Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Teknologi kelautan lokal Pengertian teknologi kelautan yang dimaksyd adalah memanfaatkan kekayaan sumberdaya yang dimiliki untuk menyejahterakan rakyat yang diimbangi dengan upaya menjaga keberlanjutan dengan mematuhi kaidah-kaidah ekologis. Teknologi yang dikembangkan perlu menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi dengan kearifan ekologi. Ragam teknologi berasas keseimbangan ekonomi-ekologi yang perlu dikuasai mencakup : a. Teknologi penangkapan ikan, budidaya ikan, biota laut, serta teknologi pengolahannya. b. Bioteknologi untuk memanfaatkan biodiversitas sebagai sumber bahan baku industri dan untuk program pemuliaan tanaman beserta ikan atau biota laut lainnya. c. Teknologi eksplorasi dan eksploitasi migas, bahan tambang lainnya dan sumberdaya energi terbarukan. d. Teknologi konservasi sumberdaya kelautan, yang dapat juga dilebarakan cakupannya pada potensi pengelolaannya untuk pariwisata bahari. 1. Perkembangan teknologi penangkapan ikan a. Zaman pra sejarah Penangkapan ikan memenuhi kebutuhan sendiri, dipantai atau perairan dangkal, teknologi rendah, bahkan hanyah menggunakan tangan. b. Zaman sekarang Penangkaoan ikan dengan menggunakan teknologi modern, dengan tujuan komersil dengan modal besar. Mekanisme penangkapan dimulai pada abad 19, mengganti layar dengan mesin uap dan pada akhir abad 20 berkembang pesat sesuai dengan pengatahuan manusia, diantaranya : 1) Pembuatan alat tangkap ikan sudah menggunakan pabrik 2) Pengkapan ikan dengan peralatan yang otomatis (menggunakan komputer) 3) Menggunakan serat alami dengan serat sintesis yang lebih kuat dan lebih mudah memproduksi secara masal. 2. Jenis-jenis alat tangkap Pada umumnya alat tangkap ikan dapat dibedakan dari segi kemampuan permodalan, jangkauan area penagkapan dan jenis alat tangkap yang digunakan. Jumlah alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan Indonesia diperkirakan mencapai 250 jenis, 90% diantaranya merupakan alat tangkap ikan tradisional, dan sisanya dapat digolongkan sebagai alat tangkap semi modern atau medern. Secara umum jenis alat tangkap ikan dapat dibedakan sebagai berikut : a. Penangkapan ikan tanpa melukai Berbagai metoda yang dapt digunakan dalam memanen rumput laut dan tumbuhan air lainnya dan lembek (sponge, sea urchin, sea cucumber, mussel, snail) memerlukan alat yang mampu menggenggam, memilin, menjepit, dan menggaruk. 1) Memanfaatkan alat pengunci, pemilin (wrenhing gear) Alat yang digunakan untuk memilin, melilit rumputan laut yang berjumlah banyak. Saat ini dioperasikan dari atas (permukaan) dengan memutarnya pada gerombolan rumputan laut, dan rumputan laut akan tersangkut atau
terbelit pada alat. Untuk melepasnya menggunakan pisau. Panjang tangkal ini antara 5-6 meter, umunya terbuat dari batangan bambu kayu. 2) Menagkap ikan dengan tangan Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat oancing tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan. Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunkan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam. b. Penangkapan dengan alat yang melukai Tujuannya untuk menjepit atau melukai objek 1) Tombak Menangkap ikan dengan cara tombak lebih mudah daripada dengan tangan dan cara ini sudah digunakan sejak lama oleh manusia. Ujung timbak dibuat sedemikian rupa seperti pada mata kail agar ikan yang tertangkap tidak dapat lepas dari mata tombak. Tombak yang dipakai dapat bermacammacam bentuk, dari yang mempunyai gagang pendek hingga yang panjang dan biasanya bercabang tiga diujungnya (semacam trisula), atau dapat pula hanya bermata satu. 2) Fish plummets Apabila tombak hanya mampu digunakan pada perairan yang sangat dangkal, maka untuk menagkap ikan diperairan yang