Anda di halaman 1dari 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Stres 1.1 Pengertian stress Aktivitas sehari-hari merupakan kebiasaan dari setiap orang, namun kadang kala aktivitas yang terlalu berlebihan akan menimbulkan masalah, baik itu masalah fisik maupun psikis. Masalah psikis yang sering dialami seseorang apabila aktivitasnya berlebihan yaitu stress. Mc Nerney dalam Grenberg (1984) dalam I. Yosep (2011:45), menyebutkan stress sebagai reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan, dan merisaukan seseorang. Menurut Swarth (cit. Yuliastri A. (2012), mengungkapkan stress adalah suatu kekuatan yang memaksa seseorang untuk berubah, bertumbuh, berjuang, beradaptasi atau mendaptkan keuntungan. Seseorang yang dapat beradaptasi pada lingkungan maka stress dapat mengubah perilaku dan tindakannya agar menjadi suatu yang bermanfaat dan menguntungkan bagi seseorang tersebut. Menurut Hardjana (1994), stress sebagai keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi seseorang yang mengalami stress dan hal yang dianggap

mendatangkan

stress

membuat

orang

yang

bersangkutan

melihat

ketidaksepadanan antara keadaan atau kondisi dan system sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya. Stres adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik. Namun, disamping itu stress dapat juga merupakan faktor pencetus, penyebab sekaligus akibat dari suatu gangguan atau penyakit, Hans Selye dalam I. Yosep (2011; 46).

1.2 Respon Terhadap stress


Selye I. Yosep itu sapa?? Yosep(2011:48) gt aja

Menurut selye dalam I. Yosep (2011: 48), stress merupakan tanggapan non spesifik terhadap tuntutan yang diberikan pada suatu organisme dan digambarkan sebagai GAS ( General Adaption Syndrome ). Konsep ini menunjukkan reaksi stress dalam tiga fase, yaitu fase sinyal (alarm), fase perlawanan (resistance), dan fase keletihan (exhaustion). Menurut Selye dalam Potter & Perry (2005) (cit. Yuliastri A., 2012) sindrom GAS dideskripsikan dalam tiga tahapan sebagai berikut, yaitu :

1). Tahap peringatan (Alarm)


masuk paragraf

Pada tahap ini tubuh mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai faktor stressor. Stresor yang terjadi pada tahap ini yaitu respon fisiologis.

2). Tahap perlawanan (resisten) Pada tahap ini perubahan akibat stress mulai berubah dan fungsi antibodi dalam tubuh mulai normal. Seseorang yang resisten mengalami stress lebih cepat menghadapi stressor. Apabila stress berat tetap berlangsung, maka reaksi tubuh akan mencapai fase lelah atau keletihan.

3). Tahap kelelahan (exhaustion) Pada tahap ini energy untuk adaptasi cepat hilang dan apabila muncul stress terus menerus, maka energy dalam tubuh akan habis. Daya tahan tubuh menjadi menurun dan seseorang tersebut menjadi apatis dan sering disebut gangguan psikomatik.

1.3 Jenis stres Selye dalam Potter & Perry (2009: 138) mengidentifikasi dua tipe stress, yaitu distress dan eustress. Distres adalah stress yang merusak, sedangkan eustress merupakan stress yang melindungi kesehatan. Eustress merupakan energi motivasi, seperti kesenangan, penghargaan, dan gerakan yang bertujuan, menurut Varcarolis et al., dalam Potter & Perry (2009: 138).

Menurut Wheton (cit. Azmi, 2011), membedakan stress menjadi dua bagian berdasarkan lama waktu kejadian atau terpaparnya stress: 1) Stres akut Stress akut berlangsung cepat, mendadak, sangat menonjol dan sering tidak terkontrol serta tidak bisa diramalkan. Efek psikologis yang dapat ditimbulkan dari stress akut ini adalah depresi dan cemas atau ansietas. Contoh: musibah bencana alam, kebakaran dan lain-lain. 2) Stres kronik Stress kronik berlangsung lama, tidak mendadak, tidak menonjol, dan tidak mempunyai puncak, tetapi bersifat menetap. Contoh: ketidakcocokan dalam rumah tangga, kemiskinan dan lain-lain.

