Anda di halaman 1dari 17

Tugas Etika Profesi

Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Analis Kesehatan

Kelompok VIII Anggota :

1. I Nyoman Yoga Arimbawa 2. Coratry Shovariah Premilga 3. Pande Agus Jordy Sutanaya 4. Ni Ketut Sutariasih

(P07134011038) (P07134011039) (P07134011040) (P07134011041)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK IKNDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium klinik merupakan laboratorium kesehatan yang

melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Bekerja dalam laboratorium klinik mempunyai resiko terkena bahan kimia maupun bahan yang bersifat infeksius. Resiko tersebut dapat terjadi bila kelaian dan sebab-sebab lain diluar kemampuan manusia. Menjadi suatu tanggung jawab bagi manusia untuk mempelajari kemungkinan adanya bahaya dalam pekerjaan, agar mampu mengendalikan bahaya serta mengurangi resiko sekecilkecilnya melalui pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam lingkungan laboratorium, mengarahkan para pekerja dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja. Laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi pekerjanya, terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan produktif dan efisien. Keadaan sehat dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pekerja untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan suatu kesadaran dan tanggung jawab, bahwa kecelakaan dapat berakibat pada diri sendiri dan orang lain serta lingkungannya. Tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan disamping disiplin setiap individu terhadap peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja. Dalam kehidupan sehari hari, tenaga kesehatan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan. Hukum mengatur hubungan tenaga kesehatan dengan pasien sebagai suatu hubungan hak dan kewajiban. Prinsip sederhananya hak satu pihak menjadi kewajiban pihak lain dan kewajiban atas hak perlindungan hukum kesehatan. Menurut Pasal 1 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan yang

dimaksud dengan Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga Kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat, dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Yang dimaksud dengan hak pasien antara lain ialah hak informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran, hak atas pendapat kedua (second opinion) .

1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan ?

1.3 Tujuan a. Mengetahui perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan

1.4 Manfaat a. Sebagai informasi tentang perlindungan hukun untuk tenaga analis kesehatan

BAB II ISI

2.1. Definisi Analis Kesehatan

Analis kesehatan atau pranata laboratorium adalah bagian dari profesi dibidang kesehatan. Selama ini masyarakat lebih mengenal dokter, perawat, bidan,apoteker. Sedangkan analis kesehatan jarang dikenal.Analis kesehatan adalah petugas yang bekerja di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosa dokter.Seorang analis harus memiliki ketrampilan dan tanggung jawab yang tinggi dalampemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya risiko yang fatal jikaterjadi kesalahan. Profesi apapun sudah semestinya dilakukan dengan ketulusan.Seperti juga menjadi seorang analis yang berhubungan dengan nyawa manusia. Pelayanan laboratorium kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium terus ditingkatkan sering dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia adalah suatu standar bagi profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan di Indonesia dalam menjalankan tugas profesinya untuk berperan secara aktif terarah dan terpadu bagi pembangunan nasional Indonesia (KMK No. 37 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan). Batasan dan ruang lingkup a. Teknologi laboratorium kesehatan adalah disiplin ilmu kesehatan yang memebrikan perhatian terhadap semua aspek laboratoris dan analitik terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia serta ilmu kesehatan lingkungan.

b. Ahli teknologi laboratorium kesehtana adalah tenaga kesehatan dan ilmuan berketrampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya. c. Standar profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan indonesia mencakup standar kompetensi kerja yang harus dimiliki dan kode etik yang harus dilaksanakan oleh ahli teknologi laboratorium kesehatan indonesia dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai tenaga kesehatan. Kualifikasi pendidikan Kualifikasi pendidikan untuk profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan indonesia adalah lulusan sekolah menengah analis kesehatan (SMAK) atau akademi analis kesehatan (AAK) atau Akademi Analis Medis (AAM), atau Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan (PAM-AK) atau lulusan Pendidikan Tinggi yang berkaitan langsung dengan laboratorium kesehatan.

