Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya dunia industri, tuntutan akan adanya industri yang efisien menjadi tak terelakkan. Hal ini karena kompetensi suatu industri akan dilihat dari tingkat efisiensi masing-masing elemen yang berperan, baik itu faktor yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses produksi. Sehingga dari sudut pandang sistem proses produksi perlu di upayakan adanya efisiensi mulai dari pemilihan bahan, seleksi sistem proses yang terdiri dari proses reaksi, pemisahan dan pencampuran hingga ke sistem penggunaan energi. Untuk mencapai efisiensi tersebut, sebagian besar proses di industri mengalami paling tidak satu kali perubahan selama masa pakainya untuk memperoleh keuntungan dari teknologi proses yang tercanggih, yang dapat berupa perbaikan dalam efisiensi energi, dan kapasitas produksi. Dalam rangka meningkatkan efisiensi energi, sistem retrofit jaringan penukar panas ( HEN ) dari aliran-aliran proses dapat berpengaruh besar terhadap nilai ekonomis suatu proyek secara menyeluruh. Sehingga penyelesaian persoalan perancangan dengan integrasi panas menjadi kebutuhan penting. (Zhu dkk, 2000) Sejumlah modifikasi telah disarankan untuk kolom distilasi dan HEN untuk memenuhi dua tujuan. Pada sistem refinery, efisiensi energi dari proses bergantung pada desain HEN. Sebagai contoh, duty dan penurunan pada pump around (PA) mempengaruhi seberapa besar dapat diperoleh kembali dan hubungan antar HE (juga mempengaruhinya) dan area HE menentukan seberapa besar panas actual yang dapat diperoleh kembali.(Mamdoug Gadalla dkk, 2003) Untuk menyelesaikan persoalan kombinatorial yang terjadi selama proses pembentukan struktur pada perancangan sistem, ada dua macam pendekatan yang secara umum dapat digunakan yaitu pendekatan reducible structure generation dan

I-2 Bab I Pendahuluan

irreducible structure generation. Pada pendekatan reducible structure generation, pengembangan superstructure yang memuat seluruh alternatif struktur termasuk kandidat yang optimal, menjadi fokus awal yang harus diperhatikan. Kemudian, pencarian struktur optimal dilakukan dengan memformulasikan persoalan

superstructure tersebut dalam bentuk Mixed Integer Non Linier Programming (MILP). Pada pendekatan irreducible structure generation pengembangan struktur dilakukan secara heuristic, evolusioner dan algoritmik. Pendekatan heuristic dapat dilakukan dengan cara yang tepat dan benar, namun hal ini tidak dapat menjamin penentuan struktur yang optimal. Sedangkan penentuan struktur yang optimal dapat dilakukan melalui proses algoritmik dan evolusioner. (Gundersen,1988) Suatu metode perancangan HEN yang sangat populer dikenal dengan nama Pinch Design Method (PDM) yang menggunakan pendekatan irreducible structure generation, dimana struktur awal dibangun dengan menggunakan kriteria thermodinamika pada titik pinch untuk mencapai kebutuhan utilitas eksternal minimum melalui problem table algorithm (PTA) atau temperature interval method pada pendekatan suhu minimum (Tmin) yang ditetapkan sebelumnya, atau yang dioptimasi di tingkat penargetan dahulu sebelum mengembangkan struktur jaringan. Kemudian proses evolusi dilakukan dengan mengurangi kebutuhan unit dan luas area untuk mencapai struktur yang mempunyai biaya total minimum.(Robin Smith) Pada studi ini, digunakan metode desain pinch (PDM). Metode ini digunakan untuk melakukan tugas perancangan dalam membangun struktur alternatif serta mencapai struktur HEN yang terbaik, dengan cara menyesuaikan parameterparameter evaluasi sesuai dengan kepentingan berbagai parameter sistem grassroot. Penyesuian ini sangat bergantung pada proses perubahan yang akan dilakukan dari kondisi semula menuju kondisi target optimasi grassroot yang diinginkan.

