Anda di halaman 1dari 1

PT. Barata Indonesia (Persero) Gresik adalah perusahaan engineering, procurement, dan construction (EPC) dan manufacturing.

Barata memiliki empat workshop yang bergerak di bidang industri pembuatan komponen kereta api, komponen peralatan jalan (mesin gilas), komponen peralatan power plant (pressure vessel, disk head), dan komponen pembuatan pabrik gula.[1] Secara umum, proses pembuatan yang dilakukan oleh PT Barata sama dengan apa yang telah didapat selama perkuliahan. Jadi ketika dijelaskan di lapangan, sudah memiliki bayangan atau gambaran dasar dari proses yang ada. Dengan begitu, materi yang didapat di perkuliahan mampu mendukung proses pemahaman ketika dijelaskan oleh pihak Barata. Proses-proses pengerjaan produk yang dijelaskan ketika melakukan kunjungan beberapa diantaranya yaitu proses pemotongan raw materials, proses molding, proses assembling dan proses heavy machining.Dari proses tersebut, menurut apa yang dijelaskan, metode yang digunakan sesuai dengan apa yang telah diterangkan di perkuliahan. Misalnya, pada proses assembling metode yang digunakan yaitu welding dan bending. Seperti yang telah diketahui welding yaitu proses penyambungan dan bending yaitu proses penekukan. Kedua proses ini sebelumnya telah dijelaskan di perkuliahan sehingga saat di lapangan sudah tidak asing lagi dengan kata-kata asing itu. Saat kuliah telah dijelaskan bahwa chip atau gram adalah material yang dibuang atau tidak digunakan lagi. Namun, pada PT. Barata Indonesia (Persero) Gresik, chip ini tidak dibuang begitu saja. Terlihat bahwa banyak chip-chip yang dibiarkan menggunung, namun setelah itu akan dimasukkan ke dalam proses lagi untuk diolah kembali. Dengan begitu, jumlah material yang terbuang sangat terkurangi dengan proses daur ulang ini. Persepsi yang didapat ketika mendapat materi ini yaitu chip dibuang begitu saja dan tidak dapat digunakan lagi. Namun, setelah melihat langsung ternyata chip tersebut dapat diolah kembali. Pengolahan untuk chip-chip ini masuk ke dalam foundry. Proses pengecoran yang dilakukan yaitu menggunakan pengecoran dapur listrik. Pengecoran jenis ini belum sepenuhnya dipahami dikarenakan ketika perkuliahan tidak terlalu disinggung tentang metode ini. Sehingga bagaimana proses pengecoran ini tidak dapat dipahami apalagi dengan terbatasnya proses produksi yang diijinkan dilihat. Meskipun saat melakukan kunjungan telah ada boundary sehingga proses yang ditunjukkan hanya yang memiliki ketersesuaian dengan materi diperkuliahan. Namun, setelah melakukan kunjungan ternyata dapat diketahui bahwa ternyata proses yang sesungguhnya jauh lebih rumit. Hal ini menunjukkan bahwa teori yang didapat selama perkuliahan saja tidak cukup untuk memahami proses produksi yang ada. Diperlukan visualisasi langsung untuk mengerti proses yang sebenarnya. Walaupun demikian, teori yang telah diberikan saat perkuliahan seperti metode setiap prosesnya memiliki kesesuaian dengan apa yang telah dilihat selama kunjungan berlangsung. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14577-chapter1pdf.pdf

Anda mungkin juga menyukai