Anda di halaman 1dari 7

STRUKTUR BAKTERI Bakteri termasuk dalam golongan prokariotik yang strukturnya lebih sederhana dari eukariotik, kecuali bahwa

struktur dinding sel prokariotik lebih kompleks dari eukariotik. INTI/NUKLEUS Dengan pewarnaan Feulgen, inti sel prokariotik dapat dilihat dengan hanya menggunakan mikroskop cahaya biasa. Pewarnaan Fuelgen sebetulnya mewarnai molekul DNA. Dengan mikroskop elektron tampak bahwa badan inti tidak mempunyai dinding inti/membran inti. Didalamnya terdapat benang DNA yang bila diekstraksi, berupa molekul 2-3x109. Benang DNA ini disebut kromosom yang panjangnya kira-kira 1 mm. Ekstraksi DNA dilakukan dengan melisiskan dinding sel secara hati-hati kemudian dilakukan sentrifugasi, maka benang DNA akan terpisah dari materi sel lainnya, dan dapat dimurnikan. SITOPLASMA Sel prokariotik tidak mempunyai membran mitokondria/kloroplast, sehingga enzimenzim untuk transport elektron tidak bekerja di membran sel, tetapi pada lamella yang berada dibawah membran sel. Bakteri menyimpan pula makanan cadangannya dalam bentuk granula sitoplasma. Granula ini bekerja sebagai sumber karbon, tetapi bila sumber protein berkurang, karbon dalam granula ini dapat dikonversi menjadi sumber nitrogen. Granula sitoplasma pada beberapa jenis bakteri menyimpan pula sulfur, fosfan inorganik (=granula volutin) dan granula pada jenis kuman klorinebakteria disebut granula metakromatik, karena granula tersebut bila diwarnai dengan zat warna biru tua tidak berwarna biru, tetapi berwarna merah. Pada sitoplasma prokariotik tidak didapatkan struktur mikrotubulus seperti yang ada pada sel eukariotik. MEMBRAN SITOPLASMA Struktur

Membran sitoplasma disebut juga membran sel, yang komposisinya terdiri dari fosfolipid dan protein. Membran sel dari semua jenis prokariotik tidak mengandung sterol, kecuali Genus Mycoplasma. Ditempat-tempat tertentu pada membran sitoplasma terdapat cekungan/lekukan kedalam (convoluted invagination) yang disebut mesosom. Ada 2 jenis mesosom : 1. Septal mesosom : berfungsi dalam pembelahan sel. Tempat kromosom bakteri (DNA) melekat. 2. Lateral mesosom Fungsi : 1. Menjadi tempat transpor bahan makanan secara selektif 2. Pada spesies kuman aerob merupakan tempat transpor elektron dan oksidasi fosforilasi 3. Tempat ekspresi bagi eksoenzim yang hidrolitik 4. Mengandung enzim dan molekul-molekul yang masih berfungsi pada biosintesa DNA, polimerisasi dinding sel dan lipid membran = fungsi biosintetik 5. Mengandung reseptor dan protein untuk sistem kemotaktik Zat Antibakteri yang Bekerja pada Dinding Sel a. Deterjen : yang mengandung gugus lipofilik dan hidrofilik akan merusak membran sitoplasma dan membunuh sel. b. Antibiotika yang secara spesifik mempengaruhi fungsi biosintetik dari membran sitoplasma, antara lain : polimiksin, asam nalidiksat, fenetilalkohol dan novobiosin.

DINDING SEL Tekanan Osmotik didalam bakteri berkisar antara 5-20 atmosfir, karena adanya transpor aktif yang menyebabkan tingginya konsenterasi larutan di dalam sel. Karena adanya dinding sel kuman yang relatif sangat kuat, maka meskipun tekanan osmotiknya tinggi, sel kuman tidak pecah. Dinding sel ini terdiri dari lapisan peptidoglikan/murein/mukopeptida.

Bakteri dibagi atas Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif tergantung responnya bila diwarnai dengan pewarnaan kuman menurut GRAM. Sel kuman mula-mula diwarnai dengan zat warna kristal ungu dan jodium lalu dicuci dengan alkohol atau aseton. Kuman Gram negatif akan kehilangan zat warna ungunya setelah dicuci dengan alkohol, sedangkan kuman gram positif tetap mempertahankan warna ungu meskipun telah dicuci dengan alkohol. Fungsi : 1. Dinding sel memegang peranan penting dalam pembelahan sel 2. Dinding sel melaksanakan sendiri biosintesis untuk membentuk dinding sel 3. Berbagai lapisan tertentu pada dinding sel merupakan determinan dari antigen permukaan kuman 4. Pada kuman gram negatif, salah satu lapisan dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin yang tidak spesifik yaitu lipopolisakarida (LPS). LPS ini pada beberapa binatang bersifat toksik. Enzim lisosim dan beberapa obat yang mengganggu biosintesis peptidoglikan dapat menyebabkan sel kuman kehilangan struktur dinding selnya. Bila cairan disekitarnya memproteksi tekanan osmotik dalam sel terjadilah sel tanpa dinding yang disebut protoplas pada kuman gram positif dan sferoplas pada kuman gram negatif. Bila keduanya mampu berkembang biak, maka disebut sebagai kuman L form. KAPSUL Banyak spesies bakteri mensintesa polimer ekstrasel (pada umumnya polisakarida) yang berkondensasi dan membentuk lapisan disekeliling del dan disebut kapsul Pada medium agar, koloni kuman berkapsul tampak sebagai koloni berlendir. Umumnya kuman berkapsul lebih tahan terhadap efek fagositosis dari daya pertahanan badan. Sejenis kapsul pada Streptococcus mutans misalnya, dapat melekat erat pada permukaan gigi, membentuk lapisan plaque pada gigi dan mengeluarkan produk asam yang menyebabkan karies gigi. FLAGEL Flagel adalah bagian kuman yang berbentuk seperti benang, yang umumnya terdiri dari protein dengan diameter 12-30 nanometer.

Flagel adalah alat pergerakan. Ada 3 jenis flagel : 1. Monotrikh 2. Lofotrikh 3. Amfitrikh 4. Peritrikh : flagel tunggal dan terdapat dibagian ujung kuman : lebih dari satu flagel disatu bagian polar kuman : flagel terdapat satu atau lebih dikedua polar dari kuman : flagel tersebar merata disekeliling badan kuman

Protein dari flagel disebut flagellin. Bila suspensi kuman berflagel kita kocok kuatkuat, maka flagel akan rontok, tapi flagel tersebut dapat tumbuh lagi sempurna dalam 3-6 menit. PILLI = FIMBRIAE Beberapa kuman gram negatif memiliki rambut pendek dan keras yang disebut pili. Pili terdiri dari subunit protein. Ada 2 jenis pili : 1. Pili yang memegang peranan penting dalam adhesi kuman dengan sel tubuh hospes 2. Seks pili yang berfungsi dalam konjugasi kuman ENDOSPORA Beberapa genus bakteri dapat membentuk endospora. Yang paling membentuk spora adalah kuman batang gram positif Gram Bacillus genus dan Clostridium. Kuman-kuman ini mengadakan diferensiasi membentuk spora bila keadaan lingkungannya menjadi jelek, misalnya bila medium disekitarnya kekurangan nutrisi. Masing-masing sel membentuk spora, sedangkan sel induknya akan mengalami otolisis. Spora adalah kuman dalam bentuk istirahat. Spora bersifat sangat resisten terhadap panas, kekeringan dan zat kimiawi. Bila kondisi lingkungan telah baik kembali, spora dapat kembali melakukan germinasi dan memproduksi sel vegetatif.

Secara morfologis, proses sporulasi terjadi dengan cara isolasi badan inti yang diikuti dengan melipatnya membran sel ke arah dalam. Spora terdiri dari : a. Core : adalah sitoplasma dari spora. Di dalamnya terkandung semua unsur

untuk kehidupan kuman seperti kromosom yang komplit, komponen-komponen untuk sintesis protein lain dan sebagainya. b. Dinding spora : Lapisan paling dalam spora, terdiri dari dinding peptidoglikan dan akan menjadi dinding sel bila spora kembali kebentuk vegetatif c. Korteks : adalah lapisan yang tebal dari spora envelope. Juga terdiri dari lapisan

peptidoglikan tapi dalam bentuk yang istimewa d. Coat : terdiri dari zat semacam keratin, dan keratin inilah yang

menyebabkan spora relatif tahan terhadap pengaruh luar e. Eksosporium : adalah lipoprotein membran yang terdapat paling luar Pada waktu germinasi dimana spora kemballi menjadi sel fegetatif terjadi beberapa peristiwa : 1. Aktivasi : meskipun lingkungan membaik, spora tidak akan melakukan

germinasi sampai terjadi aktivasi yang diawali oleh adanya suatu zat yang merusak seperti coat dari spora seperti panas, asam komponen sulfhidril, dsb. 2. Inisiasi : setelah teraktivasi maka spora akan melakukan germinasi dengan

mengghunakan sumber makanan dari media/lingkungannya. 3. Outgrowth : kemudian terjadi degradasi dari korteks dan sel vegetatif baru keluar

dan hidup seperti semula.

MORFOLOGI KUMAN Morfologi kuman dapat dibagi dalam tiga bentuk utama yaitu : kokus, batang dan spiral Kokus, kuman dalam bentuk bulat dapat disusun : Mikrokokus, tersendiri (single) Diplokokus, berpasangan dua-dua Pneumokokus, adalah diplokokus yang berbentuk lanset, gonokokus adalah diplokokus yang berbentuk biji kopi

Tetrade, tersusun rapi dalam kelompok empat sel Sarsina, kelompok delapan sel yang tersusun rapi dalam bentuk kubus Strptokokus, tersusun seperti rantai Stafilokokus, bergerombol tak teratur seperti untaian buah segar

Basilus, kuman berbentuk batang dengan panjang bervariasi dari 2-10 kali diameter kuman tersebut : Spiral : Vibrio, berbentuk batang bengkok Spirilum, berbentuk spiral kasar dan kaku, tidak fleksibel dan dapat bergerak dengan flagel Spirokhaeta, berbentuk spiral halus, elastik dan fleksibel, dapat bergerak dengan aksial filamen. Contoh : - Borrelia, berbentuk gelombang - Treponema, berbentuk spiral halus dan teratur - Leptospira, berbentuk spiral dengan kaitan pada satu atau kedua ujungnya Kokobasilus, batang yang sangat pendek menyerupai kokus Fusiformis, dengan kedua ujung batang meruncing Streptobasilus, sel-sel bergandengan membentuk suatu filamen

Buku Ajar MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN, Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai