Anda di halaman 1dari 4

CINTA MENURUT RABIAH AL-ADAWIYAH

A. Latar Belakang Cinta adalah suatu kedekatan ntuk mendekatkan diri seseorang kepada yang satu. Cinta disini bukan cinta buat yang lain melainkan cinta hnya bertujuan kepada yang satu yaitu Allah Swt. Rabiah Al-Adawiyah terlebih dahulu melengkapkan jiwa ke tasawuf dengan ajarannya yang terkenal yaitu Hubba, cinta. Menurut Rabiah Al-Adawiyah cinta adalah kedekatan seseorang dengan Allah untuk menentramkan hati dan jiwanya. Seseorang pimpin tasauf yang besar di Bagdad menambah hasil perolehan jiwa dari pada cinta itu, yaitu ketentraman jiwa karena cinta. Ketentraman jiwa itulah tujuan. Karena kekayaan yang sebenarnya dan yang kekal bukanlah karena benda, tetapi kekayaan hati. Kekayaan hari hanya didapat dengan marifat yaitu kenal dengan yang dicintai. Apabila yang dicintai itu dikenal, tibalah bahagia dan tentram dalam hati dan kecillah segala urusan kebendaan dalam penglihatan mata hati. Menurut Haris Al-Muhasibi rasa cinta seorang makhluk kepada khaliknya itu adalah anugrah illahi yang semaikan tuhan didalam hati orang yang dicintainya. Kalau cinta itu telah bertumbuh, sebelum tercapai maksud sebelum bersatu diantara yang mencintai dengan yang dicintai. Oleh sebab itu hubungan seseorang dengan tuhan itu tidak aakn sampai tanpa rasa kedekatan dengan tuhan, kata pepata tak kenal maka tak cinta maka yak sayang. Menurut para filosof bahwa itu ialah cinta.

B. Rumusan Masalah 1. Apa itu cinta? 2. Bagaiman cinta itu menurut Rabiah al-Dawiyah? 3. Bagaimana pula cinta dalam filosof? 4. Bagaimana menjelaskan cinta yang sebenarnya?

C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pandangan cinta terhadap ilmu filsafat.

D. Kegunaan Dapat dipakai oleh mahasiswa untuk memperkenalkan ilmu tasauf di fakultas lainnya.

E. Alasan Pemilihan Judul Supaya ilmu tasauf yang telah saya pelajari bermanfaat bagi saya, sehingga bisa saya kembangkan lebih mendalam lagi.

Referensi Perkembangan dan Pemurnianoleh Dr. Hamka, Yayasan Nurul Islam, Jakarta. Al-Jamius Shoghir Oleh Al-Imam Jalaluddin Abdurahman Bin Abu Bakar AsSayuthi, Darul Kutubil Arabi Lithibaah Wah Nasyar Kairo, 1968. Ilmu Thariqat Dan Hakikat Oleh Tengku H. Abdullah Ujung Rimba, 1935 H. Alam Fikiran Islam Modern di Indonesia, Oleh Mukti Ali, Yayasan Nida, Yogyakarta, 1971.

KEINDAHAN TRADISI DALAM BUDAYA KAMPAR DI DAERAH PERAMBAHAN

A. Latar Belakang Tradisi adalah suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat. Bagi masyarakat tradisi adalah suatu keindahan yang dilakukan oleh masyarakat. Baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan didalam Budaya Kampar terdapat suatu kebiasaan yang dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan seperti mandi jeruk nipis dalam bahasa kamparnya Balimau Kasai, karena masyarakat kampar sangat senang menyambut bulan suci Ramadhan. Menurut masyarakat Kampar bulan suci Ramadhan adalah bulan yang sangat suci oleh karena itu masyarakat Kampar membersihkan diri dulu sebelum menyambut bulan suci Ramadhan dengan menggunakan jeruk nipis atau mandi dengan jeruk nipis. Menurut masyarakat yang bukan dari daerah Kampar adalah tradisi Kampar adalah suatu kebiasaan yang indah, sehingga kebiasaan tersebut dilakukan sekali dalam setahun yang dinilai oleh masyarakat lain itu suatu budaya yang diikuti oleh orang dahulu. Karena itu masyarakat menghormati orang yang terdahulu, sehingga ia mengikuti kebiasaan tersebut. Sedangkan menurut ulama ahli fiqih tradisi adalah suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat baik seperti menyambut bulan suci maupun tidak. Karena tradisi ini harus dilakukan untuk menghormati para pejuang terdahulu, sehingga masyarakat sekitarnya harus mempunyai suatu budaya tersendiri.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan tradisi? 2. Bagaimana tradisi budaya Kampar? 3. Bagaimana pendapat masyarakat lain dalam tradisi Kampar?

C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pandangan para ulama maupun masyarakat lainnya tentang tradisi.

D. Kegunaan Dapat dipakai oleh masyarakat lainnya, untuk mengikuti tradisi dalam budaya sendiri

E. Alasan pengambilan Judul Karena tradisi adalah suatu kebiasaan dalam masyarakat sehingga tradisi dengan budaya tersebut bisa diikuti terus menerus oleh masyarakat sekitarna. Oleh sebab itu kita bisa menghormati dan mengikuti para pejuang terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai