Anda di halaman 1dari 11

BAB I

Latar Belakang Masalah Sekarang ini tes psikologi bukan merupakan hal yang asing lagi bagi masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam melakukan penilaian terhadap individu sesuai dengan tujuan dari diberikannya tes tersebut. Tes psikologi berisikan item-item yang diskor berdasarkan respon dari individu yang mengikuti tes. Skor tersebut kemudian memberikan informasi mengenai seberapa baik individu dalam bidang tertentu. Jenis-jenis tes psikologi ada banyak sekali. Mulai dari tes intelegensi, tes minat, tes bakat, tes inventori, tes proyeksi, dan masih banyak lagi. Semua tes ini memiliki administrasi yang berbeda, waktu pengerjaan yang berbeda, dan memiliki tujuan yang berbeda pula. ampir semua instansi pada masa sekarang ini menggunakan tes psikologi ! psikotest untuk menyaring "alon siswa atau "alon pekerja baru kedalam instansi tersebut. Misalnya saja sekolah, #niversitas, $antor Swasta maupun $antor Pemerintah ! P%S. Tes psikologi dalam hal ini berperan sangat penting, karena selain bisa mengetahui deskripsi, kemampuan, dan karakter orang yang di tes ! testee, tes psikologi juga bisa berfungsi untuk menempatkan orang tersebut ke bagian yang paling tepat dalam sebuah instansi. Pada dasarnya tes psikologi harusnya dilakukan dengan jujur, artinya subjek yang mengikuti tes tersebut belum tahu seperti apa tes yang akan di jalani nya, dan seperti apa pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan. &ni dilakukan untuk menjaga validitas, reliabilitas, serta kerahasiaan tes tersebut. %amun sekarang ini saya lihat sudah banyak lembaga pendidikan atau lembaga kursus yang menyediakan kursus ataupun bimbingan untuk mengikuti persiapan tes psikologi ! psikotest. Menurut saya ini jelas sudah menyimpang, karena selain bisa merusak kerahasiaan tes, hal ini juga bisa merusak validitas dan reliabilitas tes tersebut. Saya yakin hal ini menyimpang, karena selain dosen saya yang pernah mengajarkan ini di kelas, namun juga diperkuat oleh surat yang

di keluarkan oleh

&MPS& wilayah '$& Jakarta melalui website berikut

http(!!health.dir.groups.yahoo."om!group!psikologiislami)uin!message!*++, 'ari surat rapat tersebut kita bisa melihat bahwa pihak &MPS& Jaya sangat menanggapi serius fenomena ini yang sebelumnya dilaporkan terlebih dahulu oleh pihak -akultas Psikologi #niversitas &ndonesia. &MPS& Jaya pun langsung membentuk tim pen"ari fakta, dan bersiap melakukan langkah-langkah untuk menanggapi hal ini. Setelah saya memba"a surat tersebut, saya makin yakin bahwa kegiatan bimbingan untuk tes psikologi ! psikotest adalah salah dan menyimpang. $arena hal ini nantinya bisa menjadi faking bagi peserta tes, dan hal ini tentunya sudah men"ederai nilai tes, validitas serta reliabilitas hasil tes tersebut. Setelah saya men"ari lembaga yang meyelenggarakan bimbingan psikotest ini, dengan bantuan .oogle akhirnya saya menemukan satu lembaga yang berada di /ogyakarta yang terang-terangan dalam website nya bahwa mereka menyelenggarakan bimbingan psikotest, dan berusaha membantu "alon peserta untuk lulus dalam setiap psikotest yang diberikan oleh segala instansi. Memang saya akui, saya masih mempuyai kekurangan data mengenai detail kegiatan kursus mereka, misalnya seperti apa suasana kelasnya, materi apa yang diberikan, bagaimana try out nya, darimana mereka mendapatkan soalsoal tes tersebut, dan lain-lain. Tapi kita bisa melihat dengan jelas dalam website tersebut bahwa lembaga ini menyediakan bimbingan psikotest untuk para peserta yang ingin memasuki instansi pemerintah baik 0#M%, 0#M', maupun instansi Militer. 'an dalam program kursus tersebut, dia mengadakan latihan soal-soal psikotest untuk masuk dalam instansi yang tadi saya sebutkan. Pertanyaan nya adalah, darimana mereka mendapatkan soal-soal tes ini 1 bukankah setiap soal psikotest tiap instansi harusnya dirahasiakan 1 0erangkat dari fakta-fakta yang saya dapatkan dari website lembaga kursus ini, dan pengetahuan tentang tes psikologi, saya yakin bahwa yang dilakukan oleh mereka adalah salah satu bentuk penyimpangan tes psikologi, dan hal inilah yang saya jadikan untuk menjadi pembahasan dalam tugas untuk #2S dalam mata kuliah Psikodiagnostik & ini. Saya berharap pembahasan ini menjadi salah satu topik yang menarik dalam dunia

psikologi dan menjadi perhatian lebih, khususnya kita yang berada dalam dunia psikologi. 3ebsite lembaga kursus tersebut bisa anda buka dalam link berikut http(!!psikotest-logi"solution."om!bimbingan!

