Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah : Hutan Kota untuk Pembangunan Kota Berkelanjutan Dosen Pengasuh : Dr. Ir. Endes N.

Dahlan, MSi Nama Mahasis a : Karsudi N!P : E"#$%&%%'' Ma(or : Manajemen Eko isata dan )asa *ingkungan REVIEW PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DIBIDANG PENGEMBANGAN HUTAN KOTA
Pengaturan +embangunan dan +engelolaan hutan kota terda+at dalam berbagai +eraturan +erundang,undangan. Berbagai +erundang,undangan tersebut se-ara garis besar dimasukan dalam dua kategori (aitu .'/ Peraturan +erundang,undangan (ang se-ara langsung mengatur tentang +embangunan dan +engelolaan hutan kota, .$/ Peraturan (ang tidak se-ara langsung mengatur atau terkait dengan +engelolaan hutan kota, termasuk didalamn(a +eraturan,+eraturan +okok sektor sumberda(a alam. Peraturan,+eraturan tersebut memiliki hubungan dan memberikan im+likasi +ada +elaksanaan +embangunan dan +engelolaan hutan kota. Peraturan +erundang,undangan (ang mengatur se-ara langsung mengatur +embangunan dan +engelolaan hutan kota adalah : '. 0ndang,undang Nomor 1' 2ahun '333 tentang kehutanan $. Peraturan Pemerintah !e+ublik Indonesia Nomor 4" 2ahun $%%$ tentang Hutan Kota. Sedangkan +eraturan +erundang,undangan (ang se-ara tidak langsung mengatur +embangunan dan +engelolaan hutan kota adalah : '. 0ndang,undang Nomor $4 2ahun $%%5 tentang Penataan !uang $. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ' 2ahun $%%5 tentang Penataan ruang terbuka hijau ka asan +erkotaan. Perkembangan +embangunan hutan kota sangat ditentukan oleh kebijakan +emerintah (ang dituangkan dalam 6ungsi regulasi. Berikut disam+aikan re7ie mau+un tidak langsung dalam +embangunan dan +engelolaan hutan kota. A. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1 !"n!ang K"hu!anan (ang terkait langsung

0ndang,undang Nomor 1' 2ahun '333 tentang Kehutanan adalah undang,undang nasional (ang mengatur tentang hutan dan kehutanan di Indonesia dan meru+akan +eraturan +erundang,undangan induk dalam +engelolaan sumberda(a hutan. 00 ini meru+akan

+embaharuan terhada+ 00 Nomor # 2ahun '345 (ang mengatur tentang 6ungsi, +eruntukan dan +eman6aatan hutan untuk kesejahteraan mas(arakat. Hutan kota dalam dalam 00 1' 2ahun '333 diatur dalam +asal 3 a(at .'/ bah a untuk ke+entingan +engaturan iklim mikro, estetika dan resa+an air, disetia+ kota diteta+kan ka asan tertentu sebagai hutan kota, selanjutn(a dalam a(at .$/ bah a ketentuan lebih lanjut tentang hutan kota akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Dalam 00 1' 2ahun '333, bah a +engaturan hutan kota si6atn(a han(a sebatas himbauan dan tidak me ajibkan +emerintah kota untuk melakukan +embangunan dan +engembangan hutan kota. Pengaturan (ang tidak tegas ini berim+likasi +ada keseriusan +emerintah kota untuk membangun hutan kota. Ke-enderungan saat ini bah a +embangunan hutan kota bukan meru+akan kebutuhan (ang mendesak karena +emerintah kota ber+rinsi+ bah a da(a dukung +erkotaan masih mam+u mengatasi +ermasalahan lingkungan. Ke-endrungan hutan kota dinilai belum terlalu mendesak dibandingkan +embangunan lainn(a (ang bersi6at +ela(anan +ublik dan men(entuh mas(arakat ban(ak. 0ntuk itu sangat rasional a+abila dilakukan re7isi terhada+ 00 1' 2ahun '333 tentang Kehutanan khususn(a as+ek,as+ek (ang mengatur tentang hutan dalam +en(eimbang lingkungan. Pengaturan ini +enting dilakukan karena a+abila tidak ada ketegasan maka arahan +embangunan hutan kota bukan meu+akan ke ajiban (ang harus dilaksanakan dengan segera. Kondisi lain (ang mem+erkuat +erlu di lakukan re7isi terhada+ 00 1' 2ahun '333 karena 00 tersebut sudah tidak sejalan dengan +erkembangan kondisi hutan dan kehutanan Indonesia khususn(a (ang terkait dengan +entingn(a 6ungsi +engaturan hutan untuk tujuan +erbaikan lingkungan hidu+. B. P"ra!uran P"m"r#n!ah Nomor $% Tahun &''& !"n!ang Hu!an Ko!a a. U(a)an !"rhada* #)# *"ra!uran *"rundang-undangan Peraturan Pemerintah Nomor 4" 2ahun $%%$ ini meru+akan +eraturan +elaksanaan dari 0ndang,undang Nomor 1' 2ahun '333, +asal 3 a(at .'/ (ang men(ebutkan bah a untuk ke+entingan +engaturan iklim mikro, estetika dan resa+an air, disetia+ kota diteta+kan ka asan tertentu sebagai hutan kota, selanjutn(a dalam a(at .$/ bah a ketentuan lebih lanjut tentang hutan kota akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Peraturan ini terdiri dari & Bab (ang mengatur tentang .'/ ketentuan umum (ang

berkaitan dengan hutan kota, .$/ +en(elenggaraan hutan kota, ."/ +embinaan dan +enga asan,

