada tabel yang telah disediakan.
Data Massa
(kg)
Kekakuan
pegas
(N/mm)
Putaran
poros
(rpm)
Pemendekan
pegas (mm)
Rata-rata
pemendekan
F=k.x.(N)
f. Tentukanlah gaya-gaya setiap lengan governor sehingga diperoleh
hubungan gaya secara teoritik dan praktek antara gaya sentrifugal yang
ditimbulkan oleh putaran poros utama dengan gaya real pegas tertekan.
3.3 Asumsi-asumsi
Asumsi yang diberikan ialah:
- Massa pegas pada alat uji diabaikan.
- Massa batang alat uji diabaikan.
- Kekakuan pada pegas dianggap konstan.
21
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.1.1 Data Pengamatan dengan Massa = 976 gr.
Tabel 4. 1 Data Pengamatan dengan Massa 976 gr.
Voltage
(v)
Putaran Poros
(rpm)
Panjang Pegas (m) Pemendekan
Pegas (m)
Panjang
Lengan
(m) X
0
X
1
X
125 253,3
0,175 0,165 0,01
0,06
0,245
150 362,4 0,09
4.1.2 Data Pengamatan dengan Massa = 271 gr.
Tabel 4. 2 Data Pengamatan dengan Massa 271 gr.
Voltage
(v)
Putaran
Poros (rpm)
Panjang Pegas (m) Pemendekan
Pegas (m)
Panjang
Lengan
(m) X
0
X
1
X
125 251,6
0,175 0,168 0,007
0,030
0,2285
150 362,9 0,052
4.1.3 Data Pengamatan dengan Massa = 89 gr.
Tabel 4. 3 Data Pengamatan dengan Massa 89 gr.
Voltage
(v)
Putaran Poros
(rpm)
Panjang Pegas (m) Pemendekan
Pegas (m)
Panjang
Lengan
(m) X
0
X
1
X
125 251,8
0,175 0,170 0,005
0,021
0,2285
150 362,5 0,037
22
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan dengan Massa = 976 gr.
a. Gaya sentrifugal percobaan
Pemendekana pegas.
Rata-rata pemendekan
Kekakuan pegas (k)
m = 976 gr = 0,976 kg
Gaya sentrifugal
b. Gaya sentrifugal teoritis
Tegangan 125 volt, dengan n = 253,3 rpm.
Panjang akhir pegas = 0,175 m 0,06 m = 0,115 m
23
Tegangan 150 volt, dengan n = 362,4 rpm.
Panjang akhir pegas = 0,175 m 0,09 m = 0,085 m
4.2.2 Perhitungan dengan Massa = 271 gr.
a. Gaya sentrifugal percobaan
Pemendekana pegas.
Rata-rata pemendekan
24
Kekakuan pegas (k)
m = 271 gr = 0,271 kg
Gaya sentrifugal
b. Gaya sentrifugal teoritis
Tegangan 125 volt, dengan n = 251,6 rpm.
Panjang akhir pegas = 0,175 m 0,03 m = 0,145 m
Tegangan 150 volt, dengan n = 362,9 rpm.
Panjang akhir pegas = 0,175 m 0,052 m = 0,123 m
25
4.2.3 Perhitungan dengan Massa = 89 gr.
a. Gaya sentrifugal percobaan
Pemendekana pegas.
Rata-rata pemendekan
Kekakuan pegas (k)
m = 89 gr = 0,089 kg
Gaya sentrifugal
26
b. Gaya sentrifugal teoritis
Tegangan 125 volt, dengan n = 251,8 rpm.
Panjang akhir pegas = 0,175 m 0,021 m = 0,154 m
Tegangan 150 volt, dengan n = 362,5 rpm.
Panjang akhir pegas = 0,175 m 0,09 m = 0,085 m
27
4.3 Hasil Pengolahan Data
Hasil dari pengolahan data ini ialah berupa grafik antara kecepatan poros
dengan pemendekan pegas dari sini dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 4. 1 Kecepatan Poros VS Pemendekan Pegas
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
0.1
20 25 30 35 40
P
E
M
E
N
D
E
K
A
N
S
L
E
E
V
E
KECEPATAN POROS
KECEPATAN POROS VS PEMENDEKAN PEGAS
976 gr 271 gr 81 gr
28
Tabel 4. 4 Hasil Dari Perhitungan
Data
Massa
(kg)
Kekakua
n pegas
(N/m)
Kecepatan
poros (rpm)
Pemen
dekan
pegas
(m)
Rata-rata
pemendekan
(m)
Gaya
Sentrifugal
Pengujian
(N)
Gaya
Sentrifugal
Teoritis (N)
125 V 150 V X1 X2 X 125 V 150 V
1 0,976 957,456 26,51 37,93 0,01 0,06 0,09 0,0
75
71,8092 163,4
1
334,4
9
2 0,271 379,787 26,33
41
37,98 0,007 0,03 0,05
2
0,0
41
28,484 43,66 92,51
3 0,089 174,618 26,51 37,94 0,005 0,02
1
0,03
7
0,0
58
10,127 14,43 30,51
6
4.4 Pembahasan
Dari grafik diatas dapat dilihat semakin besar beban yang diberikan pada alat
uji governor maka pemendekan sleeve pada alat uji governor semakin mengecil
inin membuktikan bahwa beban sangat mempengaruhi pemendekan sleeve. Selain
itu mempengaruhi pemendekan sleeve beban juga mempengaruhi kecepatan dari
putaran governor, ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang ditunjukkan oleh
grafik semakin besar beban yang diberikan pada governor maka putaran yang
dihasilkan semakin melambat sehingga beban yang diberikan kecil maka
kecepatan putar governor akan semakin cepat. Selain dari itu beban juga akan
mempengaruhi gaya sentrifugal yang dihasilkan pada governor, semaki besar
beban yang diberika, kecepatan putar besar, dan pemendekan sleeve semakin
besar ini akan mengakibatkan nilai gaya sentrifugal akan besar, gaya sentrifugal
membesar dipengaruhi oleh kecepatan putar dari governor dengan pegas pada
sleeve.
Pegas mempengaruhi dari kecepatan governor ini dikarenakan semakin besar
kekakuan pegas pada sleeve maka gaya sentrifugal dari governor akan semakin
besar ini dikarenakan pegas menahan getaran dari lengan governor sehingga jika
semakin kaku pegas maka putaran yang dihasilkan semakin kecil dan gaya
sentrifugal yang dihasilkan akan kecil karena gaya sentrifugal dipengaruhi oleh
29
pegas dan kecepatan putar dari governor tersebut. Kecepatan putar dan pegas
dipengaruhi oleh beban yang diberikan dan lengan governor, jika beban yang
diberikan besar dan lengan kecil maka kecepatan putar akan semakin melambat
dan sebaliknya juga seperti itu, yang membedakan antara pegas dan kecepatan
putar ialah jika pegas dipengaruh konstanta pegas itu sendiri dengan jarak
pemendekan sleeve yang dipengaruhi oleh beban dan panjang lengan. Sendangkan
kecepatan putar dipengaruhi oleh pegas, dan putaran yang dihasilkan, semakin
besar putaran yang dihasilkan maka semakin besar gaya sentrifugal dihasilkan dan
kecepatan putar juga semakin besar.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat hasil percobaan dengan hasil teoritis
berbeda, jika dilihat perbedaannya besar, ini terjadi dikarenakan pada saat
mengukur kecepatan putar, membaca atau menentukan kecepatan putar pada
tachometer tidak akurat, ini dapat dilihat pada saat mengukur kecepatan putar dari
tachometer pembacnya tidak konstan, untuk menunggu konstan sangat tidak
memungkin sehngga pada saat pembacaan tachometer, tidak sesuai dengan
kecepatan yang aslinya, penyebab ini tachometer membaca tidak konstan ini
dikarenakan putaran mesin yang tidak konstan dikarenakan sistem pulley dan belt
nya tidak akurasi sehingga putaran yang dihasil tidak diinginkan sesuai dengan
yang diharapkan, selain itu yang menyebakan perbedaan antara nilai teoritis
dengan nilai percobaan berbeda ialah pegas pada saat menerima beban, beban
yang diterima tidak sesuai beban yang ditentukan penyebab ini terjadi karena
pegas yang sudah tidak persisi lagi ini dapat dilihat dari pada saat praktikum, pada
beberapa beban tertentu beban yang diberikan tidak diterima oleh pegas
melainkan diterima oleh batang lengan governir sehingga beban tidak terbebani,
ini juga dilihat pada saat menugukur pemendekan pegas, pegas terdeflleksi sangat
kecil sehingga ukuran beban yang diberikan pada pegas sangat sedikit sekali yang
terbaca, hampir tidak terbaca. Selain itu beban atau massa lengan tidak
diperhitungkan sehingga beban massa lengan sudah termasuk dalam beban yang
iberikan, sehingga beban yang diberikan tidak sesuai dengan beban yang dihitung
sehingga timbul error.
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diambil dari praktikum ini ialah:
a. Semakin besar kecepatan putar poros maka pemendekan sleeve akan
membesar atau pegas semakin memendek
b. Besar kecilnya gaya sentrifugal dipengaruhi oleh kecepatan putar dari
governor dan juga dipengaruhi oleh beban yang diberikan serta panjang
lengan yang telah ditentukan.
c. Semakin kecil beban yang diberikan maka gaya sentrifugal akan mengecil
karena antara gaya sentrifugal dengan massa beban sebanding lurus
sehingga beban besar maka gaya sentrifugal juga akan besar. Selain massa
beban yang mempegaruhi besar kecilnya gaya sentrifugal ialah panjang
lengan dari governor dan kecepatan putarnya, semakin panjang ukuran
lengan maka semakin kecil gaya sentrifugalnya.
d. Kecepatan putar tidak selalu kecepatannya konstansehingga diperlukan
toleransi pada saat mengukur kecepatn putar dari suatu benda.
5.2 Saran
Saran yang diberikan pada praktikum ini ialah :
a. Pada saat mengukur kecepatan putar pastikan kecepatan daari governor
sudah konstan.
b. Pada saat pemberian beban pastikan pegas terdefleksi.
c. Perhatikan pada saat mengukur jarak pemendekan sleeve.
31
DAFTAR PUSTAKA
Badri, muftil & Nazaruddin .2012. Panduan Pratikum Fenomena Dasar Mesin
Bidang Konstruksi Dan Perancangan. Pekanbaru
www.scribd.com/doc/37803025/governor-machine/diakses 4 november 2010
http://www.scribd.com/doc/75844768/Bab-II-Tinjauan-Pustaka / diakses 15
oktober 2013
32
LAMPIRAN