BAB II
Landasan Teori Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam melakukan penilaian terhadap individu sesuai dengan tujuan dari diberikannya tes tersebut. Tes psikologi berisikan item-item yang diskor berdasarkan respon dari individu yang mengikuti tes. Skor tersebut kemudian memberikan informasi mengenai seberapa baik individu dalam bidang tertentu. 0eberapa ahli juga mengungkapkan definisi dari tes psikologi, diantaranya seperti yang diungkapkan oleh 2nastasi 4 #rbina pada tahun *55, dan $aplan dan Sa"u66o pada tahun *557. 2nastasi 4 #rbina 8*55,9 menyatakan definisi tes psikologi yaitu alat pengukur yang mempunyai standar obyektif sehingga dapat digunakan se"ara meluas, serta dapat betul-betul digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. $aplan dan Sa"u66o 8*5579 menyatakan definisi psikologi sebagai sekumpulan aitem yang diran"ang untuk mengukur karakteristik individu dan memprediksi perilakunya. 0erdasarkan dua definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tes psikologi adalah sekumpulan aitem yang memiliki standar objektif yang diran"ang dengan tujuan untuk mengukur karakteristik individu dan memprediksi perilakunya serta digunakan se"ara luas. $ata tes dalam psikologi digunakan oleh J.M :2TT;< pada tahun =+>5. 'an sejak itu makin populer sebagai nama metode psikologis yang di pergunakan untuk menentukan 8mengukur9 aspek-aspek tertentu kepribadian. Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintahperintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan "ara membandingkan dengan standard atau testee lainya. Syarat-Syarat Tes yang Baik

Tes psikologis sebagai alat pembanding atau pengukur supaya dapat menjalankan fungsinya se"ara baik, haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu. 2dapun syarat-syarat tes yang baik itu adalah sebagai berikut ( =. Tes itu harus valid ?alid atau tidaknya sesuatu alat test adalah soal yang terpenting di antara syaratsyarat test yang lain. ?aliditas suatu test adalah taraf sejauh mana tess itu mengukur apa yang seharusnya diukurnya. Semakin tinggi validitas suatu alat tes maka alat tes itu makin mengenai sasarannya@ makin menunjukkan apa yang seharusnya ditunjukkan. *. Tes itu harus reliabel
Aeliabilitas suatu alat tes adalah taraf sejauh mana tes itu sama dengan dirinya sendiri. 'apat dikatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah keajegan suatu tes.

B. Tes itu harus distandarisasikan Standarisasi suatu tes bertujuan supaya setiap testee yang dites dengan tes tersebut mendapat perlakuan yang benar-benar sama. distandarisasikan antara lain( a. Materi Tes Materi tes adalah bahan untuk membuat tes 8misalnya kertas, karton, hardboard, tinta, dan lian-lain9, aitem-aitemnya 8misalnya kata-kata, gambar, tanda-tanda, ukuran besar ke"ilnya, dan lain-lain9. hal yang sama. b. Penyelenggaraan Tes 'alam penyelenggaraan ini ter"akup perlengkapan 8misalnya meja, kursi, lampu, dan lain-lain9, situasi 8suhu, ketenangan9, dan "ara al tersebut perlu distandarisasikan supaya kepada testee betul-betl dihadapkan pada al-hal yang perlu

penyajian, petunjuk-petujuk "ara mengerjaan serta waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes tersebut. ". S"oring Tes S"oring disini men"akup "ara-"ara member skor, pertimbanganpertimbangan untuk menentukan skor 8kun"i9, sistem s"oring 8lambanglambang yang digunakan serta artinya, batas-batasnya, dan lain-lain9. d. &nterpretasi hasil testing &ni berarti bahwa terhadap hasil testing yang sama harus diberikan interpretasi yang sama. C. Tes itu harus objektif Dbyektivitas suatu tes ditinjau apakah tester 8baik administrator tes mau interpreter9 mempunyai pengaruh terhadap penilaian hasil testing. Jadi yang obyektif disini adalah penilaiannya. Tes yng obyektif akan memberikan hasil yang sama kalau dinilai oleh tester yang berlainan. 7. Tes itu harus diskriminatif Tes bertujuan untuk dapat mengungkap gejala tertentu dan menunjukan perbedaan-perbedaan 8diskriminasi9 gejala tersebut pada individu yang satu dengan individu yang lain. ,. Tes itu harus komprehensif Tes yang komprehensif dapat sekaligus mengungkap 8menyelidiki9 banyak hal. Terutama dalam tes prestasi, hal ini sangat penting. Misalnya kita akan menyelidiki prestasi anak dalam mempelajari bahan ujian tertentu, maka tes yang "ukup komprehensif akan mampu mengungkap pengetahuan testee mengenai segala hal yang harus dipelajari, jadi hal ini juga men"egah dorongan untuk berspekulasi.