.1/ +eran serta mas(arakat, .#/ +embia(aan, .4/ sanksi, .5/ ketentuan +eralihan dan .&/ ketentuan +enutu+. Dalam +eraturan ini +engertian hutan kota (ang megado+i +engertian hutan +ada 00 1' 2ahun '333 tentang Kehutanan, bah a +engertian hutan kota adalah suatu ham+aran lahan (ang bertumbuhan +ohon,+ohon (ang kom+ak dan ra+at didalam oleh +ejabat (ang ber enang. Proses +en(elenggaraan hutan kota meli+uti +enunjukan, +embangunan, +eneta+an dan +engelolaan dilaksanakan oleh 8alikota dan Bu+ati berdasarkan !en-ana 2ata !uang 8ila(ah Perkotaan. *okasi hutan kota meru+akan !uang 2erbuka Hijau .!2H/ ila(ah +erkotaan, dimana lokasi (ang ditunjuk sebagai hutan kota da+at berada +ada tanah negara atau tanah hak. 2erhada+ tanah hak (ang ditunjuk sebagai lokasi hutan kota diberikan kom+ensasi sesuai dengan ketentuan +eraturan,+erundangan (ang berlaku. Penunjukan lokasi hutan kota didasarkan +ada +ertimbangan luas ila(ah, jumlah +enduduk, tingkat ila(ah +en-emaran dan kondisi 6isik kota. *uas hutan kota dalam satu ham+aran (ang kom+ak +aling sedikit %,$# hektar dan +resentase luas hutan kota +aling sedikit '% 9 dari +erkotaan atau disesuaikan dengan kondisi setem+at. Pembangunan hutan kota dilakukan berdasarkan +enunjukan lokasi dan luas hutan kota, dimana +embangunann(a dilaksanakan oleh Pemerintah Kota atau Kabu+aten dan khusus untuk daerah khusus ibukota )akarta, +embangunan dilaksanakan oleh :ubernur. Pembangunan hutan kota meli+uti kegiatan +eren-anaan dan +elaksanaan. Peren-anaan hutan kota meru+akan bagian dari !en-ana 2ata !uang 8ila(ah Perkotaan. Khusus untuk daerah ibukota )akarta +embangunan hutan kota meru+akan bagian dari !en-ana 2ata !uang 8ila(ah Pro7insi Daerah Khusus Ibukota )akarta. !en-ana +embangunan hutan kota disusun berdasarkan kajian dari as+ek teknis, ekologis, ekonomis, sosial dan buda(a mas(arakat setem+at. !en-ana +embangunan hutan kota memuat ren-ana teknis tentang ti+e danbentuk hutan kota. 2i+e hutan kota meli+uti : ti+e ka asan +ermukiman, ka asan industr(, rekreasi, +elestarian +lasma nut6ah, +erlindungan dan ti+e +engamanan. Sementara itu bentuk hutan kota (ang akan dibangun harus men(esuaikan karakteristik lahan. Bentuk hutan kota tersebut da+at berbentuk jalur, mengelom+ok atau men(ebar. 0ntuk melaksanakan +embangunan ila(ah +erkotaan baik +ada tanah Negara mau+un tanah hak, (ang diteta+kan sebagai hutan kota

hutan kota, taha+an kegiatan (ang da+at dilakukan (aitu : +enataan areal, +enanaman, +emeliharaan dan +embangunan si+il teknis. Pengelolaan hutan kota dilakukan sesuai dengan ti+e dan bentuk hutan kota agar ber6ungsi se-ara o+timal berdasarkan +eneta+an hutan kota. Pengelolaan hutan kota meli+uti taha+an : +en(usunan ren-ana +engelolaan, +emeliharaan, +erlindungan dan +engamanan, +eman6aatan dan +emantauan dan e7aluasi. Pengelolaan hutan kota (ang berada di tanah Negara dilaksanakan oleh +emerintah daerah dan atau mas(arakat. Pengelolaan hutan kota (ang berada +ada tanah hak dilakukan oleh +emegang hak. Dalam rangka o+timalisasi +engelolaan hutan kota, maka +engelola di ajibkan untuk men(usun ren-ana +engelolaan (ang disusun berdasarkan +rinsi+,+rinsi+ +engelolaan (ang meli+uti : +eneta+an tujuan +engelolaan, +eneta+an +rogram jangka +endek dan jangka +anjang, +eneta+an kegiatan dan kelembagaan dan +eneta+an sistem monitoring dan e7aluasi. Pemeliharaan hutan kota diarahkan dalam rangka menjaga dan o+timalisasi 6ungsi dan man6aat hutan kota melalui o+timalisasi ruang tumbuh, di7ersi6ikasi tanaman dan +eningkatan kualitas tem+at tumbuh. Sementara itu +erlindungan dan +engamanan hutan kota dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga keberadaan hutan kota dalam kondisi teta+ ber6ungsi se-ara o+timal. 0+a(a +erlindungan dan +engamanan hutan kota meli+uti : +en-egahan dan +enanggulangan kerusakan hutan, +en-urian 6lora dan 6auna, kebakaran hutan dan +engendalian hama +en(akit. 0ntuk itu agar hutan kota da+at ber6ungsi se-ara o+timal maka setia+ orang dilarang melakukan kegiatan (ang mengakibatkan +erubahan dan atau +enurunan 6ungsi hutan kota. Selain itu setia+ orang juga dilarang untuk melakukan kegiatan (ang mengarah +ada kerusakan hutan kota antara lain : .'/ membakar hutan kota, .$/ merambah hutan kota, ."/ menebang, memotong, mengambil dan memusnakan tanaman dalam hutan kota, tan+a i;in dari +ejabat (ang ber enang, .1/ membuang benda,benda (ang da+at mengakibatkan kebakaran atau membaha(akan kelangsungan 6ungsi hutan kota, dan .#/ mengerjakan, menggunakan, atau menduduki hutan kota se-ara tidak sah. Disam+ing sebagai 6ungsi ekologi, hutan kota juga da+at diman6aatkan untuk ke+erluan : .a/ +ari isata alam, rekreasi dan atau olah raga, .b/ +enelitian dan +engembangan, .-/ +endidikan, .d/ +elestarian +lasma nut6ah dan atau .e/ budida(a hasil

hutan bukan ka(u.

Pada +rinsi+n(a +eman6aatan hutan kota da+at dilakukan se+anjang tidak mengganggu 6ungsi hutan kota sebagai 6ungsi ekologi. Dalam hal +embinaan dan +enga asan maka se-ara hirarki, menteri kehutanan melakukan +embinaan terhada+ +en(elenggaraan hutan kota (ang dilaksanakan oleh gubernur. Menteri kehutanan da+at melim+ahkan +embinaan atas +en(elenggaraan hutan kota di Kab<Kota ke+ada :ubernur selaku akil +emerintah di daerah. Pembinaan +emerintah meli+uti : +emberian +edoman, bimbingan, +elatihan, arahan dan su+er7ise. Disam+ing itu juga +emerintah melakukan +embinaan hutan kota (ang dikelola oleh mas(arakat. Mengingat keberhasilan +embangunan hutan kota bukan han(a ditentukan oleh +emerintah saja melainkan meru+akan kerjasama antara +emerintah dengan mas(arakat. 0ntuk itu +emerintah +erlu meningkatkan +eran serta mas(arakat melalui kegiatan : .a/ +endidikan dan +elatihan, .b/ +en(uluhan, .-/ bantuan teknis dan insenti6. Peran serta mas(arakat dalam +en(elenggaraan hutan kota da+oat berbentuk : .a/ +en(ediaan lahan untuk +en(elenggaraan hutan kota, .b/ +en(andang dana dalam rangka +en(elenggaraan hutan kota= .-/ +emberian masukan dalam +enentuan lokasi hutan kota, .d/ +emberian bantuan dalam mengidenti6ikasi berbagai +otensi dalam masalah +en(elenggaraan hutan kota, .e/ kerjasama dalam +enelitian dan +engembangan, .6/ +emberian in6ormasi, saran, +ertimbangan atau +enda+at dalam +en(elenggaraan hutan kota, .g/ +eman6aatan hutan kota berdasarkan +eraturan +erundang,undangan (ang berlaku, .h/ bantuan +elaksanaan +embangunan, .i/ bantuan keahlian dalam +en(elenggaraan hutan kota, .j/ bantuan dalam +erumusan ren-ana +embangunan dan +engelolaan, .k/ menjaga, memelihara dan meningkatkan 6ungsi hutan kota. Dalam hal +embia(aan, +embangunan hutan kota menjadi tanggung ja ab Pemerintah Daerah melalui >nggaran Penda+atan dan Belanja Daerah .>PBD/ dan atau sumber dana lainn(a (ang sah. +. Ka,#an !"rhada* #)# *"ra!uran *"rundang-undangan '. Pengertian hutan kota dalam +eraturan ini meru+akan hasil ado+si dari +engertian hutan dalam 00 Nomor 1' 2ahun '333, (aitu hutan kota adalah suatu ham+aran lahan (ang bertumbuhan +ohon,+ohon (ang kom+ak dan ra+at didalam +ada ila(ah +erkotaan baik

