Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati saya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan Tugas Makalah ini untuk memenuhi penilaian dalam bidang mata kuliah Hukum Acara PTUN dengan !udul makalah "#mpetensi Peradilan Tata Usaha Negara Dalam $istem Peradilan Di %nd#nesia& Mungkin dalam pembuatan makalah ini mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri&"ekurangan baik itu dari segi penulisan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang& Demikianlah sebagai pengantar kata dengan iringan serta harapan sem#ga tulisan sederhana ini dapat diterima dan berman'aat bagi pembaca& Atas perhatian dan dukungannya saya mengucapkan banyak terima kasih& isi dan lain sebagainya maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan

(#)a N#*ember +,-.

Nurhali/ majid 0-,1,,----,+2

DAFTAR ISI

"ata Pengantar33333333333333333&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&Da'tar isi333333333333333333333333333333+ 4A4 % Pendahuluan A& 5atar belakang333333333333333333333333&&&. 4& 6umusan masalah33333333333333333333333&&7 4A4 %% Pembahasan %& "#mpentensi PTUN3333333333333333333333&&1 %%& "#mpetensi PTUN dimasa yang akan datang&&&

33333333333&&-8 4A4 %%% Penutup33333333333333333333333333&&-9 Da'tar Pustaka333333333333333333333333333&&-:

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang "eberadaan Peradilan Tata Usaha Negara di %nd#nesia dimulai dengan lahirnya Undang-Undang n#m#r 1 tahun -:98 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang n#m#r : tahun +,,7 dan UndangUndang n#m#r 1- tahun +,,: serta mulai ber#perasi pertama kali pada tanggal -7 !anuari -::- dengan diterbitkan PP N#&; Tahun -::- tentang penerapan UndangUndang n#m#r 1 tahun -:98 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Undang-Undang 6epublik %nd#nesia N#& -, Tahun -::, tentang pembentukan PT&TUN !akarta Medan dan Ujung Pandang serta "eppres N#& 1+ Tahun -::, tentang pembentukan PTUN !akarta Medan Palembang $urabaya dan Ujung Pandang sekarang telah meliputi 7 Pengadilan Tinggi TUN serta +8 Pengadilan Tata Usaha Negara& Dalam Pasal 7; Undang-Undang n#m#r 1 tahun -:98 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang n#m#r : tahun +,,7 dan Undang-Undang n#m#r 1- tahun +,,: telah diatur tentang k#mpetensi PTUN dalam sistem peradilan di %nd#nesia yaitu bertugas dan ber)enang memeriksa memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara& "e)enangan Pengadilan untuk menerima memeriksa memutus

menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya yang dikenal dengan k#mpetensi atau ke)enangan mengadili& Pengadilan TUN mempunyai k#mpetensi menyelesaikan sengketa tata usaha negara di tingkat pertama Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara untuk tingkat banding dan Mahkamah Agung untuk tingkat kasasi dan peninjauan kembali&
3

"husus untuk sengketa-sengketa tata usaha negara yang harus diselesaikan terlebih dahulu melalui upaya administrasi sebagaimana diatur dalam pasal 79 Undang-Undang n#m#r 1 tahun -:98 tentang Peradilan TUN sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang n#m#r : Tahun +,,7 dan Undang-Undang n#m#r 1- tahun +,,: maka Pengadilan Tinggi TUN dapat memeriksa memutus dan menyelesaikannya sebagai badan peradilan tingkat pertama dan terhadap putusan PT&TUN tersebut tidak tersedia upaya hukum banding melainkan langsung mengajukan upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung& 4erdasarkan hal-hal tersebut maka dalam tulisan ini akan dibahas mengenai <"#mpetensi Peradilan TUN dalam $istem Peradilan di %nd#nesia= & B. Rumusan masalah -& Apa yang dimaksud k#mpetensi dalam peradilan tata usaha Negara > +& Dan bagaimanakah k#mpetensi dalam peradilan tata usaha Negara dimasa yang akan datang >