E. Tes itu harus mudah digunakan 2pabila semua syarat di atas sudah terpenuhi tetapi tes tersebut sukar penggunaannya maka tes tersebut tetap mempunyai kelemahan. Tes adalah suatu alat yang nilainya sangat tergantung pada kegunaannya. $alau menggunakannya sukar, maka tes tersebut memiliki nilai yang rendah. Klasifikasi Tes 2nastasi membagi tes psikologi dalam tiga kelompok besar, yaitu ( =. Tes &ntelegensi #mum *. Tes $e"akapan $husus B. Tes $epribadian Tes intelegensi umum dibedakan dalam bebearpa kelompok lagi, yakni tes intelegensi individual, tes kelompok, dan tes-tes untuk populasi khusus. 0eberapa tes intelegensi umum individual telah di"iptakan oleh beberapa ahli, antara lain 0inet dan Simon, Terman dan Merill, 'avid 3e"hsler 8beberapa versi, yakni untuk dewasa, anak, baik yang asli maupun yang bentuk revisi9. Tes intelegensi umum individual untuk pupulasi khusus maksudnya untuk kelompok anak prasekolah, anak dengan keterbelakangan mental 8mentally retarded), orang yang mengalami kekurangan fisik 8physically handicapped9, dan keperluan lintas budaya 8cross-cultural9. Pelaksanaan tes untuk populasi umum, menyesuaikan dengan kondisi orang yang di tes. Sejumlah tes intelegensi umum untuk kelompok dapat dilakukan dengan komputer 8baik pelaksanaan, skoring, maupun interpretasi9, namun ada juga yang dilakukan se"ara manual. 2da perbedaan antara pelaksanaan tes individual tersebut di atas dengan tes untuk kelompok. Tes ke"akapan khusus atau test for separate abilities meliputi tes-tes untuk keperluan penjurusan di Sekolah Menengah, keperluan penelitian bakat, serta pemahaman dan pemilihan karir. 0erbeda dengan kelompok tes intelegensi umum, dalam tes ke"akapan

khusus ini, yang diteliti bukan intelegensi umum tetapi FintelegensiG khusus. 'engan kata lain, pengertian Fke"akapanG di sini tidak sama seperti pada intelegensi umum. Sedangkan tes kepribadian terdiri dari inventori-inventori kepribadian 8lapor diri9, tes minat dan orientasi pribadi, tes proyektif, dan "ara-"ara asesmen kepribadian lainnya. 'alam pelaksanaan tes-tes psikologi ini tidak jarang ditemukan beberapa ke"urangan, antara lain ( =. -aking terjadi pada pemeriksaan non-kognitif yang menggunakan self report, untuk men"apai maksud tertentu, misalnya agar dapat memperoleh pekerjaan, sekolah dll. Faking bisa berupa faking good dan faking bad keduanya dapat di"iptakan dengan sengaja. *. So"ial 'esirability yaitu memberikan jawaban yang dirasa benar sesuai dengan norma standar masayarakat yang berlaku biasanya pada teknik inventori.

