Anda di halaman 1dari 17

SKIZOFRENIA PARANOID

Naskah Ujian Psikiatri

Disusun oleh: Juniarto Jaya Pangestu 1006658316

Pembimbing: dr. Heriani Tobing, SpKJ (K)

Penguji: dr. Petrin Redayani LS, SpKJ, MPKed

MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA DESEMBER 2013

I.

Identitas pasien Nama Jenis kelamin Tanggal lahir Usia Agama Pendidikan Pekerjaan Status pernikahan Alamat Diantar oleh : HS : laki-laki : 24 Maret 1993 : 20 tahun : Islam : SMK : delivery service : belum menikah : Jatinegara : datang sendiri

II.

Riwayat psikiatri Data mengenai pasien didapatkan melalui autoanamnesis dan tinjauan rekam medis pada tanggal 6 Desember 2013, serta autoanamnesis dan aloanamnesis dengan Uwa dan Bapak saat kunjungan rumah pada tanggal 8 Desember dan 10 Desember 2013. A. Keluhan utama Pasien datang untuk kontrol keluhan cemas dan ketakutan berlebihan yang dirasa sudah semakin berkurang sejak dua bulan yang lalu. B. Riwayat gangguan sekarang Pasien datang untuk kontrol keluhan cemas yang berlebihan apabila pergi ke jalan sepi dan gelap karena takut akan terjadi apa-apa dengan dirinya. Pasien juga merasa ketakutan saat menonton berita tentang mutilasi karena khawatir hal tersebut akan terjadi pada dirinya. Kecemasan dan ketakutan tersebut terjadi sepanjang hari, baik di rumah, tempat kerja, atau di jalan. Menurut pasien, itu merupakan sugesti yang berlebihan dari dirinya sendiri. Kini keluhan tersebut sudah semakin berkurang, walau kadang masih terasa, terutama saat pasien tidak minum obat. Apabila mendapat shift kerja hingga malam, pasien sering kelelahan dan tertidur sehingga lupa minum obat. Di rumah ada Uwa yang biasanya mengingatkan, namun Uwa seringkali sudah tidur ketika pasien pulang. Pasien mengatakan bahwa dirinya akan berusaha agar tidak lupa lagi minum obat dengan cara menempelkan kertas di tempat tidur atau memasang alarm di hp. Sebelum pertama kali mengalami gangguan, pasien mengatakan

bahwa dirinya memang sering lupa dan bengong. Misalnya, pasien lupa alamat pelanggan yang baru saja dikunjunginya kemarin. Pasien juga merasa nafsu makannya menurun. Pagi ini misalnya, pasien belum makan sehingga tangannya gemetaran. Pasien menyangkal merasakan kaku pada tangan dan kaki, atau ketidakseimbangan saat jalan atau berdiri. Tiga bulan yang lalu, pasien sempat blank dan merasa dirinya dikendalikan. Pasien ketika itu menjadi gelisah dan tidak bisa diam. Dirinya juga sempat membuang-buang barang yang ada di dalam rumah. Menurut pasien hal tersebut terjadi karena ada sesuatu yang masuk ke dalam dirinya dan mengendalikan perkataan dan perilakunya. Pasien menyangkal mendengar suara atau bisikan tanpa sosok orang, atau melihat wujud orang atau bayangan yang tidak dilihat orang lain. Pasien mengatakan bahwa dirinya sebenarnya tidak sakit dan kejadian itu disebabkan oleh teman kerjanya yang menjahili dirinya dengan ilmu gaib. Pasien tahu bahwa beberapa teman kerja lain pernah melakukan hal serupa, meskipun pasien tidak pernah melihat atau mendengar secara langsung perbuatan temannya. Karena kejadian tersebut, pasien kemudian dibawa berobat ke orang pintar di Sumedang selama tiga minggu. Di sana, pasien merasa keluhannya membaik. Akan tetapi, setelah itu pasien menjadi cemas dan takut seperti saat ini. Oleh karena itu, pasien dibawa berobat ke bagian psikiatri RSCM oleh Uwa. Pada Desember 2012, Bapak dan Ibu berpisah karena pertengkaran rumah tangga. Kepergian Ibu kembali ke kampung membuat pasien merasa sedih dan tertekan. Perasaan tersebut bertahan hingga tiga bulan yang lalu, namun tidak membuat pasien kehilangan energi dan harapan hidup. Pasien masih bisa menjalani aktivitas seperti biasa. Ide tentang bunuh diri disangkal. Pasien juga tidak pernah merasakan gembira berlebihan dan banyak ide hingga merasa tidak butuh tidur. Saat ini pasien sudah merasa lebih tenang karena saat dibawa ke Sumedang, pasien berjumpa dengan Ibu. Bapak dan Ibu saat ini sudah balikan. Hingga sekarang, pasien berkunjung ke tempat Ibu di Sumedang sebulan sekali. Ibu pasien juga sering menelpon pasien untuk ngobrol dan mengingatkan minum obat. Pasien merasa senang karena Ibu memperhatikannya.