BAB II PEMBA ASAN I. K!MPETENSI PERADILAN TATA "SA A NEGARA "#mpetensi 0ke)enangan2 suatu badan pengadilan untuk mengadili suatu perkara dapat dibedakan atas k#mpetensi relati' dan k#mpetensi abs#lut& "#mpetensi relati' berhubungan dengan ke)enangan pengadilan untuk mengadili suatu perkara sesuai dengan )ilayah hukumnya& $edangkan k#mpetensi abs#lut adalah ke)enangan pengadilan untuk mengadili suatu perkara menurut #byek materi atau p#k#k sengketa& A. K#m$etens% Relat%& "#mpetensi relati' suatu badan pengadilan ditentukan #leh batas daerah hukum yang menjadi ke)enangannya& $uatu badan pengadilan dinyatakan ber)enang untuk memeriksa suatu sengketa apabila salah satu pihak sedang bersengketa 0Penggugat?Tergugat2 berkediaman di salah satu daerah hukum yang menjadi )ilayah hukum pengadilan itu& Untuk Pengadilan Tata Usaha Negara k#mpetensi relati'nya diatur dalam Pasal 8 UU N#& 1 Tahun -:98 tentang Peradilan TUN sebagaimana telah diubah dengan UU N#& : Tahun +,,7 dan UU N@& 1- tahun +,,: menyatakanA 0-2 Pengadilan Tata Usaha Negara berkedudukan di ibuk#ta "abupaten?"#ta dan daerah hukumnya meliputi )ilayah "abupaten?"#ta& 0+2 Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara berkedudukan di ibuk#ta Pr#*insi dan daerah hukumnya meliputi )ilayah Pr#*insi&

Pada saat ini Pengadilan Tata Usaha Negara di %nd#nesia baru terdapat di +8 Pr#pinsi dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara baru terdapat 7 yaitu PT&TUN Medan !akarta $urabaya dan Makassar sehingga )ilayah hukum PTUN meliputi beberapa kabupaten dan k#ta& $edangkan PT&TUN )ilayah hukumnya meliputi beberapa pr#*insi seperti PTUN !akarta yang meliputi )ilayah k#ta yang ada di Daerah khusus ibu k#ta !akarta 6aya sedangkan PT&TUN !akarta meliputi beberapa Pr#pinsi yang ada di pulau "alimantan !a)a 4arat dan D"%& Adapun k#mpetensi yang berkaitan dengan tempat kedudukan atau tempat kediaman para pihak yang bersengketa yaitu Penggugat dan Tergugat diatur tersendiri dalam pasal 17 UU N#& 1 Tahun -:98 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan UU N#& : tahun +,,7 dan UU N#& 1- tahun +,,: yang menyebutkanA 0-2 Tempat kedudukan TergugatB 0+2 Tempat "edudukan salah satu TergugatB 0.2 Tempat kediaman Penggugat diteruskan ke Pengadilan tempat kedudukan TergugatB 072 Tempat kediaman Penggugat 0dalam keadaan tertentu berdasarkan Peraturan Pemerintah2B 012 PTUN !akarta apabila tempat kediaman Penggugat dan tempat kedudukan Tergugat berada diluar negeriB 082 Tempat kedudukan Tergugat bila tempat kediaman Penggugat di luar negeri dan tempat kedudukan Tergugat didalam negeri& Dengan ketentuan tersebut maka pada prinsipnya gugatan diajukan ke pengadilan TUN di tempat kedudukan Tergugat sedangkan yang bersi'at eksepsi#nal di Pengadilan TUN tempat kedudukan Penggugat diatur kemudian setelah ada

Peraturan Pemerintah akan tetapi sampai sekarang ini Peraturan Pemerintah yang dimaksud belum ada sehingga belum dapat diterapkan& B. K#m$etens% Abs#lut "#mpetensi abs#lut suatu badan pengadilan adalah ke)enangan yang berkaitan untuk mengadili suatu perkara menurut #byek atau materi atau p#k#k sengketa& Adapun yang menjadi #byek sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara adalah "eputusan Tata Usaha Negara (Beschikking) Yang diterbitkan #leh 4adan?Pejabat TUN& $ebagaimana disebutkan dalam pasal - angka : UU N#& 1Tahun +,,: tentang Perubahan "edua UU N#& 1 Tahun -:98 tentang Peradilan Tata Usaha Negara& $edangkan perbuatan 4adan?Pejabat TUN lainnya baik perbuatan materiil (material daad) maupun penerbitan peraturan (regeling) masing-masing merupakan ke)enangan Peradilan Umum dan Mahkamah Agung& "#mpetensi abs#lut Pengadilan TUN diatur dalam pasal - angka -, UU N#& 1- tahun +,,: tentang Perubahan "edua UU N#& 1 Tahun -:98 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkanA Sengketa tata usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau Badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat tata usaha negara, baik di usat mau un di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya !e utusan tata usaha negara, termasuk sengketa ke ega"aian berdasarkan eraturan erundang#undangan yang berlaku $edangkan yang dimaksud "eputusan Tata Usaha Negara menurut ketentuan Pasal - angka : UU N#& 1- tahun +,,: tentang perubahan kedua UU N#& 1 Tahun -:98 tentang Peradilan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan #leh 4adan?Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum TUN berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersi'at k#nkrit indi*idual dan 'inal sehingga menimbulkan akibat hukum bagi sese#rang atau badan hukum perdata&
7

Dari rumusan pasal tersebut persyaratan keputusan TUN yang dapat menjadi #byek di Pengadilan TUN meliputi A -& Penetapan tertulisB +& Dikeluarkan #leh 4adan?Pejabat TUNB .& 4erisi tindakan hukum TUNB 7& 4erdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakuB 1& 4ersi'at k#nkrit indi*idual dan 'inalB 8& Menimbulkan akibat hukum bagi sese#rang atau badan hukum perdata& "eenam persyaratan tersebut bersi'at k#mulati' artinya untuk dapat dijadikan #byek sengketa di Peradilan TUN keputusan TUN harus memenuhi keenam persyaratan tersebut& $elain itu k#mpetensi Peradilan TUN termasuk pula ketentuan yang terdapat dalam ketentuan pasal . UU Peratun yaitu dalam hal 4adan?Pejabat TUN tidak mengeluarkan suatu keputusan yang dim#h#nkan kepadanya sedangkan hal itu merupakan ke)ajibannya& Dalam praktek keputusan-keputusan badan?Pejabat TUN yang berp#ntesi menimbulkan sengketa TUN yaitu antara lain A '( Ke$utusan tentang Per%)%nan $ecara yuridis suatu ijin adalah adalah merupakan persetujuan yang diberikan pemerintah 04adan?Pejabat TUN2 kepada sese#rang atau badan hukum perdata untuk melakukan akti*itas tertentu& Menurut Pr#'& Dr& Pilipus M& Hadj#n $H+ tujuan diadakannya perijinan pada p#k#knya adalah A
8

a& Mengarahkan atau mengendalikan akti*itas tertentu 0misalkanA ijin prinsip %M4 ijin pertambangan ijin pengusahaan hutan ijin berburu dsb2B b& Mencegah bahaya atau gangguan 0misalkanA gangguan? herder #rd#nantie amdal dsb2B c& Melindungi #byek tertentu 0misalkanA ijin masuk #byek )isata cagar budaya dsb2B d& Distribusi benda atau barang lelang 0misalkanA ijin trayek ijin perdagangan sat)a langka dsb2B e&$eleksi #rang atau akti*itas tertentu 0misalkanA $%M ijin memiliki senjata api ijin penelitian dsb2& *. Ke$utusan tentang Status ukum+ ak dan Ke,a)%ban

a& $tatus hukum per#rangan atau 4adan Hukum Perdata misalkanA akta kelahiran akta kematian akta pendirian?pembubaran badan hukum "TP %jaCah $erti'ikat 0Tanda 5ulus Ujian2 dsb2B b& Hak? "e)ajiban per#rangan atau 4adan Hukum Perdata terhadap suatu barang untuk jasa misalkanA pemberian?pencabutan hak atas tanah hak untuk melakukan pekerjaan dsb2& -. Ke$utusan tentang Ke$ega,a%an a& "eputusan tentang mutasi PN$ dimana pega)ai yag dimutasi keberatan karena merasa dirugikan menghambat karier atau karena mutasi itu dianggap hukuman disiplin terselubungB b& "eputusan tentang hukuman disiplin PN$ dimana pega)ai yang bersangkutan menganggap hukuman itu tidak sesuai pr#sedur atau tidak adilB c& "eputusan tentang pemberhentian PN$ misalnya dalam rangka perampingan pega)ai atau likuidasi suatu instansi dsb& Akan tetapi k#mpetensi Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana disebutkan dalam pasal - angka : UU N#& 1- tahun +,,: tentang perubahan kedua
9

UU N#& 1 Tahun -:98 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dibatasi #leh ketentuan pasal + Pasal 79 Pasal 7: dan Pasal -7+ Undang-Undang Peradilan tersebut sehingga Pembatasan terhadap #bjek sengketa Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut dibedakan menjadi A Pembatasan langsung pembatasan tidak langsung dan pembatasan langsung bersi'at sementaraA '( Pembatasan Langsung Pembatasan langsung adalah pembatasan yang tidak memungkinkan sama sekali bagi Pengadilan Tata Usaha Negara untuk memeriksa memutus sengketa dan menyelesaikan sengketa tersebut& Hal tersebut disebutkan secara tegas dalam penjelasan Undang-Undang Peratun yaitu A a& Pasal + Undang-Undang Peratun -& "eputusan tata usaha negara yang merupakan perbuatan hukum perdata& +& "eputusan tata usaha negara yang merupakan pengaturan yang bersi'at umum& .& "eputusan tata usaha negara yang masih memerlukan persetujuan& 7& "eputusan tata usaha negara yang dikeluarkan berdasarkan "itab Undang- Undang Hukum Pidana atau "itab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau peraturan perundangundangan lain yang bersi'at hukum pidana& 1& "eputusan tata usaha negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku& 8& "eputusan tata usaha negara mengenai tata usaha Tentara Nasi#nal %nd#nesia& ;& "eputusan "#misi Pemilihan Umum baik di pusat maupun di daerah mengenai hasil pemilihan umum& b& Pasal 7: Undang-Undang Peratun Pengadilan tidak ber)enang memeriksa memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara tertentu dalam hal keputusan tata usaha negara yang disengketakan itu dikeluarkanA

10

a& Dalam )aktu perang keadaan bahaya keadaan bencana alam atau keadaan luar biasa yang membahayakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku& b& Dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku& *( Pembatasan T%dak Langsung Pembatasan tidak langsung adalah pembatasan yang masih membuka kemungkinan bagi PT&TUN untuk memeriksa memutus dan menyelesaikan sengketa administrasi dengan ketentuan seluruh upaya administrati' yang tersedia telah ditujukan terlebih dahulu #leh @rang? 4adan Hukum Perdata& Pembatasan tidak langsung tersebut terdapat dalam ketentuan Pasal 79 UU N#& 1 Tahun -:98 tentang Peratun sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang N#& : Tahun +,,7 dan UU N#& 1- tahun +,,: yang berbunyi A 0-2 Dalam hal suatu 4adan atau Pejabat tata usaha negara diberi )e)enang #leh atau berdasarkan peraturan perundangundangan untuk menyelesaikan secara administrati' sengketa tata usaha negara tersebut harus diselesaikan melalui upaya administrati' yang tersedia& 0+2 Pengadilan baru ber)enang memeriksa memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara sebagaimana dimaksud dalam ayat 0-2 jika seluruh upaya adminisrati' yang bersangkutan telah digunakan& D4erdasarkan pembatasan tidak langsung tersebut jika upaya administrati' (administratie$ beroe ) yang tersedia telah ditempuh dan pihak Penggugat masih dirugikan maka secara tegas dalam ketentuan pasal 1- ayat . Undang-Undang Peardilan Tata Usaha Negara yang berbunyi sebagai berikut A Pengadilan Tinggi Tata Usaha Ngara bertugas dan ber"enang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan di tingkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal %&' ertama sengketa Tata Usaha Negara

