Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Overburden Rock
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012
PEMBAHASAN
1.1.Pengertian Overburden Batuan penutup (overburden) adalah batuan yang terdapat diatas atau di sekeliling cebakan bahan galian yang akan ditambang dan umumnya tidak mengandung mineral berharga. Dimana merupakan batuan tanpa nilai ekonomis atau yang nilai ekonomisnya kecil, yang membungkus atau mengelilingi sebuah cadangan mineral. Umumnya di bawah topsoil masih terdapat lapisan tanah atau batuan sebelum ditemukan lapisan batubara. Lapisan batuan atau material penutup batubara inilah yang disebut overburden. Pada beberapa kasus tambang batubara terbuka, over burden umumnya berupa tanah penutup (soil). Sifat lapisan penutup (terutama sifat keteknikannya) turut menentukan rancangan konstruksi tambang bawah tanah. Batuan penutup terdiri dari sejumlah jenis batu alam yang berbeda, termasuk batu gamping. Overburden merupakan batuan penutup (batuan yang berada di atas batuan batubara), tetapi tidak mengandung unsur hara. Jadi, kalau ditanami tumbuhan, tumbuhan tersebut tidak dapat tumbuh. Berbeda dengan top soil dan sub soil. Top soil adalah tanah penutup bagian paling atas yang banyak mengandung unsur hara, sedangkan sub soil juga mengandung unsur hara tetapi tidak sebanyak top soil. Jika diurut dari paling atas adalah sebagai berikut. 1. Top soil 2. Sub soil 3. Overburden 4. Batubara
1.2.Karakteristik lapisan Overburden Lapisan Tanah Penutup (Overburden) merupakan semua lapisan tanah/batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan galian berharga sehingga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan galian berharga tersebut. Lapisan tanah penutup yang dapat ditemui umumnya dikelompokkan menjadi beberapa sifat yaitu 1. Material yang sangat mudah digali (sangat lunak) a. Material yang mengandung sedikit air, misalnya pasir, tanah biasa, kerikil, campuran pasir dengan tanah biasa. b. Material yang banyak mengadung air, misalnya pasir lempungan, lempung pasiran, lumpur dan pasir yang banyak mengandung air (quick sand). 2. Material yang lebih keras (lunak) Misalnya tanah biasa yang bercampur kerikil, pasir yang bercampur dengan kerikil, pasir yang kasar. 3. Material yang setengah keras (sedang) Misalnya batubara, shale (clay yang sudah mulai kompak), batuan kerikil yang mengalami sementasi dan pengompakan, batuan beku yang sudah mulai lapuk, dan batuan-batuan beku yang mengalami banyak rekahan-rekahan. Shale adalah bentuk lain dari mudstone. Mud didefinisikan oleh gelologist sebagai batuan sediment yang mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 0.06 milimeter, cara pembentukannya adalah melalui media transportasi sungai dan diendapkan di dasar lautan membentuk perlapisan yang tebal, dan hasilnya disebut mudstone. Apabila ukuran partikel dari sediment pembentuknya semua berukuran clay yakni lebih kecil dari 0.004 mm, batuannya disebut claystone. Apabila terdiri dari lebih banyak dan murni unsur silt dengan ukuran butir lebih besar dari clay dan lebih kecil dari ukuran pasir maka batuannya disebut Silstone. Shale ukurannya adalah dua pertiga dari clay. Shale yang berumur Paleozoic bawah yang berasal dari daerah dekat Ancram, New york terdapat dalam bentuk lensa dari batupasir gampingan dengan pembutirannya baik. Sebelum terkonsolidasi menjadi batuan, shale mengalami distorsi akibat dari slumping dan deformasi dari sediment lunak berumur Paleozoic awal, dan juga
dimungkinkan akibat dari pergerakan tektonik setelahnya. Percobaan dalam bentuk miniature menunjukkan bagaimana shale dan sandstone terdapat di alam.
4. Material yang keras Misalnya sandstone, limestone, slate, vulcanic tuff, batuan beku yang mulai lapuk, mineral-mineral penyusn batuan yang telah mengalami sementasi dan pengompakan. Sandstone (batu pasir) adalah batuan endapan yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik. Limestone atau batugamping merupakan batuan sedimen karbonat yang terbentuk dari sedimentasi hewan dan tumbuhan karang. Kenampakan struktur luar batuan ini berwarna putih kotor, putih keabu-abuan, sampai kuning keabu-abuan. Untuk limestone yang masih muda sering dijumpai struktur fosil hewan atau tumbuhan karang (coral) karena proses litifikasi (pembatuan) yang belum sempurna. Meski secara genesa terbentuk dari laut, namun karena proses pergerakan kulit bumi, sering dijumpai endapan limestone yang sudah berjarak puluhan kilometer dari pantai. Berat jenis limestone insitu (bank) berkisar antara 2.2 2.4 ton/bcm, sedangkan berat jenis loose berkisar antara 1.5 1.8 ton/lcm. Rumus kimia limestone adalah CaCO3. Untuk usaha pertambangan, limestone merupakan salah satu bahan galian industri yang mempunyai potensi yang sangat besar di Indonesia. Cadangan total limestone di seluruh Indonesia
diperkirakan lebih dari 28 milyar ton yang penyebarannya hampir di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan klasifikasi bahan galian, limestone tergolong ke dalam Bahan Galian C (Bahan Galian Industri).
Paling tidak, ada 4 bidang usaha yang secara langsung memanfaatkan berbagai keunggulan dari sifat fisik dan kimia limestone, yaitu pertanian, konstruksi, industri, dan lingkungan. Dalam bidang konstruksi, peran limestone sebagai bahan utama untuk pembuatan semen tentunya juga sangat besar.
5. Material sangat keras Misalnya batuan-batuan beku dan batuan-batuan metamorf, contohnya granit, andesit, slate, kwarsit dan sebagiannya. Macam macam batuan metamorf antara lain : Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum. Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained). Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap. Marmer yaitu terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi. Kuarsit adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis
menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis . Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butirbutir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose. Filonit merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika). Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi 6. Batuan yang masif Yaitu batuan-batuan yang sangat keras dan kompak seperti bantuan beku berbutir halus.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, metode pengupasan tanah penutup dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Material yang sangat lunak dapat dilakukan dengan menggunakan Excavator backhoe, dragline, power shovel dan lain-lain, tidak perlu dilakukan peledakan. 2. Material yang setengah keras, umumnya dibonkar terlebih dahulu dengan menggunakan ripper. 3. Material yang keras, pembongkarannya dilakukan dengan penggaruan, atau peledakan. 4. Material yang sangat keras masif, tidak dapat digali dengan alat gali sehingga harus dilakukan peledakan.
Source Rock
Ext
Overbu
Seal Ro
Reserv
KESIMPULAN
Overburden rock adalah elemen penting dari sistem minyak bumi. Dimana dalam proses terjadinya suatu minyak bumi membutuhkan tekanan dan suhu yang sesuai untuk pembentukkanya. Dalam hal ini tekanan diberikan oleh overburden rock . Overburden merupakan batuan yang terdapat diatas atau di sekeliling cebakan bahan galian yang akan ditambang dan umumnya tidak mengandung mineral berharga. Batuan ini tidak mengandung unsur hara. Jadi, kalau ditanami tumbuhan, tumbuhan tersebut tidak dapat tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
O.Serra. 1984. Fundamental of well-log interpretation. Elsevier Science Publisher BV : Netherlands http://tentangbatubara.blogspot.com/2011/10/karakteristik-overburden-batubara.html http://blogs.unpad.ac.id/hayati/