Menurut Potter & Perry (2005) dalam Rachmad D. C. Wibawa (2011), membagi hubungan tingkat stress dengan kejadian sakit: a. Stres ringan, adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti kebanyakan tidur, kemacetan lalulintas, kritikan dari atasan. Situasi seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam. b. Stress sedang, ini terjadi lebih lama beberapa jam sampai beberapa hari, contohnya kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang
dan/atau? spasi dan / atau??

berlebihan, anggota keluarga pergi dalam waktu yang lama. Situasi

ini dapat bermakna bagi individu yang mempuyai faktor predisposisi suatu penyakit coroner. c. Stres berat, adalah stress kronis yang terjadi dalam beberapa minggu sampai beberapa tahu, misalnya hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama.

1.4 Faktor-faktor Penyebab stress


cit. itu maksudnya apa?? sitasi??

Menurut Susanti (cit. Azmi, 2011), ada dua faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi stress, yakni: a. Faktor Eksternal Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stress, yaitu: 1) faktor lingkungan sekitar, 2) faktor sosial budaya, 3) faktor dukungan keluarga, 4) faktor ekonomi dan finansial. b. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh individu manusia. Contoh: terdapatnya banyaka masalah yang sedang dihadapi oleh individu tersebut.
contohnya, terdapat masalah yang sedang.... di buat uraian aja ga usah di kasih nomor

1.5 Sumber-sumber stress


stres, bukan stress

Menurut Rachmad D. C. Wibawa (2011), sumber stress dapat berasal dari dalam tubuh dan diluar tubuh antara lain biologi atau fisiologi, kimia, psikologi, sosial dan spiritual. Terjadinya stres stress karena stressor dirasakan dan

dipersepsikan oleh individu sebagai ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan.
stres yang Stressor dapat diidentifikasi sebagai penyebab timbulnya stress

datangnya dapat sendiri-sendiri atau bersamaan. Tidak hanya stressor negative yang dapat menyebabkan stress tetapi stressor positif juga dapat menyebabkan stress, misalnya tumbuh kembang, menikah, mempunyai anak dan lain-lain menurut Rasmun (cit. Rachman D.C. Wibawa, 2011).
stres stres

negatif

1.6 Tanda dan Gejala Stres


susantini (cit. YuliasriA., 2012) berpendapat bahwa...............................

Menurut Susanti (cit. Yuliastri A., 2012), berpendapat bahwa tanda dan gejala seseorang mengalami stress adalah: nyeri kepala atau merasa tegang, gelisah, susah tidur, rasa malas, tidak nafsu makan, sembelit, mimpi buruk pada malam hari, tekanan darah naik, perasaan khawatir, mudah tersinggung, tangan dan kaki terasa dingin, dan mudah marah. Setiap individu tanda dan gejala yang muncul tidak selalu sama, tergantung pada pola koping individu dalam menyikapi suatu perubahan yang dialami dalam dirinya, tetapi tidak menutup kemingkinan individu yang sedang mengalami stress juga bisa
dengan kemungkinan stres stres

denan menutup diri dan suka melamun.


stres

Apabila seseorang mengalami stress, akan terjadi perubahan fisik seperti rambut mudah rontok, pandangan mata menjadi kabur, mudah lupa, konsentrasi menurun, cepat lelah dan sering sakit kepala, mulut menjadi kering dan susah menelan sehingga orang yang mengalami stres stress sering

minum, keringat berlebihan, merasa sesak nafas dan jantung berdebar-debar,


stres

jika stress berkepanjangan kadar gula darah dalam tubuh meningkat, sering
mulas/mules? cek KBBI

meras mules-mules, dan BAB atau BAK tidak teratur Suib (2007) (cit. Yuliastri A.,2012).

1.7 Tahapan dan Gejala Pada Tingkat Stres


ini bener gini???????