2.2. Tugas Pokok dan fungsi Analis Kesehatan Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunologi-serologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi, biologi dan fisika. Fungsi Analis Kesehatan : Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen. Mengoperasikan instrumen laboratorium. Mengevaluasi data laboratorium. Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru laboratorium secara efektif dan efisien. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi dan memelihara peralatan/

kegiatan laboratorium.

Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang

laboratorium kesehatan.

2.3. Perlindungan Hukum dan Profesi Perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pimpinan unit kerja, pasien, keluarga pasien, masyarakat, birokrasi, dan/atau pihak lain. Perlindungan profesi terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat dalam

melaksanakan tugas keprofesionalannya.

a. Profesi Kesehatan : Profesi kesehatan adalah pekerjaan yang memenuhi kriteria : Diberikan kewenangan untuk melaksanakan pelayanan kepada klien maupun tenaga kesehatan lain Mempunyai pendidikan formal untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan Melaksanakan pelayanan melalui kode etik dan standar pelayanan yang diakui masyarakat

b. Ciri-ciri profesi :

Ciri-ciri pengetahuan (intellectual character) Diabdikan untuk kepentingan orang lain (mengutamakan pelayanan) Bukan didasarkan pada keuntungan finansial Adanya pengakuan dari otoritas yang berwenang Kewenangan dalam praktek profesi Adanya standar kualifikasi profesi Tanggung jawab (diri sendiri, teman sejawat, masyarakat dan Tuhan)

Didukung oleh adanya organisasi (association) profesi Mitra organisasi sejenis di Luar Negeri ( Puspronakes LN)

c. Patelki Organisasi Profesi Analis Kesehatan Organisasi ini adalah organisasi profesi analis kesehatan yang bersifat independent, professional dan sosial kemasyarakatan (AD PATELKI Bab II Pasal 4). Anggota PATELKI Anggota yang mempunyai latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK) atau Akademi Analis Kesehatan (AAK) atau Akademi Analis Medis (AAM) atau Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan (PAMAK) atau Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Program Studi Analis Kesehatan atau Teknologi Laboratorium Kesehatan yang menyatakan diri sebagai anggota (ART PATELKI Bab II Pasal 7). Wilayah Dan Cabang PATELKI

MUNAS I : 10 wil MUNAS II : 20 wil dan 2 Cab MUNAS III : 21 wil dan 20 Cab April 2002 Mei 2006 Okt 2009 : 25 wil dan 60 Cab : 26 wil dan 154 Cab : 28 wil dan 160 Cab

Mitra Organisasi PATELKI PATELKI merupakan keanggotaan dari : ASEAN Association of Clinical Laboratory Sciences (AACLS) ASIAN Association of Medical Laboratory Sciences (AAMLS) Mitra Organisasi LN : JAMT (Jepang), KAMT (Korea), PAMET (Philipina), MIMLS (Malaysia), AMTT (Thailand), SIMLS (Singapore), BAMLS (Brunai Darussalam) Mitra Organisasi DN : PDS Patklin, HKKI, ILKI, FOPKI

Visi PATELKI Menjadi Organisasi profesi analis kesehatan yang mandiri, professional, peduli serta aktif dalam peningkatan mutu pelayanan laboratorium kesehatan bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Misi PATELKI Meningkatkan kekuatan kepemimpinan yang PATELKI profesional, dalam dan

mewujudkan organisasi

profesi

mandiri,

berwibawa dengan jejaring yang kuat baik di dalam maupun luar negeri Meningkatkan kemampuan tenaga analis kesehatan sebagai tenaga profesional serta berdaya saing internasional Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam meningkatkan mutu hasil dan pelayanan laboratorium kesehatan Pengembangan sistem remunerasi dan jenjang karir profesional yang didukung oleh sistem pendidikan berkelanjutan yang kuat Peran PATELKI (AD BAB IV Pasal ) Pembina dan pengembang dalam peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan, serta IPTEK laboratorium kesehatan Pelaksana proses sertifikasi profesi dan memfasilitasi registrasi dan lisensi Penata kehidupan keprofesionalan, pelayanan dan perlindungan hukum, serta hubungan masyarakat dan kerjasama Fasilitator dalam peningkatan kesejahteraan anggota, pengembangan karir dan sistem penghargaan profesi Fungsi PATELKI Wadah pembinaan dan pengembangan anggota sesuai dengan tujuan organisasi Wadah pembinaan dan pengembangan mutu profesi Wadah untuk menata kehidupan keprofesionalan serta peningkatan kesejahteraan anggota

