Anda di halaman 1dari 9

1. A.

Pendahuluan 1. Definisi Kromatografi

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah.Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama.Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.Kita akan melihat alasannya pada halaman selanjutnya. Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Fasa diam berupa padatan/cair yang dilapiskan pada padatan/gel. Pada pemisahan ini senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan dalam sistem yang bergerak mengalir melalui suatu sistem yang diam, dan selama pengaliran fasa gerak akan terjadi pelarutan, adsorpsi, dan penguapan.Pada prinsipnya semua cara pemisahan kromatografi mengalami proses yang sama yaitu adanya distribusi komponenkomponen dalam fasa diam dan fasa gerak dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifatsifat fisik komponen yang akan dipisahkan (Mulja, 1995).

Perbedaaan sifat tersebut diantaranya :


Kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut Sifat untuk bertaut (adsorpsi) yang berbeda satu sama lain dengan suatu serbuk bahan padat Sifat dapat menguap pada temperatur yang berbeda satu sama lain.

Asas terjadinya proses pemisahan kromatografi pada percobaan ini adalah Kromatografi dengan asas partisi. Kromatografi jenis ini memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair. Pemisahan komponenkomponen akan sangat tergantung pada perbedaan Kd (Koefisien distribusi) molekul-molekul yang dipisahkan. Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Bisa menggunakan: air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.

Berdasarkan asas terjadinya proses pemisahan maka kromatografi dibedakan menjadi 4 (Mulja, 1995), yaitu : 1. Kromatografi dengan asas adsorpsi.

Kromatografi jenis ini menggunakan fasa diam padat dan fasa gerak cair atau gas. Pemisahan komponen-komponennya akan sangat bergantung pada perbedaan polaritas molekul-molekul yang akan dipisahkan. 1. Kromatografi dengan asas partisi. Kromatografi jenis ini memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair. Pemisahan komponenkomponen akan sangat tergantung pada perbedaan Kd (Koefisien distribusi) molekul-molekul yang dipisahkan. 1. Kromatografi dengan asas filtrasi. Kromatografi jenis ini memakai fasa padat yang mempunyai sifat filtrasi terhadap komponen yang mempunyai massa molekul relatif (Mr) yang tinggi dan fasa padat tersebut dimiliki oleh gel atau sejenisnya sedangkan fasa geraknya adalah cairan. Kromatografi dengan dasar filtrasi ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk (struktur dan ukuran molekul). 1. Kromatografi dengan asas suhu kritik. Pada dasarnya merupakan pengembangan dari kromatografi gas, sebagai fasa mobil dipakai CO2 dalam keadaan superkritik.Secara teori, pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh jika fase diam mempunyai luas permukaan sebesar-besarnya sehingga terjadi keseimbangan yang baik antara fase gerak dan fase diam. Persyaratan kedua agar pemisahan baik adalah fase gerak bergerak dengan cepat sehingga difusi yang terjadi sekecil-kecilnya. Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, maka penjerap atau fase diam harus berupa serbuk halus. Sedangkan untuk memaksa fase gerak bergerak cepat melalui fase diam yang berupa serbuk halus, harus digunakan tekanan tinggi. Persyaratan tersebut menghasilkan teknik high pressure liquid chromatography, yang selanjutnya lebih dikenal sebagai high performance liquid chromatography (HPLC) atau kromatografi cair kinerja tinggi (Gritter et al., 1991).Komponen utama kromatografi adalah fasa stationer dan fasa mobil dan kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fasa mobil dan mekanisme pemisahannya, seperti ditunjukkan di Tabel 12.1

Tabel 12.1 Klasifikasi kromatografi Kriteria Fasa mobil Nama Kromatografi cair, kromatografi gas Kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi

Kromatografi pertukaran ion kromatografi gel Kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, Fasa stationer kromatografi kertas Mekanisme Beberapa contoh kromatografi yang sering digunakan di laboratorium diberikan di bawah ini. a. Kromatografi partisi Prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada sistem multikomponen yang dibahas di bagian sebelumnya. Dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa stationer dan fasa mobil. Fasa stationer dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa mobil adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang ter adsorbs.Contoh khas kromatografi partisi adalah kromatografi kolom yang digunakan luas karena merupakan sangat efisien untuk pemisahan senyawa organik (Gambar 12.3). Kolomnya (tabung gela) diisi dengan bahan seperti alumina, silika gel atau pati yang dicampur dengan adsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel kemudian diisikan kedalam kolom dari atas sehingga sammpel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut (fasa mobil; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom. Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah (fasa mobil) dan pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben (fasa stationer). Selama perjalanan turun, zat terlarut akan mengalami proses adsorpsi dan partisi berulang-ulang. Laju penurunan berbeda untuk masing-masing zat terlarut dan bergantung pada koefisien partisi masing-masing zat terlarut. Akhirnya, zat terlarut akan terpisahkan membentuk beberapa lapisan. Akhirnya, masing-masing lapisan dielusi dengan pelarut yang cocok untuk memberikan spesimen murninya. Nilai R didefinisikan untuk tiap zat etralrut dengan persamaan berikut. R = (jarak yang ditempuh zat terlarut) / (jarak yang ditempuh pelarut/fasa mobil). Gambar 12.3 Diagram skematik kromatografi

1. b.

Kromatografi kertas

Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka.

Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi. Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut. Gambar 12.4 Contoh hasil kromatografi kertas pigmen dari http://www.indigo.com/ science-supplies/filterpaper. Html

c.

Kromatografi gas

Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stationer dapat berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair). Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.
Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular, digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke dalam kolom, dan setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu.Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini.Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya, akan mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung apakah tujuannya analisik atau preparatif.

1. Peristiwa ketika dicelupkan ke air Peristiwa ketika kertas saring yang sudah ditetesi sampel dicelupkan ke air.Sampel di kertas komponen dalam sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak 1. Tujuan Percobaan : Melakukan percobaan dengan metode kromatografi Mengetahui asas dari percobaan Mengetahui bahan pewarna pada tinta Mengetahui bahan pewarna pada saos ABC Mengetahui bahan pewarna pada saos jajanan

1. B.

Prosedur Percobaan 1. Alat dan Bahan

Air Kertas saring Mangkok Sampel yang digunakan :

1. Tinta Printer (Tinta hitam, biru, dan merah) 2. Saos ABC dan Saos Jajanan

1. Prosedur Percobaan

Di siapkan alat dan bahan. Di letakan ke lima bahan tersebut di wadahnya masing-masing. Untuk kertas kromatografi, di potong menjadi beberapa bagian dan di beri tanda titik setiap jarak 3 cm. Di ambil ke lima bahan tadi dengan menggunakan lidi teteskan secukupnya di kertas kromatografi yang sudah diberi tanda titik. Kemudian, di celupkan kromatografi kertas tersebut kedalam air dan di amati apa yang terjadi.

1. C.

Hasil Pengamatan

Sampel yang digunakan :

Saos Jajanan di gedung M Saos ABC Saos jajanan digedung TEP

Sampel Tinta

Hasil Kromatografi Pigmen

1. D.

Pembahasan

Pada percobaan Kromatografi yang telah dilakukan adalah kromatogarafi kertas dan kromatografi jenis yang memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair atau asas partisi.Dalam Kromatografi asas partisi ini, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses.Untuk pigmen tinta terlihat dari kelarutannya terhadap pelarut (air) besar dan daya serapnya tinggi, sedangkan

untuk saos ABC kelarutannya sangat kecil dan daya serapnya rendah, dan untuk saos yang biasa digunakan untuk jajanan (pentol, gorengan) yang memiliki kelarutan yang cukup besar dan daya serap cukup tinggi.Dari warna sampel yang digunakan, kita dapat membedakan mana yang mengandung pewarna alami dan mana yang pewarna sintetik.Warna yang menggunakan pewarna alami biasanya daya serap terhadap pelarut sangat lambat sehingga kelarutan kecil.Sedangkan warna bahan makanan yang menggunakan bahan sintetik daya serapnya tinggi terlihat dari penyebaran warna yang hampir sama mendekati dengan daya serab pada bahan pewarna tinta. Yang termasuk fasa diam adalah sebagai berikut :

Tinta hitam Tinta biru Tinta merah Saos ABC Saos di gedung M Saos di gedung TEP

Dan yang termasuk fasa gerak adalah air.

Tabel perbedaan antara zat pewarna sintetis dan alami

Warna yang dihasilkan

Lebih cerah (homogen) Banyak Lebih murah Tidak terbatas stabil

Lebih Pudar (tidak homogen) Sedikit Lebih mahal Terbatas Kurag stabil

Variasi warna Harga Ketersediaan Kestabilan

Dalam percobaan ini mengambil sempel saos ABC dan saos jajanan serta tinta. Saos tomat merupakan salah satu bentuk olahan yang dipergunakan sebagai bahan penyedap makanan, saos tomat adalah bubur kental yang diperoleh dari pengolahan daging buah tomat yang masak dan segar dengan penambahan bumbu-bumbu dan digunakan sebagai penyedap makanan. Pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampakan makanan. Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan di antaranya adalah

Memberi kesan menarik bagi konsumen

Menyeragamkan dan menstabilkan warna Serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan.

Secara garis besar pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu pewarna alami dan sintetik. Pewarna Alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari sumbersumber mineral. Pewarna alami yang dikenal di antaranya adalah daun suji (warna hijau), daun jambu/daun jati (warna merah), dan kunyit untuk pewarna kuning. Kelemahan pewarna alami ini adalah warnanya yang tidak homogen dan ketersediaannya yang terbatas, sedangkan kelebihannya adalah pewarna ini aman untuk dikonsumsi. Sedangkan, Pewarna sintetik mempunyai kelebihan, yaitu warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi, kekurangannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi logam berat, pewarna jenis ini akan berbahaya. Efek negatifnya yaitu dapat menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.

E.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan kromatografi yang telah dilakukan : 1. Kromatografi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan komponen dalam sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak/mobil. 2. Percobaan kromatografi kertas dengan sampel saos ABC dan jajanan serta tinta menggunakan Asas Partisi yaitu pada fasa diam cair pada fasa bergerak cair. 3. Bahan pewarna pada saos ABC maupun saos jajanan serta tinta yang digunakan merupakan bahan pewarna sintetik. Namun, bahan pewarna pada saos ABC hanya sedikit mengandung bahan sintetik. 4. Dampak dari menggunakan bahan pewarna sintetik yaitu dapat menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Bila menguap di udara, berupa gas yang tidak

berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.

Anda mungkin juga menyukai