11

-. Pembatasan langsung .ang bers%&at sementara Pembatasan ini bersi'at langsung karena tidak terbuka kemungkinan sama sekali bagi Peratun untuk memeriksa memutus dan menyelesaikannya akan tetapi hal tersebut hanya bersi'at sementara karena k#mpetensi abs#lut Peradilan TUN tersebut berlaku bagi sengketa Tata Usaha Negara yang sedang diadili #leh Peradilan Umum pada saat terbentuknya Peradilan TUN hal tersebut diatur dalam pasal -7+ ayat 0-2 Undang-Undang Peradilan TUN yang menyebutkan A Sengketa Tata Usaha Negara yang ada saat terbentuknya Pengadilan menurut Undang#undang ini belum di utus oleh Pengadilan di lingkungan Peradilan Umum teta di eriksa dan di utus oleh Pengadilan di lingkungan Peradilan Umum' Dalam perkembangannya setelah -9 tahun Peratun berdiri k#mpetensi abs#lut Peradilan TUN tersebut dibatasi pula #leh lahirnya peraturan perundang-undangan yang baru serta yurisprudensi Mahkamah Agung 6epublik %nd#nesia yaitu antara lain A '. Pembatasan karena lah%rn.a Peraturan $erundang/undang .ang baru 0 a& Undang-Undang N#& + Tahun +,,7 Tentang Pengadilan Hubungan %ndustrial& $ebelum Undang-Undang N#& + Tahun +,,7 perselisihan antara buruh dengan pengusaha diselesaikan #leh P7-D Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah apabila ada yang tidak puas perselisihan diba)a ke P7-P atau Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat apabila masih ada yang belum puas berdasarkan pasal 79 Undang-Undang Peratun dapat diajukan ke PT&TUN sesudah lahirnya Undang-Undang N#& + Tahun +,,7 tersebut maka penyelesaian perselisihan perburuhan diselesaikan di Pengadilan Hubungan %ndustrial 0PH%2B b& Undang-Undang N#& -7 Tahun +,,7 Tentang Pengadilan Pajak&
12

$ebelum Undang-Undang N#& -7 Tahun +,,7 terbit sengketa yang timbul karena adanya perbedaan pendapat antara Eajib Pajak dengan Pejabat yang ber)enang diselesaikan melalui 4adan Penyelesaian $engketa Pajak 04P$P2 berdasarkan Undang-Undang N#& -; Tahun -::; Tentang 4P$P apabila ada pihak yang tidak puas diselesaikan melalui MPP 0Majelis Pertimbangan Pajak2 dan apabila masih ada yang belum puas dapat mengajukan gugatan ke PT&TUN berdasarkan pasal 79 Undang-Undang Peratun sesudah terbitnya Undang-Undang N#& -7 Tahun +,,7 penyelesaian sengketa pajak diselesaikan melalui Pengadilan PajakB c& Undang-Undang N#& .+ Tahun +,,7 Tentang Pemerintah Daerah sebagimana telah diperbaharui dengan Undang- Undang N#& -+ Tahun +,,9& $engketa mengenai Pemilu dan Pemilihan "epala Daerah menjadi )e)enang Mahkamah "#nstitusi sebelumnya sengketa yang tidak berkaitan dengan penetapan hasil Pemilu menjadi )e)enang Peratun& *. Pembatasan Karena 1ur%s$rudens% MA RI 4eberapa "eputusan yang tidak dapat menjadi #bjek di Peradilan Tata Usaha karena adanya yurisprudensi MA 6% antara lain A a2 6isalah 5elang "aidah hukumnya adalah bah)a risalah lelang bukan merupakan keputusan badan atau pejabat TUN tetapi merupakan berita acara hasil penjualan barang karena tidak ada unsur (beslissing maupun pernyataan kehendak dari kant#r lelang pelelangan yang dilakukan #leh kant#r lelang adalah atas permintaan Pengadilan Negeri sehingga apa yang dilakukan #leh kant#r lelang merupakan tindak lanjut dari Putusan Pengadilan sehingga termasuk ketentuan pasal + Undang-Undang Peratun 0N#& -1,"?TUN?-::7 tanggal ;-:--::12 j# N#& 7; "?TUN?-::; tanggal +8-,---::9 j# N#& +71 "?TUN?-::: tanggal .,-9- +,,-2B
13