Sarana komunikasi dan kerjasama antar anggota dan antar anggota organisasi lainnya Tujuan PATELKI Menghimpun seluruh anggota untuk mempersatukan diri dalam meningkatkan peran serta secara aktif, terarah dan terpadu. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang teknologi laboratorium internasional. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan laboratorium kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Memfasilitasi dan memberikan perlindungan hukum bagi anggota dalam menjalankan praktek profesinya Manfaat PATELKI Mendapatkan Pembinaan, Perlindungan dan Pembelaan Organisasi (AD Bab VII Pasal 9 ayat 2) Perlindungan Hukum dan Profesi : Perlindungan Hukum Perlindungan Hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pimpinan unit kerja, pasien, keluarga pasien, masyarakat, birokrasi, dan/atau pihak lain. Perlindungan Profesi Perlindungan profesi terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Standar Profesi Kriteria kemampuan professional (knowledge, skill, attitude) minimal yang harus dikuasai agar dapat menjalankan kegiatan profesionalnya dan memberikan layanan kepada masyarakat. kesehatan baik secara nasional, regional maupun

Sebagai pedoman bagi anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Dikukuhkan melalui peraturan ataupun ketetapan pemerintah Standar Kompetensi Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi di laboratorium kesehatan Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan laboratorium, yaitu : Keterampilan pengambilan dan penanganan specimen Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode pengujian dan pemakaian alat dengan benar. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagensia. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium. Memiliki Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan

pengendalian mutu dan prosedur laboratorium. kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil uji laboratorium

2.4. Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Pasal 53 ayat ( 1 ) UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menyebutkan: Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Perlindungan Hukum sering disalah artikan sebagai " Kekebalan Hukum " oleh banyak tenaga kesehatan. Akibatnya mereka kadang kadang berlaku kurang hati hati, bahkan cenderung sembrono. Hendaknya dipahami bahwa dalam hukum dikenal adanya asas

kesamaan kedudukan dihadapan hukum ( equality before the law ). Artinya, setiap orang yang bersalah, siapapun dia, harus dihukum bila terbukti melakukan kesalahan. Contohnya, pasal yang digunakan untuk menghukum pilot pesawat terbang yang terbukti lalai dalam melakukan tugas sehingga pesawatnya mengalami kecelakaan ( dan menyebabkan kematian penumpang ) adalah pasal yang sama dengan yang digunakan untuk menghukum dokter yang dianggap lalai sehingga pasiennya meninggal karena syok anafilaktik. Pasal pasal dalam KUHP yang mengatur hal diatas adalah: Pasal 359 KUHP : Barang siapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. Pasal 360 KUHP : (1) Barang siapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. (2) Barang siapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah. Pasal 361 KUHP : Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan, dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan. Penjelasan untuk Pasal 361 Yang dikenakan pasal ini misalnya dokter, bidan, ahli obat, sopir, kusir dokar, masinis, yang sebagai orang ahli dalam pekerjaan mereka masing masing, dianggap harus lebih berhati hati dalam melakukan pekerjaannya. Apabila mereka ini mengabaikan ( melalaikan ) peraturan peraturan atau keharusan keharusan dalam pekerjaannya, sehingga mengakibatkan mati ( Pasal 359 ) atau luka berat ( Pasal 360 ), maka akan dihukum lebih berat. Hukum pidana tentu saja bisa dianggap sangat tidak adil. Apa boleh buat, memang begitu kondisi hukum kita. Karena itu sangat penting tenaga kesehatan harus selalu melatih diri untuk menghadapi segala kemungkinan. Siapkan form Persetujuan Tindakan Medik, simpan dengan rapi, lakukan Rekam

Medik dengan cermat dan baik. Sampaikan hal hal terburuk kepada pasien dan keluarganya sebelum tindakan dimulai. Komunikasi menjadi kunci utama dalam hubungan tenaga kesehatan dengan pasien. Sangat penting juga bahwa semua peralatan untuk menangani syok anafilaktik tersedia setiap saat.

