Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
T DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERSYARAFAN: PERFUSI JARINGAN CEREBRAL
TIDAK EFEKTIF DI RUANG IGD RUMAH SAKIT MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTO
Oleh :
Kunto puji saputro
A3.0700041
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSYARAFAN: PERFUSI JARINGAN CEREBRAL TIDAK EFEKTIF DI
RUANG IGD RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Pembimbing klinik
RSMS Purwokerto
RSMS Purwokerto
(.)
(.)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan maha penyayang.
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia_Nya dalam
menyelesaikan
Bapak Bekti Haryadi, AMK selaku kepala ruang IGD yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk mengambil kasus di ruang IGD
RSUD Margono Soekardjo Purwokerto.
2.
Bapak Anis, S Kep, Ners dan Bapak Safrudin S Kep, Ners selaku
pembimbing
Akademik
yang
telah
memberikan
bimbingan
dan
pengarahan.
3.
4.
5.
6.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala kebaikan. Kritik dan saran dari
para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan laporan selanjutnya. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Purwokerto,
November 2007
DAFTAR ISI
Judul ..........................................................................................................................
Pengesahan ................................................................................................................
Kata Pengantar ..........................................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................
E. Evaluasi..........................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak progresif cepat
berupa deficit neurologist fokal dan global yang berlangsung 24 jam/lebih atau
langsung menimbulkan kematian.(Mansjoer ,2000)
Stroke adalah hilangnya fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh
gangguan suplai darah ke bagian otak.(Brunner& Suddarth,2000)
Stroke hemoragic/ stroke berdarah adalah stroke yang diakibatkan karena
adanya perdarahan akibat pecahnya atau robeknya dinding pembuluh darah.
Stroke non haemoragic/ iskemic/ infark adalah stroke yang diakibatkan oleh
obstruksi vascular (thrombus dan embolus) sehingga mengakibatkan ischemic/ infark.
Obstruksi dapat terjadi karena embolus yang merupakan akibat dari pembekuan
darah, plak, ateromatosa fragmen lemak/ cedera. Emboli otak kebanyakan berasal dari
jantung sekunder terhadap infark miocard dn fibrilis atrium. Stroke trombotik dapat
juga terjadi edema cerebral pasif dan meningkatkan TIK pada titik herniasi dan
kematian setelah trombotik terjadi pada area yang luas. (Huddak & Gallo, 1996: 254256).
Stroke adalah sindroma klinis yang awal timbulnya mendadak progresif cepat
berubah deficit neurologist local atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih,
langsung menimbulkan kematian, semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak non traumatik. Stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke hemoragik dan non
hemoragik. Adapun etiologi dari stroke adalah trombosis sereral, emboli serebral,
perdarahan intrakranial. Sekitar 15 % stroke iskemik disebabkan oleh stroke lakunar.
Iskemia serebrum disebabkan oleh berkurangnya aliran dareah yang berlangsung
selama beberapa detik sampai beberapa menit, apabila berlangsung lebih dari
beberapa menit , maka terjadi infark. Perdarahan intrakranium dapat terjadi di
jaringan otak itu sendiri( parenkim, ruang subarachnoid, atau raung subdura atau
epidura. Sebagian besar perdarahan intrakranium berkaitan dengan hipertensi.
Perdarahan subarachnoid biasanya terjadi akibat aneurisma sakular (Berry).
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.
B. Etiologi
1.
2.
C. Batasan Karakteristik
1. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif
a.
Abnormalitas berbicara
b.
c.
d.
e.
Sulit menelan
f.
b.
c.
d.
e.
Keterbatasan ROM
f.
Sulit berbalik
g.
h.
i.
j.
Gerak lambat
k.
D. Patofisiologi
1. Perfusi jaringan tidak efektif
Perdarahan serebral dapat terjadi di luar durameter (hemoragi ekstradural atau
epidural), dibawah durameter (hemoragi subdural), di ruang subarachnoid
(hemoragi subarachnoid), atau dalam subtansi otak (hematoma intraserebral).