b2 $engketa "epemilikan Tanah "aidah hukumnya adalah bah)a "eputusan TUN yang berkaitan dengan kepemilikan tanah tidak termasuk )e)enang Peradilan Tata Usaha Negara melainkan )e)enang Peradilan Umum dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan& 0N#& ++ "?TUN?-::9 tanggal +;-;-+,,- j# -8 "?TUN?+,,, tanggal +9-+-+,,- j# :. "?TUN?-::8 tanggal +7-+--::92B c2 "eputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan dalam rangka untuk menimbulkan perjanjian kaidah hukumnya adalah bah)a segala "eputusan TUN yang diterbitkan dalam rangka untuk menimbulkan perjanjian maupun diterbitkan dalam kaitannya dengan pelaksanaan isi perjanjian itu sendiri ataupun menunjuk pada suatu ketentuan dalam perjanjian 0k#ntrak2 yang menjadi dasar hukum antara kedua belah pihak haruslah dianggap melebur (o lossing) kedalam hukum perdata dan karenanya merupakan "eputusan TUN sebagaimana dimaksud pasal + huru' a Undang-Undang Peratun& 0N#&+1+"?TUN?+,,, tanggal -.----+,,,2B d2 Akta !ual 4eli yang dibuat #leh PPAT "aidah hukumnya adalah bah)a PPAT adalah Pejabat TUN karena melaksanakan urusan Pemerintahan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku 0pasal - ayat + Undang-Undang n#&1 Tahun -:98 j# pasal -: PP n#& --, Tahun -:8-2 akan tetapi akta jual yang dibuat #leh PPAT bukan merupakan "eputusan TUN karena bersi'at bilateral 0k#ntraktual2 tidak bersi'at Unilateral yang merupakan si'at "eputusan TUN 0N#& .,+ "?TUN?-::: tanggal 9-++,,, j# N#& 8+ "?TUN?-::9 tanggal +;-;-+,,-2B

14

e2 "eputusan yang merupakan perbuatan hukum dalam ruang lingkup p#litik kaidah hukumnya adalah bah)a pemilihan kepala desa merupakan perbuatan hukum yang termasuk dalam ruang p#litik dan didasarkan pada pandanganpandangan p#litik para pemilih maupun yang dipilih hasilpilkades juga merupakan hasil dari suatu pemilihan yang bersi'at umum dilingkungan desa yang bersengketa #leh karenanya keputusan hasil pilkades tidak termasuk pengertian "eputusan TUN sebagaimana pasal + huru' g Undang-Undang N#& 1 Tahun -:98 0N#& 79+ "?TUN?+,,. tanggal -9-9-+,,72B '2 "eputusan 6ekt#r Perguruan Tinggi $)asta "aidah hukumnya adalah bah)a hubungan hukum antara 6ekt#r Uni*ersitas $)asta dengan para dekan? d#sen serta lain-lain pejabat dilingkungan Uni*ersitas s)asta yang bersangkutan bukanlah dalam arti hukum kepega)aian yang termasuk dalam hukum publik #leh karena itu keputusannya bukan merupakan "eputusan TUN yang dapat digugat din Peradilan TUN& Fakta bah)a Uni*ersitas $)asta berada diba)ah k##rdinasi "#pertis Departemen Pendidikan bukanlah berarti bah)a Uni*ersitas $)asta berada dalam hierarki pemerintahan dan pega)aipega)ainya berstatus pega)ai negeri tetapi peranan "#pertis adalah dalam rangka penga)asan agar Perguruan Tinggi $)asta dapat sudah berada diba)ah k##rdinasi pemerintah 0N& 79 P"?TUN?+,,+ tanggal ---8-+,,72&

K!MPETENSI PERADILAN TATA "SA A NEGARA DIMASA 1ANG AKAN DATANG Pada saat ini "ementerian Aparatur Negara telah menyusun dra't 6ancangan Undang-Undang tentang Administrasi Pemerintahan dan telah dimasukkan dalam
15