Menurut Van Amberg dalam Hawari (2011) dalam (cit. Yuliastri A.,2012) gangguan stress umumnya timbul secara lambat, tidak diketahui kapan mulai dan biasanya seorang individu tidak menyadari, tahap-tahap
stres dengan gejala-gejala yang muncul, sebagai berikut: stress stres

a. Stres tingkat I Pada tahap stress tingkat I ini merupakan tingkat stress yang paling ringan, perasaan-perasaan yang meyertai da[at berupa: semangat besar, penglihatan tajam, merasakan gugup yang berlebihan, dan kemampuan yang menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya.
dapat stres stres

b. Stres tingkat II Pada tahap ini dampak stress yang menyenangkan mulai menghilang dan muncul keluhan-keluhan yang dikarenakan cadangan energy dalam tubuh kurang dari kebutuhan.
energi stres

enter 1x lg

c. Stres tingkat III

Tahap ini menunjukkan keletihan semakin tampak dan disertai gejalagejala berikut: gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mules, sering ingin kekamar mandi), otot-otot merasa lebih tegang, perasaan tegang yang semakin tinggi, terdapat gangguan pola tidur (sulit tidur, sering terbangun, sulit untuk tidur lagi atau juga bangun terlalu pagi), dan badan lemah dan tersa mau pingsan (koordinasi tubuh terganggu).

d. Stres tingkat IV Ciri-ciri yang terjadi pada tahap ini lebih buruk, yaitu: sulit untuk bertahan sepanjang hari, kegiatan-kegiatan yang awalnya menyenangkan terasa tidak menyenangkan, kehilangan memampuan untuk menanggapi, pergaulan sosial dan kegiatan rutin lainnya terasa berat, semakin sulit tidur, sering mimpi menegangkan dan terbangun dini hari, munculnya perasaan
drastis

negative, kemampuan berkonsentrasi menurun drastic, perasaan takut yang tidak bisa dijelaskan dan tidak tahu penyebabnya.

e. Stres tingkat V
dalam keletihan/leletihan??

Pada tingkat ini terdapat ciri-ciri yang lebih mendlam, yaitu: leletihan yang lebih mendalam baik fisik maupun psikologi, tidak mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap sederhan, gangguan system pencernaan (maagh dan usus) lebih sering sukar buang air besar atau
sederhana sistem

feses

sebaliknya, fese encer dan sering kebelakang, dan perasaan takutnya semakin bertambah, menyerupai panic.
panik

tingkat

f. Stres ingkat VII Tahap ini merupakn puncak dari tahapan sebelumnhya dan merupak keadaan gawat darurat. Gejala-gejala yang ditimbulnya, yaitu: debaran jantung yang terasa sangat keras, yang disebabkan oleh zat adrenalin yang dikeluarkan karena terjadi stress yang cukup tinggi dalam peredaran darah, sesak nafas, badan gemetar atau tremor, tubuh terasa dingin, berkeringat, dan tidak bisa melakukan tindakansekalipun untuk hal yang lebih ringan atau pingsan (collaps).
spasi stres

2.Jejaring Sosial 2.1 Pengertian Jejaring Sosial


sistem bukan Sistem

Menurut (Hidayati, 2010), Sistem jejaring sosial adalah sebuah sikap dan

pendekatan terhadap kehidupan, dimana situs pertemanan dan jejaring hadir


jangan pake bahasa konotatif

sebagai kendaraan yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan dalam komunikasi interpersonal. Jejaring sosial merupakan salah satu media komunikasi melalui internet yang mempengaruhi karakteristik komunikasi seseorang, diantaranya; dapat memfasilitasi komunikasi dan interaksi secara virtual tanpa batas ruang dan waktu, dapat berkomunikasi secara lebih efisien

dari waktu, tenaga, dan biaya serta dapat digunakan untuk betukar pikiran dengan sangat mudah (Sosiawan, 2011).