Hemoragi serebral ( pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan
kedalam jaringan otakatau ruang sekitar otak ) yang akibatnya menyebabkan
penghentian suplai darah keotak, yang menyebabkan kehil;angan sementara
stsu permanen gerakan berfikir, memori bicara atau sensasi Perdarahan dapat
dengan cepat menimbulkan gejala neurologi karena tekanan pada stuktur saraf
e. Ataksia
f. Disatria ( bicara pelo / cedel )
g. Vertigo ,mual , muntah dan nyeri kepala
h. Amaorosis fugar ( kebutaan yang berlalu dengan cepat )terjadi tanpa
peringatan . (mansjoer,2000).
F. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan keluhan post jatuh 2 hari yang lalu, tidak sadar,
riwayat kejang, DM, hipertensi.
G. Riwayat Kesehatan Dahulu
pernah dirawat dirumah sakit dan hanya memeriksakan diri kedokter dengan
alasan pusing dan mual dan diberi obat anti hipertensi, psien mengkonsumsi obat
antibiotik.
H. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita pasien.
I. Pola Fungsional Kesehatan
a.
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelelahan ekstrim, kelemahan, malaise, gangguan tidur (gelisah
Tanda : kelemahan otot, penurunan rentang gerak
b.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama
Tanda : Hipertensi, nadi kuat, edema ekstremitas bawah, pitting edema > 3
detik, kulit pucat
c.
Integritas ego
Gejala : Faktor stress (financial, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan)
Tanda : ansietas, gelisah
d.
Eliminasi
Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung,
konstipasi
Tanda : perubahan warna urine kuning pekat, oliguria 200 cc/24 jam
e.
Makanan/cairan
Gejala : peningkatan berat badan (edema), mual muntah
Tanda : perubagan turgor kulit/kelembaban, edema ekstremitas bawah
f.
Neurosensori
Gejala : sakit kepala/pusing, kram otot
Tanda : gangguan status mental: penurunan tingkat kesadaran (kesadara sopor)
g.
Nyeri kenyamanan
Gejala : nyeri panggul. Sakit kepala/pusing
Tanda : gelisah
h.
Pernapasan
Gejala : napas pendek, dispnea
Interaksi sosial
Gejala : tak mampu bekerja untuk mempertahankan fungsi peran biasanya
dalam keluarga
b.
nilai
11,6
18600
21
2,48
227.000
83
27,4
33,2
8,40
4,62
3,80
143
5,5
4,62
3,80
26
17
407,3
normal
13-16 g/dl
5000-10000
P 40-48 w 37-43
P 4,5-5,5 W 4-5
150000-400000
80-97
26-32
31-36
6,6-8,7
3,5-5,3
2,7-3,2
140-148
3,5-5,5
3,5-5,3
2,7-3,2
P < 37 W <31
P<41 W <31
10-50
Glukosa sewaktu
Kreatinin darah
Asam urat
206
0,8
13,7
<200
0,7-1,2
2,4-5,7
Pemeriksaan USG
Hasil : Insufisiensi renal puplex
BAB III
STUDI KASUS
A. Biodata
Nama
: Ny. T
Alamat
Umur
: 61 tahun
Pekerjaan
: IRT
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
B. Pengkajian
1) Keluhan utama: penurunan kesadaran
2) Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan keluhan post jatuh 2 hari yang lalu, tidak sadar,
riwayat kejang, DM, hipertensi.
TD: 170/90 mmHg, N: 92 X/menit, RR: 24 X/menit
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mempunyai riwayat DM dan riwayat hipertensi . Pasien belum
pernah dirawat dirumah sakit dan hanya memeriksakan diri kedokter dengan
alasan pusing dan mual dan diberi obat anti hipertensi, pasien mengkonsumsi
obat antibiotik.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama seperti pasien.
5) Pemeriksaan Fisik
a.
: 92 x/m
- RR
:20 x/m
Pemeriksaan GCS
Kesadaran Sopor, E1 M4 V1
Keadaan umum jelek
b.
Kepala
Mulut
carotis
Dada :
Paru
(pergerakan
dada
simetris,
bunyi
nafas
vesikuler,whezing tidak ada, ronki tidak ada, retraksi dinding dada dan
menggunakan menggunakan otot bantu nafas), jantung (s1>s2 reguler,
gallop dan murmur tidak ada)
Abdomen
: Supel, datar
Ekstremitas
dan CRT 2 detik, tidak ada parese, pasien lemah, reflek patologis dan
reflek fisiologis ada.
C.
Analisa Data
NO
1.
2210-07
DATA
Ds : -
PATHWAY
Hipertensi
Do : TD 170/90
ETIOLOGI
MASALAH
Ketidakseimbangan Perfusi
suplay O2
mmHg
Compresi
N : 100 x/mnt
pembuluh
RR : 24 x/mnt
darah
jaringan
tidak efektif
S : 38,7
CRT : 3 dtk
Vasodilatasi
Kesadaran
pembuluh darah
sopor
GCS 6 E1 M4
Peningkatan TIK
V1
Ps lemah
Konjungtiva
Pecah pembuluh
darah
anemis
Akral hangat
Penurunan aliran
Suara nafas
darah serebral
vesikuler
Perfusi jaringan
serebral tidak
efektif
2.
2210-07
Ds : -
Hipertensi
Do : TD 170/90
mmHg
Compresi
N : 100 x/mnt
pembuluh
RR : 24 x/mnt
darah
S : 38,7
Pasien tampak
lemah
Vasodilatasi
pembuluh darah
Pasien hanya
tiduran
Peningkatan TIK
Kerusakan
Kerusakan
neurovaskuler
mobilitas
fisik
Pecah pembuluh
darah
Penurunan aliran
darah serebral
Suplay saraf pusat
Paralisis
Gangguan
mobilitas fisik
NO
Diagnosa
Perfusi
Tujuan
NOC:
jaringan
a. Pengkajian:
- Status sirkulasi
serebral tdk
Planing
- Pantau TTV
- Status neurologis
efektif
- Kemampuan kognitif
(TD,Nadi,suhu,dan respirasi)
- Kaji
ukuran,bentuk,kesemetrisn
pupil
Tujuan/Kriteria Evaluasi:
- Kaji adanya
- Menunjukn status
sirkulasi,ditandai dg indikator
kesadaran,orientasi
- Kaji pergerakan
(nilai 1-5:
motorik,tonus otot
ekstrem,sedangg,ringan,tidak
- Pantau TIK,respon
neurologis
- Pantau tekanan perfusi
serebral
- Menunjukan kemampuan
kognitif,ditandai dengan
termasuk asupan
indikator(nilai 1-5),
mempertahankan perfusi
perhatian, konsentrsi,dan
serebral
oerientasi; memproses
informasi
1.
2. Kerusakan NOC :
mobilitas fisik
ing
sign
active
Mobility level
Transfer
Kriteria Hasil :
vital
Joint movement :
performance
Monitor
2.
Konsult
asikan dengan terapi fisik
tentang
rencana
ambulasi
sesuai kebutuhan.
3.
Bantu
1.
Klien
meningkat
dalam
aktifitas
fisik.
2.
mengerti 4.
tujuan
dari
peningkatan
mobilitas
3.
alisasikan
perasaan
dalam
Latih
pasien
dalam
pemenuhan
kebutuhan
kemampuan
dalam
berpindah.
4.
Ajarkan
ADLs
6.
mempera
secara
Dampin
Berikan
alat
bantu
ika
pasien
memerlukan.
8.
Ajarkan
pasien bagaimana merubah
posisi dan berikan bantuan
jika diperlukan.
E. Implementasi
Waktu
IMPLEMENTASI
Respon pasien
22/10/2007
Sore
14.30
TD:170/90
mmHg,N:97X/menit
RR : 24 X/menit
N : 92 x/menit
- Kesadaran Sopor
GCS : E1 M4 V1
14.45
- O2 10 liter NRM
15.00
15.10
-Mengkaji ukuran,bentuk,keseme
trisn pupil
paru
bronkovesikuler
-
Ukuran
pupil:R:3mm
atas
R;0 L=1
15.20
15.30
- Reflek babanski(+),
IVFD:RL
20
TPM,
brainact
pirasetam 3 gr.