C. Riwayat gangguan sebelumnya 1. Riwayat Ganguan Psikiatri Berdasarkan rekam medis, pada 23 September 2013, pasien pertama kali datang ke bagian psikiatri RSCM dengan keluhan ketakutan keluarganya akan dihancurkan. Hal tersebut dirasakan pasien karena mendengar bisikan seorang TNI yang mengatakan akan menangkapnya. Pasien juga merasa banyak yang memperhatikannya di tempat kerja. Pasien mengatakan bahwa orang-orang memperlakukan dirinya dan ibunya dengan tidak baik. Ia juga merasa Ibunya dijahati oleh majikan. 2. Kondisi Medik Umum Sejak kecil pasien jarang sakit. Dia tidak pernah dirawat di rumah sakit atau menjalani operasi. Pasien juga tidak pernah mengalami benturan kepala atau kejang. 3. Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol Bebereapa bulan yang lalu, pasien sempat menggunakan ganja selama tiga bulan karena berpikir keluarganya hancur. Namun, pasien sadar bahwa hal tersebut merusak badan dan memutuskan berhenti menggunakan. Setelah berhenti, pasien tidak ada perasaan ingin mencari dan menggunakan ganja kembali. Menurut pasien, Ia sudah lama berhenti menggunakan ganja saat keluhannya timbul. Saat SMA, pasien sempat minum alkohol hingga mabukmabukan, namun sudah berhenti lama sebelum dirinya mengalami gangguan. Ia juga merokok 1-2 bungkus sehari, namun sejak pulang dari Sumedang, hanya 1-2 batang seminggu. Terkadang pasien minum kopi segelas sehari. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal Dan Perinatal Selama mengandung pasien, Ibu tidak pernah mengalami sakit atau kecelakaan kendaraan. Usia kandungan cukup bulan saat pasien dilahirkan di dukun beranak. Ketika itu, pasien langsung menangis. ASI diberikan hingga pasien berusia dua tahun. 2. Riwayat Masa Kanak Sepengetahuan Bapak, pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya. Pasien tidak mengalami keterlambatan bicara ataupun berjalan. Pasien masuk TK saat usia sekitar 4 tahun dan kemudian melanjutkan pendidikan ke

SD yang juga berada di Sumedang. Ketika masih TK dan SD, pasien mengatakan bahwa dirinya banyak teman dan senang becanda. Dia memiliki seorang tetangga yang juga teman dekat hingga SMK. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, misalnya nongkrong di pinggir sungai. Pasien juga suka bermain bola bersama teman-temannya. Sewaktu kecil, pasien menyatakan dirinya bandel. Ia sering mengejek abangabangnya. Akan tetapi, menurut pasien hal tersebut masih dalam batas wajar. Dibanding dirinya, abang-abangnya lebih kejam karena membalasnya dengan memegangi dirinya dan membiarkan dia dipukuli oleh orang gila. 3. Riwayat Masa Remaja Saat SMK, pasien adalah anak yang cukup bandel. Pasien pernah minum alkohol hingga mabuk. Pasien juga pernah pacaran dengan seorang perempuan selama 5 tahun hingga akhirnya putus pada Desember 2012 karena menurut pasien pacarnya songong. 4. Riwayat Dewasa Muda Pasien saat ini masih berada di tahap dewasa muda. 5. Riwayat Pendidikan Pasien menempuh pendidikan SMK otomotif hingga tamat. Saat SD, pasien sempat menempati rangking 7, namun saat SMP dan SMK pasien tidak memiliki prestasi apa-apa. 6. Riwayat Pekerjaan Setelah lulus SMK, pasien sempat bekerja di Cikarang di bagian pengemasan. Namun, pasien kurang menyukai pekerjaannya saat itu karena gajinya kecil dan jam kerjanya tidak nyaman. Tidak lama di sana, pasien memutuskan untuk berganti pekerjaan ke bagian delivery KFC. Di sini, pasien bekerja dengan shift yang berganti-ganti, terkadang pagi atau malam. Pasien mengatakan bahwa dia menyukai pekerjaanya karena sering berada di luar ruangan dan gajinya lumayan. Namun, pasien kurang suka dengan teman-teman kerjanya karena sering melapor ke atasan apabila dirinya melakukan sedikit kesalahan. Kini dia sudah mendapatkan SP2 dan akan dikeluarkan apabila mendapat SP satu kali lagi. Oleh karena itu, pasien mengatakan dirinya akan berusaha untuk lebih berhati-hati dalam pekerjaan. Pasien juga kurang suka dengan pekerjaan saat ini karena tidak mendapatkan libur saat hari raya lebaran.

7. Riwayat Pernikahan Pasien belum pernah menikah dan belum memiliki rencana untuk menikah. 8. Riwayat Kehidupan Beragama Sejak kecil, pasien jarang sholat. Dalam sehari, pasien hanya sholat 2-3 kali. Saat masih bersama Ibu, pasien selalu diingatkan untuk sholat dan dipukul bila tidak sholat. Terkadang, pasien mengikuti pengajian jika diajak teman dekatnya. Uwa dan Bapak menyatakan bahwa keluarganya memang tidak teralalu taat menjalankan agama. 9. Aktivitas Sosial Saat ini, pasien lebih banyak berinteraksi dengan keluarga. Pasien memiliki teman di tempat kerja, namun lebih banyak mengobrol tentang pekerjaan. Sejak dibawa ke Sumedang, pasien juga sering berbicara dengan Ibunya melalui telepon. Pasien jarang bergaul dengan tetangga. 10. Riwayat Psikoseksual Pasien pernah pacaran selama 5 tahun dan berhubungan seks tanpa menggunakan pengaman dengan pacarnya. Pasien tidak pernah melakukan hubungan seks dengan orang lain. Pasien tidak pernah melakukan masturbasi. Saat ini pasien belum memiliki keinginan untuk mencari pacar yang baru. 11. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien pernah ditilang karena menerobos lampu merah. Namun, pasien tidak pernah melakukan tindakan lain yang membuatnya berurusan dengan polisi. E. Riwayat Keluarga

Keterangan:

Laki-laki

Tinggal serumah

Perempuan

Meninggal

Gangguan jiwa

Pasien

Pasien merupakan anak tunggal. Saat ini pasien tinggal bersama Bapak dan keluarga besarnya yang lain. Dalam satu rumah, pasien tinggal bersama Bapak, Nenek, Uwa pertama bersama istri dan anaknya, Uwa ketiga bersama satu anak, satu menantu, dan satu cucu. Selain itu, pasien juga tinggal bersama kerabat jauh yang merupakan anak-anak dari saudara neneknya. Pasien memiliki satu Uwa yang juga mengalami ketakutan seperti dirinya. Uwa kedua ini memiliki ketakutan bahwa dirinya akan dibunuh orang. Saat ini Uwa tersebut sudah meninggal karena kecelakaan kendaraan. F. Situasi Kehidupan Sekarang Di luar waktunya bekerja, pasien lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan bersantai menonton TV. Ia juga senang menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan Ibu. G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya Pasien mengatakan bahwa dirinya sebenarnya sehat-sehat saja. Namun, dia memang sempat dijahili oleh teman-temannya sehingga tidak bisa mengontrol perkataan dan perilakunya, serta menjadi cemas dan ketakutan sepanjang hari. H. Persepsi Keluarga Tentang Diri Pasien: Uwa pasien sadar bahwa pasien perlu diobati sehingga pasien dibawa ke RSCM untuk berobat. Keluarga pasien mendukung pasien untuk menjalani pengobatan dan tidak memberikan komentar negatif terhadap kondisinya saat ini. Ibu pasien saat ini masih sering menelpon pasien untuk memberi dukungan dan mengingatkan pasien untuk minum obat. I. Mimpi, Fantasi, dan Nilai: Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki cita-cita untuk menjadi pengusaha di perkantoran, seperti pengacara.

III.

Status mental (6 Desember 2013) A. Deskripsi umum 1. Penampilan Laki-laki berusia 20 tahun tampak sesuai usia, berpenampilan rapih, perawatan diri terkesan baik. 2. Kesadaran Kompos mentis 3. Perilaku dan aktivitas motorik Perilaku pasien tenang selama pemeriksaan 4. Pembicaraan Pasien menjawab dengan lancar dan jelas pertanyaan yang diajukan. Terkadang pasien juga bercerita dengan spontan. Volume dan artikulasi cukup. 5. Sikap terhadap pemeriksa Pasien kooperatif dan terbuka menceritakan kondisi yang dialaminya. B. Mood dan Afek Mood Ekspresi afektif Keserasian : eutim : afek luas : serasi

C. Gangguan persepsi Pasien tidak mengalami halusinasi selama pemeriksaan. Namun, dari rekam medik didapatkan pasien pernah mengalami halusinasi auditorik di masa lalu. D. Pikiran 1. Proses Pikir Koheren 2. Produktivitas Cukup. Pasien mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan terkadang bercerita dengan spontan. 3. Isi Pikir Pasien memiliki waham kejar dan delusion of control. E. Fungsi Intelektual (10 Desember 2013) 1. Orientasi: Pasien mampu mengenali pemeriksa, tahu sedang diperiksa di rumah pasien, pada tanggal 8 Desember 2013.

2. Daya Ingat a. Jangka panjang: Baik. Pasien dapat mengingat pengalamannya saat masih TK dan SD. b. Jangka menengah: Baik. Pasien dapat mengingat kegiatan yang dilakukannya saat lebaran lalu. c. Jangka pendek: Baik. Pasien dapat mengingat makanan yang dimakannya kemarin. d. Segera: Baik. Pasien dapat mengingat tiga kata yang disebutkan oleh pemeriksa. 3. Daya Konsentrasi Baik. Pasien dapat menghitung 100-7-7-7-7-7 dan mengeja kata DUNIA terbalik secara tepat (10 Desember 2013). 4. Kemampuan Membaca dan Menulis Baik. Pasien dapat membaca tulisan yang ditunjukkan oleh pemeriksa dan menulis sebuah kalimat. 5. Kemampuan Visuospasial Baik. Pasien dapat menggambar bentuk poligonal yang dicontohkan oleh pemeriksa. 6. Pikiran Abstrak Baik. Pasien dapat mengenali persamaan antara jeruk dan apel, juga sepeda dan pesawat. 7. Intelegensi dan Daya Informasi Pasien mengetahui nama-nama Presiden RI pertama hingga saat ini. 8. Bakat Kreatif Cukup. Pasien dapat menunjukkan kegunaan lain dari botol minum, yaitu sebagai vas bunga ataupun alat untuk permainan dengan paku. 9. Kemampuan Menolong Diri Sendiri Pasien dapat berkunjung ke poli jiwa sendiri. Pasien juga dapat bekerja dan mencari nafkah sendiri. F. Daya nilai 1. Daya nilai sosial: Pasien tidak bersikap seperti teman-temannya yang melaporkan kesalahan orang lain terhadap atasan. Pasien pun sadar bahwa dirinya memang salah dan berusaha agar lebih berhati-hati di kemudian hari.