lebih dalam lagi menggunakan fish plummets. Metode yang digunakan sama dengan metode menombak bedanya tangkai tombak diganti dengan seutas tali dengan panjang disesuaikan dengan kedalaman perairan. c. Penangkapan ikan dengan jalan memabukkan atau pembiusan 1) Cara mekanik, dinamit, dan bom plastik Peledakan kadang menggunakan dinamit atau bahan peledak lainnya. Cara ini dilarang karena tidak ramah lingkungan, merusak kelestarian alam, juga dapat menyebabkan hancurnya terumbu karang dan habitat ikan. 2) Cara kimiawi, potas, rotenon Teknik ini dilarang dan dapat menyebabkan hancurnya terumbu karang karena racun tersebut. Biasanya menggunkan barbasco, sianida atau potasium dengan tujuan membuat ikan menjadi lemas namun banyak juga yang mati. Pengaruh potas dalam kerusakan terumbu karang: dalam air laut, potas akan terurai menjadi sodium dan ion potassium. Setiap penyemprotan potas akan menjangkau terumbu karang seluas 4x4 meter. Lama-kelamaan terumbu karang akan mati. Tak ada ikan lagi, karena ikan membutuhkan terumbu karang sebagai rumah dan habitatnya. 3) Cara elektrik, pada ikan air tawar Menyetrum lebih efektif dilakukan pada perairan air tawar seperti sungai, tambak atau kolam. Teknik ini tidak diperbolehkan terutama untuk
penngkapan ikan laut karena dapat berpenga ruh dan merusak terumbu karang. d. Penangkapan ikan dengan pancing menggunakan umpan Menangkap ikan dengan cara ini dapat dilakukan di pinggir sungai, danau, tepi laut, atau bahkan ditengah laut dengan menggunakan perahu. Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu : tali (line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-beda, yaitu mata pancing tunggal, ganda, bahkan yang dikaitkan pada mata pancingnya. Nemun sesuai jenisnya dapatg dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkal (pole), pemberat (sinker), pelampung (float) dan kili-kili (swifel). Alat ini cenderung tidah destruktif dan sangat selektif. Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap, pancing tonda, dan lain-lain. 1) Rawai tuna (tuna longline) Terdiri dari rangkaian tali utama ,tali pelampung dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil dia meternya, dan diujung tali cabang ini diikat pancing yang berumpan.Ada beberapa jenis long line. Ada yang dipasang didasar perairan serta tetap dalam jangka waktu tertentu dikenal dengan nama rawai tetap atau bottom long line atau set long line yang biaanya digunakan untuk menangkap ikan ikan demarsal .ada juga rawai yang hanyut yang biasa disebut degan dript long line, biasanya digunakan untuk menangkap ikanikan pelagis .yang paling terkenal adalah tuna long line atau disebut juga dengan rawai tuna,.walaupun dalam kenyataannya bahwa hasil tangkapnnya bukan bukan ikan tuna tetapi juga jenis0jenis ikan lain seperti layaran ,ikan hiu dan lain-lain. Secara perinsip rawai tuna sama seperti rawai-rawai lainnya,namun mengingat faktor biologi ikan sasaran ,tekhnik pengoperasian alat,komponent alat bantu ,kapal yang tersedia, maka dilakukan berbagai penyesuaian.bahan tali pancing terbuat dri bahan monofilament(PA) atau multifilamant (PES seperti terylene, Pva seperti kuralon atau PA seperti nylon).perbedaan pemakaian bahan ini akan mepengaruhi line hauler yang diperlukan. http://mukhrozi.wordpress.com/2011/11/12/rawai-tuna-long-line/ 2) Huhate (pole and line) Huhate (Skipjack pole and line) atau umumnya lebih dikenal dengan pole and line adalah cara pemancingan dengan menggunakan pancing yang dikhususkan untuk menangkap ikan cakalang yang banyak digunakan di perairan Indonesia. Selanjutnya dikatakan juga menurut Ayodhoya, (1981), pole and line umum digunakan untuk menangkap ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) sehingga dengan kata perikanan pole and line sering pengertian kita ke arah perikanan cakalang, sungguhpun dengan cara pole and linejuga dilakukan penangkapan albacore, mackerel dan lain sebagainya. Alat tangkap yang umum digunakan oleh para nelayan di kawasan Timur Indonesia salah satunya adalah Pole and line. Studiyang dilakukan
