Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam Islam, sikap tolong menolong antar sesama merupakan perbuatan yang sangat mulia, baik dalam pandangan manusia, maupun dalam pandangan Allah. Islam sebagai agama yang sempurna, telah memberikan petunjuk dan cara tentang bagaimana menjalalani hidup untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan yang sempurna. Kebahagiaan yang sempurna hanya akan dirasakan jika menghindari sikap egoisme yang ada dalam diri setiap individu. Akan tetapi, diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap orang-orang beriman yang ada di sekitar kita. Rasulullah SAW bersabda: Tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Bentuk cinta kepada saudara ini dijadikan sebagai barometer kesempurnaan iman, dan mencintai saudara hendaklah sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sehingga ketika seseorang yang beriman dan taat pada Allah, menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, maka hendaklah sikap rasa cinta menjauhi maksiat itu juga dia berikan kepada saudaranya yang beriman. Oleh karena itu, dalam makalah singkat ini penulis mencoba mengupas sedikit bagaimana seharusnya kita bersikap ketika kita dihadapkan dengan saudara yang berbuat ddzalim atau pun yang diddzalimi. Dengan mengutip satu hadis utama dan beberapa hadis lainnya yang akan menjadi penjelas bagi hadis

utamatersebut, serta beberapa penjelasan dari kitab syarh al-hadis, semoga tulisan ini dapat dipahami dan dimengerti dengan jelas.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana teks hadis tentang menolong saudara yang ddzalim dan yang didzalimi? 2. Bagaimana status hadis tentang menolong saudara yang ddzalim dan yang didzalimi? 3. Bagaimana penjelasan hadis tentang menolong saudara yang ddzalim dan yang didzalimi?

BAB II PEMBAHASAN

A. Teks Hadis dan Terjemah

: : : :
Artinya: Berkata kepada kami Muhammad bin Abdurrahim, berkata kepada kami Said bin Sulaiman, berkata kepada kami Hasyim, mengabarkan kepada kami Ubaidillah bin Abi Bakr bin Anas, dari Anas ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda, Tolonglah saudara kamu yang dzalim atau yang didzalimi, berkata seorang lelaki, Wahai Rasulullah, aku akan menolongnya jika ia diddzalimi, bagaimana pula aku akan menolongnya jika dia seorang yang dzalim? Jawab Rasulullah, Engkau boleh menahannya atau menghalangnya daripada melakukan kedzaliman, maka yang demikian berarti engkau menolongnya

B. Data Hadis Kata kunci: -

Shahih Bukhari/Kitab al-Ikrah/no. Index 6952/jilid. 9/hlm. 22 Musnad Ahmad bin Hanbal/Musnad Anas bin Malik ra./no. Index 11948/jilid 14/hlm.19

C. Skema Sanad )1) Skema Tunggal (dari Imam Bukhari Jalur al-Bukhari

2) Skema Ganda

D. Syarah Hadis Bangsa Arab mendefinisikan kata al-Nashr dengan makna al-Ianah dan al-Tayid, keduanya mempunyai arti yang serupa, yaitu menolong atau membantu. Dan Rasulullah telah menjelaskan hadis ini dalam beberapa riwayat yang tersebut di atas, bahwa menolong orang yang berbuat dzalim di sini adalah dengan cara mencegahnya untuk berbuat dzalim. Karena jika dia dibiarkan begitu saja, dia akan memperbuat kedzaliman tersebut.1 Imam al-Baihaqi berpendapat bahwa pada hakikatnya orang yang dzalim itu adalah orang yang didzalimi oleh dirinya sendiri. Dan ketika kita mencegahnya dari berbuat kedzaliman, maka hal tersebut merupakan sebuah bentuk pertolongan yang kita berikan padanya agar tidak berbuat dzalim. Sebagai contoh, ketika ada orang yang hendak berbuat zina, lalu kita mencegahnya, maka pada hakikatnya adalah memberikan pertolongan untuknya.2 Hadis ini merupakan salah satu bentuk atau bukti bahwa Islam merupakan agama yang bijak. Barangkali ketika kita dihadapkan dengan sebuah permasalahan berkenaan dengan orang yang berbuat dzalim, sebut saja orang yang berzina. Tidak sedikit yang lebih mendahulukan emosinya saat berhadapan dengan masalah seperti ini, alasannya adalah karena pelaku zina tersebut telah mencoreng agama Islam, karena zina merupakan dosa besar. Sehingga orang yang ilmunya hanya sebatas kuku hanya bisa menghardik dan mengutuknya habishabisan. Sementara Islam pada dasarnya tidak mengajarkan hal tersebut. Akan