Pr#gram 5egislasi Nasi#nal 0P6@(5E(NA$2 sehingga bukan hal yang mustahil dalam )aktu yang tidak terlalu lama 6UU-Administrasi Pemerintahan tersebut dapat disahkan menjadi Undang-Undang tentang Administrasi Pemerintahan& 4eberapa hal yang menarik dalam uraian 6UU- Administrasi Pemerintahan yang berkaitan dengan k#mpetensi Peradilan TUN antara lain disebutkan dalam A Pasal - ayat - A Administrasi Pemerintahan adalah semua tindakan hukum dan tindak materiil yang dilakukan #leh instansi pemerintah dan pejabat administrasi pemerintah serta badan hukum lain yang diberikan )e)enang untuk melaksanakan semua 'ungsi dan tugas pemerintahan termasuk memberikan pelayanan publik terhadap masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yangberlaku& Pasal 7 A Undang-Undang ini berlaku bagi semua tindakan administrasi pemerintahan& Pasal 77 A Pemeriksaan dan penyelesaian perkara yang berkaitan dengan tindakan 4adan atau Pejabat Pemerintahan yang menimbulkan kerugian material maupun immaterial menurut Undang-Undang ini dilaksanakan #leh Peradilan TUN& Dari ketentuan-ketentuan tersebut maka "#mpetensi Peradilan Tata Usaha Negara menjadi diperluas yaitu meliputi A -& (ugatan pembatalan "eputusan Administrasi Pemerintahan baik yang tertulis maupun berupa tindakan 'aktual atas dasar pelanggaran peraturan perundangundangan yang berlaku dan pelanggaran Asas-asas Umum Pemerintahan yang 4aik 0AAUP42& +& (ugatan ganti rugi materiil maupun immaterial atas dasar tindak 4adan atau Pejabat Pemerintahan yang menimbulkan kerugian material maupun immaterial menurut undang-undang&
16

BAB III PEN"T"P "#mpetensi Peradilan Tata Usaha Negara dalam sistem peradilan di %nd#nesia masih sangat relati' kecil& Yaitu hanya terhadap "eputusan TUN yang diterbitkan #leh 4adan? Pejabat TUN yang bersi'at "#nkrit %ndi*idual dan Final hal mana dibatasi pula baik #leh Undang-Undang Peratun itu sendiri lahirnya Undang-Undang baru maupun Yurisprudensi MA 6%& Adanya upaya pemerintah dalam re'#rmasi bir#krasi dengan merancang 6UU-Administrasi Pemerintahan diharapkan mendapat dukungan dari De)an Per)akilan 6akyat sehingga dapat segera menjadi UndangUndang sehingga eksistensi Peradilan Tata Usaha Negara di masa yang akan datang dapat dirasakan man'aatnya baik bagi pemerintah maupun masyarakat&

17

5ahirnya

6UU-Administrasi

Pemerintahan

menjadiUUAdministrasi

Pemerintahan haruslah segera ditindaklanjuti pula dengan harm#nisasi terhadap ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Peratun sehingga k#mpetensi Peradilan TUN di masa yang akan datang tidak hanya terbatas terhadap "eputusan TUN saja melainkan meliputi pula semua perbuatan 4adan? Pejabat TUN yang didasarkan pada hukum publik yang menimbulkan kerugian bagi #rang atau badan hukum perdata bahkan termasuk pula kerugian yang diderita #leh #rang atau badan hukum perdata tersebut&

DAFTAR P"STAKA 0 '. S.F. MARB"N. Peradilan Tata Usaha Negara Penerbit 5iberty Y#gyakarta +,,. halA1:& *. P ILIP"S M. AD2!N. Pelaksanaan )tonomi *aerah dengan Perijinan yang +a"an ,ugatan' Makalah Temu %lmiah HUT PE6ATUN G%% Medan +,,7& -. PA"L"S EFFENDI L!T"L"NG. -enyongsong Pengesahan +UU#.P Makalah 4imbingan Teknis Hakim PE6ATUN $eluruh %nd#nesia& !akarta : !uni +,,:& 3. . 1#d% Mart#n# 4ah.unad%+ !om etensi Pengadilan Tata Usaha Negara dalam Sistem Peradilan di /ndonesia+ artikel )ebsite PTUN !akarta 5. Pusl%tbang ukum dan Perad%lan MA RI+ !um ulan Putusan 0uris rudensi TUN Hetak "edua !akarta +,,1& 6. Ran7angan "ndang/"ndang Adm%n%stras% Pemer%ntah+ !akarta 4ulan April +,,:&

18

Anda mungkin juga menyukai