tanah negara mau+un tanah hak, (ang diteta+kan sebagai hutan kota oleh +ejabat (ang ber enang. $. Pen(elenggaran hutan kota meli+uti +enunjukan, +embangunan, +eneta+an dan +engelolaan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dinilai sudah te+at dan telah sejalan desentralisasi ke enangan di bidang kehutanan. ". Namun demikian +embangunan dan +engembangan hutan kota -enderung jalan ditem+at (ang disebabkan oleh +andangan sebagian besar +emerintah daerah mengangga+ bah a +embangunan hutan kota dinilai belum mendesak dibandingkan +embangunan lainn(a (ang bersi6at +ela(anan +ubli- dan men(entuh rak(at ban(ak. 1. Pedoman, kriteria dan standar +enunjukan hutan kota sebagaimana diatur dalam PP Nomor 4" 2ahun $%%$, +asal 3 diatur oleh Menteri Kehutanan. Namun demikian hingga saat ini Ke+utusan Menteri Kehutanan (ang mengatur tentang +edoman, kriteria dan standar +enunjukan hutan kota belum diteta+kan. Belum ditera+kan ke+utusan Menhut tersebut berim+likasi +ada +elaksanaan +embangunan hutan kota. #. 2ata -ara +enunjukan lokasi dan luas hutan kota sebagaimana diatur dalam +asal 3 a(at $ dalam PP Nomor 4" 2ahun $%%$ diserahkan ke+ada Pemerintah Daerah (ang diatur dalam Peraturan Daerah setem+at. Pendelegasian +engaturan ini dinilai kurang o+timal +elaksanaann(a karena +andangan Pemerintah Daerah terhada+ hutan kota sangat ber7ariasi. Bagi daerah (ang +aham tentang man6aat hutan kota maka +endelegasian ini meru+akan tanggungja ab (ang harus segera direalisasikan. Namun bagi daerah (ang +emahaman tentang hutan kota rendah, maka kemungkinan arahan regulasi untuk mengembangkan hutan hutan tidak segera direalisasikan karena mereka menilai bah a hutan kota dinilai belum mendesak jika dibandingkan dengan +embangunan lainn(a (ang bersi6at +ela(anan +ubli- dan men(entuh rak(at. 0ntuk itu +eraturan +emerintah ini agar segera disosialisasikan dan segera dibuat +eraturan +eralaksanaann(a (ang lebih akomodati6. 4. Pelaksanaan +embangunan kota tidak han(a menjadi tanggungja ab sektor kehutanan +ada tingkat Kab<Kota. Pembangunan hutan kota +erlu diintegrasikan dengan !en-ana 2ata !uang 8ila(ah Perkotaan. 0ntuk itu +embangunann(a +erlu melibatkan bagian +eren-anaan, lingkungan hidu+ dan kehutanan sebagai leading sektorn(a. Peraturan Pemerintah ini dinilai -enderung menonjolkan ego sektoral karena tidak melibatkan sektor

(ang menangani urusan lingkungan hidu+ dan de+artemen dalam negeri. Kondisi ini a+abila tidak segera diatasi maka +elaksanaan +embangunan hutan kota akan mengalami hambatan karena kemungkinan hutan kota tidak diakomodir dalam !en-ana 2ata !uang 8ila(ah Perkotaan dan !en-ana Pembangunan Menengah )angka Menengah .!P)MD/. 0ntuk itu disarankan agar dalam PP ini juga mengatur tanggung ja ab dan tanggung gugat dari masing,masing sektor (ang ber+engaruh langsung terhada+ +engelolaan sumberda(a alam termasuk hutan kota. 5. Dalam hal +eneta+an hutan kota, (ang diatur dalam +asal '3 PP Nomor 4" 2ahun $%%$ bah a tanah hak (ang karena keberadaann(a, da+at dimintakan +eneta+ann(a sebagai hutan kota oleh +emegang hak tanpa +ele+asan hak atas tanah, +emegang hak mem+eroleh insenti6 atas tanah hak (ang diteta+kan sebagai hutan kota dan +emberian insenti6 diatur dalam Peraturan Daerah. Kemungkinan +enera+an +asal ini akan terjadi hambatan dila+angan. Karena a+abila meman6aatkan hutan hak untuk +embangunan hutan kota maka +erlu ada +ele+asan dari +emilik hak. Begitu juga +ada hutan adat se+erti (ang terjadi di ila(ah Pa+ua maka a+abila +emerintah atau s asta ingin menggunakan tanah adat untuk +embangunan harus menda+atkan +ersetujuan dari +emilik hak dan harus ada +ele+asan hak atas ke+emilikan. 0ntuk itu +asal ini +erlu ditinjau kembali dengan +engaturan (ang lebih bersi6at akomodati6 terhada+ seluruh stakeholder (ang berhubungan langsung dengan +roses +eneta+an hutan kota. &. Dalam hal +erlindungan dan +engamanan, +asal $4 PP Nomor 4" 2ahun $%%$ mengatur tentang larangan kegiatan (ang da+at merusak dan menurunkan kualitas hutan kota, +engaturan ini dinilai tidak te+at karena larangan dan sanksi telah diatur dalam 00 1' 2ahun '333 dan tidak +erlu lagi diatur dalam Peraturan Pemerintah sebagai +eraturan +elaksanaan dari 00. 3. Dalam hal +eman6aatan, sebagaimana diatur dalam +asal $5 PP Nomor 4" 2ahun $%%$, bah a hutan kota da+at diman6aatkan untuk ke+erluan +ari isata alam, rekreasi dan atau olah raga hingga untuk ke+erluan budida(a hasil hutan bukan ka(u, di+rediksi tidak da+at berjalan se-ara o+timal karena tidak jelas diatur kelembagaan (ang mengelola hutan kota. 0ntuk itu dalam rangka +eman6aatan hutan kota se-ara o+timal +erlu dibentuk lembaga +engelola (ang se-ara 6ungsional melakukan tugas +en(usunan ren-ana, +engelolaan, +eman6aatan, rehabilitasi, +enga asan dan

+engendalian.

