Anda di halaman 1dari 14

PRESENTASI KASUS TB PARU BTA (+++)KASUS BARU TERAPI SISIPAN DENGAN DRUGS INDUCED HEPATITIS E.

C OAT

Pembimbing: dr. Indah Rahmawati, Sp.P

Disusun oleh : Arfin Heri Indarto G4A013029 Karina Adistiarini G4A013054

SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2013

LEMBAR PENGESAHAN PRESENTASI KASUS

TB PARU BTA (+++)KASUS BARU TERAPI SISIPAN DENGAN DRUGS INDUCED HEPATITIS E.C OAT

Disusun Oleh : ArfinHeriIndarto G4A013029 Karina Adistiarini G4A013054

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Telah disetujui dan dipresentasikan Pada tanggal : Desember 2013

Dokter Pembimbing :

dr. Indah Rahmawati, Sp.P NIP.196703162006042001

BAB I LAPORAN KASUS

I.

IDENTITAS PENDERITA Nama Usia Jeniskelamin Status Agama Pekerjaan Alamat Tanggal masuk Tanggal periksa No. CM : Sdr. A : 35 tahun : Laki-laki : Menikah : Islam : Buruh : Purwokerto : 3 Desember 2013 di bangsal anggrek : 10 Desember 2013 : 390876

II. SUBJEKTIF 1. KeluhanUtama Penurunan kesadaran 2. RiwayatPenyakitSekarang Pasien dating ke IGD RSMS tanggal 3 Desembar 2013. Dengan Keluhan utama pasien adalah penurunan kesadaran dan perubahan kesadaran yang sudah dirasakan 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit dan semakin memberat sejak 2 hari yang lalu. Lalu pasien di rawat di Bangsal Anggrek

karena diduga mengidap gangguan kejiwaan, saat dilakukan alloanamnesis ternyata pasien sedang mengkonsumsi obat OAT dan setelah dicek untuk enzim fungsi hepar ternyata hasinnya tinggi. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengeluhkan batuk sejak 1 tahun yang lalu. Pasien juga mengaku pernah cek dahak dan dinyatakan positif TB. Setelah dinyatakan positif, pasien mengkonsumsi empat macam obat yang salah satunya memiliiki efek yang membuat air seni menjadi merah. Pasien rutin mengkonsumsi obat tersebut namun akhir-akhir ini pasien sering mengeluhkan tidak nyaman dibagian perut, mual dan tidak nafsu makan. Selain itu, pasien mendapatkan pengobatan TB selama 2 bulan dan sedang menjalani terapi 1 bulan sisipan, namun karena merasa kurang nyaman dengan konsumsi obat yang sedang dijalani pasien memilih untuk berobat ke Purwokerto. Riwayat keluhan serupa a. Riwayat mondok b. Riwayat hipertensi c. Riwayat kencing manis d. Riwayat asma e. Riwayat alergi 4. RiwayatPenyakitKeluarga a. Riwayat keluhan serupa b. Riwayat mondok c. Riwayat hipertensi d. Riwayat kencing manis : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : diakui : diakui : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

e. Riwayat asma f. Riwayat alergi 5. Riwayat Sosial Ekonomi a. Community

: disangkal : disangkal

Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Rumah satu dengan yang lainnya berdekatan. b. Home Rumah pasien berdinding tembok, jendela dibuka setiap pagi, dengan lantai dari keramik. Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya c. Occupational Pasien adalah seorang buruh rantau di Kalimantan dan kembali ke Purwokerto karena proses penyembuhan penyakitnya. d. Personal habit Pasien makan dengan lauk dan nasi, pasien menyangkal mempuyai perilaku merokok dan minum alkohol serta jamu-jamuan.

III. OBJEKTIF 1. PemeriksaanFisik a. b. c. Keadaan Umum Kesadaran BB : Tampak sakit : Compos mentis, GCS = E4M6V5 : 3 tahun yang lalu (sebelumsakit) 50 kg turun menjadi 37 kg d. e. TB Vital sign : 154 cm

- Tekanandarah : 120/80 - Nadi : 82 x/menit - RR : 26 x/menit - Suhu : 36,4 0C Status generalis: 1) Kepala a) Bentuk : mesochepal, simetris b) Rambut : warnahitam, tidakmudahdicabut, distribusimerata, tidakrontok c) Nyeritekan : (-) 2) Mata a) Palpebra : edema (-/-), ptosis (-/-) b) Konjungtiva : anemis (+/+) c) Sklera : ikterik (+/+) d) Pupil : Reflekcahaya (+/+), isokor e) Exophtalmus : (-/-) f) Lapangpandang : dbn g) Gerak bola mata : dbn h) Nistagmus (-/-) 3) Telinga a) Otore : (-/-) b) Deformitas : (-/-) c) Nyeritekan : (-/-) 4) Hidung

a) Nafascupinghidung : (-/-) b) Deformitas : (-/-) c) Discharge : (-/-) 5) Mulut a) Bibirsianosis : (-) b) Bibirkering : (-) c) Lidahkotor : (-) 6) Leher a) Deviasi trachea : (-) b) Pemebesarankelenjar lymphoid : (-) c) Pembesarankelenjar thyroid : (-) 7) Dada a) Paru - Inspeksi :Bentuk dada simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (), jejas (-). - Palpasi : Vocal fremitus kanan = kiri, ketinggalan gerak (-). - Perkusi : sonor pada kedua lapang paru - Auskultasi :Suara dasar vesikuler kanan/kiri (+/+) ditemukan suara tambahan. b) Jantung - Inspeksi : Ictus cordis tampak pada SIC V LMCS - Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V LMCS tidak

- Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II LPSD, batas jantung kiri atas SIC II LPSS, batas jantung kiri atas SIC IV LPSD, batas jantung kiri bawah SIC V LMCS. - Auskultasi : S1>S2, regular, murmur (-), gallops (-). 8) Abdomen - Inspeksi : Datar - Auskultasi : Bisingusus (+) normal - Perkusi : Timpani - Palpasi :Supel, hepar teraba 4 jari dibawah arcus costae, lien : ttb 9) Ekstremitas - Superior : Deformitas (-/-), edema (-/-) - Inferior : Deformitas (-/-), edema (-/-) 2. Pemeriksaanpenunjang a. Pemeriksaan sputum dengan pewarnaan Zn 1x ( 4 Desember 2013) BTA I (+2 ), BTA II (+3 ), BTA III (+1) Epithel :posiif Lekosit :positif b. Pemeriksaan darah lengkap ( 4 Desember 2013) DarahLengkap Hb Leukosit : 13,0 gr/dl : 8850/l L N L L N Normal : 14 - 18 gr/dl Normal : 4.800 10.800/l Normal : 42%-52% Normal : 4,7-6,1 juta/l Normal: 150.000-450.000/l

Hematokrit : 38 % Eritrosit Trombosit : 4,3 juta/l : 366.000/l

MCV MCH MCHC RDW MPV

: 76,4 fL : 25,4 pg : 33,4 gr/dl : 12,5 % : 8,4 fL

L L N N N

Normal : 79 -99fL Normal : 27-31 pg Normal : 33 37gr/dl Normal : 11,5-14.5 Normal : 7,2-11,1

Hitung Jenis Basofil Eosinofil Batang 3,6 % Monosit : 0,6 % : 1,3 % : 1,5 % N L L Normal : 0 1 % Normal : 2 4 % Normal : 2 5 %

L Normal : 25-40% : 12,4 % N Normal : 2 8%

Kimia klinik SGOT SGPT UreumDarah Kreatinindarah Asam urat : 578 (H) : 299 (H) : 17, 8 : 0,48 (L) : 8,7 (H)

Glukosa darah sewaktu : 187

c.