Bustaman S dan Hurasan (1997) menunjukkan bahwa ada tujuh jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tuna/cakalang. Diantara ketujuh jenis alat tangkap tersebut, Pole and line, Long line dan Trawl line merupakan tiga jenis alat tangkap yang paling produktif untuk menangkap ikan tersebut (Winarso, 2004). Di antara sekian banyak alat tangkap ikan untuk tujuan komersial yang paling sederhana dan murah harganya adalah pole and line ini. Peralatan yang hanya terdiri dari tiga komponen pokok yang ukurannya juga tidak terlalu besar dan khusus ini adalah joran, tali dan pancing saja. Joran bisa dibuat dari bambu yang ruasnya tidak terlalu panjang, tebal dan lurus, panjangnya sekitar 4-6 meter. Memang ada jenis bambu yang untuk joran pole and line ini sangat baik, karena mempunyai daya lentur yang tinggi (Surur, 2007). Menurut Ditjen Perikanan (1989), sebagai penangkap ikan, alat ini sangat sederhana desainnya. Hanya terdiri dari joran, tali dan pancing. Tetapi sesungguhnya sangat komplek karena dalam pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan menyambar pada ikan sebelum pemancingan dilakukan serta semprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan terhadap kapal dan para pemancing http://justeko-fisheries.blogspot.com/2011/11/huhate-pole-and-line.html 3) Pancing tanda (troling line) Pancing Tonda (Troll Line) adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau buatan yang karena pengaruh tarikan bergerak di dalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya. Namun, untuk penangkapan tuna besar alat ini belum umum dipakai karena swimming layer ikan ini jauh lebih dalam dari operation depth dari tonda yang ada. Dengan menggunakan sistem pemberat, papan selam, atau tabung selam dan dikombinasikan dengan perhitungan kecepatan kapal, maka operation depth dari pancing dapat diatur mendekati swimming layer tuna. Dengan demikian alat ini memungkinkan menangkap tuna. Kontruksi pancing tonda terdiri dari galah, tali pancing utama, kilikili, tali pancing cabang, dan mata pancing. Mata pancing pada pancing tonda ada yang dilengkapi dengan umpan tiruan (hook with false bait), umpan tiruan yang dilengkapi dengan mata pancing (rapala), atau ada juga yang dilengkapi dengan umpan alam. Pengoperasian tonda memerlukan perahu atau kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan sasaran. Biasanya pancing di tarik dengan kecepatan 2-6 knott tergantung jenisnya. Ukuran perahu atau kapal yang dipakai berkisar antara 0,5-10 GT. Untuk sub surface trolling ukuran kapal dan kekuatannya harus lebih besar dan dapat dilengkapi dengan berbagai peralatan bantu terutama untuk menggulung tali. Dipasaran terdapat banyak variasi dari Pancing Tonda, terutama untuk pada penggemar sport fishing. Biasanya untuk keperluan komersial hanya bagian desainnya saja yang banyak variasinya.
Alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang biasa hidup dekat permukaan, mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai kualitas daging setengah mutu tinggi. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain jenis ikan bonito (Scomberomerous sp.), tuna, salmon, cakalang, tengiri dan lainnya. Melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak tidak terlalu cepat, dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata pancing yang umumnya tersembunyi dalam umpan buatan. Ikan-ikan akan memburu dan menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini tentu saja memungkinkan mereka tertangkap.
http://www.iftfishing.com/fishing/pemula/tonda-troll-line/
4) Pancing tangan Menagkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan. 5) Pancing tetap (bottom long line atau set long time) Pancing dipasang didasar perairan serta tetap dalam jangka waktu tertentu yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan ikan dermasal yang dilengkapi dengan pemberat atau jangkar. 6) Pancing hanyut (dript long line) Dioperasikan secara hanyut biasanya digunakan untuk menangkap ikan ikan pelagis. e. Penangkapan ikan dengan perangkap Pengertian perangkap (trap) dalam penagkapan ikan adalah dimana ikan yang diinginkan memasuki, mendekati, ruang penangkapan (cathing chembers) atau alat penangkapan (cathing gear) sehingga ikan sulit atau tidak dapat lolos sama sekali. Ikan masuk kedalam perangkap dengan tidak sengaja atau kemauan sendiri (voluntary), mungkin saat sedang mencari tempat berlindung, terpikat oleh adanya umpan, ditakut-takuti, atau disengaja digiring oleh suatu alat atau manusia. f. Penangkapan ikan dengan jaring Jaring ikan adalah jaring yang dibuat dengan cara menyulam atau menganyam benang tipis hingga membentuk jaring-jaring. Penjaringan adalah prinsip utama penangkapan ikan komersial. Penjaringan ikan memiliki dampak ekologis yang berbahaya ketika seluruh atau sebagian dari jaring hilang di laut dan menjadi jaring hantu. Jaring hantu akan melayang di perairan mengikuti arus air dan memerangkap satwa laut, atau dimakan satwa laut yang besar karena terlihat seperti ubur-ubur dan mengganggu sistem pencernaannya. Jika jaring ikan terbuat dari plastik, jaring itu akan bertahan di laut selama ratusan tahun.
Berbagai metode penangkapan ikan dengan jaring diantaranya: Jaring penangkap ikan Cina (Chinese fishing nets), digunakan di tepian secara mekanik sederhana.[11] Jaring dengan diameter 20 meter atau lebih ditenggelamkan ke air lalu kemudian diangkat. Penjaringan lampuki, metode penangkapan ikan sederhana di Malta. Nelayan memotong ranting palem dan membentuk anyaman yang mampu mengapung di atas air seperti rakit. Rakit tersebut menjadi umpan bagi sekelompok ikan Coryphaena hippurus (disebut Lampuki dalam bahasa Malta). Setelah ikan lampuki berkumpul, jaring dilempar dan ikan ditangkap. Ikan ini bermigrasi ke kepulauan Malta di musim gugur. Jaring lempar adalah jaring berbentuk lingkaran dengan pemberat yang tersebar di sisi jaring. Jaring tersebut dilemparkan ke air hingga tersebar dan tenggelam di air. Ikan yang tertangkap oleh jaring lalu ditarik.[12] Metode ini telah berkembang dan termodifikasi selama ribuan tahun. Jaring hanyut (drift net) adalah jaring yang tidak tenggelam sampai ke dasar, namun melayang dengan bantuan pengapung dan pemberat secukupnya. Jaring ini berkibar vertikal ke bawah di dalam air hingga ikan menabrak jaring dan tersangkut di antara celah jaring. Ukuran ikan yang tertangkap amat tergantung pada ukuran (mesh) jaring. Jaring insang, mirip dengan jaring hanyut namun khusus memerangkap insang ikan. Jaring tangan (hand nets, landing nets), berukuran cukup kecil hingga bisa digenggam oleh tangan atau terikat pada ujung batang di mana ujung batang yang lain digenggam dengan tangan. Biasanya jaring ini digunakan dalam aktivitas memancing rekreasi untuk membantu pemancing menarik ikan ke atas.[13] Secara komersial, jaring ini dipakai untuk menangkap ikan untuk dijual sebagai ikan hias karena jaring ini cenderung tidak melukai ikan. Pukat adalah jaring berat yang tenggelam hingga ke dasar laut. Kapal pukat lalu menarik pukat yang sudah mencapai dasar laut, dengan gerakan seperti menyeret. Pukat merusak ekosistem dasar laut seperti terumbu karang. Pukat kantong (purse seiner) adalah jaring ikan yang melebar dengan pemberat hampir sampai ke dasar lalu jaring ditarik untuk menggiring dan mengurung ikan, lalu diangkat. Berbeda dengan pukat yang seluruh jaring berada di dasar laut sepanjang waktu, sebagian pukat kantong berada di permukaan ketika digunakan karena bantuan pengapung atau tegangan tali yang ditarik di kedua sisi. Pukat kantong cenderung tidak merusak ekosistem dasar laut. http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_penangkapan_ikan