BAB III
Pembahasan Seperti yang sudah dibahas dalam 0ab &&, tes psikologi harusnya memiliki nilai prediksi atau nilai diagnostik yang baik. 0aik buruknya sebuah tes tergantung pada sejauh mana tes tersebut berfungsi sebagai indikator dari suatu perilaku yang "ukup luas dan penting. 'ari fenomena yang saya bahas dalam makalah ini, sebuah bimbingan yang dilakukan untuk mempersiapkan sebuah psikotest, ini sudah tentu akan men"ederai nilai dari tes tersebut. 0agaimana kita bisa memprediksi suatu perilaku individu, jika individu tersebut sudah membekali dirinya atas pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan dalam tes nanti. asil yang akan didapatpun akan diragukan keabsahannya. 'isini saya sangat menekankan betul akan bentuk ke"urangan yang dinamakan faking. -aking adalah tindakan ke"urangan yang dilakukan oleh peserta tes untuk men"apai tujuan tertentu, misalnya mendapatkan nilai yang baik dalam sebuah tes, ataupun agar dapat di intrepretasi sebagai individu yang baik nantinya dalam hasil tes. Pemberian program bimbingan dalam psikotest ini menurut saya juga salah satu bentuk faking, karena para peserta bimbingan nantinya akan diajarkan teknik-teknik menjawab soal, dan akan diberikan "ontoh soal psikotest dalam lembaga tersebut. 'an bukan tidak mungkin pula nantinya akan terjadi kebo"oran soal. 'alam website lembaga kursus yang menyelenggarakan program bimbingan psikotest ini, saya menemukan bahwa tujuan diadakan nya program ini adalah agar peserta kursus berhasil melewati tes psikologi ! psikotest yang diberikan oleh masing-masing instansi dimana para peseta kursus tersebut melamar. Terlepas pada dasarnya individu tersebut sebenarnya mampu ! "apable atau tidak dalam mengerjakan tes tersebut. Saya langsung menyadari bahwa nantinya dalam program kursus ini, para peserta akan diberikan teknik-teknik tertentu yang akan memudahkan mereka dalam menjawab soal-soal psikotest, yang dimana hal ini nantinya bisa merusak validitas dan reliabilitas hasil tes. asil nya pun terkesan pragmatis, yaitu program yang dilakukan ini sangat mementingkan hasil akhir, yaitu lulus psikotest, tanpa memperdulikan proses dan

bagaimana latar belakang atau deskripsi pribadi orang tersebut. Sedangkan kita tahu bersama, bahwa salah satu tujuan tes psikologi atau psikotest adalah untuk menggambarkan orang yang dites dan melihat kemampuan individu tersebut. 'engan adanya pelatihan terlebih dahulu, ini sudah jelas akan merusak validitas, reliabilitas, dan tujuan tes. asil yang akan mun"ul pun nantinya mungkin tidak dapat dipertanggung jawabkan. Misalnya, salah seorang peserta kursus memiliki kemampuan rendah dalam segala hal, tapi setelah dia mengikuti pelatihan kursus yang diberikan oleh lembaga kursus tersebut, akhirnya dia bisa lulus dari psikotest yang diberikan sebuah instansi. al ini tidak terlepas karena pelatihan psikotest yang diberikan oleh lembaga tersebut. 'engan kata lain, peserta tersebut lulus semata-mata karena pelatihan yang dia jalani sebelumnya, serta karena latihan-latihan soal yang sudah pernah dia lewati, bukan karena kemampuan dasar yang dia miliki. al ini sudah pasti menjadi logis, karena orang yang sudah sering dilatih dalam segala hal, pastinya akan lebih menguasai hal tersebut. Tapi pertanyaan besar nya adalah, setelah orang ini lulus tes, dan orang ini ditempatkan disebuah bagian dalam sebuah instansi, apakah dia mampu melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan nanti 1 yang pada dasarnya terlebih dahulu diuji "oba melalui tes psikologi. Saya yakin jawabannya belum tentu. $arena dia hanya dilatih untuk lulus tes, tetapi bukan melatih kemampuan atau skill dasar orang tersebut. &niliah yang saya sebut tadi sebagai hal yang pragmatis dan salah satu bentuk faking. Melihat hal diatas, ini sudah jelas sekali nantinya akan mengaburkan ataupun merusak tujuan dari sebuah tes psikologi. $arena sepatutnya tes psikologi digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang serta bisa memprediksi tingkah laku mereka. Jika peserta tes hanya berpikir bagaimana "aranya agar lulus psikotest, walaupun menggunakan segala "ara, ini adalah pikiran yang salah, dan kita walib meluruskan hal ini. Dleh karena itu, terakhir, saya menyampaikan agar kita sebagai bagian dari dunia psikologi agar prihatin akan hal ini dan berharap agar kita dapat berpartisipasi untuk menanggulangi fenomena yang terjadi ini. ?aliditas, Aeliabilitas, $erahasiaan, dan Driginalitas sebuah tes psikologi harus tetap kita jaga.

UAS PSIKODIAGNOSTIK I
JUDUL !NOM!NA T!NTANG BIMBINGAN PSIKOT!ST

DI"K# ANTONI $%&&'&('''$

DOS!N ) *i+k, P-tri .-tagal-ng/ M0Psi

Uni1ersitas Mer2- B-ana ak-ltas Psikologi Jakarta ('&(

Anda mungkin juga menyukai