Laboratorium Perancangan dan Pengendalian Proses Teknik Kimia FTI-ITS

I-3 Bab I Pendahuluan

I.2. Perumusan Masalah Proses pembangunan struktur heat exchanger networks HEN mempunyai persoalan kombinatorial yang sangat kompleks sebagai yang spesifik, karena adanya banyak alternatif kombinasi heat matches yang dapat dipilih serta alternatif konfigurasi heat matches tersebut ke dalam suatu jaringan non inferior. Heat matches didefinisikan sebagai perjodohan aliran panas dan aliran dingin yang masing-masing akan memindahkan dan menerima panas berdasarkan pada level suhu dan jumlah kalor yang dapat ditransfer, yang masing-masing merepresentasikan kualitas dan kuantitas energi yang layak secara termodinamis. (Gundersen,1988) Perancangan sistem grassroot - HEN dirumuskan sebagai proses pengambilan keputusan teknik pada tingkat struktural yang dilakukan untuk membangun struktur baru HENs dari suatu proyek pengembangan proses tidak hanya untuk mencapai suatu heat recovery system tetapi juga batasan-batasan ekonomis dari biaya kapita. Sedangkan sistem retrofit HEN dirumuskan sebagai proses modifikasi struktur HEN yang telah ada guna meningkatkan sistem heat recovery sehingga didapatkan struktur dengan biaya minimal. Perbedaan dari kedua sistem terletak pada skenario ekonomi dari alternatif struktur jaringan yang dikembangkan. Skenario ekonomi pada perancangan retrofit harus mempertimbangkan infrastruktur yang ada, antara lain penggunaan kembali peralatan dan sistem perpipaan pada evaluasi jaringan. Untuk menentukan struktur jaringan yang optimal yang mempunyai biaya total minimum harus mempertimbangkan aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yaitu luas perpindahan panas, penghematan kebutuhan utilitas panas dan dingin, tambahan sistem perpipaan, yang mempengaruhi biaya operasi dan biaya biaya kapital. Aspek kualitatif yaitu fleksibilitas, operabilitas, keamanan (safety), dan kontroabilitas. Persoalan kombinatorial pada tugas sistem retrofit lebih sulit daripada perancangan sistem grassroot karena disamping mempertimbangkan aspek kualitatif

Laboratorium Perancangan dan Pengendalian Proses Teknik Kimia FTI-ITS

I-4 Bab I Pendahuluan

dan kuantitatif di atas, kepentingan relatif dari berbagai parameter teknis dan ekonomis yang relevan yang harus dipertimbangkan sangat berbeda. (Gundersen,1988)

I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Mendapatkan konfigurasi jaringan sistem penukar panas yang optimum guna mencapai temperatur output semaksimum mungkin. 2. Untuk menerapkan aturan integrasi panas dengan metode pinch sehingga akan diperoleh sistem yang mempunyai total annual cost yang minimum. 3. Membandingkan Total Annual Cost (TAC) antara existing structure dengan struktur hasil penerapan Pinch Design Method (PDM). 4. Menghitung Tmin yang optimum dari semua Tmin yang diteliti.

I.4. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Metode yang digunakan untuk merancang integrasi panas adalah metode pinch. b. Sistem yang ditinjau hanya mempertimbangkan aspek kuantitatif nilai nominal dari set parameter yang pasti. Aspek ini dipertimbangkan pada evaluasi struktur HEN antara lain luas perpindahan panas, penghematan kebutuhan utilitas panas dan dingin, yang mempengaruhi biaya operasi dan capital cost. c. Sistem yang ditinjau tidak mempertimbangkan aspek kualitatif antara lain fleksibilitas, operabilitas, keamanan (safety) dan kontrolabilitas dimana struktur HEN yang dibangun tidak dievaluasi kemampuannya masing-masing terhadap ketidakpastian akibat dari perubahan factor eksternal seperti aliran umpan, kebutuhan produk, kondisi lingkungan, dan perubahan internal seperti koefisien perpindahan panas, konstanta reaksi dan sifat fisis fluida.

Laboratorium Perancangan dan Pengendalian Proses Teknik Kimia FTI-ITS

I-5 Bab I Pendahuluan

d. Perhitungan parameter evaluasi optimasi tidak mempertimbangkan kehilangan produksi selama pelaksanaan hasil optimasi. e. Sistem yang akan dioptimumkan bukan retrofit. f. Software yang digunakan adalah lingo. g. Penelitian tidak meninjau pengaruh presure drop dari struktur yang dihasilkan. h. Seluruh perpindahan panas menggunakan sistem aliran panas dan aliran dingin secara counter current. i. Studi kasus yang dipelajari adalah jaringan penukar panas pada Crude Distillation Unit IV Kilang UP-V Balikpapan.

I.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : a. Menyelesaikan persoalan sistem heat recovery pada suatu modifikasi industri proses dalam rangka mengurangi konsumsi utilitas pemanas dan pendingin melalui optimasi jaringan alat penukar panas. b. Menyelesaikan persoalan kombinatorial sebagai sifat yang melekat pada perancangan optimasi jaringan alat penukar panas dengan menggunakan metode pinch. c. Menyebarkan pengetahuan perancangan optimasi jaringan alat penukar panas dengan memberikan referensi yang representatif. d. Memberikan usulan perancangan awal sistem retrofit HEN sebelum dilakukan proses perancangan yang lebih detail pada jaringan penukar panas pada Crude Distillation Unit IV Kilang UP-V Balikpapan.

Laboratorium Perancangan dan Pengendalian Proses Teknik Kimia FTI-ITS

Anda mungkin juga menyukai