Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dengan demikian, 1 ekivalen MnO4 - = 1/5 mol, atau berat ekivalen (BE) = 158/5 = 31,6. Dalam suasana asam ini dapat digunakan untuk menentukan secara langsung berbagai macam kation maupun anion, antara lain : Kation / anion Fe2+, Sn2+, VO2+, H2O2 Mo3+, As3+, Ti3+, U4+ C2O4 2-, NO2 -, SO3 2Hasil oksidasi Fe3+, Sn4+, VO3 -, O2 Mo3+, As3+, Ti3+, U4+ CO2, NO3 -, SO4 2-
Sedangkan secara tidak langsung, melalui penambahan reduktor berlebih dapat digunakan untuk menentukan : MnO4 -, Cr2O7 2-, Ce4+, MnO2, Mn3O4, PbO2, Pb2O3, dan Pb3O4.
Dalam suasana netral dan basa, MnO4 - mengalami reduksi menjadi endapan MnO2 yang berwarna hitam, menurut reaksi : MnO4 - + 2H2O + 3e MnO2 + 4OH(BE) =
Dalam reaksi tersebut, 1 ekivalen MnO4 - = 1/3 mol, atau berat ekivalen ini antara lain garam-garam Mn(II), asam format, dan garam format.
158/3 = 52,7. Zat-zat yang dapat ditentukan secara permanganometri dalam suasana netral dan basa
Pada proses titrasi permanganometri tidak perlu ditambahkan indikator untuk mengatahui terjadinya titik ekivalen, karena MnO4 - yang berwarna ungu dapat berfungsi sebagai indikator sendiri ( auto indicator ).
1. Penentuan Kadar Fe Dengan Cara Permanganometri (lampiran 1) Di dalam jurnal praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar dari kalium permanganat KMnO4 secara praktek dengan titrasi KMnO4 tersebut terhadap larutan asam oksalat dihidrat H2C2O4.2H2O. Manfaat dari percobaan Permanganometri ini adalah untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana secara Permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi-reduksi yang dimlikinya sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya. Bahan yang digunakan yaitu larutan asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O) 250 ml 2 N sebagai larutan yang akan dititrasi, larutan Kalium Permanganat (KMnO4) sebagai larutan pentiter (larutan standar), dan larutan asam sulfat (H2SO4) 1 M yang berfungsi untuk membuat suasana asam. Alat-alat yang digunakan antara lain : buret, statif besi, pipet tetes, gelas ukur, beaker gelas, erlenmeyer, kasa asbes, bunsen, dan thermometer.
Hasil Percobaan
No
Volume H2C2O4
Volume H2SO4
Volume KMnO4
% ralat
NT
NP
1 2 3 Rata-rata
20 ml 20 ml 20 ml 20 ml
10 ml 10 ml 10 ml 10 ml
50 %
0,1 N
0,05 N
Penentuan Kadar Besi (Fe) Tabel Hasil Penentuan Kadar Fe No Volume Sampel 1 2 15 ml 3 15 ml Rata-rata 10 ml 10 ml 2 ml 2 ml 0,3 ml 0,2 ml 15 ml 15 ml 10 ml 2 ml 0,5 ml Volume H2SO4 10 ml Volume H3PO4 2 ml Volume KMnO4 0,2 ml 99 % 0, 2 N 0,002 N % Ralat Nt Np
PEMBAHASAN Pada percobaan titrasi permanganometri, didapatkan konsentrasi KMnO4 adalah 0,1 N dimana persen ralat KMnO4 adalah 50 % setelah pentitrasian. Pada penentuan kadar Fe didapat konsentrasi Fe sebesar 0,002 N, dan persen ralat Fe adalah 99 % dari larutan sampel. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara
Untuk menentukan kadar besi dengan terlebih dahulu diubah menjadi ferrosulfat baru dioksidasi menjadi ferrisulfat (anonim,2009.f)
Dari reaksi ini digunakan: 1.H2SO4 agar reaksi cepat dan kuantatif. 2.H3PO4 agar warna Fe(III) luntur dengan pembentukan kompleks tak berwarna.
Besarnya persen ralat yang didapat, dapat disebabkan oleh banyak hal. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan seperti ini adalah : 1.Dalam melakukan percobaan alat seperti buret sudah tidak bagus lagi (tidak efesien). 2.Pembacaan buret tidak teliti. 3.Zat pentiter yang digunakan dalam percobaan, normalitasnya sudah tidak tepat lagi akibat telah terkontaminasi.
Didalam permanganometri diperlukan larutan-larutan seperti H2SO4 dan H3PO4 sebab dalam titrasi dengan KMnO4 harus dalam suasana asam. Dalam titrasi permanganometri titrasi harus dilakukan dalam suasana asam. Oleh karena itu, digunakan asam kuat yang dapat mengionisasi sempurna dan dapat berfungsi untuk menciptakan suasuana asam yang stabil bukan sebagai indikator karena KMnO4 bersifat autoindikator. Dalam hal ini dipilih asam sulfat (H2SO4) sebagai pencipta suasana asam yang paling baik dan juga berfungsi mengikat air yang akan dipanaskan supaya menguap