amp,
F. Evaluasi
No
waktu
1
22-10-2007
SOAP
S :O : TD 170/90 mmHg
N : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt
S : 38,7
CRT : 3 dtk
Kesadaran sopor
GCS 6 E1 M4 V1
Ps lemah
Konjungtiva anemis
Akral hangat
Suara nafas vesikuler
A : Masalah perfusi jaringan belum teratasi
P : - Pantau KU + kesadaran
- Pantau TTV
- Pantau status neurologis
- Pantau status sirkulasi
- Beri posisi yang nyaman
- Beri terapi sesuai program
Cefo 2x1 gr, rantin 2x1 gr, brainact
2x1 amp, pirasetam 2x3 gr
KET
No
waktu
2. 22-10-2007
SOAP
S :O : TD 170/90 mmHg
N : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt
S : 38,7
Pasien tampak lemah
Pasien hanya tiduran
A : Masalah kerusakan mobilitas fisik
belum teratasi
P : - Pantau KU
- Pantau TTV
- Kaji kekuatan otot
- Pantau status neurologis
- Beri posisi yang nyaman
- Beri lingkungan yang tenang
- Beri terapi sesuai program
Cefo 2x1 gr, rantin 2x1 gr, brainact
2x1 amp, pirasetam 2x3 gr
BAB IV
KET
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkaijian dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2007 pukul 14.15 WIB. Data
yang dapat diperoleh dari pengkajian ini yaitu pengkajian Airway di dapatkan
tidak ada masalah dan tidak ada sumbatan jalan nafas, pengkajian breathing
didapatkan RR : 24 x/menit, pergerakan dinding dada simetris, suara paru
vesikuler. Pengkajian circulation didapatkan TD : 170/90 mmHg, N : 92 x/menit,
CRT : 3 detik, tidak sianosis.
Dari hasil wawancara dengan keluarga pasien, diperoleh data bahwa pasien
mempunyai riwayat hipertensi.
B. Analisa Data
Dari hasil analisa data dari pengkajian, penulis menemukan 2 masalah
keperawatan yaitu perfusi jaringan cerebral tidak efektif dan kerusakan mobilitas
fisik. Masalah utama adalah perfusi jaringan cerebral tidak efektif.
Menurut Nanda (2006) batasan karakteristik untuk diagnosa perfusi jaringan
cerebral tidak efektif yaitu :
a.
Abnormalitas berbicara
b.
c.
d.
e.
Sulit menelan
f.
C. Intervensi
Perencanaan menggambarkan mengenai tujuan yang diharapkan dan rencana
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien sesuai kebutuhan berdasarkan
diagnosa keperawatan.
1.
2.
Tujuan yang diharapkan adalah kerusakan mobilitas fisik dapat teratasi antara
lain dengan Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat pasien
saat latihan, bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah
terhadap cedera, latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara
mandiri sesuai kemampuan, berikan alat bantu jika pasien memerlukan,
mengajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan.
- Pemeriksaan capitis:
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Dada
Jantung :
Pirasetam 2 X3 gr
Brain-act 2X1 gr
Ranitidin 2X 1 gr
Cefotaxime 2x1 gr
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pada pasien
Ny.T dengan masalah keperawatan perfusi jaringan cerebral tidak efektif dan
kerusakan mobilitas fisik di Ruang IGD RSMS Purwokerto, penulis mencoba menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
2.
Pada
masalah
keperawatan
mbilitas
fisik
tujuanyang
diharapkan adalah dapat teratasi antara lain dengan Monitoring vital sign
sebelum/sesudah latihan dan lihat pasien saat latihan, bantu klien untuk
menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera, latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan.
B.
Saran
Menjadi perawat ruangan tidaklah mudah, butuh kecermatan, ketelitian, serta
tanggap terhadap keluhan pasien. Serta dituntut untuk bertanggung jawab terhadap
tindakan yang telah dilakukan terhadap semua pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner& Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah EGC :Jakarta
Corwin, 2000, Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta
Hudak & Gallo, 1996, Keperawaran Kritis volume II EGC, Jakarta
Long BC, 1996, Perawatan Medikal Bedah 2, Yayasan ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran , Bandung
Mansjoer Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 . Madia Aesculapius. FKUI :
Jakarta
Nanda, 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda Definisi dan Aplikasi. Penerbit
Prima Medika.