Anda di halaman 1dari 24

1.

1 LATAR BELAKANG

Tujuan nasional yang ingin yang dicapai oleh bangsa Indonesia adalah pembangunan nasional. Pelaksanaan pembangunan nasional sangat tergantung dari sumber dana yang tidak sedikit yang harus diperoleh negara, pajak merupakan sumber utama penerimaan negara karena 78% APBN berasal dari pajak. Menurut hasil survei Badan Pusat Statistik tercatat jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237.556.366 jiwa (BPS, 2012). Majalah berita pajak menyebutkan baru 2,3 juta jiwa dari total penduduk indonesia yang terdaftar sebagai wajib pajak. Artinya potensi pendapatan negara dari penerimaan pajak masih cukup besar untuk digali.

Kota Bengkulu pada pertengahan tahun 2011 berjumlah penduduk sebanyak 313.324 jiwa yang tersebar di 9 Kecamatan (BPS Kota Bengkulu, 2012). KPP Pratama Kota Bengkulu mencatat hanya 12,95% dari total penduduk yang tercatat sebagai wajib pajak. Pengoptimalan pajak sebagai sumber pembiayaan daerah masih cukup besar untuk digali secara efektif. Selain dari sektor pajak, pemerintah daerah juga dapat mengoptimalkan potensi penerimaan yang berasal dari zakat yang dipungut oleh BAZDA karena 95,29 % Penduduk Bengkulu beragama Islam (BPS, 2012). Namun pada kenyataannya realisasi pemasukan pajak dan zakat tidak berbanding lurus dari potensi yang ada karena sumber dana tersebut merupakan kewajiban bagi masyarakat. Artinya masyarakat (wajib pajak sekaligus wajib zakat) dibebabnkan pada kewajiban ganda yaitu pajak dan zakat sehingga mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara potensi yang dapat diterima dengan realisasi penerimaan pajak dan zakat.

Masalah pajak dan zakat ini masih memerlukan pemecahan, untuk keluar dari perdebatan mengenai kewajiban ganda ini, pemerintah RI sejak tahun 2000 telah mengeluarkan UU untuk mengakomidir masalah tersebut. Dalam Islam tidaklah mungkin pajak menggantikan kedudukan zakat. Yang mungkin adalah memadukannya, antara lain dengan memotong jumlah pajak dengan jumlah zakat yang telah dibayar oleh seseorang. (M. Daud Ali, 2006 : 51) Dualisme kewajiban pajak dan zakat, diakomodir dengan mengakui zakat atau sumbangan keagamaan yang dibayarkan pada Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang disahkan oleh pemerintah yang sifatnya wajib bagi wajib pajak sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

Lanjutan...

Untuk Mengetahui Persepsi Wajib Pajak Terhadap Perlakuan Zakat Sebagai Pengurang Pajak Penghasilan Pasal 21 Di Kota Bengkulu.
1. Menambah pengetahuan dan sarana dalam mengaplikasikan teori-teori keilmuan yang telah diperoleh sebelumnya.

2. Untuk universitas agar dapat memberikan informasi dan wawasan serta menambah khasanah kepustakaan khususnya di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

2.1 Konsep Pajak 2.1.1 Definisi dan Fungsi Pajak 2.1.2 Tata Cara Pemungutan pajak 2.2 Wajib Pajak 2.2.1 Pengertian Wajib Pajak 2.2.2 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak 2.2.3 Persepsi Wajib Pajak 2.2.3.1 Sadar Pajak 2.2.3.2 Sadar Zakat 2.2.3.3 Lingkungan WP Muslim 2.3 Pajak Penghasilan Pasal 21 2.3.1 Definisi Pajak Penghasilan Pasal 21 2.3.2 Pemotong dan Wajib Pajak PPh pasal 21 2.3.3 Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

2.8 KERANGKA KONSEPTUAL


Sadar Pajak ( X1 )

Sadar Zakat ( X2)

Persepsi Wajib Pajak (Y )

Lingkungan WP Muslim ( X3 )

2.9 Definisi Operasional


Sadar Pajak (X1) Sadar pajak adalah suatu sikap sadar terhadap fungsi pajak yang menimbulkan konsekuensi untuk memberikan kontribusi dana atau membayar pajaknya secara tepat waktu dan dan tepat jumlah.
1.

Sadar Zakat (X2) Sadar zakat adalah suatu sikap sadar dengan kerelaan dan kepatuhan dalam melaksanakan fungsi zakat sebagai kewajiban beragaman untuk mendapatkan keberkahan dari sang pencipta.
2.

Lingkungan WP Muslim (X3) Lingkungan wajib pajak muslim adalah lingkungan wajib pajak bertempat tinggal dilokasi pemukiman dan terdaftar sebagai warga masyarakat setempat.
3.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kota Bengkulu terletak di Jalan Pembangunan No. 6 Po. Box 59 Padang Harapan Kota Bengkulu, yang dilaksanakan pada tanggal 14 Januari sampai 14 Februari 2012. 3.2 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu berupa memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang yang dilakukan dengan cara menempuh langkah-langkah pengumpulan, mengidentifikasi atau menganalisis / pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu gambaran keadaan secara objektif.

Menurut Sugiyono (2009 : 116) sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam menentukan batasan terpilih pengambilan sampel menggunakan teknik Puposive Random Sampling. Kriteria yang dapat dijadikan sebagai responden adalah sebagai berikut: 1) Terdaftar sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi (memiliki NPWP). 2) Beragama Islam. 3) Memiliki penghasilan atau pekerjaan (ekonomi menengah ke atas)

Menentukan ukuran jumlah sample akan menggunakan rumus slovin (Umar Husein, 2004 : 108) sebagai berikut:

Dengan tingkat persentase sampel error adalah sebesar 10%, maka diperoleh sampel sebesar:

Kecamatan Selebar Kampung Melayu Gading Cempaka Ratu Agung Ratu Samban Singaran Pati Teluk Segara Sungai Serut Muara Bangkahulu Jumlah

Jumlah Penduduk (BPS, 2012) 49.611 19.120 53.321 70.201 15.060 30.781 25.340 16.180 33.710 313.324

Persentase Penduduk 15,83% 6,10% 17,02% 22,41% 4,81% 9,82% 8,09% 5,16% 10,76% 100 %

Responden* 16 6 17 22 5 10 8 5 11 100

* 100 (Sampel) dikali persentase penduduk.

Anda mungkin juga menyukai