Pemeriksaan foto thoraks AP -

IV. ASSESSMENT 1. Diagnosis Klinis: TB PARU BTA (+++)KASUS BARU TERAPI SISIPAN DENGAN DRUGS INDUCED HEPATITIS E.C OAT 2. Diagnosis Banding: Multiple drugs resistance tuberculoscis

V. PLANNING 1. Diagnosis Kerja: TB PARU BTA (+++)KASUS BARU TERAPI SISIPAN DENGAN DRUGS INDUCED HEPATITIS E.C OAT

2. Terapi a. Farmakologi - IVFD D5% 10 tpm - Inj. SNMC 2 amp/hari - Inj, Ceftazidin 2x1 gr - OAT stop b. Non farmakologi - Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, cara penularan, pengobatan serta efek samping obat. - Konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. - Lakukan screening pada anggota keluarga untuk tindakan pencegahan dan pengobatan dini jika keluarga tertular.

- Edukasi tentang kebersihan ingkungan rumah, seperti membuka jendela setiap hari agar sinar matahari dan sirkulasi udara bagus. - Pemakaian masker dan menutup mulut saat batuk bagi pasien 2. PemeriksaanPenunjang a. b. Uji kultur bakteri Uji resistensi Mycobacterium tuberculosis

3. Monitoring a. b. c. Keadaan umum dan kesadaran Tanda vital Evaluasi klinis - Pasien dievaluasi setiap 2 minggu pada 2 bulan pertama pengobatan selanjutnya setiap 1bulan. - Evaluasi respon pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit kembali. - Evaluasi klinis meliputi keluhan, beratbadan, pemeriksaan fisik dan enzim fungsi hepar tiap 2 minggu sekali d. Evaluasi bakteriologis (0-2-6/9 bulan pengobatan) - Sebelum pengobatan dimulai - Setelah 2 bulan pengobatan (Setelah fase intensif) - Satu minggu sisipan. e. Evaluasi radiologi (0-2-6/9 bulan pengobatan) - Sebelum pengobatan - Setelah 2 bulan pengobatan (setelah fase intensif) sebelum masa akhir 1 bulan pengobatan masa

- Pada akhir pengobatan f. Evaluasi efek samping - Periksa fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin) - Periksa fungsi ginjal (ureum, kreatinin) - Periksa gula darah - Periksaasamurat - Periksa visus dan uji butawarna - Evaluasi keteraturan obat 4. Prognosis Ad vitam :dubia ad bonam Ad fungsionam :dubia ad bonam Ad sanationam :dubia ad bonam.

PEMBAHASAN 1. Pemeriksaan foto thoraks PA merupakan pemeriksaan yang secara rutin dilakukan untuk evaluasi tuberculosis paru. 2. Perlu dilakukan pengecekan sputum ulangan, bila hasil pada bulan ketiga masih menunjukkan hasil positif maka harus dilakukan kultur sputum dan tes sensitivitas antibiotik. Pemeriksaan tetap dilanjutkan hingga bulan ke 5 dan ke 6 jika masih positif maka pengobatan dianggap gagal . 3. Pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas perlu dilakukan. Secara umum, Mycobacterium tuberculosis perlu diperiksa senstivitas terhadap isoniazid, rifampin, dan ethambutol. Pemeriksaan terhadap sensitivitas obat lainnya juga perlu dilakukan guna mencegah resistensi dan kegagalan pengobatan. 4. Terapi pada pasien dengan berat badan 40kg : 1 bulan sisipan dengan OAT R/ Rimfampicin tab 450 MG No XXX S I dd tab 1 p.c (o.n) R/ isoniazid tab 100 mg no LX S 1 dd tab 2 p.c (o.n) R/ Ethambutol tab 500 mg no VL S 1 dd tab 500 mg no VL S 1 dd tan 1 p.c (o.n) Dievaluasi berkala untuk mengetahui efek dari pemberian obat anti tuberkulosis.

Anda mungkin juga menyukai