2. Uji daya nilai: Pasien sadar bahwa dirinya akan dikeluarkan dari tempat kerja apabila mendapatkan surat peringatan sekali lagi. 3. Penilaian realita: Baik. G. Kemampuan Pengendalian impuls Pasien dapat mengendalikan impuls selama pemeriksaan. H. Tilikan: Derajat 3 I. Taraf dapat dipercaya Tutur kata pasien dapat dipercaya.

IV.

Pemeriksaan diagnostik lebih lanjut (8 dan 10 November 2011) A. Uji Mini Mental Status Examination (MMSE): 27 B. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : kesan umum baik nadi 76x/menit, suhu afebris, tekanan darah 110/74 mmHg. Sistem kardiovaskuler Sistem nafas : Bunyi jantung S1/S2 normal, gallop (-), murmur (-) : Bunyi napas vesikuler di kedua lapang paru, wheezing (-) ronki (-) Sistem muskuloskeletal Sistem gastrointestinal : tremor halus, tidak tampak deformitas : kesan normal, tidak ada nyeri tekan pada palpasi abdomen Sistem urogenital Gangguan khusus C. Status Neurologis Saraf kranial : kesan normal, tidak tampak paresis atau kedutan pada wajah Saraf motorik : pasien memiliki tremor halus, tidak tampak gangguan pergerakan pada pasien, tidak tampak atrofi otot Sensibilitas Susunan saraf vegetatif Fungsi luhur : tidak diperiksa : dalam batas normal : dalam batas normal : tidak diperiksa : tidak ditemukan

Gangguan khusus D. Pemeriksaan Penunjang

: tidak ditemukan

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

V.

Ikhtisar Penemuan Bermakna Pasien laki-laki usia 20 tahun, datang sendiri ke Poli Jiwa Dewasa untuk kontrol keluhan cemas saat berada di tempat sepi dan gelap, serta takut saat menonton TV tentang mutilasi karena khawatir hal tersebut akan terjadi pada dirinya. Perasaan tersebut dirasakan sepanjang hari dan sudah semakin berkurang dengan pengobatan. Terkadang, keluhan itu timbul kembali ketika tidak minum obat. Pasien sering tertidur karena kelelahan setelah bekerja sehingga lupa minum obat. Namun pasien sudah berencana mengantisipasi dengan minta bantuan Uwa, menempel kertas di tempat tidur, atau memasang alarm di hp. Pasien mengaku memang sering lupa, bahkan sebelum sakit. Tiga bulan yang lalu, pasien pernah merasa blank dan dirinya dikontrol. Pasien menjadi gelisah dan tidak bisa diam, serta membuang barang-barang di rumahnya. Pasien kemudian dibawa ke orang pintar di Sumedang dan dirawat selama tiga minggu. Namun, kemudian dibawa ke RSCM dengan keluhan ketakutan orang-orang sekitarnya akan menjahati dirinya dan keluarga, serta mendengar suara TNI yang mengatakan akan menangkapnya. Menurut pasien dirinya tidak sakit, melainkan dijahili oleh teman kerjanya dengan ilmu gaib. Pada Desember 2012, pasien merasa sedih dan tertekan karena ayah dan ibunya bertengkar, lalu berpisah. Perasaan bahwa keluarga pasien dirasakan hancur mendorong pasien untuk menggunakan ganja beberapa bulan yang lalu. Namun, pasien akhirnya memutuskan untuk berhenti setelah menggunakan selama tiga bulan. Jarak antara berhenti menggunakan ganja dan timbulnya keluhan menurut pasien cukup jauh. Perasaan sedih pasien tidak sampai membuat pasien kehilangan harapan hidup. Pasien masih beraktivitas seperti biasa. Pasien juga tidak pernah mengalami kegembiraan berlebih hingga merasa tidak butuh tidur. Saat ini, Ibu dan Bapak sudah baikan dan pasien mengunjungi ibunya sebulan sekali. Sehari-hari, Ibu akan menelepon pasien dan mengingatkan pasien untuk minum obat.