'%. Dalam hal +embinaan dan +enga asan hutan kota (ang diatur dalam +asal "% dan "' PP Nomor 4" 2ahun $%%$, bah a +embinaan dan +enga asan se-ara hirarki dan berjenjang telah diatur sesuai dengan tugas +okok dan 6ungsin(a. Hal,hal (ang +erlu di+erhatikan dalam +embinaan dan +enga asan (aitu bah a kegiatan ini jangan diangga+ sebagai kegiatan (ang si6atn(a rutinitas, teta+i +erlu dilihat bah a kegiatan ini meru+akan +roses +endam+ingan dan trans6er +engetahuan dan teknologi. 0ntuk itu +embinaan, +enga asan dan +engendalian +erlu dilakukan se-ara kontin(u dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kinerja +engelolaan hutan kota. ''. Dalam hal +eran serta mas(arakat, (ang diatur dalam +asal "1 dan "# PP Nomor 4" 2ahun $%%$, telah dengan jelas diatur +eranserta mas(arakat dalam +embangunan dan +engembangan hutan kota, dimana mas(arakat dilibatkan dalam taha+an sejak +enunjukan, +embanguann, +eneta+an, +embinaan dan +enga asan. Saran,saran (ang +erlu di+ertimbangkan dalam +elaksanaan +eranserta mas(arakat (aitu +engaturan hakhak +ro sedural se+erti hak untuk mengadu, hak untuk melakukan gugatan .termasuk hak *embaga S ada(a Mas(arakat untuk menggugat/ dan hak untuk menda+atkan akses in6ormasi hutan kota. '$. Dalam hal +embia(aan (ang diatur dalam +asal "4 PP Nomor 4" 2ahun $%%$, bah a bia(a +en(elenggaraan hutan kota berasal dari >PBD atau sumber dana lainn(a (ang sah. Pengaturan ini dinilai sangat sulit dilaksanakan oleh daerah karena sebagian besar daerah ber+rinsi+ bah a +embangunan hutan kota bukan meru+akan +embangunan (ang si6atn(a mendesak dibandingkan +embangunan lainn(a (ang bersi6at +ela(anan +ubli- dan men(entuh rak(at ban(ak. +erlu di+ertimbangkan untuk men-ari alternati7e lain dalam hal +embia(aan +embangunan hutan kota. Misaln(a dengan +endanaan hutan kota dilakukan dengan s-enario sharing anggaran antara +emerintah +usat dan +emerintah daerah. Pemerintah +usat da+at menggunakan dana reboisasi dan rehabilitasi untuk membangun hutan kota. -. Undang-undang R"*u+(#. Indon")#a Nomor &$ Tahun &''/ !"n!ang P"na!aan Ruang a. U(a)an !"rhada* #)# *"ra!uran *"rundang-undangan 0ang !"r.a#! d"ngan hu!an .o!a 0ndang,undang Nomor $4 2ahun $%%5 tentang Penataan !uang meru+akan 00 (ang 0ntuk mengatasi +ermasalahan tersebut

mengatur tentang +enataan ruang (ang meli+uti ruang darat, ruang laut, ruang udara, termasuk

ruang didalam bumi mau+un sebagai sumberda(a. 00 nomor $4 2ahun $%%5 meru+akan +embaharuan dari 00 Nomor $1 2ahun '33$ tentang Penataan !uang (ang dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan +engaturan ruang. >da+un tujuan dari +enerbitan 00 nomor $4 tahun $%%5 adalah agar u+a(a +engelolaan tata ruang da+at berjalan se-ara bijaksana, berda(a guna dan berhasil guna untuk keberlajutan sumberda(a demi ter ujudn(a kesejahteraan umum dan keadilan sosial. 00 Nomor $4 2ahun $%%5 tentang Penataan !uang se-ara material terdiri dari '" Bab dan &% Pasal. Salah satu (ang menarik dari 00 ini adalah asas (ang di-antumkann(a, (aitu .a/ keter+aduan, .b/ keserasian, keselarasan dan kesimbangan, .-/ keberlanjutan dan .d/ keberda(agunaan dan keberhasilgunaan, .e/ keterbukaan, .6/ kebersamaan dan kemitraan, .g/ +erlindungan ke+entingan umum, .h/ ke+astian hukum dan keadilan dan .i/ akuntabilitas. Berdasarkan asas (ang dimun-ulkan tersebut, da+at dikatakan bah a telah ada kesadaran untuk memasukan +rinsi+,+rinsi+ demokrasi. 00 +enataan ruang ini mengatur tentang hak dan ke ajiban, +eren-anaan, +eman6aatan dan +engendalian= tentang ren-ana tata ruang, serta +embinaan. Penataan ruang, baik +isahkan. 0ntuk e enang dan ila(ah tingkat nasional, tingkat +ro+insi atau+un

