Anda di halaman 1dari 5

Apa itu Fotovoltaik ?

Oleh Tudenwan Widyaiswara P4TK Medan

Teknologi fotovoltaik (PV) merupakan suatu teknologi konversi yang mengubah cahaya (foto) menjadi listrik (volt) secara langsung (direct conversion). Peristiwa ini dikenal sebagai efek fotolistrik (photovoltaic affect). Didalam proses konversi cahaya-listrik tidak ada bagian yang bergerak, sehingga produk teknologi fotovoltaik memiliki umur teknis yang panjang (>25 tahun). Teknologi fotovoltaik dikenal sebagai teknologi bersih sehingga penerapannya akan mendukung program pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Beberapa keuntungan dari pemanfaatan teknologi fotovoltaik, antara lain:

Biaya operasional dan perawatan yang rendah (tidak diperlukan pembelian bahan bakar dan keausan dalam proses konversi) Tidak menimbulkan polusi udara karena tidak ada proses pembakaran sehingga mengurangi pelepasan gas rumah kaca (greenhouse gas) Tidak menimbulkan kebisingan karena tidak ada bagian yang bergerak

Efek fotolistrik ini pertama kali dicatat oleh seorang fisikawan Perancis, Edmund Bequerel, pada tahun 1839, yang menemukan bahwa bahan-bahan tertentu akan menghasilkan sejumlah kecil arus listrik ketika terkena cahaya. Pada tahun 1905, Albert Einstein menggambarkan sifat cahaya dan efek fotolistrik yang berbasis teknologi fotovoltaik, yang ia kemudian memenangkan hadiah Nobel dalam fisika. Modul fotovoltaik yang pertama dibangun oleh Bell Laboratories pada tahun 1954. Modul ini dibuat sebagai baterai matahari dan sebagian besar hanya karena rasa ingin tahu karena terlalu mahal untuk penggunaan secara luas. Tahun 1960-an, industri luar angkasa mulai serius dalam penggunaan teknologi ini untuk memberikan listrik pada pesawat ruang angkasa. Melalui program luar angkasa, teknologi fotovoltaik semakain maju, keandalannya menjadi mapan, dan biaya mulai menurun. Selama krisis energi di tahun 1970-an, teknologi fotovoltaik mendapat pengakuan sebagai sumber daya untuk aplikasi non-luar angkasa.

Sel Fotovoltaik
Efek fotolistrik ini terjadi pada suatu sel yang terbuat dari bahan semikonduktor. Karena sifatnya, sel ini kemudian disebut sebagai sel fotovoltaik (photovoltaic cell) atau sering juga disebut sebagai sel surya (solar cell). Sel fotovoltaik merupakan komponen terkecil didalam sistem energi surya fotovoltaik (SESF). Teknologi sel fotovoltaik yang tersedia dewasa ini masih didominasi oleh jenis sel dengan teknologi kristal, baik mono- maupun poli-kristal, khususnya dari bahan dasar silikon.

Sinar matahari yang menimpa permukaan sel diubah secara langsung menjadi listrik sebagai akibat terjadinya pergerakan pasangan electron-hole, sebagaimana digambarkan pada skema gambar 1.

Gambar 1. Skema pengoperasian dasar sel fotovoltaik Skema di atas menggambarkan pengoperasian dasar sel fotovoltaik, juga disebut sel surya. Sel surya terbuat dari jenis yang sama dari bahan semikonduktor, seperti silikon, yang digunakan dalam industri mikroelektronika. Untuk sel surya, wafer semikonduktor tipis diperlakukan secara khusus untuk membentuk medan listrik, di satu sisi positif dan negatif di sisi lain. Ketika energi cahaya matahari mengenai sel elektron terlepas dari atom yang ada dalam material semikonduktor. Jika konduktor listrik yang melekat pada sisi positif dan negatif, membentuk sebuah rangkaian listrik, elektron dapat ditangkap dalam bentuk arus listrik. Listrik ini kemudian dapat digunakan untuk menyalakan sebuah beban, seperti lampu atau alat lain. Sejumlah sel surya secara elektrik dihubungkan satu sama lain dan dipasang pada struktur pendukung atau frame yang disebut modul fotovoltaik. Modul ini dirancang untuk pasokan listrik pada tegangan tertentu, misalnya sistem yang sudah umum, yaitu, 12 volt. Arus yang dihasilkan secara langsung tergantung pada seberapa banyak cahaya menerpa permukaan cell dan perhatiakan gambar 2.

Gamabr 2 . Cell, modul dan array Beberapa modul dapat dihubungkan bersama untuk membentuk sebuah array. Secara umum, semakin besar wilayah modul atau array, semakin banyak listrik yang akan dihasilkan. Modul fotovoltaik dan array menghasilkan listrik arus searah (dc). Modul dan array ini secara elektrik dapat dihubungkan baik secara seri dan paralel untuk menghasilkan kombinasi tegangan dan arus yang dibutuhkan. Perangkat PV yang paling umum pada saat ini menggunakan satu junction, atau interface, untuk menciptakan medan listrik dalam semikonduktor seperti sel PV. Dalam sel PV junction-stunggal, hanya foton yang energinya sama dengan atau lebih besar dari celah pita dari bahan sel yang dapat membebaskan elektron untuk sebuah rangkaian listrik. Dengan kata lain, respon fotovoltaik sel junction-tunggal terbatas pada bagian spektrum matahari yang energinya berada di atas band gap dari bahan yang menyerap sinar matahari dan energi foton yang lebih rendah tidak digunakan. Salah satu cara untuk menyiasati keterbatasan ini adalah dengan menggunakan dua (atau lebih) sel yang berbeda, dengan lebih dari satu band gap dan lebih dari satu sambungan/junction, untuk menghasilkan suatu tegangan. Cara ini disebut sebagai sel (juga disebut cascade atau sel tandem. Perangkat multijunction dapat mencapai efisiensi konversi total yang lebih tinggi karena mereka bisa mengkonversi lebih banyak dari energi spektrum cahaya menjadi listrik. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3, sebuah perangkat multijunction adalah tumpukan sel junctiontunggal dalam urutan menurun dari band gap (Eg). Sel teratas menangkap foton energi tinggi dan melewati sisa foton agar diserap oleh sel band-gap yang lebih rendah.

G amabr 3. Perangkat multijunction Banyak penelitian sel multijunction pada hari ini berfokus pada gallium arsenide sebagai satu (atau semua) dari komponen sel. Sel-sel seperti telah mencapai efisiensi sekitar 35% di bawah sinar matahari yang terkonsentrasi. Material-material lain yang telah dipelajari untuk perangkat multijunction adalah amorphous silicon dan tembaga indium diselenide. Sebagai contoh, perangkat multijunctiondi pada gambar 4 ini menggunakan sel atasindium galium phosphidesebuah tunnel junction, untuk membantu aliran elektron antara sel-sel, dan sel bawahnya dari gallium arsenide.

Gambar 4. Perangkat multijunction menggunakan sel atasindium gallium

Sumber : 1. http://science.nasa.gov/headlines/y2002/solarcells.htm 2. 2007 - 2012 PT. SHARP Electronics Indonesia

Anda mungkin juga menyukai