Semasa kecil hingga remaja, tumbuh dan berkembang secara normal. Pasien mengatakan bahwa dirinya memang bandel. Pasien sempat minum alkohol hingga mabuk saat SMK dan berhubungan seks tanpa pengaman dengan pacaranya. Setelah tamat SMK, pasien kemudian bekerja sejenak di bagian pengemasan di Cikarang, kemudian pindah ke bagian delivery KFC. Pasien kurang menyukai pekerjaan saat ini karena teman-temannya sering melaporkan kesalahannya kepada atasan dan tidak mendapat libur saat lebaran. Namun, pasien lebih menyukai pekerjaan saat ini karena sering berada di luar dan gajinya lumayan. Saat ini, pasien lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah yang dihuni oleh keluarga besarnya. Pasien jarang berinteraksi dengan orang lain, selain teman kerjanya. Terhadap penyakitnya, keluarga pasien sangat mendukung dan tidak memberikan stigma negatif. Dari segi agama, keluarga pasien adalah keluarga yang kurang taat dan jarang sholat. Hanya Ibu yang semasa kecil mengingatkan pasien untuk sholat. Dalam keluarga pasien, ada satu paman yang juga mengalami gejala gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status mental penampilan, kesadaran, perilaku, aktivitas, dan pembicaraan dalam batas normal. Pasien cukup kooperatif dan terbuka. Tidak ditemukan adanya gangguan mood dan afek. Selama pemeriksaan tidak ditemukan halusinasi, namun pasien punya riwayat halusinasi auditorik di masa lalu. Proses dan produktivitas piker baik, namun pikiran pasien terisi waham kejar dan delusion of control. Pemeriksaan fungsi intelektual pasien dalam batas normal dengan skor MMSE 27. Daya nilai dan penilaian realita pasien baik. Begitu pula dengan pengendalian impuls dan tilikan. Tutur kata pasien dapat dipercaya. Pada pemeriksaan fisik, tidak ditemukan gangguan fungsi luhur. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan tremor halus yang semakin berkurang sejak tanggal 6, 8, hingga 10 Desember 2013.

VI.

Formulasi Diagnostik Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki sekumpulan gejala psikologis dan perilaku yang secara klinis bermakna dan menyebabkan

disfungsi serta disabilitas. Oleh karena itu, pasien didiagnosis mengalami gangguan jiwa. Aksis I: Pasien memiliki fungsi mental serebri yang baik. Hal ini terbukti melalui anamnesis dan pemeriksaan fungsi kognitif, serta skor MMSE yang tergolong baik. Pasien juga tidak memiliki riwayat gangguan selama kandungan dan persalinan. Pertumbuhan dan perkembangan pasien pun baik. Pasien juga tidak memiliki riwayat trauma, kejang, ataupun gejala gangguan saraf pusat. Oleh karena itu, pasien disimpulkan tidak memiliki gangguan mental organik. Pasien memiliki riwayat penggunaan bahan aktif, yakni ganja. Namun, pasien mengatakan bahwa dirinya sudah berhenti lama menggunakan ganja saat dirinya merasa blank. Selain itu, pasien juga mengalami gejala berupa halusinasi yang tidak sesuai dengan gejala putus obat. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol, namun sudah berhenti lama. Pasien juga mengonsumsi kopi dan rokok, namun dalam batas normal. Berdasarkan pertimbangan tersebut, diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan. Pasien pertama kali datang dengan halusinasi auditorik yang bersifat mengomentari. Selain itu, pasien juga memiliki waham kejar. Selama gangguan tersebut, pasien tidak memiliki gangguan mood, baik mania maupun depresi. Pasien awalnya didiagnosis dengan psikotik akut. Namun setelah pengobatan selama dua bulan, waham kejar pasien masih bertahan dan disertai delusion of control. Oleh karena itu, pasien didiagnosis mengalami skizofrenia paranoid. Aksis II: Pasien sangat terpukul dengan perpisahan dirinya dengan Ibu. Pasien menjadi sangat sedih, bahkan sempat menggunakan ganja. Pasien kembali ceria dan berangsur-angsur membaik keadaannya setelah kembali berjumpa dengan ibunya. Oleh karena itu, pasien disimpulkan memiliki ciri kepribadian dependen. Aksis III: Saat ini pasien mengalami tremor halus yang diduga akibat efek samping obat antipsikotik.