2.5 . Regulasi dan Perlindungan Hukum Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukumdalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. (UU Kesehatan No.36 Tahun 2009, Pasal 27 ayat (1)) Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan. (PP No. 32Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 24 : 1) Hak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya (SE Dirjen pelayanan Medik No. YM.02.04.3.5.2504 tertanggal 10 Juni 1997) PP No.32 Tahun 1996 :Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan untuk mematuhi standar profesi tenaga

tugasnya

berkewajiban

kesehatan(Pasal 21 : 1) Dasar Hukum : Kepmenkes RI No : 370/Menkes/SK/III/2007 Merupakan dasar kewenangan bagi seorang tenaga Analis Kesehatan dalam melaksanakan pekerjaan profesionalnya di Laboratorium

Kesehatan. Acuan standar kompetensi yang digunakan dalam standar pendidikan, pelayanan, uji kompetensi

2.6. Peraturan Perundang-undangan Yang Harus Diketahui Oleh Semua Jenis Tenaga Kesehatan Dalam PP Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan terdapat pasal pasal yang mengatur pekerjaan semua jenis Tenaga Kesehatan, yaitu: Pasal 35 : Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, barangsiapa dengan sengaja :

Melakukan upaya kesehatan tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukan adaptasi

sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenagakesehatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat(1); dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Pasal Pasal yang diacu dalam Pasal 35 ini adalah: Pasal 4 Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri. Dikecualikan dari pemilikan ijin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bagitenaga kesehatan masyarakat. Ketentuan lebih lanjut mengenai perijinan sebagaimana di-maksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri. Pasal 21 Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya ber-kewajiban untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan. Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. Pasal 22 Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinyaberkewajiban untuk : a. Menghormati hak pasien b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yangakan dilakukan d. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan e. Membuat dan memelihara rekam medis.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Pasal 53 ayat ( 1 ) UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menyebutkan: Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Perlindungan Hukum sering disalah artikan sebagai " Kekebalan Hukum " oleh banyak tenaga kesehatan. Akibatnya mereka kadang kadang berlaku kurang hati hati, bahkan cenderung sembrono. Hendaknya dipahami bahwa dalam hukum dikenal adanya asas kesamaan kedudukan dihadapan hukum ( equality before the law ). Artinya, setiap orang yang bersalah, siapapun dia, harus dihukum bila terbukti melakukan kesalahan. Contohnya, pasal yang digunakan untuk menghukum pilot pesawat terbang yang terbukti lalai dalam melakukan tugas sehingga pesawatnya mengalami kecelakaan( dan menyebabkan kematian penumpang ) adalah pasal yang sama dengan yang digunakan untuk menghukum dokter yang dianggap lalai sehingga pasiennya meninggal karena syok anafilaktik.

3.2. Saran Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca agar dapat Mengetahui tentang perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan khususnya dan Umumnya bagi Tenaga kesehatan lainnya .

Daftar pustaka

Anonym.2013.

Etika

Profesi

Analis

Kesehatan.diakses

di-

http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.com/2013/06/etika-profesi-analiskesehatan.html.(diakses pada tanggal 18 oktober 2013) Keputusan Mentri Kesehatan Indonesia No. 370/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kurniawan, Entuy. 2010.Standar Profesi dan Perlindungan Hukum bagi Tenaga Analis Kesehatan.diakses di-

http://networkedblogs.com/bhWjG.(diakses pada tanggal 18 oktober 2013) Solihuddin. A Aip.2013.Tugas Etika.diakses di-

http://www.scribd.com/doc/76252836/tugas-etika.(diakses pada tanggal 18 oktober 2013)

Anda mungkin juga menyukai