Anda di halaman 1dari 2

Komentar terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin

KOMENTAR
Kinerja Perseroan (PT Bank Syariah Bukopin) sepanjang 2012 memperoleh pencapaian yang baik di berbagai aspek usaha. Perseroan berhasil meningkatkan laba bersih menjadi Rp17,30 miliar atau mengalami pertumbuhan 41,68% dari laba bersih 2011 yang nilainya Rp12,21 miliar. Peningkatan laba bersih Perseroan tersebut seiring dengan peningkatan pendapatan operasional yang pada 2012 tumbuh 26,87% atau menjadi Rp311,22 miliar. Kinerja positif lain yang dicapai Perseroan yaitu peningkatan dana murah dalam bentuk giro dan tabungan yang pada 2012 pertumbuhannya masing-masing sebesar 77,75% dan 27,20%. Pertumbuhan giro dan tabungan secara signifikan tersebut sejalan dengan upaya Perseroan untuk lebih agresif menggali potensi sumber dana murah dalam rangka meningkatkan pembiayaan dengan bagi hasil yang dapat lebih optimal bagi debitur. Kinerja positif lain yang diraih Perseroan sepanjang 2012 juga ditunjukkan dengan pertumbuhan positif secara signifikan pada sisi pembiayaan. Sampai akhir 2012, Perseroan berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp2,63 triliun atau tumbuh 37,23% dari pembiayaan pada 2011 yang nilainya Rp1,92 triliun. Volume Usaha Volume usaha (aset) Perseroan sampai dengan akhir 2012 secara tahunan tumbuh 32,46% dibandingkan dengan akhir 2011, dari Rp2,73 triliun menjadi Rp3,62 triliun. Pertumbuhan volume usaha tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan aset Perseroan pada 2011 yang sebesar 24,43%. Dana Pihak Ketiga Pada 2012, Perseroan berhasil meningkatkan penghimpunan DPK menjadi Rp2,85 triliun atau tumbuh 24,39% dibandingkan dengan akhir 2011 yang sebesar Rp2,29 triliun. Kinerja positif di bidang penghimpunan DPK tersebut didukung oleh peningkatan dana murah secara signifikan dalam bentuk giro dan tabungan yang pada 2012 masing-masing mencapai Rp183,02 miliar dan Rp345,52 miliar atau masing-masing tumbuh 77,75% dan 27,20%. Selain giro dan tabungan, pada periode yang sama deposito meningkat menjadi Rp2,32 triliun atau tumbuh 21,13% dibandingkan dengan 2011. Pembiayaan Selain aset dan DPK, pembiayaan yang dilakukan Perseroan pada 2012 mengalami pertumbuhan siginifikan, yakni sebesar 37,23% menjadi Rp2,63 triliun dari Rp1,92 triliun pada 2011. Kontribusi pembiayaan terbesar Perseroan pada 2012 berasal dari murabahah, yakni sebesar 67,82% terhadap total pembiayaan. Ke depan, diharapkan upaya-upaya untuk meningkatkan porsi pembiayaan melalui strategi bisnis yang tepat dan penetrasi pasar lebih luas secara terus menerus akan ditingkatkan. Pendapatan dan Laba Bersih Seiring dengan peningkatan DPK, pembiayaan, dan pangsa pasar aset, juga terjadi peningkatan laba bersih Perseroan secara signifikan. Pada 2012, Perseroan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp17,30 miliar atau mengalami kenaikan 41,68% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,21 miliar. Peningkatan laba bersih secara signifikan itu berasal dari kenaikan pendapatan Perseroan pada 2012 yang mencapai 26,87%. Indikator Keuangan Utama Pencapaian positif Perseroan baik dari sisi aset, DPK, dan laba bersih, juga didukung oleh rasio keuangan lainnya, seperti rasio kecukupan modal yang jauh di atas ketentuan rasio kecukupan modal minimum 8%, penurunan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), serta kenaikan financing to deposit ratio (FDR).

Komentar terhadap Laporan Keuangan Bank Syariah Bukopin

a. Rasio Kecukupan Modal Posisi CAR Perseroan pada 2012 yang sebesar 12,78% masih di atas batas minimum ketentuan BI yang sebesar 8%. Jika dibandingkan dengan posisi CAR pada 2011 yang sebesar 15,29%,
memang terjadi penurunan.

b. ROA dan ROE Return on equity (ROE) Perseroan pada 2012 menunjukkan peningkatan, dari 6,19% pada 2011
menjadi 7,32% pada 2012. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan peningkatan laba bersih pada 2012 dibanding dengan tahun sebelumnya. Kenaikan ROE juga diikuti dengan kenaikan return on asset (ROA). ROA Perseroan pada 2012 naik menjadi 0,55% dari 0,52% pada posisi 2011 dan hal tersebut mengindikasikan keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.

c. FDR FDR Perseroan pada 2012 mengalami kenaikan menjadi 92,29% dari 83,66% pada 2011.
Kenaikan pembiayaan yang dilakukan Perseroan pada 2012 sebesar 37,26% memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan rasio FDR Perseroan pada 2012.

d. NPF Pada 2012, rasio NPF gross Perseroan mengalami kenaikan menjadi 4,57%, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir 2011 yang sebesar 1,74%. Walaupun demikian, secara umum, posisi NPF gross Perseroan masih di bawah ketentuan BI yakni di bawah 5%. e. BOPO Upaya efisiensi yang dilakukan Perseroan pada 2012 juga menunjukkan hasil yang positif. Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO yang pada 2012 mengalami penurunan menjadi 91,59% dari 93,86% pada 2011. Walaupun masih relatif tinggi, namun penurunan tersebut menujukkan komitmen Perseroan untuk melakukan efisiensi. f. Permodalan Walaupun terjadi penurunan rasio Kewajiban Penyediaan modal minimum (KPMM) pada 2012 yang sebesar 12,78% dari tahun sebelumnya yang sebesar 15,29%, namun secara umum jumlah modal Perseroan mengalami kenaikan sebesar Rp29,34 miliar, dari sebesar Rp301,86 miliar menjadi Rp331,20 miliar.

Anda mungkin juga menyukai