Abu al-Husain Ali bin Khalaf bin Abd al-Malik, Syarah Shahih al-Bukhari li Ibni

Baththal Badr al-Din Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad al-Aini, Umdah al-Qari Syarh Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2001), cet. I, 407
2

tetapi kita diperintahkan untuk menolongnya dengan cara menjauhkannya dan mencegahnya untuk berbuat kemaksiatan. Yang menjadi problem saat ini adalah kebanyakan orang beriman yang berbuat maksiat tidak menyadari bahwa orang yang mencegahnya untuk berbuat kemaksiatan pada hakikatnya hendak menolongnya agar tidak terjerumus pada jurang kedurjanaan. Ketika seseorang berbuat kemaksiatan, sikap menghardik dan

mengutuknya atas apa yang ia lakukan bukanlah hal yang tepat menurut pandangan Rasulullah Saw. Karena yang seperti itu hanya akan menambah suatu permasalahan, yakni permusuhan dan tidak akan membuatnya kembali kepada jalan yang benar. Jalan yang benar adalah bagaimana mengembalikan ia kepada Islam yang lurus. Dan inilah yang sebenarnya harus dilakukan di era modern yang penuh dengan segala bentuk kedzaliman ini. Jika sikap menghardik, dan mengutuk kepada orang yang berbuat dzalim, padahal dia juga orang Islam, maka hal ini akan memancing perpecahan umat Islam, dan hilangnya kasih sayang di antara mereka. Sementara Rasulullah saja menunjukkan sikap lemah lembut beliau ketika beliau didzalimi oleh orang Yahudi, selama kedzaliman itu hanya menyentuh diri pribadi beliau, bukan pada penghinaan terhadap agama. Adapun mengenai menolong orang yang didzalimi saya rasa sudah sangat jelas bentuk pertolongan yang harus kita berikan kepadanya, yaitu

menyelamatkannya dari kezhaliman. Oleh karena itu, bisa saya berikan kesimpulan bahwa dalam menolong orang berbuat kedzaliman adalah

menghindarkannya dari kedzaliman itu sendiri yang jika dibiarkan, dia akan memperbuatnya.

E. Istinbath Hadis 1) Orang Islam wajib menolong saudaranya yang didzolimi 2) Orang Islam wajib menahan dan mencegah saudara seagamanya seagamanya dari melakukan kedzaliman. Inilah yang dimaksud dengan menolong saudara yang dzalim, karena dengan menghalangnya, berarti telah menyelamatkan dari dosa dan azab. 3) Islam adalah agama yang menentang kedzaliman dalam berbagai bentuknya. Baik sesama Islam atau pun lintas agama.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan dalam makalah ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Teks hadis yang membicarakan tentang menolong saudara yang ddzalim dan yang didzalimi yaitu:

: : : :
2. Dengan skema sanad hadis di atas, maka bisa dipastikan bahwa sanadnya bersambung dan memenuhi kategori hadis muttashil. 3. Pada hakikatnya, Islam mengajarkan untuk berbuat baik kepada sesama agar tidak terjerumus pada perbuatan yang dilarang agama dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Salah sataunya dengan cara menolong orang dzalim dan yang didzalimi.

B. Saran Setelah mengetahui dan memahami tentang hadis di atas, terjemahnya, maksudnya, dan syarahnya. Penulis menyarankan kepada pembaca untuk lebih intens untuk menata hati agar bersih dari hal-hal yang merusak ketentaraman dan kedzoliman .

Penulis sadar bahwa manusia adalah tempat kesalahan dan lupa. Karena itu apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini penulis meminta saran dan kritikan untuk perbaikan dan penyempurnaan.

Anda mungkin juga menyukai