tingkat kabu+aten<kotamad(a dilakukan se-ara ter+adu .intergrated/ dan tidak di+isah, ila(ah (ang meli+uti lebih dari satu ka asan +ro+insi, +en(usunann(a dikoordinasikan oleh Menteri untuk kemudian di+adukan kedalam ren-ana tata ruang ila(ah +ro+insi (ang bersangkutan, dan untuk ka asan (ang melebihi satu ka asan daerah kabu+aten dilakukan oleh :ubernur. Penataan ruang tingkat +ro+insi dan kabu+aten<kotamad(a disam+ing meli+uti ruang daratan, juga men-aku+ ruang lautan dan udara sam+ai batas tertentu. Pelaksanaan +enataan ruang dilaksanakan dalam kerangka otonomi daerah. Dalam 00 ini se-ara tegas tidak mengatur tentang hutan kota teta+i mengatur !uang 2erbuka Hijau .!2H/ sebagai bagian dari 2ata !uang 8ila(ah Kota. Dalam +anataan ruang khususn(a dalam +eren-anaan tata ruang ila(ah kota maka +eren-anaan tata ruang meli+uti : .a/ ren-ana +en(ediaan dan +eman6aatan ruang terbuka hijau= .b/ ren-ana +en(ediaan dan +eman6aatan ruang terbuka non hijau= dan .-/ ren-ana +en(ediaan dan +eman6aatan +rasarana dan sarana jaringan +ejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor in6ormal, dan ruang

e7akuasi ben-ana, (ang dibutuhkan untuk menjalankan 6ungsi +ela(anan sosial ekonomi dan +usat +ertumbuhan ila(ah.

ila(ah kota sebagai +usat

Dalam hal ruang terbuka hijau, terdiri dari ruang terbuka hijau +ubli- dan ruang terbuka hijau +ri7at. Pro+orsi ruang terbuka hijau +ada kota +aling sedikit "% 9 dari luas ila(ah dan +ro+orsi ruang terbuka hijau +ada ila(ah kota. ?ang dimaksud ruang terbuka hijau dalam 00 ini meru+akan ruang terbuka hijau (ang dikelola oleh +emerintah daerah kota (ang digunakan untuk ke+entingan mas(arakat se-ara umum. ?ang termasuk ruang terbuka hijau +ublik, antara lain, adalah taman kota, taman +emakaman umum, dan jalur hijau se+anjang jalan, sungai dan +antai. ?ang termasuk ruang terbuka hijau +ri7at, antara lain, adalah kebun dan halaman rumah<gedung milik mas(arakat<s asta (ang ditanami tumbuhan. ila(ah kota +aling sedikit $% 9 dari luas

+. Ka,#an !"rhada* #)# *"ra!uran *"rundang-undangan 0ang !"r.a#! d"ngan hu!an .o!a '. 0ndang,undang Nomor $4 2ahun $%%5 tentang Penataan !uang dinilai berdasarkan -aku+an isi dari material meru+akan 00 (ang berdiri sendiri karena dalam konsideran menimbang tidak dimasukan 00 lain (ang se-ara langsung mau+un tidak langsung mem+engaruhi +roses +enataan ruang se+erti 00 kehutanan, 00 lingkungan hidu+, 00 +eren-anaan nasional dan 00 +emerintah daerah. Im+likasi dari tidak di+erhatikann(a 00 lain dalam +en(usunan 00 +enataan ruang (aitu .a/ im+lementasin(a tidak menda+atkan legitimasi dari stakeholder lain (ang se-ara langsung mau+un tidak langsung terlibat dalam +roses +enataan ruang, .b/ kemungkinan besar akan terjadi tum+ang tindih dan du+likasi +engaturan +ada ob(ek (ang sama. 0ntuk itu disarankan agar dalam +erumusan 00 (ang si6atn(a +engaturan +engelolaan sumberda(a alam +erlu mem+erhatian sistem nilai dan +eraturan +erundang,undangan sektor lain. $. 0ndang,undang Nomor $4 2ahun $%%5 2ata !uang Kota dalam kaitan(a dengan !uang 2erbuka Hijau .!2H/. ?ang dimaksud !2H dalam 00 ini adalah area memanjang<jalur dan atau mengelom+ok, (ang +enggunaann(a lebih bersi6at terbuka, tem+at tumbuh tanaman, baik (ang tumbuh se-ara alamiah mau+un (ang sengaja ditanam. !uang 2erbuka Hijau .!2H/ meli+uti meli+uti !uang 2erbuka Hijau Publik dan !uang 2erbuka