Aksis IV: Pasien saat ini memiliki hubungan yang kurang baik dengan rekan kerja karena mereka sering melaporkan kesalahan pasien pada atasan. Selain itu pasien juga merasa kurang nyaman di tempat kerja karena tidak bisa libur saat lebaran. Karena jam kerja pasien pula, pasien menjadi lalai untuk minum obat secara teratur. Oleh karena itu, pasien disimpulkan memiliki masalah di lingkungan pekerjaan. Aksis V: Selama mengalami gangguan, pasien sempat terganggu pekerjaannya karena harus ke Sumedang. Gejala pasien kini bersifat ringan, namun sudah menetap. Selama setahun terakhir, pasien mengalami tekanan mental karena masalah keluarganya. Namun, gejalanya masih ringan dan masih bersifat sementara. Disabilitasnya pun ringan.

VII.

Evaluasi Multiaksial Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : Gangguan skizofrenia paranoid (F20.0) : Ciri kepribadian dependen : Tidak ada diagnosis : Masalah di lingkungan pekerjaan : GAF: Current HLPY : 70 : 80

VIII. Daftar Masalah A. Organobiologis: Pasien tidak memiliki masalah organobiologis B. Psikologis: Pasien kini memiliki kecemasan dan ketakutan saat harus melalui jalan yang sepi dan gelap, juga saat menonton berita yang menyeramkan di TV. Namun, saat ini keluhan sudah berkurang. C. Lingkungan dan sosioekonomi: Karena pekerjaannya pasien kesulitan untuk mengontrol jadwal minum obatnya. Selain itu, lingkungan pekerjaan dan rekan kerjanya menjadi stressor tersendiri bagi pasien, walaupun saat ini hal tersebut tidak menimbulkan psikopatologi tertentu.

IX.

Prognosis Faktor-faktor yang berpengaruh baik terhadap perjalanan penyakit pasien: Riwayat respons terhadap terapi baik. Pasien masih dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik (disabilitas ringan). Gejala dapat mereda apabila pasien menjalani pekerjaan, sholat, dan ikut bermain dengan anak-anak. Keluarga memahami dan mendukung kesembuhan pasien dengan cara memperbanyak komunikasi dengan pasien. Pasien mempercayai istrinya sepenuhnya asalkan istri pasien jujur.

Faktor-faktor yang berpengaruh buruk terhadap perjalanan penyakit pasien: Pasien tidak banyak bergaul maupun memiliki teman dekat. Muncul efek samping pengobatan berupa nyeri dada dan rasa mengantuk. Stressor (gaji pas-pasan dan anak kembar) yang terus-menerus.

Sehingga, prognosis: Ad vitam Ad fungsional Ad sanationam : bonam : bonam : bonam

X.

Rencana penatalaksanaan A. Terapi Farmakologis: Olanzapin 5 mg 1 kali sehari B. Terapi Non-Farmakologis: 1. Terhadap Pasien i. Psikoedukasi Memberikan penjelasan tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Menjelaskan penyakit pasien pada keluarga dan meminta keluarga pasien untuk mendukung pengobatan pasien. ii. Psikoterapi Suportif Mendukung pasien untuk melanjutkan pekerjaannya kini dengan sungguh-sunguh. Meyakinkan dirahasiakan. pasien bahwa segala yang ia ceritakan akan

Mengajak

semua

keluarga,

terutama

istri

pasien,

untuk

mengomunikasikan segala permasalahan secara jujur kepada pasien. 2. Terhadap Keluarga XI. Diskusi

Referensi

Anda mungkin juga menyukai