Anda di halaman 1dari 1

Gita Indonesia: Butuh Pemimpin Berani untuk Tata Ulang Pengelolaan Kekayaan SDA demi Kesejahteraan Rakyat

Indonesia diberikan Tuhan kekayaan alam yang berlimpah. Kalimantan merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam. Namun sayangnya kekayaan bumi borneo tersebut belum termanifestasi dalam kesejahteraan penduduknya. Topik tentang optimalisasi pengelolaan kekayaan alam Indonesia untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat ini menjadi fokus utama dalam serial diskusi publik yang digelar Gita Indonesia bersama komunitas masyarakat sipil di Aula KNPI Kota Palangkaraya, Jalan dr Wahidin Sudirohusodo, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu, 11 Desember 2013. Gita Indonesia adalah komunitas aktivis pendukung capres Gita Wirjawan yang dideklarasikan di Yogyakarta awal Desember lalu. Misinya tak hanya mendukung Gita sebagai presiden RI 2014. Namun juga bertujuan untuk mewujudkan jejaring masyarakat sipil yang menginginkan perubahan dan kebangkitan Indonesia.

Dalam diskusi ini, Gita Indonesia menggandeng komunitas pemuda, akademisi, mahasiswa dan aktivis setempat. Topik yang dipilih mengundang antusiasme kalangan masyarakat madani setempat. Hal ini terlihat dari kehadiran perwakilan organisasi mahasiswa dan kepemudaan se-Kalteng, di antaranya KNPI Kota Palangkaraya, BEM Universitas dan Fakultas se-Kota Palangkaraya, Himpunan Mahasiswa seKabupaten Kalimantan Tengah (HMI, PMII, IMM, GMNI, PMKRI, GMKI), Pramuka Universitas, Himpunan Mahasiswa Pemuda Kalimantan Tengah.

Dua pembicara dihadirkan untuk mengulas tema ini. Siti Maimunah, S.Hut., M.P, akademisi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan Tri K. Atmadja dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Tri Atmadja menguraikan, perjuangan SDA di Kalteng adalah perjuangan Reforma Agraria. Monopoli tanah skala besar oleh korporasi menimbulkan konflik yangg hari ini semakin massif dan merampas sumber-sumber penghidupan rakyat Kalteng. "Lebih dari 80% dari 15 juta hektar sudah dikuasai, artinya akses rakyat pada SDA sudah sangat terbatas. Sementara itu distribusi atas hasil SDA juga tidak untuk rakyat Kalteng, tapi untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia," ulas Tri.

Koordinator Gita Indonesia, Reza Fahlevi menyatakan, advokasi terhadap pengelolaan sumber daya alam adalah kepentingan nasional yang utama. "Korupsi yang terjadi dalam hal pengelolaan, termasuk pengrusakan lingkungan, membuat rakyat makin menderita. Ironisnya SDA berlimpah justru gagal membuat rakyat tambah sejahtera".

"Gita Indonesia akan mengadvokasi masalah-masalah pada tingkat lokal yang sesungguhnya merupakan cerminan masalah pada tingkat nasional. Kita butuh pemimpin yang berani untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik", papar Levi, sapaan Rezi Fahlevi.

Anda mungkin juga menyukai