Hijau Pri7at. !uang 2erbuka Hijau Publik meru+akan ruang terbuka hijau (ang dimiliki dan dikelola oleh +emerintah daerah kota (ang digunakan untuk ke+entingan mas(arakat se-ara umum. ?ang termasuk ruang terbuka hijau +ublik, antara lain, adalah taman kota, taman +emakaman umum, dan jalur hijau se+anjang jalan, sungai dan +antai. Sedangkan (ang dimaksud dengan !uang 2erbuka Hijau Pri7at adalah, adalah kebun dan halaman rumah<gedung milik mas(arakat<s asta (ang ditanami tumbuhan. Pembangunan !2H dimaksud untuk keseimbangan sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, mau+un sistem ekologis lain, (ang selanjutn(a akan meningkatkan ketersediaan udara bersih (ang di+erlukan oleh mas(arakat, serta sekaligus da+at meningkatkan nilai estetika kota. Selanjutn(a untuk meningkatkan 6ungsi dan +ro+orsi !2H di Kota, +emerintah, mas(arakat dan s asta didorong untuk menanam tumbuhan diatas bangunan gedung milikn(a. ". Dalam 00 ini se-ara im+lisit tidak mengatur tentang +embangunan dan +engembangan hutan kota. 2eta+i se-ara ek+lisit makna +engaturan hutan kota telah dirumuskan dalam bentuk +embangunan !uang 2erbuka Hijau. 2idak diaturn(a se-ara tegas hutan kota sebagai bagian dari !uang 2erbuka Hijau, kemungkinan akan berdam+ak +ada tidak diakomodirn(a hutan kota dalam !en-ana 2ata !uang 8ila(ah Perkotaan. 0ntuk itu alau+un tidak diakomodir se-ara tegas hutan kota dalam 00 ini bukan berarti +embangunan dan +engembangan hutan kota tidak dilaksanakan, namun demikian +embangunan hutan kota teta+ dilaksanakan dengan menga-u 00 Nomor 1' 2ahun '333 tentang Kehutanan dan Peraturan Pemerintah Nomor 4" 2ahun $%%$ tentang Hutan Kota. D. P"ra!uran M"n!"r# Da(am N"g"r# Nomor 1 Tahun &''/ !"n!ang P"na!aan Ruang T"r+u.a H#,au Ka1a)an P"r.o!aan a. U(a)an !"rhada* #)# *"ra!uran *"rundang-undangan 0ang !"r.a#! d"ngan hu!an .o!a Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ' 2ahun $%%5 tentang Penataan !uang 2erbuka Hijau Ka asan Perkotaan, dilatarbelakangi oleh tingkat +erkembangan kota (ang disertai dengan meningkatn(a alih 6ungsi lahan (ang +esat, kondisi kerusakan lingkungan (ang -uku+ tinggi dan menurunn(a da(a dukung lahan dalam meno+ang kehidu+an mas(arakat di+erkotaan.

Peraturan ini meru+akan +eraturan +elaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 15 2ahun '335 tentang !en-ana 2ata !uang 8ila(ah Nasional, khususn(a dalam +enataan ruang terbuka hijau ka asan +erkotaan. Dalam +eraturan ini diatur jenis !uang 2erbuka Hijau meli+uti : taman kota, taman isata alam, taman rekreasi, taman lingkungan +erumahan dan +emukiman, taman lingkungan +erkantoran dan gedung komersial, taman hutan ra(a, hutan kota, hutan lindung, bentang alam se+erti gunung, bukit, lereng dan lembah, -agar alam, kebun ra(a, kebun binatang, +emakaman umum, la+angan olah raga, la+angan u+a-ara, +arker terbuka, lahan +ertanian +erkotaan, jalur diba ah tegangan tinggi .S022 dan S02E2/, sem+adan sungai, +antai, bangunan, situ dan ra a, jalur +engaman jalan, median jalan, rel kereta a+i, +i+a gas dan +edestrian, ka asan dan jalur hijau, daerah +en(angga .bu66er ;ona/ la+angan udara dan taman ata+ .roo6 garden/. Penataan !uang 2erbuka Hijau Ka asan Perkotaan .!2HKP/ meli+uti kegiatan +een-anaan, +eman6aatan dan +engamanan. Dalam hal +eren-anaan !2HKP meru+akan bagian (ang tidak ter+isahkan dari ren-ana tata ruang men-aku+ !2HKP +ubli- dan +ri7at. Peren-anaan +embangunan !2HKP memuat jenis, lokasi, luas, target +en-a+aian luas, kebutuhan bia(a, target aktu +elaksanaan dan desain teknis, untuk itu +eren-anaan +embangunan +erlu melibatkan +ara +elaku +embangunan. Peren-anaan +embanguann !2HKP ini lebih lanjut diteta+kan dengan Peraturan Daerah kabu+aten<kota. Selanjutn(a +eren-anaan +embangunan !2HKP dituangkan kedalam !en-ana Pembangunan )angka Panjang Daerah .!P)PD/, !en-ana Pembangunan )angka Menegah Daerah .!P)MD/ dan !en-ana Kerja Pemerintah Daerah .!KPD/. Peman6aatan !2HKP men-aku+ kegiatan +embangunan baru, +emeliharaan dan +engamanan. Dalam +eman6aatan !2HKP +ublik dikelola oleh +emerintah daerah dengan melibatkan +elaku +embanguann dan tidak da+at dialih6ungsikan. Peman6aatan !2HKP da+at dikerjasamakan dengan +ihak ketiga atau+un antar +emerintah daerah. Peman6aatan !2HKP +ri7at dikelola oleh +erseorangan atau lembaga badan hukum sesuai +eraturan +erundang,undangan. Dalam +eman6aatan !2HKP di+erka(a dengan memasukan berbagai ila(ah +ro+insi dan kabu+aten<kota. *uas ideal !2HKP minimal $% 9 dari luas ka asan +erkotaan (ang