2.2 Macam-macam jejaring sosial Ada beberapa macam jejaring sosial yang disediakan untuk menjalin
Facebook

komunikasi dan berinteraksi dengan orang lain diantaranya yaitu; Facebook,


Twitter, Skype, WeChat

Twitter, Skype, Wechat, dan lain-lainya. Namun, di Indonesia jejaring sosial sedang popular adalah Facebook dan Twitter. 2.2.1 Facebook Facebook adalah sebuah aplikasi perangkat lunak jaringan sosial online yang digunakan oleh mahasiswa untuk mengartikulasikan hubungan sosial yang ada maupun sesuatu yang baru (Susilo, 2008). Facebook
dimiringke yaa Facebook Twitter

merupakan sebuah sarana sosial yang membantu masyarakat untuk berkomunikasi secara lebih efisien (Hidayati, 2010). Menurut (Juditha, 2011), facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunikasi seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya. Menurut (Hidayati, 2010) facebook merupakan salah satu jaringan sosial dimana para pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain diseluruh dunia. Penggunaannya dapat bergabung dalam sebuah komunitas untuk

melakukan koneksi dan berinteraksi. Facebook bisa juga diartikan sebagai media pertukaran informasi, karena di dalamnya berisi tentang kabar berita seputar penggunanya yang dapat dilihat orang lain. 2.2.2 Twitter
ga usah aja kalii yaa yang ini

2.3 Cara penggunaan jejaring sosial Facebook dan Twitter 2.4 Intensitas penggunaan jejaring sosial Facebook dan Twitter Menurut (Hidayati, 2010), intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intesnya. Penggunaan merupakan cara mempergunakan sesuatu atau pemakaian. Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan, frekuensi dan prioritas penggunaan dalam berbagai jenis isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Kehidupan manusia akan selalu diwarnai dengan proses komunikasi. Media merupakan salah satu sarana komunikasi yang berperan penting untuk menyebarkan informasi dikalangan masyarakat. Media hadir sebagai sumber informasi, hiburan, dan pengetahuan bagi manusia. Dengan adanya media, manusia dapt berinteraksi dengan dunia luar atau mengetahui apa yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Seiring dengan perkembangan teknologi tekhnologi, media komunikasi juga turut mengalami perubahan. Berawal dari media cetak hinggan media baru yang menggunakan akses internet, atau sering disebut dengan media Online. Jejaring sosial Facebook telah dianggap sebagai salah satu media komunikasi
konsisten ya klo di dalam kimat kecil ya keci cemua hrf dpnnya di cetak miring semua jng lupa hingga dapat

online yang memberikan kemudahan bagi khalayak untuk memenuhi kebutuhan komunikasi interpersonal. 2.5 Dampak dari penggunaan jejaring sosial tersebut

B. Kerangka Konsep

- Ringan STRES
terbagi menjadi

- Sedang - Berat

dpt dikategorikan

yg disbbkn oleh

JEJARING SOSIAL

- Facebook - Twitter

INTENSITAS PENGGUNAAN

- Tinggi - Rendah

Ket: : diteliti

C. Hipotesis

DAFTAR PUSTAKA Sumber: Yuliastri A. (2012). Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Tingkat Stress Dalam Mengikuti Proses Tutorial Pada Mahasiswa PSIK UMY ANGKATAN Yogyakarta. 2011. KTI. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. :

Sumber: Azmi. (2011). Gambaran Tingkat Stress Mahasiswa PSIK Saat Mengikuti Proses Tutorial Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. KTI. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.: Yogyakata

Sumber : Rachmad D. C. Wibawa. (2011). Hubungan Antara Tingkat Stress Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu KTI.

Keperawatan

(PSIK)

Universitas

Muhammadiyah

Yogyakarta.

: Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

huruf kapital aj jng gede semua

Hidayati, A. (2010). MOTIVASI DAN KEPUASAN MENGGUNAKAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK ( Studi Korelasi ). Retrieved December Tuesday, 2013, from http://eprints.uns.ac.id/9551/1/163152708201011141
idem

Juditha, C. (2011). HUBUNGAN PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KOTA MAKASSAR. Jurnal Penelitian IPTEK KOM. Sosiawan, E. A. (2011). Penggunaan Situs Jejaring Sosial sebagai Media Interaksi dan Komunikasi di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 9, Nomor 1, 6075.
idem tp dimiringin soalny inggris

Susilo, A. (2008). USE OF FACEBOOK FOR ACADEMIC NETWORK LEARNING IN UNIVERSITAS TERBUKA - INDONESIA. AAOU Journal,.

Anda mungkin juga menyukai