A. Kesimpulan Perbedaan dalam metode pembuatan VCO (tidak menggunakan panas dan menggunakan panas terkendali) serta minyak goreng kelapa (menggunakan panas tinggi dan bahan kimiawi) berdasarkan hasil analisis kimiawi relatif tidak berpengaruh terhadap kandungan komponen bioaktif MCFA. Misal untuk asam laurat VCO A 51,5 %, VCO B 51,00 % dan minyak goreng 49,80%. Asam kaprat VCO A 8,69 %, VCO B 9,17 %, dan minyak goreng 7,64 %. Berdasarkan analisis statistik terlihat bahwa perbedaan penggunaan panas pada metode proses pembuatan VCO tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 % terhadap nilai kesukaan panelis produk VCO tersebut. Perubahan berat badan tikus percobaan terbesar selama 28 hari penelitian dicapai oleh kelompok tikus kontrol negatif (tikus sehat) yaitu 55 gram, namun konsumsi ransum terbanyak dicapai oleh kelompok tikus kontrol positif (tikus DM tanpa cekok VCO ataupun minyak goreng) yaitu 435,27 gram. Berdasarkan analisis statistik, minyak goreng kelapa ataupun VCO tidak memberikan efek yang berbeda nyata dalam meningkatkan berat badan tikus percobaan. Walaupun perbedaan metode proses pembuatan VCO tidak mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (p >0,05) terhadap persen perubahan kadar glukosa darah tikus penderita diabetes melitus, namun selama 28 hari penelitian kedua jenis VCO tersebut dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus penderita diabetes melitus sampai ke tingkat di bawah kadar 200 mg/dl. Minyak goreng kelapa walaupun kadar asam lauratnya relatif sama dengan di VCO, namun selama 28 hari penelitian tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus penderita diabetes melitus sampai ke tingkat di bawah kadar 200 mg/dl. Perubahan kadar rata-rata glukosa awal pengamatan dan akhir pengamatan (setelah 28 hari penelitian) untuk tikus kelompok kontrol positif (tikus DM tanpa cekok VCO ataupun minyak goreng) turun 101,4 mg/dl. Tikus kelompok kontrol negatif (tikus sehat tanpa cekok VCO ataupun 85 minyak goreng) naik 24,8 mg/dl. Tikus kelompok VA (tikus DM cekok VCO proses tanpa panas) turun 185,2 mg/dl. Tikus kelompok VB (tikus DM cekok VCO proses panas terkendali) turun 212,0 mg/dl. Tikus kelompok MG (tikus DM cekok minyak goreng) turun 37,6 mg/dl. Namun berdasarkan analisis korelasi antara waktu pemberian cekok terhadap penurunan kadar glukosa darah, maka perlakuan pemberian cekok VCO A lebih erat korelasinya dan berbeda sangat nyata (-0,929, p <0,01), dibanding pemberian cekok VCO B (-0,762, p <0,05) dan cekok minyak goreng (-0,524, p >0,05). Nilai negatif menandakan bahwa korelasi tersebut dari waktu ke waktu pemberian cekok selama 28 hari penelitian, kecenderungannya menurunkan kadar glukosa sampai ke tingkat di bawah kadar 200 mg/dl. VCO berdasarkan hasil analisis statistik tidak mempunyai pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 % terhadap kadar total kolesterol, kadar HDL, kadar LDL dan kadar trigliserida serum darah tikus penderita diabetes melitus.
B. Saran Perlu dilakukan pengusulan ke industri VCO untuk membuat VCO metode mekanis tidak menggunakan panas yang higienis supaya memenuhi standar kualitas SNI atau standar internasional untuk keperluan dikonsumsi langsung (diminum) dalam membantu mengendalikan penyakit tertentu. Perlu dilakukan penelitian lanjutan metode pembuatan VCO mekanis yang tidak menggunakan panas, terhadap aktifitas komponen bioaktifnya dalam membantu mengendalikan penyakit degeneratif lainnya selain diabetes. Untuk melengkapi informasi penelitian tentang VCO terhadap penyakit diabetes melitus, perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap organ- organ pankreas, hati, ginjal dan lain-lain yang berkaitan dengan penyakit tersebut dan juga dilakukan penelitian uji klinis.