keari6an lo-al dalam +enataan ruang dan kontruksi bangunan taman (ang men-erminkan buda(a setem+at. Dalam hal +engendalian, lingku+ +engendalian !2HKP meli+uti : target +en-a+aian luas minimal, 6ungsi dan man6aat, luas dan lokasi, kesesuaian s+esi6ikasi konstruksi dengan desain teknis. Pengendalian !2HKP dilakukan melalui +erijinan, +emantauan, +ela+oran dan +enertiban, dimana +enebangan +ohon diareal !2HKP +ublik dibatasi se-ara ketat dan harus sei;ing ke+ala daerah. Penataan !2HKP melibatkan +eranserta mas(arakat, s asta, lembaga<badan hukum dan atau +erseorangan. Peran serta mas(arakat dimulai sejak +embangunan 7isi dan misi, +eren-anaan, +eman6aatan dan +engendalian. Peranserta da+at dilakukan dalam +roses +engambilan ke+utusan mengenai +enataan !2HKP, kerjasama dalam +engelolaan, kontribusi dalam +emikiran, +embia(aan mau+un tenaga 6isik untuk +elaksanaan +ekerjaan. Dalam hal +ela+oran, +embinaan dan +enga asan, Bu+ati<8alikota mela+orkan kegiatan +enataan !2HKP ke+ada :ubernur dan selanjutn(a dila+orkan ke+ada Menteri Dalam Negeri +aling sedikit ' .satu/ tahun sekali dan se aktu, aktu a+abila di+erlukan. Se-ara berjenjang Bu+ati<8alikota melakukan +embinaan dan +enga asan terhada+ +enataan !2HKP, :ubernur mengkoordinasikan +embinaan dan +enga asan terhada+ +enataan !2HKP Kabu+aten<Kota. Dalam rangka meningkatkan kinerja +enataan !2HKP, gubernur da+at

memberikan insenti6 ke+ada +emerintah kabu+aten<kota (ang berhasil dalam +enataan !2HKP. Bu+ati< alikota da+at memberikan insenti6 ke+ada +en(elenggara !2HKP +ri7at (ang berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas sesuai dengan tujuan !2HKP. 0ntuk +embangunan, +endanaan +enataan !2HKP +ro+insi bersumber dari >PBD +ro+insi, +artisi+asi s ada(a mas(arakat dan atau s asta serta +endanaan lainn(a (ang sah dan tidak mengikat. 0ntuk +enataan !2HKP Kab<Kota, +endanaan bersumber dari >PBD kabu+aten<kota, +artisi+asi s ada(a mas(arakat dan atau s asta serta sumber +endanaan lainn(a (ang sah dan tidak mengikat. +. Ka,#an !"rhada* #)# *"ra!uran *"rundang-undangan 0ang !"r.a#! d"ngan hu!an .o!a '. @aku+an jenis !uang 2ebuka Hijau (ang diatur dalam +eraturan ini -uku+ ban(ak dan beragam. Im+likasi dari ban(akn(a jenis !2HKP (ang diatur dalam +eraturan ini

di+rediksi tidak da+at diim+lementasikan se-ara o+timal a+abila manajemen kolaborati6 dengan mengede+ankan 6ungsi koordinasi tidak dilaksanakan. 0ntuk itu disarankan agar +enataan dan +embangunan !2HKP da+at berjalan se-ara o+timal maka +erlu dibentuk kelembagaan +engelola diluar struktur +emerintahan (ang ada saat ini. *embaga tersebut ber6ungsi se-ara inde+enden untuk melaksanakan tugas +okok dan 6ungsi (ang meli+ti : 6ungsi +eren-anaan, +enataan, +eman6aatan, monitoring dan +engendalian kegiatan la+angan. *embaga ini diba ah kontrol langsung oleh :ubernur untuk tingkat +ro+insi dan bu+ati< alikotamad(a untuk tingkat Kab<Kota. $. Penataan dan Pembangunan !2HKP +ri7at, tanggungja abn(a diserahkan ke+ada badan hukum s asta, +erorangan dan mas(arakat (ang dikendalikan dalam bentuk ijin +eman6aatan ruang. Kebijakan ini dinilai -uku+ te+at karena akan mem+erluas dan mem+er-e+at +embangunan !uang 2erbuka Hijau. Namun demikian +erlu dilakukaan +enga asan se-ara intensi6. >+abila +enga asan tidak dilakukan se-ara intensi6 maka kemungkinan besar akan terjadi +raktek alih 6ungsi lahan !2H menjadi +eruntukan lain (ang diakibatkan oleh meningkatn(a kebutuhan organisasi dan terbatasn(a lahan di +erkotaan. Demikian re7ie +eraturan +erundangan terkait +embangunan dan +engembangan hutan

kota. Bah a sebaik,baikn(a +eraturan (ang dibuat kalau tidak ada im+lementasi n(ata dila+angan maka menjadi tidak bermakna. 0ntuk itu salah satu kun-i dalam +elaksanaan +embangunan hutan kota adalah adan(a komitmen dan dukungan mas(arakat untuk me ujudkan suasana lingkungan (ang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai